Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN TUGAS INDIVIDU

INDIKATOR MUTU SISA MAKANAN


INSTALASI GIZI
RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG

Disusun oleh :
Karel Argo Bimantoro
P1337431217034

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2021
A. Tujuan
Mahasiswa dapat menganalisa kamus indikator sisa makanan pasien yang ada di RSUD
Temanggung.

B. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Kamus Indikator Sisa Makanan Pasien RSUD Kabupaten Temanggung
Judul Indikator Sisa Makanan yang Tidak Termakan oleh Pasien
Definisi Operasional Sisa makanan adalah porsi makanan yang terisisa yang
tidak dimakan oleh pasien (sesuai dengan pedoman
asuha gizi rumah sakit)
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan di
Instalasi Gizi
Dimensi Mutu □ Efektifitas
□ Efisiensi
Dasar Pemilihan indikator SPM RS Tahun 2008 dan SNARS Edisi I
Numerator (Pembilang) Jumlah kumulatif porsi sisa makanan dari pasien yang
disurvei selama 1 bulan
Denumerator (Penyebut) Jumlah pasien yang disurvei dalam 1 bulan
Formula Pengukuran Numerator
x 100%
Denumerator
Metodologi Pengumpulan Sensus harian
Data
Standar ≤ 20%
Ukuran Sampel Sampling (n=50)
Frekuensi Pengumpulan Harian
Data
Frekuensi Analisis Data Triwulan
Metodologi Analisis Data Statistik:
Interpretasi data: trend, bandingkan dengan standar
Sumber Data Survei
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Gizi
Publikasi Data Storyboard
Tabel 2. Uraian Standar Pelayanan Minimal Gizi (PMK No. 129 tahun 2008)
Judul Indikator Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
Dimensi mutu Efektifitas dan efisien
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan
instalasi gizi
Definisi operasional Sisa makanan adalah porsi makanan yang tersisa yang
tidak dimakan oleh pasien (sesuai dengan pedoman
asuha gizi rumah sakit)
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif porsi sisa makanan dari pasien yang
disurvey
Denominator Jumlah pasien yang di survey dalam satu bulan
Sumber data Servey
Standar >20%
Penanggung jawab Kepala instalasi gizi

C. Pembahasan
Kamus indikator mutu adalah buku yang berisi berbagai macam indikator mutu
pelayanan gizi yang telah ditetapkan. Tujuan adanya indikator mutu adalah memberikan
pedoman dalam mengelola mutu pelayanan gizi dan keselamatan pasien, panduan untuk
mengontrol mutu pelayanan gizi, dan upaya meningkatkan mutu pelayanan gizi. Indikator
mutu pelayanan gizi dapat dijadikan penilaian kinerja dalam pelayanan gizi di rumah sakit.
Langkah-langkah penentapan indikator mutu instalasi gizi yaitu mengidentifikasi
masalah yaitu ketidaksesuaian antaraa aktual dengan yang diharapkan. Selanjutnya memilih
masalah yang ingin diperbaiki. Kemudian melihat di standar pelayanan minimal, apakah
masalah tersebut memiliki standar mutu. Setelah itu uji coba pengumpulan data. Jika
indikator sudah dipilih, buat pilihan indikatornya. Jika memiliki masalah maka akan kembali
memilih masalah yang ingin diperbaiki.
Setelah indikator mutu ditetapkan akan dilakukan pengumpulan data berdasarkan kamus
indikator dan dicatat dalam formulir pengumpulan data. Data yang telah dikumpulkan dan
dicatat kemudian divalidasi oleh validator. Validator akan mengumpulkan ulang data
kemudian diukur tingkat kesesuaian hasil pengukuran. Jika tingkat kesesuaian lebih dari 90%
maka data yang dikumpulkan oleh pengumpul data dikatakan valid. Kemudian dilakukan
analisis data dengan membandingkan hasil pengukuran dari waktu ke waktu. Selanjutnya,
dokumentasi mutu dilakukan sebagai bukti adanya kegiatan. Terdapat tiga indikator mutu di
instalasi gizi RSUD Kabupaten Temanggung yaitu ketepatan waktu pemberian makanan
kepada pasien, tidak ada kesalahan dalam pemberian diet, dan sisa makanan yang tidak
termakan oleh pasien.
Makanan yang tersisa masih sering dijumpai di berbagai rumah sakit di Indonesia.
Beberapa penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit di Indonesia menunjukkan bahwa rata-
rata sisa makanan sangat bervariasi antara 17%-67% (Wirasamandi, dkk. 2015). Berdasarkan
Kepmenkes No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
(SPMI), sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien sebanyak-banyaknya 20%.
Terpenuhinya syarat tersebut menjadi indikator keberhasilan pelayanan gizi di setiap rumah
sakit di Indonesia.
Berdasarkan standar pelayanan minimal tersebut, jika dibandingkan dengan uraian
pelayanan minimal gizi, dimensi mutu, tujuan, definisi operasional, numerator, denominator,
sumber data, standar dan penanggung jawab yang ada, kamus indikator sisa makanan yang
ada di RSUD Temanggung sudah sesuai. Pada Standar Pelayanan Minimal Rumah sakit,
frekuensi pengumpulan data dalam uraian standar pelayanan minimal gizi dilakukan dengan
frekuensi per 1 bulan. Sedangkan di RSUD Kabupaten Temanggung frekuensi pengumpulan
data dilakukan harian. Frekuensi analisis data dilakukan setiap tiga bulan sekali dengan
frekuensi pengumpulan data yaitu harian dan sampel berjumlah 50 pasien yang dilihat dari
sisa makanan yang tidak dimakan (comstock). Target sisa makanan yang tidak termakan oleh
pasien di RSUD Kabupaten Temanggung adalah ≤20%. Dasar pemikiran kamus indikator
mutu sisa makanan yang tidak dimakan pasien di RSUD Kabupaten Temanggung didasarkan
pada Sistem Pelayanan Manajemen Rumah Sakit dari PMK no. 129 tahun 2008 dan Pedoman
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit edisi I tahun 2017.

D. Simpulan
a. Berdasarkan Standar Pelayanan Manajemen Rumah Sakit dan Pedoman Standar
Nasional Akreditasi Rumah Sakit, kamus indikator sisa makanan pasien yang
ditetapkan oleh RSUD Temanggung sudah sesuai.
E. Saran
Instalasi Gizi RSUD Temanggung diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap kamus
indikator secara berkala.

Anda mungkin juga menyukai