PDF Askep LP Abses Punggung Tangan Compress
PDF Askep LP Abses Punggung Tangan Compress
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1
tulang karpal tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid,
adalah scaphoid,
lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid,
tr apezoid, capitate, dan hamate.
a. Metakarpal
2
Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan bagian
proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal. Persendian yang
dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat tangan menjadi sangat fleksibel. Pada
ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang karpal dan metakarpal memungkinkan ibu
jari tersebut melakukan gerakan seperti menyilang telapak tangan dan memungkinkan
menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari
telunjuk) terdapat tulang sesamoid.
b. Falang
C. Etiologi
3
kulit, misalnya kulit terluka akibat tertusuk benda tajam. Abses pada telapak tangan juga
bisa terjadi akibat adanya kalus (kapalan) yang terinfeksi.
Menurut Siregar (2004) suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa
cara :
a) Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum
terdapat gangguan sistem
gangguan sistem kekebalan.
kekebalan.
Abses bisa terbentuk di seluruh bagian tubuh, termasuk paru-paru, mulut, rektum
rektum dan
dan
otot. Abses sering ditemukan di dalam kulit atau tepat dibawah kulit, terutama jika
timbul di wajah. Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai
benjolan. Adapun lokasi abses antara
anta ra lain
la in ketiak,
keti ak, telinga,
t elinga, dan tungkai bawah. Jika abses
akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis.
Suatu abses di dalam tubuh, sebelum menimbulkan gejala seringkali terlebih tumbuh
lebih besar. Paling sering,
se ring, abses akan menimbulkan Nyeri tekan dengan massa
yang berwarna merah, hangat pada permukaan abses, dan lembut
D. Manifestas
Manifestasii Klinis
Gejala-gejala yang dapat ditemukan meliputi:
nyeri yang hebat,
rasa hangat, dan
kemerahan pada daerah terbentuknya abses.
pembengkakan pada kelenjar getah bening didekatnya.
4
Abses pada telapak tangan awalnya dirasakan sebagai nyeri berdenyut yang hebat
dengan pembengkakan dan sakit sekali jika disentuh. Pembengkakan dan rasa nyeri yang
terjadi bisa lebih hebat pada punggung tangan dibandingkan pada telapak tangan.
Abses juga bisa berbentuk di sekitar tendon yang berada di sepanjang bagian dalam
jari tangan. Abses jenis ini disebabkan oleh cedera yang menembus salah satu lipatan
li patan jari
pada telapak tangan. Akibatnya, mekanisme pergerakan pada tendon yang terkena
menjadi terganggu, sehingga jari tangan hampir tidak dapat digerakkan. Selain itu,
serngkali ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening di dekat abses dan juga
demam.
E. Patofisiologi
Jaringan rusak/mati/nekrosis
Peradangan
5
Demam
Pembedahan
Jaringan menjadi abses
& berisi PUS
Gangguan
Thermoregulator
(Pre Operasi)
Pecah
Reaksi Peradangan
(Rubor, Kalor, Tumor, Dolor, Fungsiolaesea)
Luka Insisi
6
H. Komplikasi
Komplikasi mayor dari abses adalah penyebaran abses ke jaringan sekitar atau
jaringan yang jauh dan kematian jaringan setempat yang ekstensif (gangren). Pada
sebagian besar bagian tubuh, abses jarang dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga
tindakan medis secepatnya diindikasikan ketika terdapat kecurigaan akan adanya
abses. Suatu abses dapat menimbulkan konsekuensi yang fatal.
Meskipun jarang, apabila abses tersebut mendesak struktur
st ruktur yang vital, misalnya abses
leher dalam yang dapat menekan trakea. (Siregar, 2004)
lunak. Drain dibuat dengan tujuan mengeluarkan cairan abses yang senantiasa
diproduksi bakteri. Apabila menimbulkan risiko tinggi, misalnya pada area-area yang
kritis, tindakan pembedahan dapat ditunda atau dikerjakan sebagai tindakan terakhir
yang perlu dilakukan. Memberikan kompres hangat dan meninggikan posisi anggota
gerak dapat dilakukan untuk membantu penanganan abses kulit.
Karena sering kali abses disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus,
aureus,
antibiotik antistafilokokus seperti flucloxacillin atau dicloxacillin sering digunakan.
Dengan adanya kemunculan Staphylococcus aureus resisten Methicillin (MRSA) yang
didapat melalui komunitas, antibiotik biasa tersebut menjadi tidak efektif. Untuk
7
putih.
8
9
meringis) farmakologi
Fokus menyempit
- Evaluasi keefektifan kontrol
frekuesi
Faktor yang berhubungan
- Cek riwayat alergi
agen cedera (mis.,
10
rute
- Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
- Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
- Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
- Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan gejala
2 Hipertermia Kriteria Hasil: - Monitor suhu sesering
Definisi : peningkatan suhu Suhu tubuh dalam rentang mungkin
tubuh diatas kisaran normal normal - Monitor IWL
Batasan karakteristik : Nadi
Nadi dan RR dalam - Monitor warna dan suhu
Konvulsi rentang normal kulit
Kulit kemerahan Tidak ada perubahan - Monitor tekanan darah,
Oeningkatan suhu tubuh warna kulit dan tidak ada nadi, dan RR
diatas kisaran normal pusing - Monitor penurunan tingkat
Kejang kesadaran
11
Pemajanan lingkungan
- Kolaborasi pemberian
Penyakit
- Kompres pasien pada lipat
metabolisme menggigil
Medikasi
Temperaturee regulation
Temperatur
Trauma
- Monitor suhu minimal tiap 2
Aktivitas berlebihan
jam
- Rencanakan monitoring
suhu secara kontinu
- Monitor TD, nadi, dan RR
12
setelah aktivitas
- Monitor kualitas dari nadi
- Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola pernapasan
abnormal
- Monitor suhu, warna,
kelembaban kulit
13
Gangguan sirkulasi
proses penyembuhan daerah yang tertekan
Defisit cairan
mobilisasi pasien
Kelebihan cairan
- Monitor statuts nutrisi
Kurang pengetahuan
- Memandikan pasien dengan
sabun dan air hangat
Faktor mekanik (mis.,
14
Faktor-faktor resiko:
Faktor-faktor faktor yang - Instruksikan pada
Penyakit kronis mempengaruhi pengunjung untuk
untuk mencuci
- DM penularan serta tangan saat berkunjung
- Obesitas penatalaksanaannya meninggalka pasien
Ketidakadekuatan infeksi)
15
Prosedur invasif
bedah
malnutrisi
- Dorong masukan nutrisi
yang cukup
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Insruksikan pasien untuk
16
Keterbatasan kognitif dengan cara yang tepat
Salah interpretasi - Hindari jaminan yang
informasi kosong
- Sediakan bagi keluarga atau
Kurang pajanan
SO informasi tentang
Kurang minat dalam
kemajuan pasien dengan
belajar
cara yang tepat
Kurang dapat mengingat
- Diskusikan perubahan gaya
Tidak familier dengan
hidup yang mungkin
sumber informasi
diperlukan untuk mencegah
komplikasi dimasa yang aka
datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
- Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
- Dukung pasien untuk
mengeksplorasikan atau
mendapatkan second
17
18
- Gelisah, distres
- Kesedihan yang
mendalam
- Ketakutan
- Perasaan tidak
adekuat
- Berfokus pada diri
sendiri
- Peningkatan
kewaspadaan
- Iritabilitas
- Gugup senang
berlebihan
- Rasa nyeri yang
meningkatkan
ketidakberdayaan
- Peningkatan rasa
ketidakberdayaan
- Peningkatan rasa
ketidakberdayaan
yang persisten
19
- Bingung, menyesal
- Ragu/ tidak percaya
diri
- Khawatir
Fisiologis
- Anoreksia
- Eksitasi
kardiovaskuler
- Diare, mulut kering
- Wajah merah
- Jantung berdebar-
berdebar
- Peningkatan TD
- Peningkatan denyut
nadi
- Peningkatan reflek
- Peningkatan
frekuensi pernapasan,
pupil melebar
- Kesulitan bernapas
- Vasokontriksi
superfisial
- Lemah, kedutan pada
otot
Parasimpatik:
20
- Nyeri abdomen
- Penurunan TD
- Penurunan denyut
nadi
- Diare, mual, vertigo
- Menyadari gejala
fisiologis
- Bloking fikiran,
konfusi
- Penurunan lapang
persepsi
- Kesulitan
berkonsentrasi
- Penurunan
kemampuan untuk
memecahkan
masalah
- Ketakutan terhadap
konsekuensi yang
tidak spesifik
- Lupa, gangguan
perhatian
- Khawatir, melamun
- Cenderung
menyalahkan orang
21
lain
Faktor yang berhubungan
Perubahan dalam (status
ekonomi, lingkungan,
li ngkungan,
status kesehatan, pola
22
23
DAFTAR PUSTAKA
Harrison. Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Editor dalam bahasa Inggris : kurt
J.Lessebacher. Et. Al : editor bahasa Indnesia Ahmad H. Asdie. Edisi 13. Jakarta
:EGC. 1999.
Siregar, R,S. Atlas Berwarna Saripati Kulit . Editor Huriawati Hartanta. Edisi
2. Jakarta:EGC,2004.
Suzanne, C, Smeltzer, Brenda G Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Bruner and
Suddarth. Ali Bahasa Agung Waluyo. ( et,al) Editor bahasa Indonesia : MonicaEster.
24