Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara mempunyai peranan yang sangat penting dalam
rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban
modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam
menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata,
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam rangka mencapai tujuan
nasional yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
Tujuan nasional yang dimaksud seperti tercantum dalam pembukaan
UUD 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan
tujuan nasional tersebut, ASN perlu dikelola dan dikembangkan secara
strategis dalam manajemen pengembangan sumber daya manusia.
Menurut Permenpan Nomor 25 Tahun 2014, perawat adalah pegawai
negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan
keperawatan pada fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya. Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun
sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Berdasarkan data dan diskusi dengan kepala ruangan dan teman sejawat
yang ada di Ruangan Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Sambas
didapatkan tiga identifikasi isu aktual yaitu masih rendahnya pemahaman
orang tua tentang penanganan jaundice (penyakit kuning) pada bayi baru lahir,
ketidakpatuhan ibu dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi rawat gabung,

1
ketidakpatuhan orang tua dan keluarga dalam melakukan hand hygiene (cuci
tangan) saat berinteraksi dengan bayi.
Berdasarkan data dari Ruangan Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah
Sambas didapatkan pada bulan Januari 2019 dari 120 bayi terdapat 17 bayi
yang mengalami jaundice dan dilakukan fototerapi (penanganan jaundice pada
bayi baru lahir), pada bulan Februari dari 143 bayi sebanyak 14 bayi yang
mengalami jaundice dan dilakukan fototerapi. Berdasarkan hasil wawancara
dengan salah satu perawat di ruangan masih ada beberapa orang tua bayi yang
menolak untuk dilakukan fototerapi pada bayi dengan jaundice, dengan alasan
tidak ada yang menjaga bayi. Perlu adanya pemberian informasi lebih dalam
agar orang tua bayi lebih memahami penanganan jaundice pada bayi baru
lahir.
Masih banyak ibu menyusui yang tidak patuh dalam pemberian ASI
Eksklusif pada bayi. Berdasarkan Riskesdas 2010 presentase pola menyusui
pada bayi umur 0 bulan adalah 39,8% menyusui eksklusif (tidak memberi bayi
makanan atau minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui), 5,1%
menyusui predominan (menyusui bayi tetapi pernah memberikan sedikit air
atau minuman berbasis air, seperti teh) dan 55,1% menyusui parsial
(menyusui bayi serta diberikan maanan buatan seperti susu formula, bubur
atau makanan lainnya sebelum bayi berumur enam bulan). Presentase
menyusui eksklusif semakin menurun dengan meningkatnya kelompok umur
bayi. Pada bayi berumur 5 bulan menyusui eksklusif hanya 15,3%, menyusui
predominan 1,5%, dan menyusui parsial 83,2%.
Berdasarkan data Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah
Sambas pada bulan Januari dari 105 bayi rawat gabung yang terdata
menggunakan susu formula sebanyak 5 bayi, pada bulan februari dari 102 bayi
rawat gabung yang terdata menggunakan susu formula sebanyak 2 bayi, dan
pada bulan Maret dari 140 bayi rawat gabung yang terdata menggunakan susu
formula sebanyak 11 bayi. Berdasarkan wawancara dengan salah satu perawat
di ruangan Perinatologi masih ada beberapa ibu menyusui di ruang rawat
gabung yang menggunakan susu formula tanpa memberitahukan perawat

2
terlebih dahulu. Dari data diatas diperlukan pemberian informasi yang lebih
mendalam agar ibu menyusui dapat patuh dalam memberikan ASI eksklusif.
Masih ada beberapa orang tua dan keluarga yang tidak patuh dalam
melakukan hand hygiene saat berinteraksi dengan bayi, ini didukung dengan
hasil wawancara kepada 6 ibu bayi dimana didapatkan 4 ibu bayi tidak
melakukan hand hygiene saat berinteraksi dengan bayi, 1 ibu bayi melakukan
hand hygiene dengan menggunakan tisu basah, dan 1 ibu bayi yang
melakukan hand hygiene dengan menggunakan cairan antiseptik yang ada
diruangan.
Berdasarkan hasil diskusi bersama mentor dan rekan sejawat didapatkan
penetapan isu prioritas yaitu ketidakpatuhan ibu dalam pemberian ASI
eksklusif pada bayi rawat gabung dan selanjutnya dapat dilakukan upaya
untuk mengatasi isu tersebut, salah satunya yaitu memberikan
pendidikan/penyuluhan kesehatan.

B. Maksud dan Tujuan


Tujuan dari penyusunan laporan aktualisasi ini diharapkan Calon
Pegawai Negeri Sipil dapat membentuk PNS professional yang berkarakter
dan menguasai bidang tugasnya sehingga mampu melaksanaan tugas dan
perannya secara professional sebagai pelaksan kebijakan publik, pelayan
publik dan perekat dan pemersatu bangsa.
Dengan adanya aktualisasi ini diharapkan Calon Pegawai Negeri Sipil
mampu mengaktualisasi nilai-nilai dasar PNS yaitu mampu menerapkan
akuntabilitas dalam menjalankan tugasnya, mempunyai semangat
nasionalisme dalam melaksanakan tugasnya, menjunjung tinggi etika publik
yang baik dalam melayani masyarakat, memiliki komitmen mutu dalam
tupoksinya dan memiliki integritas yang tinggi untuk menjadi pribadi yang
anti korupsi.

3
C. Manfaat
Manfaat dilakukannya aktualisasi ini adalah agar terciptanya ASN yang
profesional yang menerapkan nilai-nilai dasar PNS yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

D. Kompetensi
Kompetensi pada laporan aktualisasi ini meliputi tugas dan pokok perawat ahli
pertama yang mencakup lima nilai-nilai dasar PNS yaitu
1. Mampu menerapkan nilai-nilai akuntabilitas
2. Mampu menerapkan nilai-nilai nasionalisme
3. Mampu menerapkan nilai-nilai etika publik
4. Mampu menerapkan nilai-nilai komitmen mutu
5. Mampu menerapkan nilai-nilai anti korupsi

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi dan habituasi ini berada di
lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Sambas.

Anda mungkin juga menyukai