Products in the chemical industry Alkaloid Nikotin ➢ Pada 1511, tanaman tembakau pertama kali mencapai Spanyol. ➢ Pertengahan abad 16, Francisco hernandez de Toledo (dokter) yang berpindah ke Calvinisme, menanam Mapacho (Nicotianan rustica) sebagai tanaman hias. 1. Isolasi dan penentuan Struktur ➢ Tahun 1807, Gaspare Cerioli, Profesor di Lyceum di Cremona : destilasi minyak esential dari ekstrak tembakau encer. ➢ Carl Huber, Hugo Weided (1849-1899) dan Richard Laiblin mengoksidasi nikotin dengan asam kromat dan asam nitrat, dan memperoleh asam piridin-3- karboksilat (asam nikotinat) dan dapat diperoleh dengan oksidasi β-picoline 1. Isolasi dan penentuan Struktur ➢ Adolf Pinner (1842-1909), Profesor kimia pada Institute Veteriner di Berlin : elusidasi struktur nikotin (1893) dengan oksidasi degradasi dengan Bromin. ➢ Selain asam nikotinat, juga ditemukan asam metilamin dan malonat. 1. Isolasi dan penentuan Struktur ➢ Nikotin mengandung dua fungsi amina tersier, dari piridin tersubtitusi-3 yang terkait dengan N-metilpirolidin tersubitusi-2. ➢ Tahun 1895, Ame Pictet (1857-1937) : sintesis nikotin. ➢ Tahapan kunci pembentukan 3-(1H- pyrrol-1-yl)-pyridine dari 3- aminopyridine dan mucic acid dan selanjutnya... 1. Isolasi dan penentuan Struktur
➢ Pengaturan kembali 3-(1H-pyrrol-2-
yl)-pyridine pada temperatur tinggi. ➢ N-metilasi dan reduksi berurutan menghasilkan nikotin rasemat, yang dapat dipisahkan dengan asam tartrat menjadi enansiomernya. 1. Isolasi dan penentuan Struktur
➢ Pada tahun 1925, Paul Karrer berhasil
menentukan konfigurasu absolut nikotin, dengan mendekonstruksinya menjadi asam (L)-hygrinic dan selanjutnya menjadi prolin. 1. Isolasi dan penentuan Struktur
➢ Nikotin adalah salah satu alkaloid yang
mudah menguap. ➢ Cairan berminyak yang tidak berwarna dan tidak berbau (b.p : 246oC). ➢ Nikotin menjadi coklat karena pengaruh cahaya dan diudara serta menimbulkan bau tembakau yang intensif. 1. Isolasi dan penentuan Struktur
➢ Nikotin salah satu racun tanaman yang
paling kuat (kelumpuhan pernafasan yang fatal dilaporkan pada manusia dengan dosis oral dibawah 1 mg/kg berat badan). 2. Botani
➢ Nikotin : alkaloid Solanaceae
➢ Dua spesies tembakau terpenting secara ekonomi : ➢ Nicotiana tabacum (tembakau Virginia) yang tumbuh hingga setinggi 3 meter, bunga kemerahan, dan daun berbentuk lanset, daun runcing. a. Nicotiana tabacum b. Nicotiana rustica 2. Botani
➢ Nicotiana rustica (Mapacho- amerika
selatan, Thuoc Lao-Vietnam), setinggi 1,2 meter, bunga kuning kehijauan , dan daun berbentuk telur. 2. Botani ➢ Nikotin terbentuk terutama di akar dan diangkut ke daun untuk disimpan. Kandungan nikotin berbagai varietas tembakau 0,3-7 %, hingga 9 % (Nicotiana rustica) dari berat kering. ➢ Tembakau bebas nikotin : alkaloid mengalami demetilasi secara enzimatis yang mengurangi kandungan nikotin < 0,1 %. 2. Botani ➢ Untuk merokok, menghirup dan mengunyah. Nicotiana tabacum dibudidayakan dari daerah tropis hingga daerah beriklim sedang, sesuai dengan persyaratan iklim dan tanah dari varietas tertentu (tembakau Virginia, tembakau Oriental, tembakau Burley, tembakau Kentucky, tembakau Havana, tembakau Sumatera, tembakau Brasil). 2. Botani ➢ Produsen terbesar : China, diikuti Brasil, India dan AS. ➢ Nicotiana rustica diproduksi di Polandia, Belarusia, Ukraina, Kazakhstan dan Rusia, serta Amerika Serikat. 3. Biosintesis ➢ Biosinetesis nikotin di dalam tanaman berasal dari beberapa asam amino esensial. ➢ Bagian piridin dari (-)-nikotin diturunkan secara biogenetis dari asam nikotinat yang terbentuk pada prokariot dan tumbuhan mulai dari asam aspartat dan gliseraldehide-3- fosfat. 3. Biosintesis
➢ Asam aspartat diaktifkan oleh fosfat
piridoksal. ➢ Setelah siklisasi dan aromatisasi, asam kuinolinat terbentuk terlebih dahulu, dan kemudian dekarboksilasi mengarah ke asam nikotinat. 3. Biosintesis
➢ Hewan dan berbagai jamur,
mensintesis asam nikotinat dengan cara berbeda yaitu degradasi triptofan. ➢ Pembukaan cincin oksidatif dan deformilasi menghasilkan kynurenine, yang selanjutnya terhidroksilasi. 3. Biosintesis
➢ Setelah residu alanin dibelah, sistem
aromatik dipecah secara oksidatif oleh dioksigenase. ➢ Penutupan kembali menghasilkan asam kuinolinat, yaitu didekarboksilasi menghasilkan asam nikotinat. ➢ Pembelahan alanin tergantung pada piridoksal fosfat. 3. Biosintesis
➢ Bagian pirolidin dalam nikotin berasal
ornitin, dekarboksilasi dalam langkah yang diperantarai piridoksal fosfat. ➢ Setelah metilasi dengan S- adenosylmethionine (SAMA) dan penutupan cincin, pembelahan piridoksamin fosfat menghasilkan garam 1-metil-3,4 dihidropirrolium. 3. Biosintesis
➢ Pabrik tembakau, asam nikotinat
direduksi terlebih dahulu, dan serangan nukleofilik dari asam dihidronikotinat terdeprotonasi pada garam 1-metil-3,4-dihidropirrolium menghasilkan (-)-nikotin. 3. Biosintesis
➢ Varietas tumbuhan liar Nicotiana
sylvestris bereaksi terhadap kerusakan mekanis, misalnya herbivora seperti ulat dari cacing tanduk tembakau Amerika Manduca sexta sehingga meningkatkan produksi nikotin hingga 4x. 3. Biosintesis
➢ Petani tembakau : melakukan hal yang
sama dengan “mencubit” tunas tanaman muda. ➢ Respon ini dimediasi oleh asam jasmonat. ➢ Tanaman tembakau yang tidak terluka, menunjukkan kadar nikotin yang lebih tinggi juga, yaitu fitohormon, pengairan ke air. 4. Farmakologi
➢ Asap tembakau memiliki efek samping
yang cukup besar pada sistem kardiovaskular dan pencernaan, dan merupakan penyebab kanker. ➢ Nikotin menghambat monoaminoksidase, yang menurunkan dopamin di otak. 4. Farmakologi
➢ Perokok memiliki aktivitas
monoaminoksidase yang berkurang hingga 40 % dibandingkan dengan bukan perokok. ➢ Menurut pengamatan epidemiologi : perokok lebih jarang terjangkit penyakit Parkinson (kurangnya neuron penghasil dopamin). 4. Farmakologi
➢ Nikotin sebagai struktur utama dalam
pengembangan obat-obatan untuk mengobati parkinson. ➢ Juga untuk penyakit neurodegeneratif lainya : penyakit Alzheimer. ➢ Ganggian psikologi : skizofrenia, epilepsi tertentu dan sindrom Tourette. 4. Farmakologi
➢ Nikotin telah digunakan untuk
mengobati sapi, domba dan unggas dari kudis, kutu. ➢ Kedokteran hewan : nikotin digunakan sebagai Anthelmentik (obat cacing) ➢ 100 tahun : nikotin mengendalikan kutu dain dan sebagai insektisida di perkebunan anggur. 5. Detoksifikasi
➢ Bakteri dan beberapa jamur
mengkatabolisme nikotin dengan tujuan menghasilkan asam karboksilat sebagai metabolit primer. ➢ Bakteri Arthobacter nicotinovorans mendegradasi kedua enansiomer nikotin : cincin piridin pertama kali dihidroksilasi oleh nikotin dehidrogenase (molibdenum). 5. Detoksifikasi
➢ Kedua enansiomer 6-hidroksikotin
diubah menjadi 6- hidroksipseudooksinikotin yang selanjutnya diubah menjadi 2,6- dihidroksipiridin dan melalui 2,3,6- trihidroksipiridin akhirnya pecah menjadi asam maleamat. 5. Detoksifikasi
➢ 2,6-dihidroksi-N-metilmiosmin adalah produk akhir metabolik pada bakteri tanah Arthrobacter, dan dibentuk secara spontan melalui kondensasi dari 2,6-dihidroksi- pseudooksinikotin. 5. Detoksifikasi
➢ Spesies Pseudomonas mendegradasi
nikotin menjadi 6-hidroksipseudooksinikotin ➢ Pseudominas putida, nikotin menjadi pseudooksinikotin. ➢ Setelah deaminasi oksidatif dan oksidadi aldehid menjadi asam, rantai samping pecah menghasilkan suksinat semialdehid dan 2,5-dihidroksipiridin, yang diubah menjadi asam maleamat 5. Detoksifikasi
➢ Tanaman tembakau dan beberapa
fungi (Pellicularia filamentosa), nikotin terdegradasi menjadi nornicotin. ➢ Arthrobacter nicotinovorans dan Pseudomonas memetabolisme menjadi 6-hidroksi-3-suksinolpiridin. 5. Detoksifikasi
➢ Detoksifikasi nikotin pada manusia
terjadi didalam hati. ➢ Nikotin teroksidasi (70-80%) menjadi kotinin, sekitar 4 % menjadi (1’S,2’S) dan (1’R, 2’S)-nikotini-N’-oksida. ➢ Nikotin, kotinin dan 3’hidroksikotinin diekskresikan dalam urin sebagian besar terkonjugasi dengan asam glukuronat. 6. Nicotinoids-Nicotin berhubungan dengan bahan alam.
➢ Alkaloid minor tembakau : Nornicotin
dan anabasin. ➢ Spesies Nicotiana mengandung (S)- nornicotine. ➢ Duboisia hopwoodii menghasilkan (R)- enansiomer. ➢ Anabasis aphylla : 2,6 % Anabasine ➢ Nicotiana glauco : 1 % anabasine 6. Nicotinoids-Nicotin berhubungan dengan bahan alam.
➢ Indian tembakau (Lobelia inflata) :
genus bunga lonceng (Campanulaceae). ➢ Alkaloid utama pada Lobelia inflata : lobeline (agonis parsial pada reseptor nikotinik asetilkolin α4-β2) ➢ Kandidat struktur utama untuk penghentian merokok. (a) Duboisia hapwoodii, (b) Nicotiana glauca, (c) Lobelia inflata 6. Tanaman lainnya
➢ Komponen yang berkaitan dengan
struktur nikotin, adalah sebagai berikut : (-)-epibatidine, (-)cytsine, (+) anatoxin A, lobeline a. Lobeline
➢ Tembakau India (Lobelia inflata) =
“puckeweed” berabad-abad oleh orang Amerikas Serikat Timur Laut sebagai obat entheogenik dan emetika ➢ Akar : pengobatan penyakit menular seksual (sifilis) ➢ Tapal daun : penyakit kulit a. Lobeline
➢ Heinrich Otto wieland (1877-1957) :
lobeline untuk pengobatan respirasi agonal oleh Boehringer Ingelheim (1921) diekstraksi dari tanaman Lobelin Ingelheim. ➢ 1937 disintesis penuh : Lobeton. ➢ Lobelin : penghenti merokok komersial. b. Epibatidine
➢ Penduduk asli Indian di Ekuador dan
Kolombia menggunakan : kurare sebagai racun. ➢ Strychnos toxifera dan Chondrodendron tomentosum ➢ Sekresi kulit katak genus Phyllobates dan Dendrobates sebagai racun panah. b. Epibatidine
➢ John W Daly (1933-2008) dari National
Institutes of Health di Bethesda, Maryland : racun katak dari spesies Epipedobates tricolor. ➢ Mengisolasi : epibatidine (memicu fenomena ekor Straub pada mencit, efek khusus untuk opiat). b. Epibatidine
➢ Epibatidine mengandung rangka 7-
azabucyclo[2,2,1]heptan yang pada saat itu belum ada di alam, dan bagian 2-kloropiridil yang juga langka pada produk alami. ➢ Epidedobates tricolor tidak mensintesis epibatidine sendiri, tetapi mengambil alkaloid dengan makanan dari sumber yang tidak diketahui. b. Epibatidine
➢ Katak yang dibesarkan di
penangkaran tidak mengandung epibatidine ➢ Efek : mengikat pada reseptor asetilkolin nikotinat. ➢ Epibatidine 200 kali lebih kuat daripada morfin dan nikotin. c. Cytisine
➢ Cytisine : alkaloid utama dari
Laburnum atau “Golden Chain” ➢ Laburnum anagyroides atau Cytisus laburnum. ➢ Asal : eropa selatan dan asia barat daya. ➢ Abad ke-16 telah dibudidayakan di Eropa utara sebagai tanaman hias karena bunganya uang indah. c. Cytisine
➢ Cytisine diisolasi dari biji laburnum
yang matang. ➢ Alkaloid juga ditemukan pada tanaman leguminosa (polong- polongan-Fabaceae). ➢ Cytisus scoparius ➢ Genista germanica ➢ Genista tinctoria c. Cytisine
➢ Biji tanaman “Buttercup”
(Ranunculacea) ➢ Cimicifuga europaea ➢ Tanaman Holly (Aquifoliaceae) ➢ English holly (Ilex aquifolium) c. Cytisine
➢ Laburnum ditoleransi dengan baik
oleh kambing, domba dan kelinci. ➢ Bijinya sangat beracun bagi manusia (sitisme). ➢ Cystisine : seperti nikotin, pada konsentrasi rendah mengeksitasi syaraf simpatis perifer. c. Cytisine ➢ Konsentrasi tinggi : paralisis transmisi stimulus ke organ vegetatif yang dialiri syaraf dan motor endplate dari sambungan neuromuskuler di di syaraf sistem somatik (pernafasan). ➢ Cystisine untuk homepati dan penghentian merokok (Tabex®, hanya di Eropa Timur). ➢ Analognya : Varenicline (Chantix® dan Champix®) dipasarkan secara global Produksi Nikotin
➢ Nikotin diperoleh dari tanaman
tembakau dengan cara ekstraksi atau destilasi uap. ➢ Modern : Superkritis karbon dioksida. ➢ Mapacho yang kaya akan nikotin di budidayakan (AS). ➢ Limbah pengolahan tembakau. Produksi Nikotin
➢ Terapi pengganti nikotin (koyo
mengandung nikotin, semprotan hidung, permen karet dan permen ) untuk penghentian merokok.