Anda di halaman 1dari 11

GGA-QU : Upaya Pemanfaatan Kartu Edukasi & Aplikasi Digital GGA Pada Era 5.

(Gagal Ginjal Akut)

DISUSUN OLEH :

Muhammad Ramadhan Nur (Universitas Mulawarman)

Risma Azhara.N (STIFI Bhakti Pertiwi Palembang)


GGA-QU : Upaya Pemanfaatan Kartu Edukasi & Aplikasi Digital GGA Pada Era 5.0

(Gagal Ginjal Akut)

A. Latar Belakang

Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk membuang sisa
metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin yang dikeluarkan dari tubuh. Ginjal
menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dengan
mengekskresikan zat terlarut dan air secara selektif. Jika kedua ginjal ini gagal menjalankan
fungsinya maka akan terjadi kematian.

Gangguan ginjal akut atau bisa disebut Acute Kidney Injury (AKI) dapat diartikan
sebagai penurunan cepat dan tiba-tiba atau parah pada fungsi filtrasi pada ginjal. Kondisi ini
ditandai oleh peningkatan konsentrasi kreatinin serum atau azotemia (peningkatan
konsentrasi BUN). Akan tetapi setelah kegagalan ginjal terjadi, maka pada tingkat
konsentrasi BUN akan kembali normal, sehingga yang menjadi patokan adanya kerusakan
ginjal adalah penurunan produksi urin.

Acute kidney injury (AKI) yang sebelumnya dikenal dengan gagal ginjal akut (GGA)
atau acute renal failure (ARF) adalah salah satu sindrom dalam bidang nefrologi yang dalam
15 tahun terakhir menunjukkan peningkatan insidens. Insidens di negara berkembang,
khususnya di komunitas, sulit didapatkan karena tidak semua pasien GGA datang ke rumah
sakit. Diperkirakan bahwa insidens nyata pada komunitas jauh melebihi angka yang tercatat.
Peningkatan insidens GGA antara lain dikaitkan dengan peningkatan sensitivitas kriteria
diagnosis yang menyebabkan kasus yang lebih ringan dapat terdiagnosis. Beberapa laporan
di dunia menunjukkan insidens yang bervariasi antara 0,5- 0,9% pada komunitas, 0,7-18%
pada pasien yang dirawat di rumah sakit, hingga 20% pada pasien yang dirawat di unit
perawatan intensif (ICU), dengan angka kematian yang dilaporkan dari seluruh dunia berkisar
25% hingga 80%. GGA telah menarik perhatian dengan adanya pengakuan bahwa perubahan
kecil dalam fungsi ginjal mungkin memiliki efek yang serius dalam akhir diagnosa.
Meskipun kemajuan dalam diagnosis dan staging GGA dengan emergensi biomarker
menginformasikan tentang mekanisme dan jalur dari GGA, tetapi mekanisme GGA
berkontribusi terhadap peningkatan mortalitas dan morbiditas pada pasien rawat inap masih
belum jelas. Perkembangan deteksi dini dan manajemen GGA telah ditingkatkan melalui
pengembangan definisi universal dan spektrum staging. GGA berubah dari bentuk kurang
parah menjadi staging severe injury. Diagnosis dini, modifikasi pola hidup dan pengobatan
penyakit yang mendasari sangatlah penting pada pasien dengan GGA. GGA merupakan
penyakit life threatening disease, sehingga diperlukan kerjasama tim medis, pasien, dan
keluarga serta lingkungan dalam pengelolaan penyakit ini. Edukasi terhadap pasien dan
keluarganya tentang penyakit dan komplikasi yang memungkinkan akan sangat membantu
memperbaiki hasil pengobatan, serta diharapkan dapat membantu memperbaiki kualitas
hidup penderita GGA.

B. Eksistensi Pemanfaatan Teknologi Informasi Di Pelayanan Kesehatan

Pada abad 21 ini, perkembangan teknologi informasi sangatlah pesat dan tidak bisa
dipisahkan lagi dengan kehidupan masyarakat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Indonesia per tahun 2021 sebanyak 62,10% penduduk Indonesia telah mengakses
internet, dimana internet sendiri merupakan salah satu indikator yang paling terlihat dalam
perkembangan teknologi informasi. Perkembangan tersebut merambat ke berbagai sektor
salah satunya adalah pelayanan kesehatan.

Layanan kesehatan berbasis digital merupakan salah satu bentuk dari penyelarasan
industri 4.0 dan society 5.0 untuk menyelaraskan teknologi revolusi industri 4.0 dan society
5.0 maka bentuk implementasi itu muncul di dalam platform-platform kehidupan dan budaya
manusia, salah satunya adalah bagaimana kemudian manusia melakukan transformasi
pengobatan yang tadinya konvensional kemudian beralih pada pengobatan secara digital.

Kemajuan dari industri 4.0 tersebut diikuti oleh revolusi society 5.0 bahwa revolusi
industri saja tidak cukuo untuk mengajarkan teknologi ke tengah-tengah kebudayaan
manusia, tetapi dengan adanya revolusi society 5.0, yang pertama kali dicetuskan oleh Shinzo
Abe di Davos, Swiss tahun 2019 bahwa teknologi adalah untuk manusia dan manusia adalah
bagian dari teknologi 4.0 tersebut dan salah satu bentuk yang menggabungkan antara revolusi
4.0 dan socieety 5.0 adalh telemedis. Mengenai hal ini maka kartu edukasi sebagai prasarana
pengguna aplikasi GGA dan aplikasi GGA kemudian muncul sebagai salah satu platform
yang menjembatani kebudayaan manusia dalam melakukan upaya pencegahan maupun
penanganan terhadap penyakit GGA di kalangan masyarakat.

Aplikasi digital atau GGA-Qu adalah penggunaan teknologi informasi dan


komunikasi (TIK) untuk meningkatkan kesehatan.. Inovasi GGA-Qu adalah pendukung
utama untuk mencapai dan mengukur cakupan kesehatan universal. Mereka dapat
mengurangi biaya perawatan kesehatan untuk keluarga, meningkatkan akses yang setara ke
layanan berkualitas, menghubungkan sistem kesehatan secara efisien dengan program
perlindungan sosial, dan meningkatkan akuntabilitas dan keberlanjutan pemberian layanan
kesehatan.
Dengan meningkatkan infrastruktur GGA-Qu yang ada dan melakukan investasi baru
yang strategis, Indonesia dapat mempercepat kemajuan menuju cakupan kesehatan
universal. Diterapkan dengan benar, aplikasi GGA-Qu dapat menjadi transformasional,
terutama di lingkungan sumber daya yang rendah, terutama ketika dimanfaatkan secara
strategis untuk memberikan cakupan kesehatan universal.

Digunakan untuk pengukuran dan akuntabilitas, aplikasi GGA-Qu dapat


meningkatkan kebijakan kesehatan secara signifikan karena keputusan dibuat menggunakan
data yang lebih andal dan memadai dalam format dan frekuensi yang memastikan kinerja
sistem kesehatan yang lebih baik.

Jaringan Informasi aplikasi GGA-Qu adalah platform bantuan peer-to-peer yang


penting untuk membantu negara Indonesia berhasil maju menuju cakupan kesehatan
universal dengan memanfaatkan manfaat GGA-Qu.

C. Kerangka Berpikir Kritis Konsep Kartu Edukasi dan Aplikasi Digital GGA

Gambar 1. Tampilan Kartu Edukasi GGA Gambar 2. Tampilan aplikasi GGA-Qu

Sumber : (Penulis, 2022) Sumber : (Penulis, 2022)


Aplikasi ini nantinya didesain ketika pada saat mendaftar (Sign up) untuk
menggunakan akun google, agar nantinya dapat terintegrasi dengan perangkat lainnya.
Kemudian sebelum menggunakan aplikasi ini, pengguna harus mengisikan data diri untuk
keperluan database sekaligus nantinya akan dijadikan profil pengguna. Semua database
pengguna aplikasi ini akan dikelola oleh developer aplikasi bersama dengan pemerintah
sebagaimana mitranya untuk keperluan pemantauan program pencegahan gagal ginjal akut.

D. Strategi Implementasi Gagasan Kartu Edukasi dan Aplikasi Digital GGA

Agar gagasan pembuatan aplikasi GGA-QU diatas dapat terwujud dan dapat ter-
implementasikan, yaitu dengan kordinasi aktif antara lima komponen utama meliputi:

1. Pemerintah
Pemerintah dalam hal ini berperan sebagai regulator, fasilitator, konektor dan
kontroler. Bentuk kemitraannya dapat berupa dukungan baik secara material maupun
nonmaterial. Dukungan dalam bentuk material berupa alokasi dana untuk biaya
pembuatan dan pengembangan aplikasi. Mengingat tujuan akhir dari aplikasi ini
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui bidang kesehatan
dengan cara mencegah terjadinya gagal ginjal akut. Sedangkan dukungan dalam
bentuk non material berupa perizinan untuk membuat dan mengembangkan aplikasi
dan menyediakan segala fasilitas yang dibutuhkan termasuk berperan sebagai
penghubung dengan instansi atau fasilitas kesehatan di bawahnya serta berperan juga
dalam monitoring jalannya program ini.

2. Akademisi
Akademisi berperan sebagai pencetus ide terkait aplikasi GGA-Qu. Bersama dengan
pelaku bisnis, akademisi akan bekerja sama membuat fitur-fitur yang ada di dalam
aplikasi tersebut. Akademisi juga bertanggungjawab dalam melakukan pengembangan
aplikasi dengan berdasarkan riset terbaru agar dapat memberikan pelayanan secara
maksimal kepada masyarakat.

3. Masyarakat
Masyarakat merupakan sasaran dari implementasi aplikasi gagal ginjal akut, yang
mana aplikasi ini akan memberikan edukasi dan informasi sehingga mempermudah
masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan.
4. Pelaku Bisnis
Pelaku bisnis berperan sebagai pembuat dan pengembang aplikasi bekerjasama
dengan akademisi. Pelaku bisnis juga berperan sebagai investor atau sponsor.

5. Praktisi Kesehatan
Praktisi kesehatan berperan sebagai garda terdepan dalam pelayanan secara langsung.
Hal itu karena indikator akhir keberhasilan aplikasi ini adalah kesadaran masyarakat
untuk rutin melakukan pemeriksaan gagl ginjal akut. Disitulah kesempatan bagi kita
untuk memberikan edukasi secara maksimal kepada masyarakat atau pasien. Selain
itu praktisi kesehatan juga harus membantu dalam mempromosikan aplikasi ini agar
dapat berfungsi secara maksimal.

E. Analisis Kelayakan Implementasi

Penulis melakukan analisis kelayakan implementasi dari aplikasi GGA-Qu melalui


analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats).

Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)


1. Media yang ditawarkan lebih 1. Memerlukan sistem IT yang canggih
kreatif,inovatif dan sesuai dengan dan menghabiskan biaya yang cukup
perkembangan zaman. mahal serta estimasi waktu
2. Mempermudah dalam Mempelajari pengembangan yang relative lama
dan mengakses informasi tentang agar terciptanya aplikasi layak
gagal ginjal akut karena terintegrasi 2. Membutuhkan tenaga ahli baik dalam
dalam satu sistem aplikasi. bidang kesehatan maupun informasi
3. Fitur- fitur yang digunakan menarik teknologi
perhatian dan beragam.
Opportunity (Peluang) Threats (Tantangan)
1. Belum berkembangnya aplikasi yang 1. Diperlukan media promosi yang baik
berfokus pada edukasi serta agar tujuan aplikasi ini dapat
pemberian layanan gagal ginjal akut tersampaikan kepada masyarakat
secara online. untuk tertarik menggunakannya.
2. Aplikasi ini dapat menjadi terobosan 2. Diperlukan kordinasi yang baik antara
baru dalam upaya pencegahan gagal akademis,pemerintah dan pelaku
ginjal akut bahkan jenis penyakit bisnis agar pembuatan serta
lainnya. pengembangan aplikasi berjalan
dengan lancar.

F. Simpulan

GGA-Qu merupakan sebuah inovasi berupa aplikasi yang berisi informasi-informasi


mengenai gagal ginjal akut serta katu edukasi GGA sebagai pengguna aplikasi GGA-Qu
terkait pencegahan gagal akut yang bersifat solutif dengan didukung oleh fitur-fitur yang
menarik dan kekinian. Aplikasi ini diharapkan dapat menjawab pertanyaa terkait sulitnya
melakukan edukasi tentang pentignya melakukan deteksi dini gejala gagal ginjal akut kepada
masyarakat. Karena pendekatan yang digunakan pada aplikasi ini memanfaatkan
perkembangan informasi dan teknologi, sehingga mempermudah masyarakat dalam
mendapatkan informasi yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Verdiansah. Pemeriksaan Fungsi.Ginjal. Rumah Sakit Hasan


Sadikin : Bandung, Indonesia. CDK-237/ vol. 43 no. 2. 2016.

M.Wilson Lorraine, Sylvia. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit.


6th edition. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC: 2012.p867-889.
Lampiran Biodata :

Nama Lengkap : Muhammad Ramadhan Nur

Tempat, tanggal lahir : Samarinda, 24 November 2001

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Tani Subur RT. 14 kelurahan Tani Aman,


Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda
Provinsi Kalimantan Timur

Jurusan : S1 Farmasi Klinis

Asal Instansi : Universitas Mulawarman

No. Hp : 082157963064

E-mail : dhannurrama@gmail.com
Lampiran Biodata :

Nama Lengkap : Risma Azhara.N

Tempat, tanggal lahir : Lubuk Linggau, 28 Juni 2002

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Kamboja ,20 ilir D

Kecamatan : ilir Timur, Kota Palembang

Provinsi Sumatera Selatan

Jurusan : S1 Farmasi

Asal Instansi : STIFI Bhakti Pertiwi Palembang

No. Hp : 085357822233

E-mail : azrazahara22@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai