Anda di halaman 1dari 16

Anggota Kelompok

1.Dini Anggraini 190101014


2.Dwi Oktavi 190101015
3.Mentari 200101031
4.Adhi chawarman 200101001

1
Peraturan Industri
Kosmetika

2
▸ Ketentuan Umum
Pasal 1
▸ 1. Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan
pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ
genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki
bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
▸ 2. Izin produksi adalah izin yang harus dimiliki oleh pabrik kosmetika untuk
melakukan kegiatan pembuatan kosmetika.
▸ 3. Industri kosmetika adalah industri yang memproduksi kosmetika yang telah
memiliki izin usaha industri atau tanda daftar industri sesuai ketentuan
peraturan perundangundangan.
▸ 4. Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik, yang selanjutnya disingkat CPKB
adalah seluruh aspek kegiatan pembuatan kosmetika yang bertujuan untuk
menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan
mutu yang ditetapkan sesuai dengan tujuan penggunaannya.

3
Ketentuan umum
▸ 5. Menteri adalah Menteri yang ▸ Pasal 2
menyelenggarakan urusan pemerintahan di ▸ (1) Kosmetika yang beredar harus
bidang kesehatan.

memenuhi persyaratan mutu,
6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal
pada Kementerian Kesehatan yang tugas dan keamanan, dan kemanfaatan.
tanggung jawabnya di bidang kefarmasian ▸ (2) Persyaratan mutu, keamanan, dan
dan alat kesehatan. kemanfaatan sebagaimana dimaksud
▸ 7. Kepala Badan adalah Kepala Badan yang pada ayat (1) sesuai dengan Kodeks
tugas dan tanggung jawabnya di bidang Kosmetika Indonesia dan persyaratan
pengawasan obat dan makanan.

lain yang ditetapkan oleh Menteri.
8. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi.
▸ 9. Kepala Balai adalah Kepala Unit Pelaksana
Teknis di lingkungan Badan yang tugas dan
tanggung jawabnya di bidang pengawasan
obat dan makanan .
Izin Produksi
▸ Pasal 6
▸ (1) Izin produksi kosmetika diberikan sesuai
Pasal 3 bentuk dan jenis sediaan kosmetika yang akan
Pembuatan kosmetika hanya dapat dilakukan oleh dibuat.
industri kosmetika. ▸ (2) Izin produksi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibedakan atas 2 (dua) golongan
Pasal 4
sebagai berikut:
(1) Industri kosmetika yang akan membuat ▸ a. golongan A yaitu izin produksi untuk
kosmetika harus memiliki izin produksi. industri kosmetika yang dapat membuat
(2) Izin produksi sebagaimana dimaksud pada ayat semua bentuk dan jenis sediaan kosmetika;
▸ b. golongan B yaitu izin produksi untuk
(1) diberikan oleh Direktur
industri kosmetika yang dapat membuat
Jenderal. bentuk dan jenis sediaan kosmetika tertentu
Pasal 5 dengan menggunakan teknologi sederhana.
▸ (3) Bentuk dan jenis sediaan kosmetika
Izin produksi berlaku selama 5 (lima) tahun dan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat diperpanjang selama memenuhi ketentuan yang huruf b ditetapkan oleh Kepala Badan POM.
berlaku.

5
Pasal 7

▸ (1) Industri kosmetika dalam membuat


kosmetika wajib menerapkan CPKB.
▸ (2) CPKB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.
▸ (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
pedoman penerapan CPKB ditetapkan
oleh
▸ Kepala Badan.

6
Persyaratan Pasal 8

▸ (1) Izin produksi industri kosmetika Golongan A diberikan dengan persyaratan:


▸ a. memiliki apoteker sebagai penanggung jawab;
▸ b. memiliki fasilitas produksi sesuai dengan produk yang akan dibuat;
▸ c. memiliki fasilitas laboratorium; dan
▸ d. wajib menerapkan CPKB.
▸ (2) Izin produksi industri kosmetika Golongan B diberikan dengan persyaratan:
▸ a. memiliki sekurang-kurangnya tenaga teknis kefarmasian sebagai penanggung jawab;
▸ b. memiliki fasilitas produksi dengan teknologi sederhana sesuai produk yang akan dibuat;
dan
▸ c. mampu menerapkan higiene sanitasi dan dokumentasi sesuai CPKB.
▸ (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan izin produksi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

7
Jenis Permohonan izin (golongan a & b)
▸ (1) Permohonan izin produksi ▸ g. fotokopi akta notaris pendirian perusahaan
industri kosmetika golongan A yang telah disahkan sesuai
diajukan dengan ▸ ketentuan peraturan perundang-undangan;
▸ kelengkapan sebagai berikut: ▸ h. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak
▸ a. surat permohonan; (NPWP);
▸ b. fotokopi izin usaha industri atau ▸ i. denah bangunan yang disahkah oleh Kepala
tanda daftar industri yang telah Badan;
dilegalisir; ▸ j. bentuk dan jenis sediaan kosmetika yang
▸ c. nama direktur/pengurus; dibuat;
▸ d. fotokopi Kartu Tanda Penduduk ▸ k. daftar peralatan yang tersedia;
(KTP) direksi perusahaan/pengurus; ▸ l. surat pernyataan kesediaan bekerja sebagai
▸ e. susunan direksi/pengurus; apoteker penanggung jawab; dan
▸ f. surat pernyataan direksi/pengurus ▸ m. fotokopi ijazah dan Surat Tanda Registrasi
tidak terlibat dalam pelanggaran Apoteker (STRA) penanggung
peraturan perundang-undangan di ▸ jawab yang telah dilegalisir.
bidang farmasi;

8
(2) Permohonan izin produksi industri kosmetika golongan B diajukan dengan
kelengkapan sebagai berikut:
a. surat permohonan;
b. fotokopi izin usaha industri atau tanda daftar industri yang telah dilegalisir;
c. nama direktur/pengurus;
d. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) direksi perusahaan/pengurus;
e. susunan direksi/pengurus ;
f. surat pernyataan direksi/pengurus tidak terlibat dalam pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang farmasi;
g. fotokopi akta notaris pendirian perusahaan yang telah disahkan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan sepanjang pemohon berbentuk
badan usaha;
h. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
i. denah bangunan yang disahkah oleh Kepala Badan;
j. bentuk dan jenis sediaan kosmetika yang dibuat;
k. daftar peralatan yang tersedia;
l. surat pernyataan kesediaan bekerja penanggung jawab; dan
m. fotokopi ijazah dan Surat Tanda Registrasi penanggung jawab yang telah
dilegalisir.

9
Izin produksi dicabut, dalam hal:
a. atas permohonan sendiri;
b. izin usaha industri atau tanda daftar industri
habis masa berlakunya dan tidak diperpanjang;
c. izin produksi habis masa berlakunya dan tidak
diperpanjang;
d. tidak berproduksi dalam jangka waktu 2 (dua)
tahun berturut turut; atau
e. tidak memenuhi standar dan persyaratan
untuk memproduksi kosmetika.

10
Bentuk dan Jenis Sediaan Kosmetika
▸ Pasal 3 ▸ Pasal 4
▸ Industri Kosmetika yang memiliki Izin Produksi
▸ (1) Industri Kosmetika yang memiliki Izin
Kosmetika golongan B
Produksi Kosmetika golongan A dapat membuat ▸ sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
semua bentuk dan jenis sediaan kosmetika.
dilarang memproduksi
▸ (2) Industri Kosmetika yang memiliki Izin ▸ kosmetika:
Produksi Kosmetika golongan B dapat membuat ▸ a. jenis sediaan untuk bayi;
bentuk dan jenis sediaan kosmetika tertentu ▸ b. mengandung bahan antiseptik, anti ketombe,
dengan menggunakan Teknologi Sederhana.
pencerah kulit, dan tabir
▸ (3) Bentuk dan jenis sediaan kosmetika tertentu ▸ surya.
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan ini.
▸ (4) Dalam hal bentuk dan jenis sediaan kosmetika
tertentu yang
▸ diproduksi dengan Teknologi Sederhana tidak
tercantum dalam
▸ Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
harus dilakukan ajian risiko terlebih dahulu.

11
Bentuk dan jenis sediaan kosmetika golongan b

12
13
Notifikasi Kosmetika
▸ Pasal 3 ▸ Pasal 4
▸ (1) Setiap kosmetika hanya dapat diedarkan ▸ (1) Notifikasi dilakukan sebelum kosmetika
setelah mendapat izin edar dari Menteri. beredar oleh pemohon kepada Kepala Badan.
▸ (2) Izin edar sebagaimana dimaksud pada ayat ▸ (2) Pemohon sebagaimana dimaksud pada
(1) berupa notifikasi. ayat (1) terdiri atas:
▸ (3) Dikecualikan dari ketentuan notifikasi ▸ a. industri kosmetika yang berada di wilayah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bagi Indonesia yang telah memiliki izin produksi;
kosmetika yang digunakan untuk penelitian ▸ b. importir kosmetika yang mempunyai
dan sampel kosmetika untuk pameran dalam Angka Pengenal Impor (API) dan surat
jumlah terbatas dan tidak diperjualbelikan. penunjukkan keagenan dari produsen negara
asal; dan/atau
▸ c. usaha perorangan/badan usaha yang
melakukan kontrak produksi dengan industri
kosmetika yang telah memiliki izin produksi.

14
Notifikasi Kosmetika
▸ Pasal 5
▸ (1) Kosmetika yang dinotifikasi harus dibuat dengan menerapkan
CPKB dan memenuhi persyaratan teknis.
▸ (2) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
persyaratan keamanan, bahan, penandaan, dan klaim.
▸ (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman CPKB dan persyaratan
teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
oleh Kepala Badan.

15
Terima
Kasih

16

Anda mungkin juga menyukai