Sumber 1: Konsumsi Produk Sustainable Beauty di Masa Pandemi: Menjaga Kesadaran Ekologis
ataukah FOMO (Fear of Missing Out)?
Perdebatan di antara keduanya tidak akan pernah selesai karena mereka memiliki perspektifnya
masing-masing.
Namun seperti dalam pendapat Pangestu (2021), para pemilik usaha industri kecantikan sudah mulai
menangkap peluang usaha dengan adanya peningkatan minat konsumen pada produk yang natural
dan ecofriendly.
Produk natural adalah produk yang dibuat dari bahan alami seperti tumbuhan, mineral, atau minyak
dengan tujuan untuk mengganti atau mengurangi bahan sintetis petrokimia, paraben, dan rekayasa
genetika lainnya Non-Genetically Modified Organisms (GMOs) (Kedutaan Besar Republik Indonesia
Brussel, 2021), sedangkan pengertian dari produk eco-friendly adalah konsep pemasaran pada
barang dan jasa, hukum, pedoman dan kebijakan lainnya untuk mengurangi atau meminimalisasi
dampak buruk pada ekosistem atau lingkungan alam (PUPR, 2017).
Misalnya saja produk L’oréal pada bulan Juni 2020 meluncurkan program “CXT dan Unilever’s
sustainable living plan” dengan tujuan mereduksi emisi karbon di tahun 2030 (Kedutaan Besar
Republik Indonesia Brussel, 2021).
Permintaan dari konsumen tersebut membuat para pemilik industri menanggapi peluang dengan
memproduksi produk ramah lingkungan.
Menurut Google Trends juga ditunjukkan bahwa negara-negara seperti Prancis, jerman, Belanda,
Itali dan Spanyol peduli dengan aspek lingkungan hidup dalam perihal kosmetik (Kedutaan Besar
Republik Indonesia Brussel, 2021). Pada masa pandemi, permintaan dan peluang untuk
memproduksi produk sustainable beauty di masa pandemi secara global semakin meningkat.
Peningkatan ini terkait dengan penggunaan e-commerce.
Terbukti dengan melesatnya keuntungan 220% oleh amazon dan perusahaan digital lainya, dengan
demikian maka pandemi Covid-19 memberikan dampak positif bagi para pemasok bahan alami dari
negara berkembang (Kedutaan Besar Republik Indonesia Brussel, 2021)
Anaslisa: Seiring berkembangnya kampanye dan meningkatnya permintaan masyarakat terkait
produk Sustainable Beauty maka semakin tinggi juga peluang bagi para pemilik industry yang juga
menanggapi dengan mulai lebih banyak memproduksi produk dengan aspek ramah lingkugan.
Meningkatnya permintaan dan supply terbukti dengan meningkatnya penggunaan e-commerce
sebagai media belanjan online
Sumber 2: Bersama Blibli, Sustainable Lifestyle Kini Tidak Lagi Jadi Sekadar Tren
2. Grove Collaborative
Grove Collaborative is a subscription-based marketplace, but that up-front cost may be well worth it.
The marketplace carries brands that meet high standards for sustainability and ethical production,
meaning that you can shop without having to worry about what you’re supporting. Grove has its
own line of products and carries popular brands like Peach, Method, Mrs. Meyer’s Clean Day, and
Seventh Generation. It’s a great option for many, especially those with busy schedules or
responsibilities at home who would like to make shopping more automated and get household
needs delivered right to your door.
3. Thrive Market
4. Koko
5. Zero Waste Store
6. Made Trade
7. Earthling Co.
8. Simply Zero
9. Package Free Shop
You may have heard of Package Free Shop or its owner, Lauren Singer, who gained popularity via
social media for her low-waste lifestyle. The shop is Brooklyn-based, but ships nationwide. You can
find items that check all your boxes, like toilet paper, plastic-free floss, and compostable food wraps.
I’ve tried the shop out for myself, and each product was useful and plastic free, and everything
shipped in recyclable materials that claimed “I’m not trash.”
Analisa: Semakin tinggi nya Gerakan ramah lingkungan dalam masyarakat yang dilakukan salah satunya
adalah dengan berusaha membeli produk ramah lingkungan atau sustainability product melalui e-commerce,
meningkatnya jumlah e-commerce yang menyuarakan kampanye Gerakan ramah lingkungan. Maka supply
dan demand kedua hal tersebut telah berjalan beriringan dan menjadikannya sebuah gaya hidup
Sumber 4: Lewat Easy Green, Unilever dan Lazada Ajak Konsumen Belanja Produk Ramah
Lingkungan
Berdasarkan diskusi Unilever dengan sejumlah digital eco-friendly shoppers di Asia Tenggara pada
tahun 2021, banyak dari shopper tersebut yang mengatakan kekhawatirannya dalam
berbelanja online.
Salah satunya adalah terkait tidak tersedianya label hijau yang memadai bagi produk yang lebih
ramah lingkungan, misalnya yang menggunakan lebih sedikit plastik.
Berangkat dari hal tersebut, Unilever menginisiasi penggunaan label Easy Green untuk membantu
konsumen dalam menemukan produk yang lebih ramah lingkungan.
Pasalnya memang, belanja online dewasa ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup konsumen,
sehingga program tersebut menjadi sangat penting.
Hal ini juga diungkapkan Head of Homecare E-Commerce Unilever Indonesia, Kevin Stefano.
“Kali ini bersama Lazada kami menyelenggarakan program Easy Green untuk memudahkan
konsumen mengenal produk serta upaya kami terkait pelestarian lingkungan,” ujar Kevin, dalam
siaran pers yang diterima PARAPUAN.
Analisa: Dibalik kritik dan kurang efektifitas nya dalam menggunakan media e-commerce untuk
berbelanja sustainability product, kampanye dan kerjasama antara pemilik produk-produk ramah
lingkungan salah satunya adalah Unilever dengan Lazada diperlukan seiringan dengan kebiasaan
masyarakat dalam berbelanja dan membeli produk sehingga dapat tercapai nya agar menjadi
bagian dari gaya hidup konsumen
Sumber 5: Jalani Hidup Sustainable dalam Berbelanja, Lakukan 3 Cara Penting Ini
Seperti yang kita ketahui, sampah plastik itu jadi salah satu ancaman terbesar dalam pencemaran
lingkungan karena dia sulit hancur dan bisa bertahan enggak terurai dalam waktu hingga puluhan
tahun.
Kalau kita belanja online, biasanya ada bubble wrap yang menjaga produk kita agar aman saat
dikirimkan yaa, girls.
Namun masalahnya, bubble wrap ini enggak mencerminkan hidup yang sustainable kan?
Sociolla punya inisiatif revolusioner Waste Down Beauty Up yang bisa bantu mengurangi limbah
dalam industri kecantikan.
Ini adalah langkah awal yang dilakukan Sociolla dengan menerapkan zero bubble wrap dan
mengubah packaging pengiriman dengan kotak ramah lingkungan.
Berdasarkan press release, peralihan dari bubble wrap ke kertas daur ulang bisa mengurangi
penggunaan plastik perusahaan sekitar 250.000 m2/tahun!
Ini menjadikan Sociolla sebagai perusahaan e-commerce besar pertama di Indonesia yang
berkomitmen dengan kebijakan zero bubble wrap.
Analisa: Mengurangi plastik pada berbelanja online, telah dilakukan dengan berbagai cara salah
satunya adalah mengganti kardus packaging sehingga tidak membutuhkan kemasan tambahan
bubble wrap untuk mengurangi penggunaan plastik pada pengiriman adalah ide cemerlang karena
kardus tersebut dapat lebih mudah di daur ulang dibandingkan plastik.
Eiger dan Lazada berkomitmen untuk mewujudkan rantai pasok yang lebih ramah lingkungan, di
antaranya dengan menggunakan material kardus bersertifikasi Forest Stewardship Council (FSC).
Sertifikasi FSC memastikan produk yang dihasilkan tidak merusak hutan dan pohon dan memastikan
rantai pengolahan hasil hutan lebih ramah lingkungan.
Selain itu, Eiger dan Lazada juga mengganti bubble wrap berbahan plastik menjadi honeycomb paper
wrap hasil daur ulang pada proses pengiriman. Pada kemasan juga akan disertai QR Code yang bisa
dipindai agar pelanggan dapat membaca inisiatif keberlanjutan kedua perusahaan.
Analisa: Ada baiknya apabila pemerintah juga dapat mengeluarkan kebijakan untuk pelaku bisnis e-
commerce untuk mendorong agar pengemasan yang di lakukan oleh pelaku bisnis dapat
mengurangi limbah plastik yang semakin menumpuk. Hingga saat ini, banyak kolaborasi antara
beberapa brand dan platform e-commerce dengan berinisiatif mengganti kemasan plastik menjadi
berbahan kardus yang lebih mudah di daur ulang
Mengubah kebiasaan sehari-hari yang awalnya bergantung pada penggunaan plastik sekali pakai
jadi zero waste ataupun less waste memang nggak semudah diucapkan. Apalagi kalau kamu tipe
orang yang lebih senang berbelanja secara online dan malas mengunjungi toko fisik yang lokasinya
jauh dari tempat tinggal. Sebenarnya sekarang udah banyak juga merek dan toko yang menjual
produk zero waste secara online di website resmi, Instagram maupun e-commerce.
1. Warung 1000 Kebun
Warung 1000 Kebun didirikan dengan prinsip menghadirkan produk-produk lokal yang sehat dan
berkelanjutan. Produk zero waste di toko ini didominasi oleh perlengkapan dapur seperti chia seed,
garam himalaya, madu sarang, teh herbal, sampai berbagai pilihan beras organik.
2. Segara Naturals
Beberapa produk best-selling dari Segara Naturals misalnya shampoo bar, soap bar, solid deodorant,
dan honey shower gel.
3. Bumi Indonesia
Walaupun pengirimannya agak jauh dari Sidoarjo, tapi kamu bisa belanja banyak produk sekaligus.
Dari mulai barang perlengkapan rumah seperti beeswax food-wrap, tas belanja jaring,
sedotan stainless sampai makanan ringan sehat seperti whole raw almond dan gluten free
snack dijual di toko ini. Bumi Indonesia juga menjual berbagai ukuran pembalut kain dan reusable
cotton pad. Untuk store-nya di e-commerce bisa kamu temukan di Shopee dan Bukalapak.
4. Growgrin
Toko minim sampah plastik Growgrin di Shopee punya berbagai produk hygiene, cutlery dan
keperluan personal lainnya. Dari mulai produk pure castile soap, menstrual pad, sikat gigi bambu,
hingga alat makan dari bambu bisa kamu dapatkan disini. Pengirimannya dari Sleman dan biasanya
pesanan akan dikirimkan dalam 1-2 hari.
5. Sustaination
Mereka juga menjual produk dari beberapa brand seperti OrganiCup, Segara Naturals, Klen & Kind
dan Peek Me. Produk yang tersedia juga beragam dari essential oils, solid perfume atau parfum
padat natural, sabun pencuci menstrual cup, hingga sapu tangan katun. Produk yang dijual
Sustaination dikirim dari kota Depok.
Analisa: Dengan berbelanja melalui e-commerce, kita dapat menemukan berbagai brand yang
awalnya sulit di jangkau, dikenal dan di beli menjadi sangat mudah untuk dijangkau dan di beli.
Produk yang ditawarkan brand-brand diatas merupakan bagian dari sustainable products dari
berbagai penjuru kota di Indonesia.
Penggunaan produk hijau dapat membantu dalam menjaga kelestarian lingkungan. Selain
memberikan manfaat bagi lingkungan, produk hijau juga dapat membantu dalam mendorong
perubahan perilaku konsumen untuk lebih sadar akan lingkungan dan memilih produk yang ramah
lingkungan. Dengan penggunaan produk hijau, kita dapat memperbaiki kualitas hidup, menjaga
keanekaragaman hayati, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. “Produsen perlu
mendorong penggunaan produk hijau dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
penggunaan produk hijau, sehingga dapat memastikan keberlangsungan lingkungan dan
meningkatkan kualitas hidup kita serta generasi mendatang,” kata Niken.
“Kesadaran merek merujuk pada tingkat kesadaran dan pengenalan konsumen terhadap merek
suatu produk atau layanan. Saat konsumen memiliki kesadaran merek yang tinggi, mereka
cenderung lebih memilih dan membeli produk atau layanan tersebut dibandingkan dengan merek
yang kurang dikenal,” pungkasnya.
Kesadaran merek dapat memberikan sinyal kualitas dan keandalan produk atau layanan tersebut,
sehingga konsumen merasa lebih percaya dan nyaman untuk membelinya. Oleh karena itu, penting
bagi perusahaan untuk membangun dan meningkatkan kesadaran mereknya agar dapat
meningkatkan minat beli konsumen dan mencapai keberhasilan bisnis yang lebih baik.
Analisa: Kesadaran dari pihak organisasi atau perusahaan pemilik barang atau brand menjadi salah
satu awal baik akan pergerakan go green untuk memproduksi sustainable product yang dapat
dipasarkan.
“Sustainability” dalam bahasa Inggris artinya “kelangsungan”. Produk yang dibuat dengan konsep
“sustainable” memberikan benefit secara sosial dan ekonomi dalam keseluruhan proses
produksinya, tanpa mengotori lingkungan.
Sepuluh tahun belakangan, semakin banyak perusahaan garmen yang berusaha menerapkan konsep
“sustainable” dan etika bisnis yang baik dalam menjalankan seluruh proses mulai dari produksi
hingga pemasaran dan distribusi barang yang mereka jual.
Para desainer pun berlomba-lomba untuk melakukan eksperimen dengan bahan ramah lingkungan,
seperti kulit apel, bahan pakaian dari jamur hingga alternatif pengganti kulit hewan yang diciptakan
dari serat daun dan batang nanas.
Pasar barang “preloved” alias second hand / bekas tapi dalam kondisi baik, juga semakin marak,
demikian pula dengan barang-barang vintage / kuno yang semakin banyak diburu pembeli.
Analisa: Barang-barang atau khususnya barang fashion seperti baju, celana, sepatu, dan lainnya
yang awalnya menumpuk kini dapat bergerak secara sustain dengan memanfaatkan penggunaan
internet untuk memasarkan barang preloved tersebut