Anda di halaman 1dari 15

Jurnal PEKAN Vol 2 No 2 Edisi November 2017 Yohanes. B.M, Pendidikan Nilai..

128

PENDIDIKAN NILAI KEHIDUPAN MELALUI KEBIASAAN


DAN KETELADANAN SEBAGAI STRATEGI PEMBENTUKAN
KEPRIBADIAN SISWA

Yohanes Berkhmas Mulyadi


STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina-Sengkuang-Sintang
Email: yostellano@gmail.com

Abstract

This paper aims to instill the values of life on the students through the habits and examples
in order to happen the growth and development of a good personality. The process of living
value education is directed to the development of cognitive, affective and psychomotor
abilities. The methods used are the method of advising, allowing methods, methods of
models and methods of freedom and opportunity to convey responses, feelings, judgments.
Preferred habit model is good habits made by parents at home and teachers in school and
reliable exemplary is the behavior of teachers as disclosed Ki Hajar Dewantara in the
slogan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso and Tut Wuri Handayani. This
motto really helps students in realizing the identity as well as can develop the elements of
student personality such as knowledge or recognition (cognitive), feelings and emotions
(afekti), willingness or will (konasi) and mix (combination).

Keywords: Living Value Education,Personality

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol 2 No 2 Edisi November 2017 Yohanes. B.M, Pendidikan Nilai.. 129

Abstrak

Tulisan ini bertujuan menanamkan nilai-nilai kehidupan pada siswa melalui kebiasaan dan
keteladanan supaya terjadi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang baik. Proses
pendidikan nilai kehidupan diarahkan pada pengembangan kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotor.Metode yang digunakan adalah metode menasehati, metode serba
membiarkan, metode model dan metode kebebasan dan kesempatan menyampaikan
tanggapan, perasaan, penilaian. Model kebiasaan yang diutamakan adalah kebiasaan baik
yang dilakukan orang tua di rumah dan para guru di sekolah dan keteladanan yang bisa
diandalkan adalah perilaku guru sebagaimana diungkapkan Ki Hajar Dewantara dalam
semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.
Semboyan ini sangat membantu siswa dalam mewujudkan jati diri sekaligus dapat
mengembangkan unsur-unsur kepribadian siswa seperti pengetahuan atau pengenalan
(kognitif), perasaan dan emosi (afekti), kemauan atau kehendak (konasi) dan campuran
(kombinasi).

Kata Kunci : Pendidikan Nilai Kehidupan, Kepribadian

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol 2 No 2 Edisi November 2017 Yohanes. B.M, Pendidikan Nilai.. 130

A. Pendahuluan (informal), orang tua sebagai pendidik


Pendidikan merupakan suatu utama dan pertama memberikan
proses yang telah dirancang secara pendidikan sebelum anak memasuki
sistematis dalam rangka usia sekolah. Lingkungan keluarga
pengembangan berbagai kemampuan yang kondusif, harmonis, aman,
yang dimiliki peserta didik. Dalam sejahterah menjadi moment yang
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 bernilai dan berharga bagi anak untuk
pasal 3 dijelaskan bahwa menjadi yang terbaik, (Sutirna, 2013)
PendidikanNasional berfungsi Pendidikan disisi lain adalah
mengembangkan kemampuan dan investasi suatu bangsa, bekal hidup
membentuk watak serta dan kehidupan manusia di masa kini
peradabanbangsa yang bermartabat dan masa yang akan
dalam rangka mencerdaskan datang.Pendidikan memiliki pengaruh
kehidupan bangsa, bertujuanuntuk yang besar terhadap perkembangan
berkembangnya potensi peserta didik, kehidupan manusia itu sendiri. Hal ini
agar menjadi manusia yang beriman sesuai dengan pandangan kaum
danbertakwa kepada Tuhan Yang Empirisme yaitu lingkungan akan
Mahaesa, berakhlaq mulia, sehat, berpengaruh terhadap perkembangan
berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan manusia. Multahim (dalam Sutirna,
menjadi warga negara yang 2013) mengatakan bahwa masyarakat
demokratis serta bertanggungjawab. sederhana (primitif), keluarga
Untuk mencapai tujuan merupakan lingkungan yang
pendidikan nasional tersebut, perlu terdominan dalam pembentukan
adanya kegiatan yang sinergis di kepribadian anak, dan masyarakat
setiap penyelenggaraan pendidikan, modern, sekolah merupakan
baik itu di sekolah, luar sekolah dan lingkungan pembentukan kepribadian
lingkungan keluarga. Di sekolah anak selanjutnya. Pandangan
(formal) pendidik berfungsi Empirisme mengsignalir
mendidik, mengajar dan melatih lingkunganlah menjadi faktor
peserta didik untuk mempersiapkan perkembangan manusia.
dirinya menuju masa depan yang Setiap anak lahir dalam
lebih baik, sementara di rumah sebuah keluarga, dan setiap anak

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol 2 No 2 Edisi November 2017 Yohanes. B.M, Pendidikan Nilai.. 131

berhak untuk mendapatkan maka proses internalisasi menjadi


pendidikan termasuk pendidikan nilai lebih efektif. Kebiasaan baik
dalam keluarga.Sejak bayi masih yang dilakukan para guru di sekolah
berada dalam rahim ibunya, sejatinya juga membantu anak-anak untuk
seorang ibu sudah memulai proses menginternalisasikan nilai-nilai dalam
pendidikan nilai itu sendiri.Pada saat dirinya.Ketika nilai-nilai itu
seorang bayi lahir, dia masih murni, ditanamkan oleh guru-guru di
polos, belum memiliki sifat rajin, sekolah, sementara di rumah tidak
malas, baik atau buruk. Meskipun menghidupi nilai-nilai tersebut atau
demikian, seorang bayisudah sebaliknya maka akan terjadi
memiliki potensi yang akan kepincangan. Sadar atau tidak sadar,
berkembang tahap demi tahap hingga kepincangan tersebut mempengaruhi
akhirnya bayi itu memiliki konsep kepercayaan anak terhadap guru dan
dan nilai untuk pembentukan orang tua sekaligus mempengaruhi
kepribadiannya. Potensi bawaan sejak proses perkembangan
lahir itu berupa kognitif (kemampuan kepribadiannya.Ketika terjadi
berpikir), afektif (kemampuan sinkronisasi pengalaman anak di
merasakan) dan psikomotor sekolah dan di rumah maka
(kemampuan keterampilan).Ketiga internalisasi nilai-nilai tersebut
potensi itu berkembang dan semakin tertanam dalam diri anak dan
membentuk kebiasaan, sifat, sikap menjadi bagian dari kepribadiannya,
dan kepribadian seseorang dalam yang kemudian mempengaruhi
hidupnya, (Sutirma, 2013). seluruh kehidupannya Setiap
Pendidikan nilai sejatinya siswa memiliki tipe kepribadian
dimulai dari rumah, dalam hal ini masing-masing. Misalnya ada 35
orangtua berkewajiban menghidupi siswa di salah satu kelas, berarti ada
nilai-nilai kehidupan dalam diri anak 35 kepribadian yang ada. Pendidik
dan selanjutnya nilai-nilai yang sudah mau tidak mau harus mengayomi dan
dimulai di rumah akan dilanjutkan di memahami kondisi
sekolah. Pengalaman nilai yang tersebut.Kepribadian (personality)
dialami anak di sekolah sinkron adalah sifat dan tingkah laku khas
dengan pengalaman anak di rumah, seseorang yang membedakannya

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol 2 No 2 Edisi November 2017 Yohanes. B.M, Pendidikan Nilai.. 132

dengan orang lain, integrasi kedamaian, tanggungjawab,


karakteristik dari struktur-struktur, kerjasama.
pola tingkah laku, minat, pendirian, c. Nilai-nilai kejiwaan yaitu yang
kemampuan dan potensi yang dimiliki berhubungan dengan keindahan dan
seseorang, segala sesuatu mengenai kebenaran.
diri seseorang sebagaimana diketahui d. Nilai-nilai kerohanian yaitu nilai
oleh orang lain (Kartono, 2010). yang tertinggi pada tingkatan ini
Kepribadian peserta didik dapat adalah Tuhan.
dibentuk melalui kebiasaan dan Pendidikan nilai dalam tulisan
keteladanan yang diterapkan ini lebih mengedepankan tentang
pendidik. Pendidik diharapkan selain nilai-nilai kehidupan dalam hirarki
melakukan kegiatan pembelajaran di nilai olehMax Scheller (Mustamin,
kelas, juga menanamkan nilai-nilai 2007) dan dari hasil penelitian di
pada peserta didik yang disebut berbagai benua, suku bangsa, seluruh
dengan pendidikan nilai generasi muda, dewasa,tua dan jenis
kehidupan.Dalam konteks ini, kelamin, yang menemukan bahwa
peningkatan intensitas dan kualitas terdapat 12 nilai-nilai universal yaitu
pelaksanaan pendidikan nilai terdapat kesatuan,
pada lembaga pendidikan formal. kesederhanaan,tanggungjawab,
Max Scheller dalam kerjasama, toleransi, kerendahan hati,
(Mustamin 2007)menyatakanada kejujuran, kebebasan, kebahagiaan,
empat tingkatan dalam hirarki nilai, cinta, penghargaan dan kedamaian,
antara lain: (Waruwu, 2010)
a. Nilai-nilai kenikmatan yaitu Pendidikan nilai di sini
deretan nilai-nilai mengenakkan, yang mengacu pada paradigma psikologis
menyebabkan orang senang atau bahwa setiap manusia termasuk
tidaksenang. peserta didik seharusnya mengalami
b. Nilai-nilai kehidupan yaitu nilai- dan memiliki nilai-nilai kehidupan.
nilaiyang paling pentingbagi Nilai-nilai kehidupan itu menjadi
kehidupan manusia misalnya kebutuhan dasar siswa, khususnya
kesehatan, kesejahteraan umum, kebutuhan untuk merasa aman,
diterima, dihargai, dipahami dan

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol 2 No 2 Edisi November 2017 Yohanes. B.M, Pendidikan Nilai.. 133

dicintai. Bila pendidik B. Pembahasan


memperlakukan siswa secara positif 1. Hakekat Pendidikan Nilai
dengan penuh penghargaan, sudah a. Pengertian Nilai
pasti peserta didik dibantu mengalami Term nilai dalamkonteks
nilai diterima dan dihargai. Perasaan filsafat sering dihubungkan dengan
inilah yang mendorong kemampuan kebaikan. Nilaiatau “Value” (bahasa
pengembangan siswa untuk lebih Inggris) berasal dari kata
kreatif dan berani mengambil inisiatif. “valere”(bahasa Latin) yangberarti
Nilai-nilai baik itu sesungguhnya bernilai atau berharga, yaitu kualitas
sudah dimiliki setiap siswa. Namun sesuatu yang membuatnya
nilai-nilai kehidupan itu jarang didambakan ataudiidamkan orang.
dihidupkan sehingga tidak dirasakan Nilai dalam pemahaman lain
oleh pendidik itu sendiri apalagi oleh adalahapabila sesuatu itu dipandang
siswa. Banyak masalah yang dialami baik, dirasakanbermanfaat untuk
siswa seperti suka menyendiri, nakal, dimiliki, bermanfaat untuk dikerjakan
malas belajar disebabkan karena atau bermanfaat untuk
kekurangan kebutuhan dasar tersebut. dicapaiseseorang, maka akan menjadi
idaman orang. Fungsi pendidikan
Sehubungan dengan hal nilai adalah membantu peserta didik
tersebut di atas, maka permasalahan untuk mengenali nilai-nilaidan
yang diutarakan dalam tulisan ini menempatkan secara integral dalam
adalah“Bagaimana pendidikan nilai konteks keseluruhan hidupnya.
melalui kebiasaan dan keteladanan Pendidikan nilaijuga berfungsi untuk
menjadi strategi dalam pembentukan membantu peserta didik memahami,
kepribadian siswa”. Untuk menjawab mengapresiasikan,
permasalahan ini,maka pembahasan membuatkeputusan yang tepat dalam
dimulai dengan hakekat pendidikan berbagai masalah pribadi, keluarga,
nilai, pendidikan nilaimelalui masyarakat dan negara.Dengan
kebiasaan dan keteladanan, katalain pendidikan nilai itu adalah
pembentukan kepribadian siswa, pemanusiaan manusia. Manusia
kemudian diakhiri dengan hanya menjadi manusiabila ia
kesimpulan. bernilai, berharga,berbudi luhur,

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol 2 No 2 Edisi November 2017 Yohanes. B.M, Pendidikan Nilai.. 134

berkehendak baik, merasa aman, kedamaian. Nilai-nilai universal


mampu mengaktualisasikan diri tersebut harus ditanamkan kepada
danmengembangkan budi dan peserta didik sejak di lingkungan
kehendaknya secara jujur, dalam keluarga dan sekolah.Sinkronisasi
lingkungan keluarga, masyarakat dan pendidikan nilai di rumah dan di
negara. sekolah menjadi daya kehidupan anak
Paradigma nilai di atas, dapat dalam menapaki kehidupan
dimaknai bahwa pertama;nilai selanjutnya,sekaligus daya
merupakan barometer kehidupan pembentukan kepribadian siswa
dalam membentuk kepribadian (Waruwu,2010).
manusia dan dijunjung tinggi oleh b. Proses Pendidikan Nilai.
sekelompok masyarakat serta Para pakar pendidikan pada
digunakansebagai pedoman dalam umumnyasependapat tentang
bersikap dan bertingkah pentingnya upaya peningkatan
laku.Kedua;nilai merupakan sesuatu pendidikan nilai pada jalurpendidikan
yang urgent dalam upaya formal. Namun demikian, ada
memanusiakan manusia di tengah perbedaan pendapat diantaramereka
kehidupan global dan modern saat tentang pendekatan dan modus
ini.Ketiga; nilai adalah sesuatu yang pendidikannya. Sebagian pakar
ingin dicapai, dikejar, dimiliki menyarankanpenggunaan pendekatan
seseorang. Setiap orang berupaya pendidikan moral yang dikembangkan
mengalami dan memilikinya. di negara-negara Barat, seperti:
Hasil penelitian di berbagai pendekatan perkembangan moral
benua, suku bangsa, seluruh generasi kognitif, pendekatan analisis nilai,dan
muda, dewasa,tua dan jenis kelamin, pendekatan klarifikasi nilai. Sebagian
menemukan bahwa terdapat 12 nilai- yang lain menyarankan
nilai universal kehidupan manusia penggunaanpendekatan tradisional,
yaitu yakni melalui penanaman nilai-nilai
kesatuan,kesederhanaan,tanggungjaw sosial tertentu dalam dirisiswa
ab, kerjasama, toleransi, kerendahan Menurut Hersh, et. al. (1980)
hati, kejujuran, kebebasan, ada pelbagaipendekatan yang banyak
kebahagiaan, cinta, penghargaan dan digunakan dalam proses pendidikan

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol 2 No 2 Edisi November 2017 Yohanes. B.M, Pendidikan Nilai.. 135

nilai yaitu pendekatan pengembangan yang harusditempuh agar pendidikan


rasional, pendekatanpertimbangan, nilai berdaya guna, antara lain; a)
pendekatan klarifikasi nilai, Para pendidik terlebih dahulu harus
pendekatan pengembangan moral mengetahui dan memahami nilai-nilai
kognitif, danpendekatan perilaku kehidupan apa saja yang
sosial.Berbeda dengan Elias (1989) akandiajarkan kepada peserta
mengklasifikasikan didiknya.b) Para pendidik
berbagaipendekatan yang mentransformasikan nilai-nilai
berkembang menjadi tiga yakni: tersebut kepada peserta didik
pendekatan kognitif, pendekatan dengansentuhan hati dan perasaan,
afektif, danpendekatan melalui contoh-contoh konkret dan
psikomotor.Proses pendidikan nilai sedapat mungkinmelalui kebiasaan
dalam membentuk kepribadian siswa dan keteladanan si pendidik.c)
dalam tulisan ini lebih mengarah Pendidik membantu peserta didik
padapengembangan kemampuan untuk menginternalisasikannilai-nilai
kognitif, afektif dan psikomotor tersebut di dalam hati dan
Kemampuan kognitif artinya pikirannya.d) Peserta didik yang telah
kemampuansiswa dalam memperoleh merasa memiliki sifat-sifat dan sikap
pengetahuan dan menganalisis hidup sesuai dengannilai-nilai
masalah atau usaha mengenali sesuatu tersebut didorong dan dibantu untuk
dan menafsirkan sesuatu melalui mengaktualisasikandalam tingkah
pengalaman sendiri. Kemampuan laku hidup sehari-hari.
afektif artinya kemampuan siswa Kaswadi, dalam (Mustamin
untuk mencintai, merasakan dan 2007), menjelaskan bahwa metode
menumbuhkan emosi positif. pendidikan nilai itu mencakup;a)
Kemampuan konasi (bah.Latin : Metode menasehati (moralizing) yaitu
Conatus) adalahkemauan metode pendidikan nilai dimana
untukmelakukan sesuatu yang baik seorang pendidik secara langsung
dan benar sehingga individu menjadi mengajarkan sejumlah nilai yang
terampil, (Sutirna, 2013). harus menjadi pegangan hidup peserta
Natonagorodalam (Mustamin didik. b) Metode serba membiarkan
2007) mengajukan empat langkah yaitu metode pendidikan nilai di mana

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol 2 No 2 Edisi November 2017 Yohanes. B.M, Pendidikan Nilai.. 136

seorang pendidik memberi (Sumanto, 2014). Pendidikan nilai


kesempatan seluas-luasnya kepada melalui kebiasaan adalah
peserta didik untuk menentukan mengajarkan dan mempraktekkan
pilihan terhadap nilai-nilai yang secara berulang nilai-nilai seperti nilai
ditawarkan oleh pendidik. c) Metode merasa aman, berharga, bernilai,
model (modeling), yaitu metode dipahami dan dicintai dalam
pendidikan nilai di mana seorang kehidupan di rumah dan di sekolah.
pendidik mencoba meyakinkan Kebiasaan mengalami dan merasakan
peserta didik bahwa nilai tertentu itu nilai-nilai tersebut akan menjadi
memang baik dengan cara memberi motivasi bagi siswa dalam mengikuti
contoh dirinya atau seseorang sebagai kegiatan pembelajaran di sekolah
model. d) Metode VCT (Value sekaligus strategi pembentukan
Clarification Technique) yaitu kepribadiannya. Kebiasaan baik yang
metode pendidikan nilai yang dilakukan para guru di sekolah
memberi kebebasan dan kesempatan membantu anak-anak untuk
penuh peserta didik untuk menginternalisasikan nilai-nilai dalam
mengemukakan (mengekspresikan) dirinya. Proses internalisasi nilai itu
tanggapan, perasaan, penilaian, dan dalam diri seorang anak dapat
pandangannya terhadap sesuatu hal diibaratkan seperti menancapkan paku
yang dijelaskan pendidik, khususnya pada sebatang kayu. Ketika nilai itu
nilai-nilai tertentu. dialami anak secara konsisten, ibarat
paku yang dipukul secara perlahan,
2. Pendidikan Nilai melalui makin lama makin menancap masuk
Kebiasaan dan Keteladanan. ke dalam kayu. Sebaliknya apabila
a. Pendidikan Nilai melalui pengalaman anak di sekolah tidak
Kebiasaan sesuai dengan pengalamannya di
Kebiasaan adalah sesuatu rumah maka ibarat paku yang dipukul
yang biasa dikerjakan atau pola untuk untuk menancap di lingkungan yang
melakukan tanggapan terhadap situasi satu, pada lingkungan yang lain, paku
tertentu yang dipelajari oleh seorang itu dipukul ke arah lain, keluar dari
individu dan yang dilakukannya tancapannya. Ketika nilai-nilai itu
secara berulang untuk hal yang sama, ditanamkan oleh guru-guru di

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol 2 No 2 Edisi November 2017 Yohanes. B.M, Pendidikan Nilai.. 137

sekolah, sementara di rumah tidak b. Pendidikan Nilai melalui


menghidupi nilai-nilai tersebut atau Keteladanan
sebaliknya maka akan terjadi Keteladanan dalam
kepincangan. Ketika terjadi pendidikan adalah metode yang
sinkronisasi pengalaman anak di efektif keberhasilannya
sekolah dan di rumah maka dalammempersiapkan dan
internalisasi nilai-nilai tersebut membentuk siswa di dalam moral,
semakin tertanam dalam diri anak dan spiritual dan sosial. Hal ini
menjadi bagian dari kepribadiannya karenapendidik adalah contoh terbaik
yang kemudian mempengaruhi dalam pandangan siswa, yang akan
seluruh kehidupannya, (Waruwu, ditirunya dalamproses pembentukan
2010). Sejak anak memulai kepribadiannya.Setiap anak
kehidupannya dalam keluarga, anak berkembang dengan baik karena
sudah mulai mengobservasi melihat dan meniru keteladanan dari
bagaimana cara berbicara, cara hidup pendidik dan orang tua, (Gunarsa.
ideal. Sejalan dengan perkembangan 2008).Keteladanan menjadi sesuatu
kognitif, afektif dan psikomotorik, yang penting dalam hal moral dan
anak mulai mengobservasi, meniru etika seseorang. Asumsinya bahwa
dan mengingat bagaimana reaksi- jika pendidikitu jujur, dapat
reaksi orang dewasa di sekitarnya. dipercaya, berakhlaq muliadan
Kebiasaan orang dewasa dalam menjauhkan diri dari hal-hal
rumah direkam oleh anak dan radikalisme maka si anak akan
disimpan di bagian alam bawah tumbuh dalam kejujuran,akhlaq
sadarnya. Kebiasaan bersikap, mulia, dan keterbukaan terhadap yang
berbicara dan bertindak diserap baik. Sebaliknya bila pendidiknya
menjadi bagian dari kepribadiannya. berkata bohong, sulit dipercaya maka
Justru karena cara-cara seperti siswa pun akan tumbuh dalam
diulang-ulang terus oleh seluruh kebohongan dan sulit dipercaya.
anggota keluarga, maka akan makin Paradigma ini belum tentu benar
menginternalisasikan nilai-nilai karena tergantung pada siswa itu
tersebut. Demikian akan membentuk sendiri, namun kenyataan empiris bisa
kepribadiannya. dibuktikan bahwa keteladanan

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol 2 No 2 Edisi November 2017 Yohanes. B.M, Pendidikan Nilai.. 138

seorang pendidik menjadi motivasi diinternalisasikansehingga menjadi


bagi siswa untuk meniru. bagian dari dirinya.
Model keteladanan yang bisa
diandalkan adalah perilaku guru 3. Pendidikan Nilai Kehidupan
sebagaimana diungkapkan Ki Hajar sebagai Strategi Pembentukan
Dewantara dalam semboyan Ing Kepribadian siswa
Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya a. Pengertian Kepribadian
Mangun Karso dan Tut Wuri Istilah kepribadian
Handayani. Semboyan ini sangat (personality)berasal dari kata Latin
membantu siswa dalam mewujudkan “persona” artinya topeng atau kedok
jati diri. Pada umumnya siswa yaitu tutup muka yang sering dipakai
mengidolakan gurunya. Keteladanan oleh pemain-pemain di panggung,
guru untuk berdisiplin akan menjadi bermaksud untuk menggambarkan
model dan dipedomani siswa.Guru perilaku, watak, pribadi seseorang.
adalah modeling bagi siswanya, “Persona”bagi bangsa Romawi
(Hawari, 1997). Guru memberi artinya bagaimana seseorang tampak
contoh dalam hal disiplin waktu.Bila pada orang lain. Dalam konteks ini,
semua guru datang ke sekolah kepribadian adalah watak, pribadi
sebelum pkl.07.00 pagi maka anak- individu yang nampak dalam
anak pasti menirunya dengan tingkahlakunya yang unik. Mussen
melakukan hal yang sama, tetapi bila (1994) mengatakan kepribadian
ada guru yang datang terlambat dan adalah keseluruhan sikap, ekspresi,
dilihat oleh siswa maka siswa akan perasaan, temparamen, ciri khas dan
berpikir guru saja tidak disiplin, maka juga perilaku seseorang. Sikap,
siswa pun mungkin tidak disiplin, perasaan, ekspresi dan temparamen
karena siswa akan meniru perilaku tersebut akan terwujud dalam
gurunya.Konsep keteladanan tindakan seseorang kalau dihadapkan
diekspresikan dalam bentuk tingkah pada situasi tertentu.Setiap orang
laku, pembicaraan, cara bergaul, amal memiliki kecenderungan perilaku
ibadah, tegursapa dan sebagainya. yang berlaku terus menerus secara
Nilai-nilai luhur yang ditampilkan konsisten dalam menghadapi situasi
tersebut akan

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol 2 No 2 Edisi November 2017 Yohanes. B.M, Pendidikan Nilai.. 139

yang sedang dihadapi sehingga tanggapan-tanggapan yang telah ada.


menjadi ciri khas pribadinya. Fantasi dapat juga diartikan sebagai
b. Unsur-unsur Kepribadian Siswa kemampuan subjek untuk berorientasi
Menurut Mahmud dalam (Sumanto pada dunia imajiner. 5) Berpikir
2014) unsur-unsur kepribadian siswa adalah kegiatan psikis yang
sebagai bagian dari gejal-gejala intensional dan terjadi apabila
kejiwaan yaitu pengetahuan seseorang menjumpai masalah yang
(kognitif),perasaan,( afekti), kehendak harus dipecahkan.6) Intuisi adalah
(konatif) dan campuran (kombinasi). pandangan batiniah yang “tembus”
mengenai satu peristiwa atau
a. Pengetahuan atau Pengenalan kebenaran tanpa perurutan pikiran.
(Kognitif) Pengetahuan b.Perasaan dan Emosi (Afektif).
atau pengenalan memiliki beberapa Perasaan adalah gejala psikis
hal antara lain; 1) Pengamatan adalah yang bersifat subjektif, berhubungan
usaha untuk mengenal dunia real, dengan gejala mengenal, dialami
baik mengenai diri sendiri maupun dalam kualitas senang atau tidak
dunia sekitarnya melalui senang dalam berbagai taraf.
pancaindranya yaitu penglihatan, Munculnya perasaan itu bergantung
pendengaran, penciuman, perabaan pada stimulus dari luar dan keadaan
dan pengecapan. 2) Tanggapan adalah jasmani, misalnya perasaan orang
bayangan atau kesan yang tertinggal yang sedang sakit ketika melihat
di dalam diri seseorang setelah kita pemandangan indah berbeda dengan
melakukan pengamatan terhadap ketika melihatnya pada waktu sehat
suatu objek. 3) Ingatan adalah (Walgito, 2004).
kemampuan untuk mencamkan, Max Scheler dalam
menyimpan dan memproduksi kesan- (Suryabrata, 2005) menyatakan ada
kesan. Ingatan yang baik adalah yang empat macam tingkatan dalam
cepat mencamkan, tahan lama dalam perasaan yaitu 1) Perasaan tingkat
menyimpan dan siap sedia dalam sensoris artinya perasaan berdasarkan
memproduksi. 4) Fantasi adalah kesadaran yang berhubungan dengan
kemampuan jiwa untuk membentuk stimulus pada kejasmanian, misalnya
tanggapan baru dengan pertolongan rasa sakit, panas dan dingin. Perasaan

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol 2 No 2 Edisi November 2017 Yohanes. B.M, Pendidikan Nilai.. 140

ini bergantung pada keadaan jasmani pada suatu objek atau pendayagunaan
seluruhnya seperti rasa segar dan kesadaran untuk menyertai suatu
lelah. 2) Perasaan kejiwaan artinya aktivitas.2) Minat adalah
perasaan yang berhubungan dengan kecenderungan untuk melakukan
rasa gembira, susah, takut. 3) sesuatu atau sumber motivasi yang
Perasaan kepribadian artinya perasaan mendorong orang untuk melakukan
yang berhubungan dengan apa yang mereka inginkan apabila
keseluruhan pribadi, seperti perasaan bebas untuk memilih.Minat bersifat
harga diri, perasaan putus asa dan sementara atau dapat berubah-
perasaan puas. ubah(Hurlock, 1999). Minat adalah
c. Kemauan atau Kehendak (Konasi) pemusatan perhatian yang secara
Kemauan atau konasi disebut tidak sengaja muncul dengan penuh
juga motif atau alasan dorongan. kemauan, rasa ketertarikan, keinginan
Kemauan adalah aktivitas psikis yang dan kesenangan.3). Kelelahan adalah
mengandung usaha aktif dan berkurangnya tenaga karena
berhubungan dengan pelaksanaan banyaknya aktivitas fisik dan psikis
tujuan yang menjadi titik akhir dari yang dilakukan manusia.4) Sugesti
gerakan menuju pada suatu arah. adalah pengaruh atas jiwa dan
Kemauan juga disebut kehendak atau perilaku orang yang datangnya dari
hasrat untuk mencapai sesuatu. luar atau dari dalam diri sendiri (oto
Sementara dorongan adalah suatu sugesti) sehingga orang tersebut
kekuatan dari dalam yang mempunyai mengakui, meyakini dan menjalankan
tujuan tertentu dan berlangsung di apa yang dikehendaki padanya.
luar kesadaran kita. Sugesti juga berarti didesakkannya
d. Campuran (Kombinasi). perasaan, kemauan dan pikiran
Campuran atau kombinasi kepada seseorang yang diterima
adalah gabungan ketiga unsur yang mentah-mentah tanpa pertimbangan
telah dijelaskan sebelumnya. apapun. Mensugesti orang lain adalah
Kombinasi tersebut ada empat macam mempengaruhi proses kejiwaan
yaitu perhatian, minat, kelelahan dan (pikiran, perasaan dan kemauan)
sugesti. 1) Perhatian adalah orang lain sehingga orang yang
pemusatan tenaga psikis yang tertuju disugesti mengikuti dan berbuat

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol 2 No 2 Edisi November 2017 Yohanes. B.M, Pendidikan Nilai.. 141

seperti yang disugestikan kepadanya. Conatus) adalah keterampilan


C. Kesimpulan untukmelakukan sesuatu yang baik
Berdasar uraian di atas, maka dan benar.
penulis berkesimpulan bahwa:
1. Pendidikan nilai itu adalah 3. Kebiasaan dan keteladanan dalam
pemanusiaan manusia, sehingga pendidikan adalah strategi yang
pendidikan nilai sangatpenting efektif dalam mempersiapkan
kedudukannya dalam diri Manusia, danmembentuk watak,moral,
karena manusia hanya menjadi spiritual dan sosial siswa. Nilai-
manusiabila ia merasa bernilai, nilai kehidupan yang harus
aman,berbudi luhur, dimiliki siswa sekaligus sebagai
dihargai,berkehendak baik, mampu kebutuhan dasar siswa di sekolah
mengaktualisasikan diri dan di rumah adalah merasa
danmengembangkan budi, dan aman, bernilai, diterima,dihargai,
kehendaknya secara jujur di dipahami dan dicintai. Banyak
keluarga, sekolah,masyarakat,dan masalah yang dialami siswa
negara. seperti menyendiri, nakal, malas
2. Pendidikan nilai dikembangkan dalam belajar, dan lain-
melalui pendekatan kognitif, laindisebabkan karena
afektif dan psikomotor. kekurangan kebutuhan dasar
Pendekatan kognitif adalah tersebut.
kemampuan siswauntuk
memperoleh pengetahuan, mampu Kepribadian adalah sifat dan tingkah
berpikir logis, mampu laku khas seseorang yang
menganalisis masalah atau mampu membedakannya dengan orang lain,
mengenali sesuatu dan integrasi karakteristik dari struktur-
menafsirkan sesuatu melalui struktur, pola tingkah laku, minat,
pengalaman sendiri. Pendekatan pendirian, kemampuan dan potensi
afektif artinya kemampuan siswa yang dimiliki seseorang, segala
untuk mencintai, merasakan dan sesuatu mengenai diri seseorang
menumbuhkan emosi positif. sebagaimana diketahui oleh orang
Pendekatan konasi (bah.Latin : lain. Kepribadian memiliki unsur

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol 2 No 2 Edisi November 2017 Yohanes. B.M, Pendidikan Nilai.. 142

yaitu pengetahuan atau pengenalan Makalah yang disajikan


padaseminar PPs UNJ.
(kognitif), perasaan dan emosi
(afekti), kemauan atau kehendak
(konasi) dan campuran (kombinasi).
Sumanto. 2014. Psikologi Umum.
Jakarta: CAPS (Center of
Academic Publishing Service)
Daftar Pustaka
Suryabrata, S.2005. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Elias, J. L. 1989. Moral education:
Grafindo Persada.
secular and religious.
Florida: Publishing Co., Inc.
Sutirna. 2013.Pertumbuhan dan
Perkembangan Peserta
Gunarsa. 2008.Psikologi
Didik. Yogyakarta: Andi
Perkembangan Anak dan
Offset
Remaja.Jakarta:
BPK.Gunung Mulia.
Undang-Undang RI No. 20 Tahun
2003 Tentang sistem
Hawari. 1997.Alquran, Ilmu
PendidikanNasional
kedokteran Jiwa dan
Indonesia.
Kesehatan Mental.Jakarta
:Dana Bhakti Yasa.
Walgito, B. 2004. Pengantar
Psikologi Umum.
Hersh, R.H., Miller, J.P. & Fielding,
Yogyakarta : Andi Offset.
G.D. 1980. Model of Moral
Education: an
Waruwu, F. 2010. Membangun
Appraisal.New York:
Budaya Berbasis Nilai.
Longman, Inc.
Panduan Pelatihan Bagi
Trainer. Jakarta: Grasind
Hurlock, E.1996. Psikologi
Perkembangan. Suatu
Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan.Alih
Bahasa : Istiwidayanti dan
Soejarwo. Jakarta : Erlangga.

Kartono,K.2010. Kenakalan Remaja


Patologi Sosial 2. Jakarta
:Raja Grafindo Persada.

Mussen.1994.Perkembangan dan
Kepribadian Anak .
(terjemahan). Edisi Enam.
Jakarta :Arcan.

Mustamin dkk. 2007. Orientasi Baru


Pendidikan Nilai.

ISSN: 2540 - 8038

Anda mungkin juga menyukai