Anda di halaman 1dari 17

JUDUL ARTIKEL: PENANAMAN KARAKTER JUJUR PADA ANAK DI ERA

COVID-19

Kelompok 3 seminar pembelajaran


Ardelia Putri Hasibuan, David Alfanda, Halimatussa’diah , Nisrah Nasution

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Islam Negeri Sumatera


Utara

HASIL DAN DISKUSI

A. Pengertian penanaman karakter jujur pada anak


Adapun dalam pembahasan ini akan didefinisikan penanaman karakter jujur
pada anak sebagai fokus penelitian. Berikut uraiannya:
1. Pengertian penanaman karakter jujur
Kejujuran adalah salah satu nilai moral yang harus dijunjung tinggi
dalam segala aspek kehidupan. Kejujuran harus menjadi landasan seseorang
dalam berkata maupun berperilaku disetiap aktivitas kehidupan. Kejujuran
adalah wujud ketulusan hati atau kelurusan hati seseorang dalam bertindak.
Dengan demikian kejujuran dapat diartikan sebagai sikap hati yang tulus atau
lurus yang mendasari suatu tindakan. Kelurusan hati ini mengandaikan adanya
keselarasan antara hati dengan sesuatu yang benar atau lurus, seperti kebenaran
yang diyakininya atau kebenaran yang ada dalam aturan-aturan yang berlaku
dalam masyarakat dimana seseorang hidup. Kejujuran dalam arti inilah yang
hendaknya diterapkan dalam kehidupan bersama dimanapun dan kapanpun kita
berada.
Franz Magnis-Suseno (1993), mengatakan bahwa ada dua sikap jujur
dalam berhubungan dengan orang lain yaitu, bersikap terbuka dengan orang lain
dan bersikap fair. Sikap terbuka berarti selalu tampil sebagai diri sendiri, tampil
apa adanya tanpa kepalsuan atau ketidakaslian. Kita selalu menampilkan diri
sebagaimana kita sesungguhnya bukan karena keinginan orang lain. Jadi, dalam
pikiran, perkataan, dan berperilaku harus selalu terealisasi sesuai keberadaan kita
yang sebenarnya, bukan karena kita malu atau takut dengan sesuatu. Bersikap
fair, artinya kita bersikap sesuai norma terhadap orang lain. Kita
memperlakukan orang lain dengan standar-standar norma dan kaidah yang
berlaku sebagaimana ia diperlakukan oleh orang lain.1
Begitu pentingnya kejujuran nampak dengan adanya UU No 12 Tahun
2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 1 Ayat (1) menjelaskan bahwa,
pendidikan pada hakekatnya adalah mengembangkan potensi diri peserta didik
dengan dilandasi oleh kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan. Dengan demikian,
pendidikan mempunyai peran yang strategis dalam membangun karakter warga
negara yang baik, terutama mahasiswa sebagai kaum intelektual. Tujuan
pendidikan bukan hanya untuk mengembangkan intelegensi akademik
mahasiswa, tapi juga membentuk mahasiswa yang berkarakter dengan
mengutamakan kejujuran sebagai landasan dalam setiap aktifitas.
Kejujuran akademik dalam lingkup perguruan tinggi, lebih pada aktifitas
akademik masyarakat kampus, khususnya mahasiswa yang sesuai dengan
hakekat mereka sebagai kaum intelektual. Namun, yang sekarang menjadi
fenomena adalah merebaknya perilaku-perilaku ketidakjujuran mahasiswa dalam
konteks akademik. Dalam lingkup pendidikan, khususnya pada tingkat
perguruan tinggi dewasa ini kejujuran akademik semakin terkikis. Misalnya,
menyontek dalam ujian, copy paste dalam pembuatan karya ilmiah, sampai pada
tindakan menjual-belikan ijasah dan gelar. Meskipun praktik-praktik demikian
bersifat kasuistik atau dengan kata lain menjadi tindakan dari segelintir orang
saja, tanpa harus menggeneralisir semua masyarakat akademik yang ada pada
tingat perguruan tinggi, tetapi kita harus tetap melihat dan mengakui adanya
fenomena tersebut.
Penanaman karakter kejujuran sangat penting untuk dikembangkan pada
anak di Desa Gunung Tua Kab. Mandailing Natal, Desa Namorambe Perumahan
Tanjung Meriam, Desa Pringgodani stabat, Desa Tapian Nadenggan, Kabupaten
Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera Utara, Pembentukan karakter
sebaiknya dilakukan sejak usia dini dengan memberikan contoh hal-hal yang
baik dan positif. Penanaman karakter yang positif akan membentuk karakter
anak di desa Gunung Tua Kab. Mandailing Natal tersebut. Pihak yang berperan
dalam penanaman karakter pada anak di Desa Gunung Tua Kab. Mandailing
Natal, Desa Namorambe Perumahan Tanjung Meriam, Desa Pringgodani stabat,
Desa Tapian Nadenggan, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera
1
Ainul Yakin. Pendidikan anak usia dini (karakter anak). (Alih Bahasa Tim Fakultas Psikologi
UI. Jakarta : Erlangga, 2008) hlm. 15-18
Utara ini antara lain adalah orang tua, guru, serta orang dewasa yang berada di
sekitar anak tersebut. Salah satu karakter yang perlu ditanamkan pada anak di
Desa Gunung Tua Kab. Mandailing Natal, Desa Namorambe Perumahan
Tanjung Meriam, Desa Pringgodani stabat, Desa Tapian Nadenggan, Kabupaten
Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera Utara ini adalah kejujuran. Menurut
Syafri (2012) jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan
pekerjaan.
Manusia akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan sepanjang
hidupnya. Menurut Mansur (2007:17), pertumbuhan dan perkembangan
merupakan proses alami yang terjadi dalam kehidupan manusia, dimulai sejak
dalam kandungan hingga akhir hayat. Pertumbuhan lebih menitikberatkan pada
perubahan fisik yang bersifat kuantitatif. Perkembangan yang bersifat kualitatif
berarti serangkaian perubahan progresif sebagai akibat dari proses kematangan
dan pengalaman. Usia lahir hingga memasuki pendidikan dasar merupakan masa
keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan, yang akan
menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan situasi yang
tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa,
sosial-emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama.
Penanaman karakter pada anak di Desa Gunung Tua Kab. Mandailing
Natal, Desa Namorambe Perumahan Tanjung Meriam, Desa Pringgodani stabat,
Desa Tapian Nadenggan, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera
Utara ini dilakukan melalui keteladanan dan kebiasaan. Anak selanjutnya dapat
mempraktikkan kebiasaan yang bersifat baik dan positif dalam kehidupan sehari-
hari. Penanaman karakter pada anak di Desa Gunung Tua Kab. Mandailing
Natal, Desa Namorambe Perumahan Tanjung Meriam, Desa Pringgodani stabat,
Desa Tapian Nadenggan, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera
Utara ini tidak hanya dengan memberikan contoh yang baik atau positif, selain
itu perlu diajarkan rasa kecintaan kepada Tuhan YME. Menurut Mansur (2007),
perkembangan anak pada usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan unik. Anak memiliki pola pertumbuhan
dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), daya pikir, daya cipta,
bahasa dan komunikasi yang tercangkup dalam kecerdasan intelektual (IQ),
kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ) atau kecerdasan agama
(RQ).
Berangkat dari permasalahan di atas peneliti menganggap perlu untuk
melakukan kajian mengenai penanaman karakter kejujuran pada anak di Desa
Gunung Tua Kab. Mandailing Natal, Desa Namorambe Perumahan Tanjung
Meriam, Desa Pringgodani stabat, Desa Tapian Nadenggan, Kabupaten Labuhan
Batu Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Alasan dipilihnya Desa Gunung Tua
Kab. Mandailing Natal, Desa Namorambe Perumahan Tanjung Meriam, Desa
Pringgodani stabat, Desa Tapian Nadenggan, Kabupaten Labuhan Batu Selatan,
Provinsi Sumatera Utara. sebagai lokasi penelitian, karena di tempat ini terdapat
orangtua berpendidikan rendah dan memiliki keunikan tersendiri dalam
menanamkan karakter jujur pada anak. Pengetahuan dan pemahaman yang luas
mengenai penanaman karakter kejujuran pada anak di Desa Gunung Tua Kab.
Mandailing Natal, Desa Namorambe Perumahan Tanjung Meriam, Desa
Pringgodani stabat, Desa Tapian Nadenggan, Kabupaten Labuhan Batu Selatan,
Provinsi Sumatera Utara yang efektif, diharapkan bisa membantu masyarakat di
Desa Gunung Tua Kab. Mandailing Natal, Desa Namorambe Perumahan
Tanjung Meriam, Desa Pringgodani stabat, Desa Tapian Nadenggan, Kabupaten
Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera Utara dalam membimbing putra-putri
yang dimilikinya agar menanamkan karakter jujur pada anak.
Pertumbuhan dan perkembangan anak di Desa Gunung Tua Kab.
Mandailing Natal, Desa Namorambe Perumahan Tanjung Meriam, Desa
Pringgodani stabat, Desa Tapian Nadenggan, Kabupaten Labuhan Batu Selatan,
Provinsi Sumatera Utara perlu diarahkan pada peletakan dasar-dasar yang tepat
bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya. Hal itu meliputi
pertumbuhan dan perkembangan fisik, daya pikir, daya cipta, sosial emosional,
bahasa dan komunikasi yang seimbang sebagai dasar pembentukan pribadi yang
utuh agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Salah satu contoh
persoalan riil mengenai seseorang yang tidak mempunyai karakter kejujuran
seperti termuat dalam kompas (2014),”Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga
(Menpora), Andi Alfian Mallarangeng, didakwa memperkaya diri sendiri
sebesar Rp 4 miliar dan 550.000 dollar AS dalam kasus dugaan korupsi proyek
pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional
(P3SON) di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat”. Berdasarkan kutipan
tersebut dapat disimpulkan bahwa siapapun bahkan menteri bisa menjadi
seorang koruptor apabila tidak mempunyai karakter kejujuran dalam dirinya.
Jadi penanaman karakter kejujuran sangat penting untuk ditanamkan sejak usia
dini hingga terbawa sampai besarnya (dewasa).
Masa usia dini merupakan masa unik dalam kehidupan anak-anak. Masa
ini merupakan masa pertumbuhan yang paling hebat dan sekaligus paling sibuk.
Salah satu permasalahan yang muncul dalam penanaman karakter pada anak
antara lain orang tua yang tidak memahami cara yang tepat dalam mendidik.
Tidak sedikit orang tua mengalami kekecewaan karena anak sebagai tumpuan
harapan ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan.2

B. Hakikat Kejujuran

Secara etimologi, jujur merupakan lawan kata dusta. Dalam bahasa Arab
diungkapkan dengan "Ash-Shidqu" sedangkan "Ash-Shiddiq" adalah orang yang
selalu bersikap jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan. Kejujuran adalah
akhlak terpuji. Seseorang dikatakan jujur apabila dia menyatakan kebenaran
sesuai dengan fakta yang ada tanpa menambah dan menguranginya. Jujur harus
menjadi akhlak dalam perkataan dan tindakan, termasuk isyarat tangan dan
menggelengkan kepala. Terkadang diam pun bisa termasuk bagian dari
ungkapan kejujuran.
Jujur bermakna keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada.
Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan
benar/jujur, tetapi kalau tidak, maka dikatakan dusta. Kejujuran itu ada pada
ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagaimana seorang yang melakukan suatu
perbuatan, tentu sesuai dengan yang ada pada batinnya. Seorang yang berbuat
riya’ tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia telah
menampakkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang dia sembunyikan (di
dalam batinnya).
Ada 3 tingkatan kejujuran diantaranya:
1) Kejujuran dalam ucapan, yaitu kesesuaian ucapan dengan realiti.
2)  Kejujuran dalam perbuatan, yaitu kesesuaian antara ucapan dan
perbuatan.
3)  Kejujuran dalam niat, yaitu kejujuran tertinggi di mana ucapan dan
perbuatan semuanya hanya untuk Allah.

2
Ibrahim. Perkembangan anak. (Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
dan Kependidikan, Ditjen Dikti Depdikbud, 2009) hlm. 112-114
Dalam kehidupan sehari-hari, sering sekali kita melihat bahkan juga ikut
terlibat dalam berbagai macam bentuk aktivitas interaksi sosial dimasyarakat.
Salah satunya wujud realisasi dari sikap tidak jujur dalam skala yang sangat
bervariasi, seperti: dapat kita lihat pada kegiatan belajar disekolah. Siswa yang
duduk dibangku sekolah dasar, sering mengalami kesulitan dalam menerapkan
sikap jujur ketika proses belajar berlangsung. Terkadang mereka terlihat
bertingkah laku dengan jujur, tapi tanpa kita sadari ketika materi yang diberikan
oleh guru bidang studi belum dapat dipahami, mereka menyembunyikan hal itu.
Mereka bahkan mengatakan bahwa mereka telah memahami materi tersebut. Hal
ini dengan sendirinya akan mengajak mereka untuk berbuat tidak jujur terhadap
mata pelajaran yang mereka pelajari.3

C. Hasil Analisa Penanaman Karakter Jujur Pada Anak Di Era Covid-19

a. Penanaman Karakter Jujur Pada Anak Desa Pringgodani stabat Di Era


Covid-19

Penelitian dimulai pada hari senin, tanggal 03 november 2020 jl.


Pringgodani stabat dengan dua cara yaitu observasi dan wawancara. Objek
penelitian adalah 1(satu) siswa kelas XII MAN Stabat, kab. Langkat, Hasil dari
wawancara saya :
Tabel 1
Siswa yang menjadi Objek Penelitian
No Nama Orangtua Tempat Tanggal Lahir
. Lahir
1. Danil diosastra bin Muhammad Stabat 13 September
handan 2003

siswa di atas, saya dijadikan sebagai informan sekaligus objek penelitian


disebabkan beberapa faktor, antara lain: merupakan anak yang pintar, juara
kelas.
Berdasarkan Hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh
peneliti dengan cara observasi dan wawancara, saya menanyakan proses belajar
mereka di masa pandemi covid 19 ini. Dan adik ini menjawab tetap
melaksanakan pembelajaran melalui online seperti classroom dan sesekali
mereka masuk juga kesekolah untuk belajar tatap muka seperti biasa melainkan

3
Sartini,. pendidikan anak usia dini (Yogyakarta : media publishing, 2016) hlm. 145-146
hanya beberapa hari saja. Nah jadi mereka pun sesekali juga berkumpul untuk
belajar online .nah disini lah peran orang tua mereka untuk mengajarkan sikap
tanggung jawab pada anak menanamkan karakter jujur pada anaknya dengan
cara melakukan pengawasan dan menanamkan kejujuran dalam segala hal. peran
orang tua mengawasi anaknya belajar secara online dan sesekali mereka juga
diawasi abang atau kaka mereka. Nah jadi saya di sini menayakan lagi kepada
anak tersebut apakah ada gangguan selama kamu belajar secara online ataupun
daring. Anak ini menjawab sangat banyak kak masalah yang timbul ketika
belajar daring atau online contohnya terkadang jaringan tidak menentu kak suka
eror sendiri dan disitu merasa bingung apa lagi ketika baru belajar memlalui
online saya bingung karna memang tidak tau gajet dan harus belajar lagi gimana
cara nya dan belajar online ini memang sangat simple kak, tetapi sangat banyak
kurangannya. Kekurangannya membuat saya lebih malas kak karna semua serba
sercing kak. Dan yang saya lihat anak - anak yang saya wawancarai di
tanamkan oleh orang tua nya dalam hal kejujuran terkadang mereka berkumpul
hanya berkumpul saja tidak mengerjakan tugas ketika berkumpul.
Jadi kearifan lokal yang terjadi di daerah saya lebih tampak mereka
sering bersama sama untuk menyelesaikan tugas sekolah mereka walaupun kata
mereka banyak kendala yang terjadi saat mengerjakan. tugas yang mereka
kerjakan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengifentifikasi mendapatkan
informasi kendala proses belajar mengajar seara online dirumah akibat dari
adanya pandemi covid 19 penelitian mengguakan metode kualitatif metode studi
kasus eksplorasi dan penelitianya menggunakan studi kasus kualitatif yang
digunakan untuk mendapatkan informasi kendala dan akibat dari pandemi covid
19.

b. Penanaman Karakter Jujur Pada Anak Desa Namorambe Perumahan


Tanjung Meriam Di Era Covid-19

Penelitian dimulai pada hari senin, tanggal 03 november 2020 jl.


Namorambe perumahan tanjung meriam dengan dua cara yaitu observasi dan
wawancara. Objek penelitian adalah 1(satu) siswa kelas XII SMA Namorambe,
Hasil dari wawancara saya :
Tabel 2
Siswa yang menjadi Objek Penelitian
No Nama Orangtua Tempat Tanggal Lahir
. Lahir
1. Rahmat Andreansyah bin zainuddin namorambe 15 januari 2004

siswa di atas, saya dijadikan sebagai informan sekaligus objek penelitian


disebabkan beberapa faktor, antara lain: merupakan anak yang pekerja keras,
dan paling rajin dikelas.
Berdasarkan Hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh
peneliti dengan cara observasi dan wawancara, bagaiamana proses berjalannya
pembelajaran kelas online selama pandemi ini, adik ini menjawab mereka tetap
melaksanakan pembelajaran secara daring dari rumah dan tetap diawasi oleh
orang tua juga, di sekitaran rumah saya terdapat anak anak yang belajar bersama
anak anak lainnya, mereka terkadang mengumpul dirumah maupun dilapangan
dekat sini untuk melakukan pembelajaran online tersebut, anak anak disini
diajarkan bertanggung jawab dengan apa yang mereka laksanakan. Anak anak
disini harus diajarkan jujur dan tanggung jawab dengan apa yang diterima nya
dan dilakukan, terkadang banyak anak yang lain tugasnya dikerjakan oleh para
orang tuanya, kakak, maupun abangnya, Sikap jujur sangat penting, karena
merupakan fondasi utama semua karakter baik. Jujur adalah kunci kebahagiaan,
walaupun terkadang mereka ngumpul sambil bermain game tetapi mereka tetap
mengerjakan dahulu apa tugas mereka masing masing, dan terlepasnya mereka
anak laki laki, mereka tetap menjalani kuliah online tersebut, walau mereka juga
bilang adanya kendala selama pembelajaran daring ini, mulai dari jaringan atau
susah sinyal, kuota, dan waktu yang tidak tepat dengan jadwal sebenarnya,
terkadang mereka juga suka mengumpul hingga larut malam karena mereka
anak laki jadi dipercayai oleh orang tua mereka masing masing.

Jadi, kearifan lokal didaerah rumah saya pada masa pandemi Covid-19
ini adalah adanya peserta didik disekitar saya yang bersamasama mengerjakan
tugas sekolah online mereka, agar dapat tolong menolong sesama teman. Karena
sudah menjadi kebiasaan warga disini saling bekerja sama.

C. Penanaman Karakter Jujur Pada Anak Desa Tapian Nadenggan, Kabupaten


Labuhan Batu Selatan Di Era Covid-19

Penelitian dimulai pada hari senin, tanggal 03 november 2020 di desa


Tapian Nadenggan, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera Utara
dengan dua cara yaitu observasi dan wawancara. Objek penelitian adalah 1(satu)
ibu rumah tangga.

Tabel 3
Warga yang menjadi Objek Penelitian
No Nama Pekerjaan Tempat Tanggal Lahir
. Lahir
1. ibu Mastija Siregar Ibu rumah tangga Tapian 15 maret 1979
nadenggan

Ibu di atas, saya dijadikan sebagai informan sekaligus objek penelitian


disebabkan beberapa faktor, antara lain: merupakanorang tua yang bijak sana
dalam mendidik anak untuk memiliki karakter jujur.
Berdasarkan Hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh
peneliti dengan cara observasi dan wawancara, Bahwasanya seorang anak adalah
seseorang yang harus kita sayangi dalam hidup kita bahkan dalam pengajaran
membentuk karakter juga harus selalu diberikan kepada sang anak.
Pembentukan karakter yang baik bisa dilakukan dengan banyak cara merupakan
keharusan orang tua terhadap anak.
Dimasa pandemi ini, penanaman karakter yang baik untuk seorang anak
perlu kita lihat sebagai orang tua, diantaranya seperti;
1) Memberiperhatian yang lebih kepada anak sehingga mendapatkan
motivasi yang baik untuk anaknya.
2) Memberi pengetahuan untuk menambahkan ilmu yang bermanfaat
untuk anak.
3) Memberi suri tauladan yang baik seperti selalu menceritakan kisah-
kisah para nabi sehingga menjadi contoh yang baik.
Menurut ibu Mastija masa pandemi menjadikan karakter anak menjadi
tidak baik. Mungkin karena ketetapan yang sudah dilakukan dijauh hari dalam
masa pandemi ini seperti berhentinya system proses belajar mengajar tatap
muka, sehingga proses pembelajaran menjadi tidak efektif. Kini masa pandemi
melakukan ketetapan sekolah daring/dari rumah, system ini mneyulitkan anak-
anak dalam belajar, mungkin kurang pengawasan langsung dari gurunya.
Dengan ini untuk memperbaiki hal itu, diharapkan seluruh aktivitas seperti
proses belajar mengajar tatap muka segera dilakukan dengan menjaga
kebersihan, memberi jarak apabila sedang berdekatan sehingga tidak terkena
virus covid 19.
Pandemi covid 19 sangat mempengaruhi semua aktivitas masyarakat
baik `dalam tradisi atau kebiasaan. Contoh tradisi yang berasal dari sumatera
utara yaitu tari tor-tor yang dilakukan ketika sedang mengadakan pernikahan,
pesta muda mudi, acara upacara adat kematian dan lain-lain. Tari tor-tor dalam
adat perkawinan mempunyai banyak arti atau keunikan. Beberapa keunikan
dalam tari tor-tor adalah:
1. Sebagai media komunikasi
Dengan gerakan 10 jari adalah bagian dari komunikasi dengan
parendengan. Hentakan kaki yang diiringi music akan terasa sampai
kepada lawan parendengan.
2. Iringan music
Iringan music yang mengiringi tarian tor-tor memiliki banyak syair-syair
dan mempunyai makna tersendiri seperti syair menceritakan
kegembiraaan, pengalaman hidup, kesusahan selama hidup.
3. Kain ulos
Kain ulos adalah ciri khas dari suku batak, kain ulos ini diberi hiasan
bentuk emas dan diberi warna merah putih dan hitam.

Tari tor-tor adalah salah satu bentuk kepercayaan dalam suku batak.
Dengan melakukan tradisi ini akan menambah kententraman dalam keluarga.
Tari tor-tor dapat menambah jalinan kekerabatan yang baik dimasyarakat.

D. Penanaman Karakter Jujur Pada Anak Desa Gunung Tua, Kec. panyabungan
Kab. Mandailing Natal Di Era Covid-19

Penelitian dimulai pada hari senin, tanggal 03 november 2020 di desa


gunung tua, Kec. Panyabungan Kota, Kab. Mandailing Natal, Provinsi Sumatera
Utara dengan dua cara yaitu observasi dan wawancara. Objek penelitian adalah
1(satu) siswa kelas XII MAN Panyabungan.

Tabel 4
Warga yang menjadi Objek Penelitian
No Nama Nama orang tua Tempat Tanggal Lahir
. Lahir
1. Nirmala sari Binti marhalim Gunung tua 26 juni 2004
tonga

Siswa di atas, saya dijadikan sebagai informan sekaligus objek penelitian


disebabkan beberapa faktor, antara lain: merupakan siswa selalu mendapatkan
prestasi dikelas, menjuarai perlombaan paskibra di mandailing Natal, dan aktif
mengikuti ekstrakulikuler yang diadakan sekolah.
Berdasarkan Hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh
peneliti dengan cara observasi dan wawancara, dengan datangnya covid-19 ini
siswa tersebut menceritakan aktifitas sehari-harinya dalam mengikuti sekolah
daring dari rumah. Keaktifan siswa tersebut menurun dari angka 100 menjadi
angka 50 persen dikarnakan daring ini. Hal tersebut membuktikan bahwa covid-
19 ini telah banyak merusak pembelajaran peserta didik, siswa tersebut
menceritakan sistem belajarnya hanya copas, dan pura-pura berfoto membaca
buku pelajaran, lalu dikirim ke WA grup mata pelajaran bahwa siswa tersebut
sudah melaksanakan tugasnya dalam membuka buku, dan membacanya. Hal
tersebut sudah jelas sekali penanaman karakter jujur pada siswa tersebut masih
kurang terpenuhi, dikarnakan sekolah daring, harapannya semoga covid-19 ini
cepat teratasi oleh pemerintah dan secepatnya pembelajaran normal kembali.
Minat belajar siswa dari tatap muka sampai dengan daring dari rumah sudah
jelas menandakan adanya penurunan minat belajar siswa. Siswa tersebut
menceritakan kurang ketatnya peraturan dari sekolah dan guru dalam mengajar
dan mengawasi muridnya. Akan tetapi pengawasan dari orang tuanya selalu ada
dalam hal belajar dan sebangainya.

Hasil Analisis

Berdasarkan hasil analisis penanaman karakter jujur pada anak di era covid -19
ini 3(tiga) siswa/i kelas XII Danil Diosastra (Kategori Tercapai), Rahmat Andreansyah
(Kategori Tercapai) dan Nirmala sari (Kategori-Tidak Tercapai). Serta 1 (satu) ibu
rumah tangga Ibu Mastija Siregar (kategori-tercapai) diperoleh hasil analisis data dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
1. Danil Diosastra
Tabel 5
Daftar Tabel Hasil Analisis
penanaman karakter jujur pada anak di era coivid-19
Tercapai
No Penanaman karakter Hasil Uraian Analisis
jujur di era covid-19
1 Peduli Siswa mampu menunjukan sikap peduli terhadap
pembelajaran daring ini dengan menanamkan
karakter kejujuran pada gurunya dan pada saat
pembelajaran.
2 Partisipasi Siswa mampu menunjukkan kegembiraan dan
aktif berdiskusi melalui pembelajaran daring dari
classroom
3 Komunikasi Siswa mampu menunjukan sikap komunikasi
yang baik dan ramah dengan menanamkan jiwa
kejujuran.
4 Interaktif Siswa mampu menunjukkan sikap interaktif
ketika berdialog melalui media komunikasi WA,
IG, Classroom dan lain sebangainya.
5 Kemampuan Siswa mampu menunjukkan kemampuan bekerja
Teamwork sama dalam tim dengan menyesuaikan dirinya
dalam diskusi kelompok walaupun pembelajaran
daring dari rumah dan berdiskusi melalui media
sosial.
6 Menampilkan Rasa Siswa mampu menunjukkan rasa percaya diri
Percaya Diri ketika saat proses pembelajaran berlangsung
yakni berani bertanya langsung kepada guru dan
pada kelompok yang maju.

2. Rahmat Andreansyah
Tabel 6
Daftar Tabel Hasil Analisis penanaman karakter jujur pada anak
Di Era covid -19
tercapai
No Penanaman karakter Hasil Uraian Analisis
jujur di Era Covid-19
1 Peduli Siswa menunjukkan sikap peduli saat
pembelajaran berlangsung (daring dari rumah),
serta adanya bekerja sama saling tolong
menolong untuk menyelesaikan tugas sekolah
daring ini
2 Tanggung jawab Siswa menunjukkan sikap bertanggung jawab
terhadap tugas dalam pembelajaran daring ini

3. Ibu Mastija Siregar

Tabel 7
Daftar Tabel Hasil Analisis penanaman karakter jujur pada anak
Di Era covid -19
tercapai

No Penanaman karakter jujur Hasil Uraian Analisis


pada anak pada Era
covid-19

1 Bermain hanya dengan Ibu ini mengawasi penuh anaknya dengan siapa
teman dekat bermain dan dengan siap berkomunikasi dalam
proses pembelajaran daring ini sepenuhnya, tidak
lepas dari kontrolan ibu ini pada anaknya.

2 Peduli terhadap masalah Ibu ini selalu menanyakan pada anaknya gak ada
anaknya tugas, gak masuk sekolah jam segini, dan
sebagainya.
4. Nirmala Sari
Tabel 8
Daftar Tabel Hasil Analisis
penanaman karakter jujur pada anak di era coivid-19
Tercapai
No Penanaman karakter Hasil Uraian Analisis
jujur di era covid-19
1 Peduli Siswa kurang mampu menunjukan sikap peduli
terhadap pembelajaran daring ini dengan
menanamkan karakter kejujuran pada gurunya
dan pada saat pembelajaran.
2 Partisipasi Siswa kurang mampu menunjukkan
berpartisipasi dalam berdiskusi melalui
pembelajaran daring dari classroom
3 Komunikasi Siswa kurang menunjukan sikap komunikasi
yang baik dan ramah dengan menanamkan jiwa
kejujuran.

Pembahasan
Pendidikan merupakan hal utama yang sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari. Pendidikan ditempuh oleh siswa untuk bekal kehidupan di masa

depan, baik untuk kehidupan mereka sendiri, kehidupan bermasyarakat, maupun

kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu pendidikan juga memiliki peran

yang besar dalam pembentukan kepribadian manusia. Salah satu tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah dan wajib untuk ditaati dan diikuti

adalah pendidikan karakter. Hal ini terlihat jelas dan tertuang dalam Undang-

Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) No. 20 Tahun 2003 di dalam

pasal 3, yang menegaskan didalamnya terdapat fungsi dan tujuan pendidikan

nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan

bangsa.

Berdasarkan bunyi pasal diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dan

tujuan dari pendidikan nasional adalah untuk membentuk watak dan karakter

siswa yang baik. Karakter merupakan nilai yang mempengaruhi perilaku pada

manusia dalam kehidupanya sendiri ataupun di dalam kehidupan bermasyarakat.


Karakter memiliki makna sebagai cara berperilaku dan berpikir yang berbeda

antara individu satu dengan individu lainya untuk hidup dan bekerjasama.

Karakter juga dapat dikatakan sebagai nilai-nilai tindakan manusia yang

berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, masyarakat ataupun

berbangsa dan bernegara yang meliputi perkataan, perbuatan, pikiran, sikap

ataupun perasaan yang didasarkan pada norma maupun hukum yang berlaku.

Karakter adalah sebuah tindakan yang muncul pada kehidupan sehari-hari dalam

setiap manusia yang berupa sikap ataupun perilaku.

Pentingnya peranan orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam

mengajarkan serta menanamkan pendidikan karakter pada anak sejak usia dini.

Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017

tentang Penguatan Pendidikan Karakter yang berisi tentang penguatatan

pendidikan karakter yang disingkat PPK adalah gerakan pendidikan dibawah

tanggung jawab satuan pendidikan guna memperkuat karakter siswa melalui

harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga yang melibatkan serta

kerja sama anatara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat.

PPK baru diterapkan pada tahun 2016 dengan menggunakan 342 sekolah

rintisan SD dan SMP dari 34 provinsi untuk uji cobanya, sedangkan pada tahun

2017 dan 2018 dilakukan implementasi secara mandiri dan bertahap dengan

jumlah 90.000 sekolah SD dan SMP di 34 provinsi. Terdapat 5 nilai utama yang

terkandung dalam penguatan pendidikan karakter tersebut yaitu nilai religius,

mandiri, gotong royong, nasionalis dan integritas. Salah satu dari kelima nilai

karakter yang terkandung dalam penguatan pendidikan karakter terdapat nilai

yang menjadi pondasi awal dalam berperilaku maupun berkata yaitu terdapat

pada nilai integritas. Nilai integritas sendiri mempunyai 6 nilai karakter yang ada
di dalamnya yaitu kejujuran, keteladanan, tanggungjawab, antikorupsi,

komitmen moral dan cinta pada kebenaran.

Satu dari beberapa nilai-nilai karakter yang penting untuk dikembangkan

dalam pendidikan adalah nilai kejujuran. Sebab kejujuran merupakan pondasi

awal dan yang utama atas tegaknya nilai-nilai kebenaran dalam kehidupan.

Kejujuran merupakan salah satu sifat terpuji yang harus dimiliki oleh setiap

individu. Penanaman nilai kejujuran harus dimulai sejak dini, karena kejujuran

adalah salah satu tanggung jawab moral terhadap nilai dan juga norma agama

dalam masyarakat. Kejujuran merupakan sebuah sifat yang bersumber dari

ketulusan hati dan kelurusan hati. Seseorang dapat dikatakan jujur apabila dalam

tindakan atau ucapanya tidak bertolak belakang atau sesuai dengan hati nurani

dan kenyataan yang terjadi serta tidak menyalahi aturan nilai dan norma yang

berlaku. Menurut Samani, jujur adalah terbuka, menyatakan apa adanya, serta

konsisten antara yang dilakukan dan dikatakan (berintegritas), tidak curang,

dapat dipercaya, dan berani karena benar.4

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. pendidikan karakter adalah program yang dilaksanakan di lingkungan sekolah
serta berfungsi untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah rasa,
olah pikir, olah hati dan olah raga dengan dukungan dari keluarga dan
masyarakat, serta kerjasama antara sekolah sebagai bentuk dari bagian Gerakan
Nasional Revolusi Mental.
2. Integritas adalah salah satu nilai karakter yang terdapat dalam penguatan
pendidikan karakter yang mendasari suatu upaya perilaku menjadikan dirinya
sebagai orang yang dapat dipercaya dalam tindakan, perkataan, dan pekerjaan,

4
Heri Ruslan, UN Ciptakan Pelajar yang Jujur dan Kreatif, diakses di
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/04/19/mlh8t3-un-ciptakan-pelajar-yang-
jujur-dan-kreatif diakses pada tanggal 04 November 20120 pukul 10.09 AM
serta memiliki kesetiaan dan komitmen pada nilai – nilai moral dan
kemanusiaan.
3. Kejujuran adalah sebuah perilaku (tindakan) atau ucapan yang sesuai dengan
kebenaran.

Daftar Rujukan

Yakin Ainul Yakin.2008. Pendidikan anak usia dini (karakter anak). Alih Bahasa Tim
Fakultas Psikologi UI. Jakarta : Erlangga

Ibrahim. 2009. Perkembangan anak. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga


Pendidikan Tenaga dan Kependidikan, Ditjen Dikti Depdikbud.

Sartini,. 2016. pendidikan anak usia dini. Yogyakarta : media publishing.

Heri Ruslan, UN Ciptakan Pelajar yang Jujur dan Kreatif, diakses di


http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/04/19/mlh8t3-un-
ciptakan-pelajar-yang-jujur-dan-kreatif diakses pada tanggal 04 November
2020 pukul 10.09 AM

Anda mungkin juga menyukai