Anda di halaman 1dari 41

PEMBEKALAN LINI LAPANGAN

BAGI PESERTA MAGANG PNS


PENGADAAN TAHUN 2022

Jakarta, 2 Mei 2023 Direktorat Bina Penggerakan Lini Lapangan


BAHASA
N
1. Kilas Balik Penyuluh KB sebagai Garda Terdepan Lini
Lapangan
2. Jabatan Fungsional Penyuluh KB dan PLKB
3. Pelaksanaan Fungsi dan Tugas di Lini Lapangan
PENYULUH KB DAN PLKB
SEBAGAI SDM UNGGUL &
GARDA TERDEPAN
LINI LAPANGAN
Penyuluh KB dan PLKB dari Masa ke Masa
Era 70 – 2004 ERA OTONOMI UU No. 23 Tahun 2014
 Saat itu, jumlah PKB/PLKB ± 38.000  Kualitas PKB/PLKB yang tinggi dilirik  Peluang besar bagi Program Bangga
orang (ratio 1:2) oleh Pemerintah Daerah untuk Kencana khusus untuk
 PKB/PLKB melakukan kunjungan menjadi pejabat daerah mengembalikan kejayaan program
rumah ke rumah untuk melakukan  Jumlah PKB/PLKB semakin dan PKB/PLKB
penyuluhan, advokasi, KIE dan berkurang (ratio 1:3 desa s.d 1 : 27  Pengelolaan PKB/PLKB ditangani
pelayanan kepada desa). Rata-rata 1:5 oleh Pemerintah Pusat (BKKBN),
masyarakat/keluarga  Tidak ada rekruimen tenaga mulai dari rekruimen,
 Setiap tahun minimal 5x PKB/PLKB PKB/PLKB pengembangan kapasitas,
mendapatkan pelatihan   Tugas dan peran PKB/PLKB sertifikasi, penggajian dan lainnya
peningkatan kompetensi dan bertambah diluar sebagai Penyuluh  Ratio idel PKB/PLKB (1:2) dapat
profesionalis KB diintervensi
 Penggerakan program KB bersama  Berakibat menurunnya frekuensi  Tugas PKB/PLKB akan ditelaah
mitra kunjungan rumah ke rumah ke untuk fokus pada pelaksanaan
 Melakukan pembinaan kepada masyarkat/keluarga, dampaknya program KKBPK  change agen
PPKBD/Sub PPKBD serta kader masyarakat/keluarga tidak dalam pembentukan karakter
Poktan terinternalisasi program KB masyarakat
 Program KB berhasil  Reposisi PKB/PLKB : pengelolaan
terinternalisasi di masyarkat dan pendayagunaan
Indonesia
STAKEHOLDER GRAND DESIGN PENATAAN TENAGA PKB DAN PLKB
TINGKAT KEPUASAN PKB PLKB
PENDAYAGUNAAN PERMINTAAN BER- MASYARAKAT TERHADAP
KOMPETEN DAN
PKB PLKB KB MENINGKAT KINERJA PKB PLKB
MENINGKAT PROFESIONAL

B U D A Y A A S N b e r - A K H L A K D A N B A N G G A M E L A Y A N I B A N G S A

PENYUSUNAN ANALISA STAF MEETING DAK FISIK


BEBAN KERJA
RAKOR KECAMATAN PLKB KIT
FORMASI & OPERASIONAL BALAI
REKRUITMEN RAKOR DESA PENYULUHAN KB
PROSES FUNGSI INTERNAL

BALAI PENYULUHAN
PENILAIAN KINERJA UJI KOMPETENSI
OPERASIONAL PEMBINAAN
(SKP, DUPAK, EVISUM) MINILOG SMARTPHONE
PROGRAM KB BAGI MASYARAKAT
OLEH KADER
PEMBINAAN DISPLIN PEMBINAAN POKTAN DISTRIBUSI ALOKON

DUKUNGAN MEDIA KIE


KESEJAHTERAAN PENDATAAN, PENCATATAN
DAN PELAPORAN

PENDUKUNG PROSES BISNIS


MANAJEMEN PROGRAM MANAJEMEN SAPRAS
MANAJEMEN SDM MANAJEMEN ANGGARAN MANAJEMEN
(MEKOP dan SOP (ALKON, SARANA KERJA PKB/PLKB
(Rekritmen – Pensiun) (BOKB dan Anggaran Operasional) STANDARISASI
Program KKBPK) DAN BALAI PENYULUHAN)
SUMBER DAYA

PENINGKATAN KAPASITAS/
FASILITASI TEKNOLOGI
INTERNAL

KEBIJAKAN-KEBIJAKAN MENYEDIAAN ANGGARAN


PENGEMBANGAN SDM TENAGA
(PERATURAN KEPALA BKKBN) INFORMASI DAN DOKUMENTASI
LINI LAPANGAN
UNDANG UNDANG No. 23 TAHUN 2014
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PENGENDALIAN Urusan Pemerintahan Wajib


PENDUDUK DAN yang tidak berkaitan dengan
KELUARGA Pelayanan Dasar [Pasal 12
BERENCANA Ayat (2) huruf h]

6
Pasal 15
Ayat (1) Pembagian urusan pemerintahan konkuren
antara Pemerintah Pusat dan Daerah
provinsi serta Daerah kabupaten/kota
tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Undang-
Undang ini.

(LAMPIRAN 1 Huruf N, UU NO. 23


TAHUN 2014)

PEMERINTAH DAERAH DAERAH

10
PUSAT PROVINSI
6
KAB/KOTA

10 6 8
urusan urusan urusan

7
BKKBN Secara Aktif Menindaklanjuti Amanat UU No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

1 2 SE MENDAGRI 3 Surat Ka. BKKBN


No. 1408/KT.201/G3/2015
UU No 23 No. 120/253/Sj Tanggal 15 Mei 2015 (Kepada
Kepala Perwakilan BKKBN
Tahun 2014

>
Tgl 16 Jan 2015 tentang

>
Seluruh Indonesia, Kepala
tentang Penyelenggaraan Urusan BPMPKB DKI Jakarta,
BPMPPKBPD Prov Kalimantan
Pemerintahan Pemerintahan setelah Utara)
ditetapkan UU 23 tahun Tentang Pelaksanaan
Daerah Inventarisasi P3D Tenaga
2014 PKB/PLKB

4 5 6
SE MENDAGRI Surat MENDAGRI
No. 120/5935/Sj No : 120/6942/SJ Surat Dirjen Bangda
Tgl 16 Okt 2015 (kepada Tgl, 16 Des 15 (kepada No.180/232/Bangda/2016

> >
Gubernur dan Menteri/Kepala Tgl 21 Januari 2016
Bupati/Walikota), tentang Lembaga), tentang (kepada Gubernur dan
Percepatan Pelaksanaan Percepatan Bupati/Walikota), tentang
Pengalihan Urusan Pelaksanaan Pengalihan Inventarisasi PKB/PLKB
berdasarkan UU 23 Urusan berdasarkan UU
tahun 2014 23 tahun 2014
7 Perka BKN
No. 6 tahun 2016
8 Pertemuan Trilateral 9 SE MENDAGRI
(tangal 23 Maret 2016)
BKKBN, BAPPENAS No. 100/1743/5935/Sj
Tentang Pelaksanaan DAN KEMENKEU RI tgl 11 Mei 2016 (kepada

>
Gubernur dan

>
Pengalihan Pegawai Negeri Tanggal 2 – 4 Mei 2016
Sipil Daerah Kabupaten/Kota Bupati/Walikota), tentang
terkait Usulan Belanja Percepatan Penyelesaian
yang menduduki Jabatan
Fungsional Penyuluh KB dan Pegawai PKB/PLKB. Inventarisasi P3D sebagai
Petugas Lapangan KB menjadi Hasil : Masuk Catatan akibat pengalihan urusan
Pegawai Negeri Sipil BKKBN untuk dibahas di Tk. Pemerintahan berdasarkan
Pimpinan UU 23 tahun 2014

11 10
Surat Ka. BKKBN Rapat Kabinet Terbatas
No. 1612/RC.700/B1/2016 Bab II, Pasal 2 Ayat (5);
Tanggal 17 Juni 2016 (Kepada tanggal 30 Mei 2016
Menteri Keuangan RI dan
Menteri Dalam Negeri RI)
Tentang Perkiraan Kebutuhan
> yang pada intinya tidak
memperkenankan
> Pemberian Gaji dan Tunjangan
Pegawai Negeri Sipil (PKB/PLKB
– sebagaimana dimaksud dalam
Ayat 1) dibebankan pada
Gaji dan Tunjangan Tenaga dilakukannya pengalihan Anggaran Pendapatan dan
Penyuluh Keluarga Berencana
(PKB) dan Petugas Lapangan
status pegawai dari Belanja Negara (APBN) terhitung
Keluarga Berencana (PLKB) Daerah ke Pusat mulai tanggal 1 Januari 2017
>

12 PP No. 18 13
Tahun 2016 Surat Menteri Keuangan No. S-757/MK.02/2016

>
tentang Perangkat Tanggal 9 Sept 2016 (Kepada Kepala BKKBN),
Tentang Usulan Tambahan Alokasi Belanja Pegawai TA 2017
Daerah sebagai Tindak Lanjut Rencana Pengalihan Status Pegawai
Tanggal 19 Juni 2016 atas pelaksanaan UU 23 Tahun 2014
SELANJUTNYA BKKBN SECARA AKTIF HADIR DALAM
PERTEMUAN PEMBAHASAN ALIH KELOLA PKB/PLKB PASKA
SURAT DARI MENTERI KEUANGAN RI

14 15 16
Pertemuan
Ratas Kabinet Trilateral tahun
Berita Acara Serah
Terima PKB/PLKB
 Pengalihan 2017 : Alokasi
di seluruh Provinsi
PNS Belanja Pegawai
pada Pertengahan
PKB/PLKB 
dilanjutkan 15.352 orang
Tahun 2017

Per Januari 2018 sejumlah 15.131 orang Penyuluh KB/Petugas Lapangan KB resmi
menjadi PNS BKKBN
ALIH KELOLA PENGELOLAAN DAN
PENDAYAGUNAAN
PUSAT Pengelolaan KABUPATEN/KOTA
1. Perencanaan kebutuhan PLKB/PKB 1. Penempatan PKB/PLKB sesuai dengan
lima tahunan rasio kebutuhan lapangan
2. Mengusulkan formasi PKB/PLKB 2. Mutasi wilayah kerja antar kecamatan
3. Rekruitmen dalam wilayah Kab/Kota yang sama
4. Pengangkatan dan Penempatan 3. Peningkatan kapasitas
5. Peningkatan kapasitas 4. Pembinaan disiplin pegawai
6. Penentuan standar kompetensi 5. Penilaian kinerja (rekomendasi)
7. Pengembangan karir 6. Penyediaan anggaran operasional
8. Mutasi
7. Pengembangan pola operasional sesuai
9. Penilaian kinerja dengan kondisi lokal
10.Sertifikasi 8. Pemanfaatan Balai Penyuluhan sebagai
11.Penggajian Pusat Operasional
12.Pembiayaan operasional 9. Pembinaan, pengawasan dan monev
13.Reward and punishment terhadap keberadaan dan pelaksanaan
14.Jaminan pensiun dan jaminan hari tua tupoksi PKB/PLKB
15.Menetapkan NSPK

Pendayagunaan
BEDA PENYULUH KB
DAN
PETUGAS LAPANGAN KB ?
PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA
 PLKB merupakan isitlah“Legenda” dalam
perjalanan program Bangga Kencana.

 Banyak pihak lebih dikenal dan nyaman


menyebut PLKB

 Fungsional Umum, Tugas : Perencanaan,


Pengorganisasian, Pelaksanaan,
Pengembangan, Evaluasi dan Pelaporan

 Namun, PLKB tidak masuk dalam


rumpun jabatan di Menpan & RB.
Sehingga PLKB yang dialihkelola harus
di inpassing atau kembali ke jabatan
Fungsional Penyuluh KB
JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KB
(Dalam Permenpan Nomor 21 Tahun 2018)

 Jabatan yang mempunyai ruang


lingkup tugas, tanggung jawab,
wewenang untuk melakukan
pelaksanaan kegiatan terkait program
Bangga Kencana;

 PNS yang memenuhi kualifikasi dan


standar kompetensi serta diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak
secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan
kegiatan penyuluhan, pelayanan,
penggerak-an dan pengembangan
Program Bangga Kencana.
Dinamika Jabatan Fungsional Penyuluh KB

Permenpan Nomor 52
Permenpan Nomor 21 Permenpan Nomor 10 Tentang Jabatan Fungsional
tahun 2018 tahun 2021 Penyuluh KB

Permenpan Nomor 6 Tahun Permenpan Nomor 1 Tahun


2022 tentang Pengelolaan 2023 tentang Jabatan
Peraturan BKN Nomor Permenpan Nomor 53 Kinerja ASN Fungsional
Permenpan Nomor 13
11 Tahun 2022 tentang Tentang Jabatan Fungsional
tahun 2019 tentang
Pedoman Teknis Petugas Lapangan KB
Pengusulan, Penetapan,
Pembinaan
dan Pembinaan PNS
Kepegawaian
Kedudukan, Ruang Lingkup dan Kategori Jenjang Jabatan Penyuluh
KB Dalam Permenpan Nomor 52 Tahun 2022

Penyuluh KB merupakan
Penyuluh KB berkedudukan
Jabatan Fungsional pada
sebagai pelaksana teknis kategori Keahlian yang Tugas Jabatan Fungsional
fungsional di bidang termasuk dalam klasifikasi/ Penyuluh KB yaitu
Pengelolaan Perkembangan rumpun ilmu sosial dan yang
melakukan Pengelolaan
Kependudukan, berkaitan dengan jenjang
jabatan sebagai berikut :
Perkembangan
Pembangunan Keluarga, dan
1. Penyuluh KB Ahli Pertama; Kependudukan,
Keluarga Berencana pada
2. Penyuluh KB Ahli Muda; Pembangunan Keluarga, dan
Instansi Pembina dan
3. Penyuluh KB Ahli Keluarga Berencana
Pemerintah Provinsi Daerah
Madya;dan
Khusus Ibukota Jakarta 4. Penyuluh KB Ahli Utama.
Kedudukan, Ruang Lingkup dan Kategori Jenjang Jabatan Petugas
Lapangan KB Dalam Permenpan Nomor 53 Tahun 2022

Petugas Lapangan KB Petugas Lapangan KB


berkedudukan sebagai merupakan Jabatan Fungsional Tugas Jabatan Fungsional
pelaksana teknis lini pada kategori Keterampilan Petugas Lapangan KB yaitu
lapangan, Perkembangan yang termasukdalam klasifikasi/ melakukan Pengelolaan
rumpun ilmu sosial dan yang
Kependudukan, Teknis Lini Lapangan
berkaitan dengan jenjang
Pembangunan Keluarga, dan jabatan sebagai berikut : Perkembangan
Keluarga Berencana pada 1. PLKB Pemula; Kependudukan,
Instansi Pembina dan 2. PLKB Terampil; Pembangunan Keluarga, dan
Pemerintah Provinsi Daerah 3. PLKB Mahir; dan Keluarga Berencana
Khusus Ibukota Jakarta 4. PLKB Penyelia.
PROFIL PENYULUH KB, PLKB & PPPK
PENYULUH KB, PLKB & PPPK

14.128
Yang terdiri dari:
PENYULUH KB DAN PLKB (FUNGSIONAL)

11.516
PETUGAS LAPANGAN KB (PELAKSANA)
400
PPPK
2.212
SUMBER : SIMSDM PER 28 FEBRUARI 2023
RATIO PENYULUH KB DAN PLKB TERHADAP WILAYAH BINAAN
SUMBER : SIMSDM PER 28 FEBRUARI 2023
PKB/PLKB PNS
NO PROVINSI JUMLAH KABUPATEN/ JUMLAH
KOTA JUMLAH KECAMATAN DESA/KELURAHAN PKB PLKB JUMLAH PPPK JUMLAH RASIO
1 BKKBN PUSAT 0 0 0 4 0 4 0 4  
2 ACEH 23 289 6671 479 10 489 59 548 12
2 SUMATERA UTARA 33 450 6201 745 2 747 156 903 7
3 SUMATERA BARAT 19 179 1186 258 2 260 88 348 3
4 SUMATERA SELATAN 17 241 3272 392 11 403 116 519 6
5 RIAU 12 169 1851 142 2 144 26 170 11
6 BENGKULU 10 129 1670 246 7 253 15 268 6
7 JAMBI 11 141 1562 285 1 286 87 373 4
8 LAMPUNG 15 228 2651 447 0 447 72 519 5
9 KEPULAUAN RIAU 7 73 420 22 0 22 13 35 12
10 BANGKA BELITUNG 7 47 380 58 0 58 38 96 4
11 DKI JAKARTA 6 44 267 153 0 153 0 153 2
12 BANTEN 8 155 1551 61 1 62 77 139 11
13 JAWA BARAT 27 627 5958 931 8 939 253 1192 5
14 JAWA TENGAH 35 576 8579 1353 8 1361 49 1410 6
15 JAWA TIMUR 38 666 8513 1696 6 1702 79 1781 5
16 DI YOGYAKARTA 5 78 438 171 0 171 14 185 2
17 BALI 9 57 716 205 0 205 75 280 2
18 NUSA TENGGARA BARAT 10 117 1155 346 10 356 113 469 2
19 NUSA TENGGARA TIMUR 22 309 3395 438 17 455 110 565 6
20 KALIMANTAN BARAT 14 174 1997 167 1 168 29 197 10
21 KALIMANTAN SELATAN 13 153 2009 302 5 307 49 356 6
22 KALIMANTAN TENGAH 14 136 1530 141 7 148 35 183 8
23 KALIMANTAN TIMUR 10 103 968 223 7 230 45 275 4
24 KALIMANTAN UTARA 5 53 493 0 0 0   0  
25 SULAWESI UTARA 15 171 1825 116 7 123 11 134 14
26 SULAWESI BARAT 6 69 647 197 3 200 118 318 2
27 SULAWESI TENGAH 13 175 2113 286 18 304 107 411 5
28 SULAWESI TENGGARA 17 222 2282 258 2 260 115 375 6
29 SULAWESI SELATAN 24 310 3043 957 249 1206 159 1365 2
30 GORONTALO 6 77 731 138 1 139 23 162 4
31 MALUKU 11 118 1043 93 13 106 28 134 8
32 MALUKU UTARA 10 116 1183 150 2 152 40 192 6
33 PAPUA 29 576 3828 36 0 36 9 45 83
34 PAPUA BARAT 13 218 1316 20 0 20 4 24 55
TOTAL 514 7.246 81.444 11363 400 11763 2212 13975 6
TOTAL + DKI Jakarta 514 7.246 81.444 11516 400 11916 2212 14128 6
TREN JUMLAH TENAGA PENYULUH KB/PLKB
(Tahun 2016 s.d 31 DES 2022)

Masa Transisi Pengalihan Mulai dikelola Oleh


PKB/PLKB dari Kab/Kota Pemerintah Pusat
ke Pusat (BKKBN)

Catatan : Sumber : SIMSDM


1. Data Termasuk Penyuluh KB DKI Jakarta
2. Mulai dikelola BKKBN per Januari tahun 2018
3. Penambahan Penyuluh KB/PLKB (formasi PNS 2018 : 587 orang, terisi 587 orang), Formasi PNS
2019 : 166 orang, terisi 144 orang)
4. Penambahan Penyuluh KB (formasi PPPK Tahun 2021 : 4046 orang, terisi 2.212 orang (3 org gugur)
M A N A
A G A I N
B A N KA
JA L
MEN S I D A N
FU N G NI
D I L I
A S
TUG GAN???
AP A N
L
Pendataan
Pembinaan Pendekatan
dan Pemetaan
dan Evaluasi Tokoh Formal
Sasaran Pendekatan
Tokoh
Informal

Pencatatan
dan Pelaporan
10
LANGKAH Pendekatan
Kesepakatan
Pemberian
PKB/PLKB Melalui Rakor
Pelayanan
Teknis
Terpadu
Pembentukan Penguatan
KIE/ Hasil
Kelompok Penyuluhan
Pelopor&Penu Kesepakatan
Bersama
mbuhan IMP Tokoh Formal
dan Informal
MEKANISME OPERASIONAL PENGGERAKAN DALAM PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA
STUNTING
Tujuan Umum
Mekanisme operasional
Terlaksananya penggerakan dan peningkatan komitmen para pemangku kepentingan
Penggerakan dalam Percepatan multisektor dan multipihak terhadap pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting di
Penurunan Angka Stunting di lini tingkat kecamatan, desa/kelurahan dan dusun/ RW dan RT.
lapangan merupakan langkah-
langkah operasional
penggerakan dalam pelaksanaan Tujuan Khusus
program dan kegiatan 1. Terwujudnya komitmen para pemangku kebijakan dan pemangku kepentingan di
percepatan penurunan angka lini lapangan;
Stunting yang dilaksanakan
secara konvergen, holistik, 2. Tersedianya dukungan anggaran program dan kegiatan Percepatan Penurunan
integratif, dan berkualitas, Stunting di tingkat kecamatan, desa/kelurahan hingga dusun/RW dan RT;
terencana dan berkelanjutan 3. Terlaksananya pendampingan keluarga berisiko Stunting oleh Tim Pendamping
melalui kerja sama multisektor Keluarga (TPK);
dan multipihak di tingkat
4. Tersedianya Satu Data Percepatan Penurunan Stunting yang up to date, real time
kecamatan, desa/kelurahan,
dan reguler/rutin;
RW/dusun dan RT.
5. Terlaksananya audit kasus Stunting di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan.
Kegiatan Pokok Mekanisme Operasional Penggerakan dalam Percepatan
Penurunan Stunting di Lini Lapangan

PEMBINAAN & MONITORING &


PENGEMBANGAN EVALUASI
Rakortek
Penyuluh

Pencatatn & 3
Pelaporan
1 Minilokarya
Stunting
ergen
si
Ko nv

si
rgen
Pelayanan
Ko nve
4
Rakor
Kecamatan

KIE 5 Rakor Desa


/Kelurahan

Pembinaan
Kader
Mekanisme Operasional Berdasarkan Segmen Wilayah
RAPAT KOORDINASI TEKNIS PENYULUH (RAKORTEK PENYULUH)
Rakortek Penyuluh adalah pertemuan sebagai penyuluh di tingkat kecamatan dan tingkat desa/kelurahan  yang bertujuan
untuk melakukan evaluasi dan perencanaan, pembinaan, konsultasi, koordinasi serta pembahasan teknis pelaksanaan
pencegahan kasus Stunting di wilayah binaan.

Metode:
Peserta: • diinisiasi dan dipimpin oleh kepala/koordpenyuluh/ UPT yang
Koordinator Penyuluh KB/UPT KB, Penyuluh KB/PLKB, bersangkutan secara bergantian.
Penyuluh Kesehatan, Penyuluh Agama dan KUA, Penyuluh 3 • tatap muka/pertemuan virtual.
Sosial/Pendamping Keluarga Harapan (PKH), Penyuluh
1 • Anggaran: APBD, sektor pengampu, dan/atau sumber lain.
Pertanian, UPT Pendidikan, Pendamping Desa/pendamping
program lainnya.

Output:
Materi Pembahasan: • Laporan evaluasi dan penyelesaian kendala pelaksanaan
• Penyampaian hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan oleh 4 penyuluhan dalam rangka pencegahan kasus Stunting di tingkat
masing masing penyuluh; kecamatan, desa/kelurahan, hingga tingkat dusun/RW dan RT;
• Rekapitulasi data Stunting dan keluarga berisiko Stunting di • Jadwal penggerakan serta pemantauan pelaksanaan
tingkat kecamatan dan desa/kelurahan binaan, termasuk data pendampingan keluarga dalam upaya Percepatan Penurunan
2
pelaksanaan pelayanan terhadap sasaran Stunting: calon Angka Stunting di wilayah binaan.
pengantin (catin), ibu hamil, ibu nifas, baduta dan balita;
• Peningkatan kapasitas dalam pengelolaan penyuluhan dan
pendampingan keluarga dalam Percepatan Penurunan Stunting Frekuensi: Paling sedikit5dilaksanakan 1 bulan
di wilayah binaan; sekali.
• Penyelesaian kendala dan hambatan pelaksanaan penyuluhan Tempat: Balai penyuluh atau tempat lain yang
program/kegiatan pencegahan kasus Stunting; memungkinkan dilaksanakan pertemuan.
• Jadwal penggerakan dan pemantauan pencegahan kasus
Stunting bulan selanjutnya.
MINI LOKAKARYA (MINILOK)
Mini Lokakarya Stunting (minilok) merupakan kegiatan pertemuan di kecamatan yang diinisiasi dan dipimpin oleh camat dalam
rangka mengawal dan mengevaluasi pelaksanaan pendampingan keluarga dan hasil pemantauan pendampingan keluarga di
tingkat kecamatan agar terwujud 3 (tiga) standar dan 4 (empat) PASTI.
Tiga standar:
Peserta: (1) Tim Pendamping Keluarga yang terlatih,
Camat,Kepala Puskesmas,Dokter Puskesmas ,Bidan Puskesmas, (2) Tersedia alat ukur/aplikasi pengukuran untuk sasaran Stunting, dan
PKK Kecamatan,Ahli Gizi Puskesmas.TPPS Desa/Kelurahan, Satuan (3) Tersedia dan terlaksananya Prosedural Operasional Percepatan Penurunan
Stunting
Tugas (Satgas) Program Percepatan Penurunan Stunting
Kabupaten/Kota, Satgas Teknis Percepatan Penurunan Stunting Empat Pasti:
(Penyuluh KB/PLKB dan/atau TPK). (4) Memastikan semua sasaran terdata,
Agenda Pembahasan : (5) Memastikan semua sasaran memperolah pelayanan,
1 (6) Memastikan semua sasaran memanfaatkan intervensi dari pelayanan, dan
1. Verifikasi data kasus dan data sasaran risiko Stunting di tingkat (7) Memastikan semua pelaksanaan dan pendampingan tercatat dan terlaporkan.
desa/kelurahan dan kecamatan,
Metode:
2. Monitoring dan evaluasi berkala pelaksanaan Standar
• Minilok diinisiasi dan dipimpin oleh camat dan wajib
Operasional Pelayanan pendampingan keluarga berisiko
Stunting, dihadiri oleh kepala atau unsur dari FKTP/FKRTL (Fasilitas
4 Kesehatan Tingkat Pertama/Fasilitas Kesehatan Rujukan
3. Monitoring dan evaluasi mekanisme pelaksanaan pencatatan
dan pelaporan Pendampingan Keluarga, Tingkat Lanjutan)
4. Pelaksanaan pembinaan Tim Pendamping Keluarga yang • tatap muka/pertemuan virtual;
2 • Anggaran: BOKB
terlatih,
5. Pelaksanaan inventarisasi sarana dan prasarana pendampingan
Output:
keluarga berisiko Stunting (alat ukur, metode, aplikasi Frekuensi: Paling sedikit dilaksanakan 1 bulan • Laporan pelaksanaan 3 (tiga) Standar dan 4 (empat) PASTI,
penunjang, dsb); sekali atau sewaktu-waktu 5 • Verifikasi dan Validasi data kasus Stunting dan keluarga berisiko
6. Menentukan kasus yang layak diaudit dan ditatalaksana di
Stunting,
tingkat kabupaten/kota. Tempat: Puskesmas, Kantor Camat, tempat lainnya • Daftar rencana kerja dan target yang akan dilakukan dalam
7. Pembahasan hambatan dan tantangan pelayanan
rangka pengawalan dan evaluasi pelaksanaan pendampingan
pendampingan keluarga berisiko Stunting.
keluarga dan pembinaan tim pendamping keluarga.
8. Penyusunan rencana tindak lanjut pelaksanaan pencegahan
Kasus Stunting lintas sektor dan lintas pihak.
MINI LOKAKARYA (MINILOK) - lanjutan
Teknis Pelaksanaan :
A. Kepala FKTP/FKRTL menyampaikan pelaksanaan pencegahan Stunting antara lain: B. Penyuluh KB/PLKB memberikan laporan pelaksanaan pendampingan keluarga
1. Pemeriksaaan kesehatan calon pengantin, Berisiko :
2. Pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan masa nifas, 1. Jumlah sasaran keluarga berisiko Stunting menurut sasaran,
3. Pemeriksaan kasus rujukan anak berisiko tinggi Stunting, 2. Pelaksanaan pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga, baik penyuluhan,
4. Pelaksanaan Posyandu dan hasilnya; rujukan maupun pemberian bantuan kepada sasaran Percepatan Penurunan
5. Pemberiaan tablet tambah darah, vitamin, pemberian bantuan makanan Stunting (catin, ibu hamil dan ibu menyusui, baduta dan balita).
tambahan dan pelayanan lain, termasuk pemberian edukasi kesehatan 3. Target dan capaian pelaksanan Program Bangga Kencana pendukung
lingkungan; Percepatan Penurunan Stunting (penyuluhan dan pelayanan kontrasepsi,
6. Pelaksanaan pembinaan kepada kader di masyarakat, terutama Tim Pendamping penggerakan kelompok kegiatan Bina Keluarga);
Keluarga; 4. Pelaksanaan pembinaan kepada Tim Pendamping Keluarga dan kader oleh
1
7. Kasus kejadian Stunting, penyuluh di tingkat desa.
8. Sarana dan prasarana pendukung pelayanan pencegahan Stunting; 5. Hambatan dan Tantangan dalam pelaksanaan pendampingan dan Percepatan
9. Hambatan dan tantangan pelaksanaan pelayanan kepada keluarga berisiko Penurunan Stunting.
Stunting ;
10. Pemberian materi penguatan tentang komposisi makanan bagi ibu hamil,
pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita, ASI Eklusif dan MPASI. 4

5
Mini Lokakarya (Minilok) Dalam Mekanisme Audit Kasus Stunting

3
1

5
RAPAT KOORDINASI TINGKAT KECAMATAN (RAKORCAM)
Rakorcam adalah rapat rutin pengendalian program dan kegiatan Percepatan Penurunan Stunting dan Program Pembangunan
lainya di tingkat kecamatan diselenggarakan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dengan melibatkan lintas sektor dan
pemangku kepentingan lainnya agar penyelenggaraan percepatan penurunan Stunting terlaksana secara efektif, efisien,
konvergen dan terintegrasi.
Peserta: Metode:
Pengarah TPPS: (TPPS Kab/Kota, Danramil dan Kapolsek), Pelaksana • Diinisiasi oleh Ketua TPPS/Camat;
TPPS : (Camat, Kepala Puskesmas, Ka. UPT KB/Koordinator Penyuluh • Tatap muka/virtual meeting dan dapat disatukan dgn kegiatan
KB, Bidang TPPS Kecamatan : Ketua IBI, Bidan, Tenaga Gizi, Tenaga koordinasi Tk. Kecamatan;
Kesehatan Lingkungan Puskesmas, Kader Posyandu, Ketua TP. PKK 3
• Anggaran: APBD dan/atau sumber lain;
Kecamatan, Penyuluh KB/PLKB, fasilitator PKM, Sekretaris Camat, 1
Penyuluh KB/PLKB, koordinator Statistik Kecamatan, Petugas Data
Output:
Kecamatan dan Pemangku kepentingan.
• Laporan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi proses capaian
(*)
menyesuaikan SK TPPS Tingkat Kecamatan program dan kegiatan Percepatan Penurunan Stunting di tingkat
kecamatan;
4 • Tersedianya kesepakatan dan rencana teknis pelaksanaan
Materi Pembahasan:
program dan kegiatan Percepatan Penurunan Stunting antara
1. Evaluasi pelaksanaan PPS tingkat desa dan kecamatan; para pemangku kepentingan dan mitra strategis di tingkat
2. Pelaksanaan penggerakan dan pendampingan lapangan; 2 kecamatan.
3. Pendampingan perencanaan alokasi dana desa/kelurahan • Meningkatnya pemahaman pelaksana teknis kegiatan
untuk PPS; Percepatan Penurunan Stunting.
4. Pelaksanaan kemitraan dalam PPS;
5
5. Pelaksanaan penyediaan data penyelenggaraan PPS di tingkat Frekuensi: Rakorcam Rutin: Paling sedikit
kecamatan; dan, dilaksanakan 1 bulan sekali
Rembuk Stunting: 2 kali setahun/sewaktu-waktu jika
Rakorcam juga merupakan forum
6. Penyelesaian kendala dan menyepakati tindak lanjut rembuk Stunting di tingkat kecamatan
diperlukan.
penyelesaian kendala di tingkat kecamatan dan
desa/kelurahan;
Tempat: Balai penyuluhan, kantor camat atau tempat dengan meibatan lintas sektor dan
lain.
pihak lainnya
RAPAT KOORDINASI TINGKAT KECAMATAN (RAKORCAM) - Lanjutan
Tekhnis Pelaksanaan :

Mekanisme Pelaksanaan Rapat Koodinasi Kecamatan


1. Pembukaan oleh Ketua TPPS/Camat,

2. Penyampaian laporan Percepatan Penurunan Stunting oleh;


3
- Bidang Koordinasi Penggerakan Lapangan :
1
Disampaikan oleh Ketua TP.PKK/Tim Pendamping Keluarga
- Bidang Koordinasi Pelayanan Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif :
Disampaikan oleh Tenaga kesehatan Puskesmas/Bidan/Tenaga Gizi
- Bidang Koordinasi Data :
Disampaikan oleh PKB/PLKB 4

3. Pembahasan target, proses dan capaian program/kegiatan Percepatan


2
Penurunan Stunting, serta penyusunan rencana tindaklanjut.

4. Penutup
5
RAPAT KOORDINASI TINGKAT DESA/KELURAHAN (RAKORDES/KEL)
Rakordes/kel adalah pertemuan pengendalian program dan kegiatan PPS serta program pembangunan lainya di tingkat
desa/kelurahan yang merupakan rapat rutin yang diselenggarakan oleh TPPS Tingkat desa/kelurahan yang dipimpin oleh kepala
desa atau ketua pelaksana TPPS dalam penyelenggaraan PPS yang efektif, efisien, konvergen dan terintegrasi dengan
melibatkan lintas sektor di tingkat desa/kelurahan.
Metode:
Peserta: • Diinisiasi oleh Kepala Desa/lurah atau Ketua TPPS;
Pengarah: TPPS (TPPS Kab/kota, kades/lurah), Pelaksana TPPS (TP. PKK • Tatap muka/virtual meeting dan dapat disatukan dengan
desa, Sekretaris desa/kelurahan), PPKBD, Bidang TPPS :(bidan/Penyuluh kegiatan koordinasi Tk. Desa/kelurahan lainnya;
3
KB/PLKB, Ketua Pokja IV TP. PKK, KPM/Sub PPKBD/Koordinator Posyandu) • Anggaran: APBDes/kel, APBD dan/atau sumber lain
dan pemangku kepentingan terkait. 1

menyesuaikan SK TPPS Desa/Kelurahan dan dapat melibatkan para


(*) Output:
pemangku kepentingan terkait, seperti LSM, akademisi, swasta sesuai 1. Laporan pelaksanaan kegiatan Stunting di tingkat dusun/RW
kebutuhan. dan RT
2. Rencana teknis pelaksanaan program dan kegiatan Percepatan
Materi Pembahasan : 4 Penurunan Stunting antara para pemangku kepentingan dan
mitra strategis di tingkat desa/kelurahan.
1. Penggerakan dan Pendampingan Keluarga beresiko stunting.
3. Meningkatnya pemahaman pelaksana teknis kegiatan
2. Kemitraan dalam Percepatan Penurunan Stunting 2 Percepatan Penurunan Stunting;
3. Paket layanan dasar di desa/Kelurahan
4. Penyediaan Data Stunting
5
Frekuensi: Rakordes/kel Rutin: Paling sedikit Rakordes/kel juga merupakan forum
dilaksanakan 1 bulan sekali rembuk Stunting di tkesa/kel dengan
Rembuk Stunting: paling sedikit 1 kali
setahun/sewaktu-waktu jika diperlukan
melibatan lintas sektor dan pihak
Tempat: Kantor desa/kelurahan atau tempat lain lainnya.
RAPAT KOORDINASI TINGKAT DESA/KELURAHAN (RAKORDES/KEL)
Tekhnis Pelaksanaan :

Mekanisme Pelaksanaan Rapat Koodinasi Desa/Kelurahan


1. Pelaksanaan paket layanan dasar di desa/kelurahan
(di sampaikan oleh Kader Pembangunan Manusia)
2. Pelaksanaan penggerakan dan pendampingan keluarga
(disampaikan oleh Tim Pendamping Keluarga/PKB/PLKB) 3
3. Pelaksanaan kemitraan dalam Percepatan Penurunan Stunting; 1
(disampaikan oleh PKB/PLKB/Penyuluh terkait lainya)
4. Pelaksanaan penyediaan data Stunting di tingkat desa/kelurahan;
(disampaikan oleh Bidang Data TPPS Desa).
5. Penyelesaian kendala dan tindaklanjut dalam penyelenggaraan
4
Percepatan Penurunan Stunting di tingkat desa/kelurahan hingga
tingkat dusun/RW dan RT. (Kesimpulan disampaikan oleh Kepala
Desa/Kepala Kelurahan atau Ketua TPPS Desa/Kelurahan) 2

5
PEMBINAAN KADER/POKTAN
Pertemuan yang dilaksanakan oleh Penyuluh terkait MATERI
dan diikuti TPK dan kader secara periodik dalam OUTPUT
rangka pembahasan pelaksanaan dan penguatan 1. Penguatan peran dan fungsi kader dalam
peran dan fungsi kader di masyarakat untuk mendukung program dan kegiatan PPS dari 1. Meningkatnya peran, wawasan dan
mendukung program dan kegiatan pencegahan penyuluh kepada kader dibawah binaanya; keterampilan teknis kader masyarakat
Stunting di tingkat desa/kelurahan, dusun/RW dan 2. Materi tentang Stunting dan/atau materi dalam pengelolaan program dan
RT. kegiatan PPS di desa/kelurahan,
sesuai dengan tugas dan fungsi dari sektor
PELAKSANA atau pihak terkait; RW/dusun dan RT;
3. Pembahasan teknis pelayanan; 2. Meningkatnya pencapaian program
• Penyuluh (KB/PLKB, Kesehatan, Agama, Sosial,
4. Dukungan program (dana, daya, sarana, data dan kegiatan PPS di desa/kelurahan
Pertanian),
basis, pencatatan dan pelaporan). dan RW/dusun;
• UPT Pendidikan, 3. Meningkatnya keberadaan dan peran
• Pendamping Desa/pendamping program sectoral, kader yang mengacu pada peran
METODE
• penyuluh/tim pendampingan masyarakat lain, institusi;
• Dilaksanakan paling sedikit 1 kali setiap bulan; 4. Terlaksananya pemutakhiran data
• Pemangku kepentingan lain (LSM, media, akademisi
• diinisiasi dan dipimpin masing-masing penyuluh berbasis sasaran program dan
dll).
dan dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan sektor terkait melalui upaya
SASARAN PEMBINAAN pelaksanaan penyuluhan program sektor PPS;
terkait; 5. Terselenggaranya pengelolaan
TPK, Penilik PAUD/PKG (PAUD), Kader • dapat dilakukan secara bersama-sama atau program dan kegiatan
(KPM, IMP, Posyandu, Dasawisma), Ketua sendiri-sendiri dengan jadwal yang telah sektor/pemangku kepentingan terkait
RW/RT, Tenaga UPTD, Karang Taruna, disepakati pada rakortek penyuluh;
dalam PPS sesuai dengan jadwal yang
Kelompok Agama, Kelompok Keluarga, • dapat dilaksanakan secara tatap muka/ virtual;
tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh disepakati bersama.
• Anggaran bersumber dari dinas/lembaga
adat, kader lain terkait. pengampu penyuluh, dan/atau sumber lainya;
KIE/PENYULUHAN
kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan untuk
meningkatkan pengetahuan serta
METODE
memperbaiki sikap dan perubahan perilaku MATERI
keluarga dan masyarakat dalam upaya • Diinisiasi dan dipimpin oleh
pencegahan kasus Stunting serta kasus • Materi pencegahan Stunting serta penyuluh terkait dan dapat
kesehatan lainnya. materi kesehatan lainnya dari dilakukan bersamaan dengan
PELAKSANA sektor/pengampu terkait; penyuluhan program sektor atau
pihak terkait;
• Penyuluh (KB/PLKB, Kesehatan, Agama, Sosial, • Materi Pendampingan Keluarga Berisiko • dapat dilakukan secara bersama-
Pertanian), Stunting dengan fokus sasaran: calon sama atau sendiri-sendiri antar
• TP. PKK, pengantin (catin), ibu hamil, ibu pasca penyuluh dan kader sektoral
• PAUD, dengan jadwal sasaran yang
• Tim Pendamping Keluarga (TPK),
salin (masa interval) serta pengasuhan
telah disepakati pada rakortek
• Kader (KPM, IMP (PPKBD dan Sub PPKBD), baduta dan balita); penyuluh;
Posyandu, Kader Dasawisma), • Tatap muka/virtual,
• Kelompok-kelompok kegiatan di masyarakat memanfaatkan kegiatan
OUTPUT
(Karang Taruna, BKB, BKR, BKL, UPPKA, kelompok momentum dan/atau dengan
perempuan dst.), dan Meningkatnya jumlah keluarga, media komunikasi yang tepat
• Tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat. sesuai dengan situasi dan kondisi
terutama keluarga yang berisiko serta sumber daya;
Stunting yang terpapar wawasan • Anggaran: dana sektor/dinas
SASARAN pengampu dan/atau sumber
dan pengetahuan pelbagai
Keluarga dan Masyarakat lainya;
program dan kegiatan
pencegahan Stunting.
PELAYANAN PENDAMPINGAN KELUARGA
Kegiatan pelayanan dengan pendekatan keluarga berisiko Stunting yang dilaksanakan secara efektif, efisien,
konvergen dan terintegrasi bagi kelompok sasaran percepatan penurunan Stunting oleh lintas sektor, dan para
pemangku kepentingan terkait.
Pelaksana Pelayanan:
Pelaksanaan Pelayanan
TPK, TP. PKK, Posyandu, Pusat pelayanan kesehatan
1. diinisiasi oleh sektor atau pihak terkait
masyarakat, Penyuluh, Kepala dusun/RW, Ketua RT,
dengan berkoordinasi dengan TPPS
PAUD, Kader, Tokoh masyarakat/tokoh 3
1 Kecamatan dan Desa/Kelurahan;
agama/tokoh adat, dan Organisasi/perkumpulan di
tingkat dusun dan RT.
2. dapat dilakukan secara bersama-sama
atau sendiri-sendiri dengan jadwal
Fokus Sasaran sasaran yang telah disepakati dalam
4
1. calon pengantin (catin), Rakorcam;
2. ibu hamil, 3. secara tatap muka atau melalui
2
pertemuan virtual (seperti telemedicine)
3. ibu pasca salin (masa interval), Output: Meningkatkan akses
dan memanfaatkan kegiatan
4. Baduta, dan informasi dan pelayanan kepada momentum sesuai dengan situasi dan
5. Balita. keluarga dan/atau keluarga kondisi serta sumber daya.
Anggaran: pelaksanaan pelayanan berisiko Stunting.
bersumber dari sektor atau pihak
pengampu dan/atau sumber lainya.
Pendampingan Keluarga Berkelanjutan

MASA
1 CALON PENGANTIN PASANGAN USIA SUBUR 3 KEHAMILAN
1. Pendampingan skrining awal.
1. Skrining kelayakan menikah 1. Skrining kelayakan calon ibu hamil. 2. Pendampingan ketat kehamilan
3 bulan sebelum hari H. 2. Pendampingan dan pelayanan kontrasepsi risiko stunting dan patologis.
untuk menunda kehamilan. 3. Pendampingan kehamilan
2. Pendampingan ketat bagi 3. Penajaman Promosi, KIE dan Komunikasi sehat.
catin tidak lolos skrining. Antar Pribadi/Konseling. 4. Pendampingan janin terindikasi
risiko stunting.
5. Deteksi dini setiap penyulit.
BALITA 0-23 5 MASA NIFAS 4
BULAN
1. Skrining awal bayi baru lahir.
2. Pendampingan Tumbuh Kembang 1. Memastikan KBPP, ASI ekslusif, imunisasi,
bayi lahir sehat. asupan gizi busui, dan tidak ada komplikasi
3. Pendampingan dan pelayanan masa intes.
bayi 0- 2. Memastikan kunjungan postnatal care
23 dengan risiko stunting. (PNC).

6 BALITA 24-59
BULAN
1. Pengasuhan.
2. Pemantuan tumbuh kembang balita agar
optimal.
PENCATATAN DAN PELAPORAN
aktivitas mendokumentasikan pelaksanaan program dan kegiatan percepatan penurunan Stunting di tingkat
pelaksanaan lapangan untuk menghasilkan Satu Data Percepatan Penurunan Stunting yang up to date, real time
dan reguler/rutin.

Pelaksana pencatatan dan pelaporan Metode:


1. Petugas/kader di tempat pelayanan (TPK, kader 1. Pelaksanaan berkoordinasi oleh TPPS
posyandu, kader IMP, kader dasawisma, kader desa/kelurahan;
pembangunan manusia, pusat pelayanan 12. Memanfaatkan aplikasi Elsimil dan/atau aplikasi lain
kesehatan, dst); yang menunjang;
2. TPPS kecamatan (pengelolaan data dan 3. mengacu pada petunjuk pelaksanaan teknis
pelaporan di tingkat kecamatan); pencatatan dan pelaporan yang telah ditetapkan;
4. pelaksanaan pencatatan dan pelaporan dapat
3. TPPS desa/kelurahan (pengelolaan data dan
dilakukan secara bersamaan dengan mekanisme
pelaporan di tingkat desa/kelurahan);
2 pencatatan dan pelaporan pengampu program
Output: terkait;
Tersedianya Satu Data Percepatan Penurunan 5. Anggaran pelaksanaan pencatatan dan pelaporan
Stunting yang up to date, real time dan bersumber dari sektor atau pihak pengampu,
reguler/rutin. dukungan APBDes dan/atau sumber lainya;
Dua jenis data dalam pencatatan dan pelaporan
Data Keluarga Berisiko Stunting
• Data keluarga berisiko Stunting;
• Pendataan Catin/Calon PUS 3 (tiga) bulan sebelum menikah dan penapisan
Catin/Calon PUS dengan Pemeriksaaan kesehatan;
• Pendataan ibu hamil;
• Pendataan PUS Pascapersalinan dan Masa Interval yang termutakhirkan;
• Pendataan PUS ingin anak ditunda dan tidak ingin anak lagi yang belum ber-KB;
• Pendataan dan penapisan anak usia 0-23 bulan;
• Pendataan dan penapisan anak usia 24-59 bulan; Data Surveilans Keluarga Berisiko
• Pendataan dan penapisan keluarga prasejahtera penerima program bantuan sosial; Stunting
• Pendataan memiliki remaja, dan/atau dengan ibu hamil, dan/atau ibu menyusui,Data Surveilans keluarga berisiko Stunting dijabarkan dalam
dan/atau yang memiliki anak usia 0-23 bulan terhadap akses air minum layak; kegiatan operasional Penyelenggaraan surveilans keluarga berisiko
Stunting.
• Pendataan memiliki remaja, dan/atau dengan ibu hamil, dan/atau ibu menyusui,
dan/atau yang memiliki anak usia 0-23 bulan terhadap kepemilikan sarana rumah
sehat;
• Pendataan keluarga memiliki remaja, dan/atau dengan ibu hamil, dan/atau ibu
menyusui, dan/atau yang memiliki anak usia 0-23 bulan terhadap kepemilikan
jamban sehat; dan
• Pendataan desa prioritas Stunting.
39
Pembinaan, Pemantauan dan
Evaluasi
Pembinaan Pemantauan dan Evaluasi
Pembinaan dan pengembangan mekanisme operasional
penggerakan dalam percepatan penurunan angka Stunting di lini • Pemantauan dan evaluasi mekanisme operasional penggerakan
lapangan dilakukan secara berjenjang mulai dari pusat, provinsi dalam percepatan penurunan angka Stunting di lini lapangan
hingga kabupaten/kota melalui Tim Percepatan Penurunan dilaksanakan secara rutin dan bersinambungan. Kegiatan
Stunting (TPPS), agar penyelenggaraan Program Percepatan pemantauan dilakukan untuk mengetahui secara keseluruhan
Penurunan Stunting dapat semakin selaras, bersinergi dan penyelenggaraan penggerakan di lini lapangan dan dampaknya
konvergen pada pelaksanaan intervensi kepada kelompok- dalam percepatan penurunan Stunting. Kegiatan pemantauan
kelompok sasaran Percepatan Penurunan Stunting melalui dan evaluasi bertautan dengan sistem pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan mekanisme operasional yang konsisten dan percepatan penurunan Stunting dan sistem pemantauan dan
berkesinambungan. evaluasi sektor atau pihak pengampu.

• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan mekanisme operasional


penggerakan dalam penurunan angka Stunting dilaksanakan
secara langsung maupun tidak langsung dengan pelibatan
Penanggung Jawab Percepatan Penurunan Stuntng, TPPS
kecamatan dan desa/kelurahan, serta pengelola program dari
sektor/lembaga terkait.

40

Anda mungkin juga menyukai