Anda di halaman 1dari 18

FTS SOLID

Nur Mahdi, M.Farm.,Apt


KONTRAK BELAJAR
Sistem Penilaian
◦ Kehadiran 10%
◦ Tugas (kelompok,mandiri, kuis) 20%
◦ UTS 25%
◦ UAS 25%
◦ Etika/ keaktifan 20%
Macam- Macam sediaan Solid

Suppositoria&
Tablet
Kapsul
Ovula
TABLET
◦ Tablet merupakan bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu
atau lebih bahan obat
yang dibuat dengan pemadatan.
◦ Tablet juga memiliki perbedaan dalam ukuran, bentuk, berat,
kekerasan ataupun ketebalannya.
◦ Kebanyakan tipe atau jenis tablet dimaksudkan untuk ditelan
dan kemudian dihancurkan dan kemudian melepaskan bahan
obat yang ada di dalam tablet tersebut ke dalam saluran
pencernaan
Bentuk Tablet
◦ Umumnya Tablet berbentuk Bundar
◦ Tablet juga ada yang berbentuk khusus. Bentuk khusus tablet,
seperti
kaplet, segitiga, lonjong, empat persegi, dan enam persegi
(heksagonal) juga telah
dikembangkan oleh beberapa pabrik
Ukuran dan Bobot Tablet
◦ Menurut R.Voigt , tablet memiliki garis tengah yang pada
umumnya
berkisar antara 15-17 mm dengan bobot tablet pada umumnya
berkisar 0.1 - 1 gram.
◦ Menurut Lachman, tablet oral biasanya berukuran 3/16 - 1/2 inc
dengan berat
tablet berkisar antara 120 - 700 mg ≥ 800 mg dan
berdiameternya 1/4 – 7/6 inci.
◦ Sementara itu, menurut FI III dan Formularium Nasional kecuali
dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak
kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet
Kelebihan dan Kekurangan Sediaan
Tablet
◦ Berbagai keuntungan terhadap pemberian obat dalam bentuk sediaan
tablet, antara lain:
◦ Praktis dan efisien. Artinya waktu peresepan dan pelayanan di apotek dapat lebih cepat,
lebih mudah dibawa, dan disimpan.
◦ Mudah digunakan dan tidak memerlukan keahlian khusus.
◦ Dosis mudah diatur karena merupakan sistem satuan dosis (unit dose system)
◦ Efek yang ingin dihasilkan dapat diatur, yaitu dapat lepas lambat, extended release,
enteric tablet, orros, dan sebagainya.
◦ Bentuk sediaan tablet lebih cocok dan ekonomis untuk produksi skala besar.
◦ Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak yaitu dengan penambahan salut
selaput/salut gula.
◦ Bentuk sediaan tablet memiliki sifat stabilitas gabungan kimia, mekanik, dan mikrobiologi
yang cenderung lebih baik dibanding bentuk sediaan lain.
◦ Dari berbagai referensi diperoleh informasi bahwa kekurangan-kekurangan
tablet adalah sebagai berikut.
◦ Dapat menimbulkan kesulitan dalam terapi individual. Mengapa demikian?
Ya karena
obat yang berbentuk tablet biasanya pahit dan terlalu besar. Akibat terlalu
besar
biasanya sulit ditelan dan juga dapat berakibat rasa sakit di tenggorokan,
dan sebagainya.
◦ Waktu hancur lebih lama dibanding bentuk sediaan lain, seperti yang
berbentuk larutan, injeksi, dan sebagainya.
◦ Tidak dapat digunakan terhadap pasien yang dalam kondisi tidak sadar atau
pingsan.
◦ Sasaran kadar obat dalam plasma lebih sulit tercapai.
Bahan Tambahan dalam Tablet
◦ Walaupun eksipien bukan merupakan zat aktif, adanya eksipien sangat penting untuk
keberhasilan produksi sediaan yang dapat diterima
◦ Menurut Anief (1994), zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai:
◦ Zat pengisi, yaitu digunakan untuk memperbesar volume tablet. Zat-zat yang digunakan
seperti: Amilum Manihot, Kalsium Fosfat, Kalsium Karbonat, dan zat lain yang cocok.
◦ Zat pengikat, yaitu digunakan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat. Zat-zat
yang digunakan seperti: Musilago 10-20% b /v, larutan Metilcellulosum 5% b /v.
◦ Zat penghancur, yaitu digunakan agar tablet dapat hancur dalam saluran pencernaan. Zat-zat
yang digunakan seperti: Amilum Manihot kering, Gelatin, Natrium Alginat.
◦ Zat pelicin, yaitu digunakan untuk mencegah agar tablet tidak melekat pada cetakan. Zat-zat
yang digunakan seperti: Talkum 5% b/b, Magnesium stearat, Natrium Benzoat.
SUPOSITORIA DAN OVULA
◦ (Suppositoria) merupakan sediaan padat yang dikemas dalam
berbagai bobot dan bentuk.
◦ Sediaan ini cara pemakaiannya diberikan melalui rektal, vagina atau
uretra.
◦ Supositoria ini umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu
tubuh. Sementara itu, ovula merupakan bentuk sediaan padat yang
saat digunakan melalui vaginal.
◦ Ovula ini umumnya berbentuk telur, dapat melarut, melunak, meleleh
pada suhu tubuh. ovula dapat dikategorikan kedalam jenis supositoria.
Namun demikian, penggunaan nama ovula dimaksudkan agar dapat
merujuk pada bentuk sediaan dan rute pemberiannya yang hanya
lewat vaginal.
Definisi
◦ Menurut Farmakope Indonesia, yang dimaksud supositoria dan
ovula adalah sediaan
padat yang digunakan melalui dubur, umumnya berbentuk
torpedo, dapat melarut, melunak atau meleleh pada suhu tubuh
◦ Supositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang
pemakaiannya dilakukan dengan cara memasukkan sediaan
tersebut melalui lubang atau celah pada tubuh, dimana sediaan
tersebut akan melebur, melunak atau melarut dan memberikan
efek lokal atau sistemik. Penggunaan supositoria umumnya
dimasukkan melalui rectum dan vagina
Keuntungan Penggunaan Supositoria
dan Ovula
◦ KEUNTUNGAN
◦ Mudah digunakan untuk pengobatan lokal pada rectum, vagina ataupun urethra.
Misalnya, wasir, infeksi dan lain sebagainya.
◦ Sebagai alternatif bila penggunaan melalui oral tidak dapat dilakukan. Misalnya: pada
bayi, pasien debil (lemas, tidak bertenaga), muntah-muntah, gangguan sistem
pencernaan (mual, muntah), dan kerusakan saluran cerna.
◦ Obat lebih cepat bekerja, karena absorpsi obat oleh selaput lendir rectal langsung ke
sirkulasi pembuluh darah.
◦ Untuk mendapatkan “prolonged action” (obat tinggal ditempat tersebut untuk jangka
waktu yang dikehendaki).
◦ Untuk menghindari kerusakan obat pada saluran cerna
◦ Dapat menghindari first fast efek dihati
◦ Kerugiannya:

◦ Pemakaiannya tidak menyenangkan dan kurang praktis.

◦ Tidak dapat disimpan pada suhu ruang untuk supositoria dengan


basis oleum cacao.

◦ Daerah absorpsinya lebih kecil dan absorpsi hanya melalui difusi


pasif

◦ Tidak dapat digunakan untuk zat yang rusak pada pH rektum


Macam-macam Supositoria
◦ Terdapat bermacam-macam jenis untuk sediaan dari supositoria ini.
◦ Penggolongannya ada yang didasarkan kepada bentuk ataupun cara
penggunaannya. Berikut adalah macammacam jenis supositoria berdasarkan
penggolongannya tersebut, yaitu:
◦ Rektal Supositoria rectal (anus) dengan tangan Bentuk seperti peluru dengan panjang
+ 32 mm (1,5 inci) Berat supositoria untuk orang dewasa 3 g dan untuk anak-anak 2 g
Bentuk ini memberi keuntungan, yaitu apabila bagian yang besar masuk melalui otot
penutup dubur, maka suppos akan tertarik masuk dengan sendirinya.
◦ Vaginal Suppositoria = Ovula = Pessary, dimasukkan ke dalam vagina dengan alat.
◦ Urethral Suppositoria = Bacilla = Bougies, dimasukkan ke dalam urethra (saluran kemih)
pria dan wanita
Basis Suppositoria
◦ Bahan dasar (basis) supositoria yang paling umum digunakan adalah lemak
coklat (Oleum cacao), gelatin tergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi,
campuran polietilen glikol berbagai bobot molekul, lemak tengkawang
(Oleum Shoreae) atau
Gelatin, dan ester asam lemak polietilen glikol.

◦ Bahan dasar yang digunakan ini harus dapat larut dalam air atau meleleh
pada suhu tubuh.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai