I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan
bahwa Upaya Perbaikan Gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi
perseorangan dan masyarakar, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi
makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu pelayanan
gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Setiap pemangku
kepentingan mempunyai peran dalam percepatan perbaikan gizi masyarakat
sesuai Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024. Target pembangunan kesehatan sesuai
RPJMN 2020-2024 adalah menurunkan stunting menjadi 14 % dan wasting 7 %
pada tahun 2024.
Kasus balita gizi buruk masih banyak ditemukan baik difasilitas kesehatan
primer, fasilitas kesehatan rujukan maupun di masyarakat. Penyebab balita
menderita gizi buruk antara lain kurangnya asupan makanan baik kuantitas dan
kualitas, penyakit infeksi (Diare, ISPA, Malaria, TBC, HIV/AIDS), cacat bawaan,
keganasan, tidak tersedianya air bersihdan jamban serta sanitasi yang buruk.
Balita Gizi Buruk rentan terhadap penyakit karena menurunnya daya tahan
tubuh.
Gizi buruk memberikan kontribusi pada tingginya angka morbiditas dan
mortalitas pada balita karena tidak ditangani secara cepat dan tepat. Oleh
karena itu, semua fasilitas kesehatan harus mampu memberikan pelayanan gizi
buruk pada balita secara komprehensif. Pelayanan yang komprehensif
memerlukan keterlibatan dari asuhan medis, asuhan keperawatan, dan asuhan
gizi, sehingga seyogyanya setiap fasilitas kesehatan mampu melaksanakan
ketiga asuhan tersebut.
Saat ini cakupan pelayanan gizi buruk masih rendah, untuk itu
peningkatan peran keluarga dan masyarakat diperlukan untuk deteksi dini dan
pencegahan balita gizi buruk dalam upaya pencegahan dan tatalaksana kasus.
Agar tersedia tenaga yang mampu melakukan pencegahan dan tatalaksana gizi
buruk pada balita, maka Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara akan
melaksanakan Pelatihan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita
yang dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) Angkatan.
B. TUJUAN PELATIHAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu melakukan pengelolaan
penanggulangan dan tatalaksana gizi buruk pada balita sesuai Pedoman
Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita (Kemenkes, 2019).
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu :
C. MANFAAT PELATIHAN :
Setelah mengikuti pelatihan ini , peserta mampu melakukan pengelolaan
penanggulangan dan tatalaksana gizi buruk pada balita di Unit kerja masing-
masing dalam rangka Pencegahan dan Tatalaksana gizi buruk pada balita.
A. Persiapan Teknis
1. Rapat persiapan bersama Pejabat Struktural, Panitia Penyelenggara dan
Pengendali Diklat untuk mendiskusikan tugas dan tanggung jawab masing-
masing tim penyelenggara pelatihan.
2. Mendiskusikan dan menetapkan fasilitator yang akan membawakan materi
pelatihan.
3. Persiapan sarana prasarana untuk kelancaran pembelajaran secara klasikal
4. Pemanggilan peserta melalui surat, email dan telepon.
5. Konfirmasi peserta untuk melakukan registrasi
B. Persiapan Administrasi
Persiapan penyelenggaraan Pelatihan Pencegahan Dan Tatalaksana Gizi Buruk
Pada Balita Angkatan II Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2021 :
1. Penerbitan SK Panitia,
2. Fasilitator dan Pengendali Pelatihan,
3. Penyusunan Jadwal Pelatihan (Jadwal Terlampir)
4. Surat menyurat
III. PELAKSANAAN PELATIHAN
A. STRUKTUR PROGRAM
Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka materi yang akan diberikan
disusun secara rinci pada tabel 1. Tentang struktur program Pelatihan
Pencegahan Dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita sebagai berikut :
Jam Pelajaran
No Materi
T P PL JML
A. Materi Dasar
Sub Total 2 0 0 2
B Materi Inti
Sub Total 14 17 8 39
C. Materi Penunjang
2. Anti Korupsi 2 0 0 2
Sub Total 3 3 0 6
Total 19 20 8 47
Keterangan:
Pre test
Pembukaan
C. Peserta
1. Kriteria peserta
Konawe
Desy Astuti, S.Tr.Keb Puskesmas Punggaluku
5 Selatan
Konawe
Yuyun Astry Y Puskesmas Punggaluku
6 Selatan
Konawe
Bebu Indrawati, Amd.Gz Puskesmas Langara
11 Kepulauan
Buton
Dr. Yuliana Diadi Puskesmas Batanga
13 Selatan
Buton
Aida, AMG Puskesmas Batanga
14 Selatan
Buton
Jumiati, A.md.Keb Puskesmas Batanga
15 Selatan
Total 24 Orang
D. Fasilitator
Fasilitator pada Pelatihan Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita
Angkatan II Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2021 adalah yang mempunyai
kriteria sebagai berikut :
1. Latar belakang pendidikan minimal S1/S1 Kesehatan.
2. Menguasai materi/substansi yang akan diajarkan.
3. Telah mengikuti pelatihan kediklatan, Pelatihan Tenaga Pelatih Program
kesehatan (TPPK/TOT/Workshop Tata Laksana Gizi Buruk, Widyaiswara
Dasar/Penyusun Kurikulum Modul
E. Pengendali Pelatihan
Pengendali Pelatihan pada Pelatihan Pencegahan Dan Tatalaksana Gizi Buruk
Pada Balita Angkatan II Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2021 adalah Wahyu
Utomo Nurindrayanto, SKM,M.Kes Widyaiswara dari Balai Pelatihan Kesehatan
Prov. Sulawesi Tenggara.
F. Waktu Pelaksanaan
Pelatihan Pencegahan Dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita Angkatan II
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2021 dilaksanakan selama 6 hari atau setara
dengan 46 jam pelajaran yang dilaksanakan pada tanggal 04 s/d 09 Oktober 2021.
G. Metode Pelatihan
I. Sertifikasi
Sertifikat akan diberikan kepada peserta yang telah mengikuti pelatihan dengan
memenuhi persyaratan berikut Mengikuti minimal 95% dari keseluruhan jumlah
jam pembelajaran (46 jpl).
J. Sumber Biaya
Kegiatan ini dibiayai oleh dana dekonsentrasi satker (03) Dinas Kesehatan
Provinsi Sultra.
1. Laporan panitia
2. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan dan Pembukaan,
3. Penyematan tanda peserta pelatihan,
4. Pembacaan Do’a.
Sesi 3 : Pre-test (11.30 – 11.45)
Sesi 4, Kebijakan Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Fasilitator : Hj.Usnia,Amd.Keb, SKM.
Waktu : 14.15 -16.15 (diselingi dengan coffe break pada jam
Materi Kebijakan pencegahan dan tata laksana gizi buruk pada balita
membahas tentang kebijakan terkini yang mencakup pokok bahasan tentang :
Peserta cukup merespon dan aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
Secara umum sesi ini membahas tentang :
a. Konsep kepemimpinan
b. Peran pemimpin dalam pembuatan keputusan
c. Kapasitas pemimpin dan anti korupsi
d. Langkah-langkah membangun kapasitas kepemimpinan holistic.
Sesi 1, Refleksi
Metode : diskusi
Waktu : 11.15 – 18.40 (diselingi ishoma pada jam 12.05 – 13.00 dan
coffee break pada jam 15.35 – 15.50).
Secara umum pokok bahasan sesi ini dibagi menjadi 3 bagian yang masing-
masing dipandu oleh fasilitator yang berbeda :
Sesi 1, Refleksi
Secara umum pokok bahasan sesi ini dibagi menjadi 2 bagian yang masing-
masing dipandu oleh fasilitator yang berbeda :
Sesi 3. Tatalaksana gizi buruk pada balita di layanan rawat inap. Fasilitator
: dr. Anny Mariani, Sp.A, Hj. Santi Suwandi, S.Gz. Waktu : 13.00 – 17.00
Pre Post
NO NAMA INSTANSI
Test Test
dr. Rizki Rahmadhan Puskesmas Poleang 40 60
1
Nursaida, S.Kep,NS Puskesmas Poleang 27 86
2
Rosmiati, AMG Puskesmas Poleang 27 73
3
Dr. Adri Rahmianti Puskesmas Punggaluku 33 80
4
Desy Astuti, S.Tr.Keb Puskesmas Punggaluku 27 73
5
Yuyun Astry Y Puskesmas Punggaluku 33 60
6
Dr. Lindar Miranti Ali Puskesmas Bone Rombo 40 86
7
Rosmin, AMG Puskesmas Bone Rombo 33 66
8
Sartika Sandewi, S.TR.Keb Puskesmas Bone Rombo 33 66
9
Dr. Meris Nelta Sari Lamaranti Puskesmas Langara 53 93
10
Bebu Indrawati, Amd.Gz Puskesmas Langara 27 93
11
Jenny Sofyana Jerawan, 33 93
Puskesmas Langara
12 Am.Keb
Nilai terendah Pre Test adalah 13 dan nilai tertinggi adalah 53. Rata-rata nilai Pre
Test adalah 3, 016%, Sedangkan nilai terendah Post Test adalah 53 dan nilai
tertinggi adalah 100. Rata- rata nilai Post Test adalah adalah 76,80%.
B. Evaluasi Fasilitator
Evaluasi ini dilakukan oleh peserta pelatihan terhadap performa fasilitator dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan angka 0 sampai dengan 100.
Variabel yang dinilai adalah sebagai berikut:
1. Penguasaan Materi;
2. Ketepatan Waktu;
3. Sistematika Penyajian;
4. Penggunaan Metode dan Alat Bantu Diklat;
5. Empati, Gaya, dan Sikap Terhadap Peserta;
6. Penggunaan Bahasa dan Volume Suara;
7. Pemberian Motivasi Belajar Kepada Peserta;
8. Pencapaian TIU;
9. Kesempatan Tanya Jawab;
10. Kemampuan Menyajikan;
11. Kerapihan Berpakaian;
12. Kerjasama Antar Pengajar.
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai tertinggi adalah pada materi Tatalaksana Gizi
Buruk Pada Balita di Layanan Rawat Inap oleh dr. Anny Mariani Sanusi, SP.A dengan
nilai 89,9. Untuk nilai terendah adalah pada materi Kebijakan Pencegahan dan
Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita oleh Almin, SKM,M.Kes dengan nilai 86,2.
Selain penilaian di atas, pada lembar evaluasi fasilitator juga disediakan kolom
terbuka (catatan) dimana peserta diklat bebas menyampaikan/menuliskan usul, saran
atas penampilan para fasilitator sebagai bahan perbaikan bagi para fasilitator di masa
yang akan datang.
C. Evaluasi Penyelenggaraan
Evaluasi ini dilakukan oleh peserta pelatihan terhadap penyelenggara pelatihan
dengan menggunakan merekap respon peserta terhadap pertanyaan yang diajukan
seputar penyelenggaran pelatihan, respon tersebut terdiri dari Sangat Baik, Baik,
Cukup, Kurang.
Hal-hal yang harus direpon peserta adalah sebagai berikut:
1. Pengalaman Belajar Dalam Pelatihan Ini;
2. Rata-Rata Penggunaan Metode Pembelajaran Oleh Pelatih/Narasumber;
3. Tingkat Semangat Belajar (Motivasi) Saudara Untuk Mengikuti Program Latihan;
4. Tingkat Kepuasan Saudara Terhadap Penyelenggaraan Proses Belajar Mengajar;
5. Kenyamanan Ruang Belajar;
6. Penyediaan Alat Bantu Pelatihan Di Dalam Kelas;
7. Penyediaan Dan Pelayanan Bahan Belajar (Seperti Bahan Diskusi);
8. Penyediaan Dan Kebersihan Kamar Kecil;
9. Pelayanan Sekretariat;
10.Penyediaan Pelayanan Akomodasi;
11.Penyediaan Dan Pelayanan Konsumsi.
VIII. PENUTUP
Demikianlah laporan penyelenggaraan Pelatihan Pencegahan dan Tatalaksana
Gizi Buruk Pada Balita Angkatan II Tahun ini disusun, semoga informasi yang
dituangkan dalam laporan ini dapat bermanfaat untuk peningkatan kualitas
penyelenggaraan pelatihan dan pencegahan dan tatalaksana gizi buruk pada balita.
Saran dan kritik yang membangun akan sangat kami harapkan guna perbaikan di masa
yang akan datang.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu terlaksananya pelatihan ini. Semoga kerjasama yang baik ini akan terus
terbina di masa yang akan datang.