Anda di halaman 1dari 4

BAB III

METODOLOGI

A. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif yaitu metode

penelitian yang menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan

kondisi sebenarnya tanpa melakukan perlakuan atau intervensi terhadap

variabel penelitian. Peneliti melakukan deskripsi terhadap fenomena yang

ditemukan. Penelitian deskriptif ini untuk mengidentifikasi keandalan sistem

keselamatan bangunan yang terdapat di bangunan gedung rumah.

Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengambilan Data di lapangan dilakukan

dengan cara pengamatan secara visual terhadap kondisi fisik bangunan

kepada komponen-komponen antara lain : Arsitektur, Struktur, Utilitas,

Kebakaran dan pemenuhan fasilitas Aksesibilitas bagi penyandang cacat.

Adapun lokasi lahan adalah Dusun Wage RT. 002 RW.005 Desa Cibingbin Kec.

Cibingbin, Kab. Kuningan, Jawa Barat.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengisi penilaian simak untuk

menentukan kelayakan bangunan gedung yaitu dengan menggunakan

instrumen skala. Nilai setiap item instrumen mempunyai gradasi dari “tidak

ada” sampai “besar” dan gradasi dari “kurang” sampai “sangat baik”.

Laporan Kajian Teknis Bangunan PERTASHOP 24


Gambar 3. 1 Skema Penilaian

B. KELAYAKAN TEKNIS BANGUNAN

Setiap struktur bangunan gedung harus dalam kondisi yang baik dan

memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak baik dari segi mutu

(keamanan bangunan), kenyamanan, sehingga dapat melayani kebutuhan

sesuai dengan fungsinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja suatu gedung adalah:

 Cuaca, iklim dan lingkungan

 Vibrasi akibat beban yang bekerja atau penambahan beban

 Kondisi tanah

Laporan Kajian Teknis Bangunan PERTASHOP 25


 Adanya Bencana alam, misalnya: Gempa Bumi, Banjir, Tanah Longsor, dll

 Faktor mutu bahan dan mutu struktur

 Kualitas pemeliharaan Gedung

Untuk mengetahui kondisi aktual struktur diperlukan serangkaian investigasi,

mulai dari investigasi visual, pengujian sampai dengan analisis struktur.

Berikut tahapan yang dijalankan dalam proses penilaian kelayakan gedung

atau bangunan lainnya :

a. Pengamatan Visual

Pengamatan visual diperlukan sebagai Indikasi awal ada atau tidaknya

kerusakan, dimana hal-hal yang menunjukkan kemungkinan adanya

kerusakan (seperti: adanya keretakan, lendutan, korosi dll) ditabulasi dan

didentifikasi, untuk dilakukan pengujian lanjutan.

b. Pengujian

Metode pengujian struktur bangunan dapat dilakukan berdasarkan:

– Pendekatan destruktif (Destructive Test)

– Pendekatan non-destruktif (Non-Destructive Test)

Laporan Kajian Teknis Bangunan PERTASHOP 26


Ditinjau dari faktor-faktor keamanan, ekonomis, kemudahan pelaksanaan

dan keandalan, metode pengujian Non Destructive Test (NDT) menjadi

pilihan yang lebih menguntungkan. Dengan metode Non Destructive Test

struktur tidak perlu dirusak untuk keperluan pengujian.

Pengujian Non Destructive Test (NDT) dilakukan dengan kaidah-kaidah

teknik yang bisa mengakomodasi kondisi struktur gedung. Dengan

melakukan pengujian NDT ini, jika kondisi struktur/ bangunan masih dalam

keadaan baik, maka masih dapat difungsikan tanpa harus melakukan

perbaikan akibat dilakukannya tes (tidak seperti jika dilakukan dengan

destructive test).

Laporan Kajian Teknis Bangunan PERTASHOP 27

Anda mungkin juga menyukai