Anda di halaman 1dari 23

SUPPOSITORIA

Defenisi

 Suppositoria adalah sediaan padat dalam


berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan
melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya
meleleh, melunak atau melarut pada suhu
tubuh (FI IV). 
 Suppositoria adalah suatu bentuk
sediaan padat yang pemakaiannya
dengan cara memasukkan melalui
lubang atau celah pada tubuh, di mana
ia akan melebur, melunak atau
melarut dan memberikan efek lokal
atau sistemik.
 Umumnya dimasukkan melalui
rektum, vagina, kadang2 melalui
saluran urin, dan jarang melalui telinga
dan hidung
Bobot dan Ukuran Suppositoria
 Bobot suppositoria bila tidak dinyatakan
lain adalah 3 gr untuk dewasa dan 2 gr
untuk anak.
 Biasanya suppositoria rektum
panjangnya ± 32 mm (1,5 inchi),
berbentuk silinder dan kedua ujungnya
tajam, beberapa ada yang berbentuk
seperti peluru, torpedo, atau jari-jari kecil
(tergantung pada bobot jenis bahan obat
dan basis yang digunakan, beratnya pun
berbeda-beda)
 USP menetapkan untuk suppositoria rektum
beratnya 2 g, untuk orang dewasa (basis
oleum cacao), sedang untuk bayi dan anak-
anak, ukuran dan beratnya ½ dari ukuran
orang dewasa
 Supositoria vagina (pessarium) biasanya
berbentuk bola lonjong atau seperti kerucut,
beratnya 5 g (basis oleum cacao)
 Supositoria saluran urin (bougie) bentuknya ramping
seperti pensil
 Supositoria saluran urin pria bergaris tengah 3-6 mm
dengan panjang ± 140 mm, dengan berat ± 4 g (basis
oleum cacao)
 Supositoria saluran urin wanita panjang dan beratnya
½ dari ukuran untuk pria, panjang ± 70 mm dan
beratnya 2 g
 Supositoria untuk hidung dan telinga (kerucut telinga),
berbentuk sama dengan supositoria urin dengan
panjang biasanya 32 mm (jarang digunakan)
Efek Supositoria

 Begitu dimasukkan, basis supositoria


meleleh, melunak atau melarut menyebarkan
bahan obat yang dibawanya ke jaringan2 di
daerah tersebut.
 Obat ini dimaksudkan untuk ditahan dalam
ruang tersebut untuk efek kerja lokal, atau
bisa juga dimaksudkan agar diabsorbsi untuk
mendapatkan efek sistemik
AKSI LOKAL

 Supositoria rektal yang dimaksudkan untuk


kerja lokal  menghilangkan konstipasi dan
wasir (biasanya mengandung anestetik lokal,
vasokontriktor, astringen, analgesik), laksatif
(supositria gliserin).
 Supositoria vaginal  antiseptik pada
hygiene wanita, vaginitis, dll.
 Supositria uretral  antibakteri, anestetik
lokal
AKSI SISTEMIK

 Rektum sering digunakan sebagai tempat


absorpsi secara sistemik, vagina tidak sering
digunakan untuk tujuan ini
 Sirkulasi vena dari rektum (vena hemoroidal
inferior dan tengah mengalir ke vena kava)
Keuntungan pemakaian melalui rektum
dibandingkan secara oral:

 Cocok untuk bahan obat yang dirusak oleh


pH atau aktivitas enzim dari lambung dan
usus
 Obat yang merangsang lambung dapat
diberikan tanpa menimbulkan rangsangan
 Dapat menghindari first pass effect oleh hati
 Cocok digunakan untuk pasien yang tidak
dapat menelan obat
 Efektif untuk pasien yang suka muntah
 Supositoria rektum untuk efek sistemik 
menghilangkan asma (aminofilin, teofilin),
menghilangkan rasa mual dan muntah
(klorpromazin), analgesik dan antipiretik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
absorpsi obat dalam rektum

Faktor fisiologi
 Kandungan kolon  absorpsi lebih besar
pada rektum yang kosong (tidak ada feses),
keadaan lainnya seperti diare dapat
mempengaruhi kadar dan tingkat absorpsi
obat dari rektum
 Jalur Sirkulasi  obat yang diabsorbsi melalui
rektum, tidak melalui sirkulasi portal (tidak
dihilangkan oleh hati)
 pH dan tidak adanya kemampuan mendapar
dari cairan rektum  cairan rektum pada
dasarnya netral ph (7-8) dan kemampuan
mendapar tidak ada  obat secara kimia
tidak berubah oleh lingkungan rektum
Faktor Fisika kimia dari Obat dan Basis
Supositoria
Kelarutan Lemak Air
Ukuran partikel
Sifat Basis  mampu mencair, melunak atau
melarut supaya melepaskan kandungan
obatnya untuk diabsorpsi
Bahan Dasar Supositoria

BASIS BERMINYAK ATAU BERLEMAK


 Basis berlemak merupakan basis yang paling banyak
dipakai
 Oleum cacao  dengan cepat mencair pada suhu
tubuh, tidak bercampur dengan cairan,tidak dapat
secara langsung melepaskan obat yang larut dalam
lemak
 Untuk obat dengan efek sistemik lebih baik
menggunakan obat dengan bentuk terionisasi daripada
tidak terionisasi supaya mencapai bioavailabilitas yang
maksimum
BASIS YANG LARUT DALAM AIR DAN BASIS
YANG BERCAMPUR DENGAN AIR
Gelatin gliserin dan basis polietilen glikol
Basis gelatin gliserin paling sering digunakan
dalam pembuatan supositoria vagina 
diharapkan efek setempat yang cukup lama
dari unsur obatnya
Basis ini lebih lambat melunak dan bercampur
dengan cairan tubuh daripada oleum cacao
 Supositoria saluran urin dari gelatin gliserin lebih
mudah dimasukkan daripada oleum cacao (rapuh
dan cepat melunak pada suhu tubuh)
 Polietilen glikol (PEG) tidak melebur ketika
terkena suhu tubuh, tetapi perlahan-lahan
melarut dalam cairan tubuh  memungkinkan
perlambatan pelepasan obat dari basis, dapat
disimpan di luar lemari es , memungkinkan untuk
dimasukkan secara perlahan-lahan tanpa akan
melebur
BASIS LAINNYA
 Campuran bahan bersifat seperti lemak dan
yang larut dalam air atau bercampur dengan
air.
 Beberapa diantaranya berbentuk emulsi
(a/m) (polioksil 40 stearat)  zat aktif
permukaan
 Basis ini mempunyai kemampuan menahan
air atau larutan berair
PEMBUATAN SUPOSITORIA

 Mencetak hasil leburan


 Kompresi
 Digulung dan dibentuk dengan tangan
Mencetak Hasil Leburan

 Melebur basis
 Mencampurkan bahan obat yang diinginkan
 Menuang hasil leburan ke dalam cetakan
 Membiarkan leburan menjadi dingin dan
mengental menjadi supositoria
 Melapaskan supositoria
Kompresi

 Dibuat dengan menekan massa yang terdiri


dari campuran basis dengan bahan obat
dalam cetakan khusus
 Cocok untuk supositoria yang mengandung
bahan obat yang tidak tahan pemanasan dan
mengandung sebagian besar bahan yang
tidak dapat larut dalam basis
(memungkinkan bahan obat untuk tidak
mengendap)
Menggulung dan Membentuk dengan
Tangan
 Basis mula2 diiris, diaduk dengan bahan aktif
dalam lumpang sampai diperoleh massa
akhir yang homogen dan mudah dibentuk
 Massa lalu digulung menjadi silinder dengan
diameter dan panjang yang dikehendaki dan
salah satu ujungnya diruncingkan
Pengemasan dan Penyimpanan

 Supositoria gliserin dan gelatin umumnya


dikemas dalam wadah gelas ditutup rapat
supaya mencegah perubahan kelembapan
(basis bersifat higroskopis), disimpan
dibawah 35°F
 Supositoria dengan basis oleum cacao
dibungkus terpisah-pisah untuk mencegah
perekatan, disimpan dibawah 30°F (lebih baik
bila disimpan dalam lemari es).

Anda mungkin juga menyukai