Anda di halaman 1dari 12

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Sistem Pentanahan Pada Gedung Kuliah I Teknik Sipil Politeknik Negeri
Sriwijaya
Berdasarkan cara penanamannya, sistem penanaman pada Gedung kuliah I
Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya untuk sistem pentanahannya
menggunakan sistem rod. Hal ini dapat dikatakan karena elektroda pentanahannya
ditanam secara vertikal atau tegak lurus terhadap tanah.
Tujuan dari digunakannya pentanahan sistem rod ini adalah untuk
medapatkan nilai tahanan pentanahan yang kecil agar apabila terjadi arus-arus
bocor atau gangguan-gangguan akan dengan mudah mengalirkannya ketanah.
Beriut bentuk penangkal petir pada Gedung Kuliah I Teknik
SipilPoliteknik Negeri Sriwijaya.

Gambar 3.1 Denah Tampak Depan dan Sistem Pentahanan Gedung

Gambar 3.2 Denah Tampak Samping dan Sistem Pentanahan Gedung

28
Politeknik Negeri Sriwijaya 29

Gambar 3.3 Sistem Pentanahan Sisi Kiri Gedung

Gambar 3.4 Sistem Pentanahan Sisi Kanan Gedung

3.2 Data Elektroda Pentanahan


Berikut adalah data-data dari sistem pentanahan rod pada Gedung Kuliah I
Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya yang digunakan dalam penelitian :
 Bentuk Elektroda : Batang
 Bahan Elektroda : Tembaga
 Panjang : 3 Meter
 Luas Penampang Elektroda : 5/8 inch
 Jumlah Elektroda : 2 Batang
Politeknik Negeri Sriwijaya 30

 Jarak Antar Elektroda : 50 Meter


 Jenis Penghantar : Kabel BC 50 mm2

3.3 Bentuk Elektroda Pentanahan Gedung Kuliah I Teknik Sipil Politeknik


Negeri Sriwijaya
Untuk mengalirkan arus gangguan sistem pentanahan pada gedung
tersebut maka dipelukan suatu elektroda pentanahan yang berfungsi sebagai
penghantar listrik dengan tahanan yang kecil dengan tujuan untuk mempercepat
penyerapan muatan listrik akibat sambaran petir, arus bocor, hubung singkat,
ataupun tegangan lebih kedalam tanah.
Pada Gedung Kuliah I Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya
penghantar pentanahannya menggunakan kabel BC 50 mm dan elektroda yang
digunakan adalah berbentuk batang. Adapun gambar dibawah ini menunjukkan
bentuk elektroda batang pada Gedung Kuliah I Teknik Sipil Politeknik Negeri
Sriwijaya.
Politeknik Negeri Sriwijaya 31

Kabel BC 60mm2

h
Pipa Galvanis 3/4 inch

Permukaan Tanah

Kabel BC 60mm2 5/8 inch

Ground Clamp

Batang Elektroda

3 meter

Gambar 3.5 Elektroda Pada Gedung Kuliah I Teknik Sipil


Politeknik Negeri Sriwijaya

3.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu perencanaan dan pelaksanaan penelitian diperkirakan 1 bulan
sebelum ujian laporan akhir. Tempat dilakukan percobaan ini adalah di Gedung 1
Politeknik Negeri Sriwijaya 32

Kuliah Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Sumatera Selatan.


Jenis tanah pada tempat dilakukannya percobaan adalah tanah rawa yang memiliki
tahanan jenis tanah yang berkisar 30 m sesuai dengan tabel 2.1 nilai tahanan jenis
tanah. Pemilihan tempat dikarenakan gedung kuliah sipil termasuk gedung baru di
Politeknik Negeri Sriwijaya yang perlu dilakukan evalauasi untuk pentanahannya.

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

Tabel 3.1 Alat Penelitian


No. Nama Alat Jumlah
1. Digital Earth Tester 1 Buah
2. Multimeter Digital 2 Buah

Tabel 3.2 Bahan Penelitian


No. Nama Bahan Jumlah
1. Elektroda Bantu 4 Buah
2. Baterai 9 V 1 Buah
3. Kabel Penghubung Secukupnya
4. Palu/Martil 1 Buah
5. Meteran 1 Buah

3.5.1 Digital Earth Tester


Adapun data Digital Earth Tester sebagai berikut :
 Merk : KYORITSU
 Sumber tenaga 9 V DC jenis baterai R6P (SUM-6) x 6
 Jenis Digital Earth Rresistance 4105 A
 Alat ini berfungsi untuk menampilkan nilai tahanan pentanahan yang
terukur dengan kemampuan mengukur sampai 1999 . Skema gambar
Digital Earth Rresistance 4105 A ditunjukkan pada gambar 3.4 :
Politeknik Negeri Sriwijaya 33

Gambar 3.6 Digital Earth Resistance 4105 A

3.5.2 Multimeter Digital


Multimeter ini digunakan untuk mengukur tegangan dan arus pada
pengukuran tahanan jenis tanah.

Gambar 3.7 Multimeter Digital

3.5.3 Elektroda Bantu


Elektroda bantu berfungsi sebagai pembanding dari elektroda utama untuk
mendapatkan nilai tahanan pentanahan.

Gambar 3.8 Elektroda Bantu


Politeknik Negeri Sriwijaya 34

3.5.4 Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber untuk mendapatkan nilai tegangan dan
arus pada pengukuran nilai tahanan jenis tanah yang terukur.

Gambar 3.9 Baterai

3.5.5 Kabel penghubung


Kabel penghubung berfungsi sebagai penghubung antara Digital Erath
Tester dengan elektroda uji dan elektoda bantu.

Gambar 3.10 kabel Penghubung

3.5.6 Palu/Martil
Martil ini berfungsi sebagai alat untuk membantu menanam atau
menancapkan elektroda kedalam tanah.

Gambar 3.11 Palu


Politeknik Negeri Sriwijaya 35

3.5.6 Meteran
Alat ini digunakan untuk untuk mengukur jarak antara elektroda
utama dengan elektroda bantu.

Gambar 3.12 Meteran

3.6 Pengukuran Tahanan Jenis Tanah


3.6.1 Langkah Pengukuran tahanan jenis tanah
1. Pilih lokasi yang tepat untuk melakukan pengukuran tahanan jenis
tanah, lokasi tanah yang diukur berada di dekat elektroda pentanahan
gedung itu sendiri.
2. Siapkan alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian.
3. Buatlah rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian gambar 3.13 untuk
metode Werner.
4. Lalu lakukan penanaman 4 buah elektroda batang menggunakan martil
dengan kedalaman 30 cm dan jarak elektroda a = 5 m, b = - m.
5. Hubungkan amperemeter antara output sumber tegangan searah 9 V
yang dihubungkan dengan ujung elektroda bagian luar.
6. Kemudian ukur tegangan antara elektroda bagian dalam.
7. Catat hasil pengukuran yang didapatkan.
 Ulangi setiap prosedur percobaan untuk metode schlumberger
dengan masing – masing jarak elektroda a = 1 m , b = 5.5 m
(Gambar 3.14). Dan untuk schlumberger balik dengan jarak
elektroda a = 5 m, b = 3.5 m (Gambar 3.15).
Politeknik Negeri Sriwijaya 36

a b a

Gambar 3.13 Metode Empat Titik (Werner)

v
a
b b

h = 3/4 a

Gambar 3.14 Metode Schlumberger

v
a
b b

h = 3/4 a

Gambar 3.15 Metode Schlumberger Balik


Politeknik Negeri Sriwijaya 37

3.7 Langkah Pengukuran Tahanan Pentanahan


1. Menyiapkan peralatan dan bahan yang digunakan dalam melakukan
penelitian.
2. Melakukan penanaman elektroda batang bantu dengan kedalaman 30 cm
untuk masing-masing elektroda.
3. Setelah elektroda pentanahan telah ditanamkan sedalam 30 cm lalu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur Digital Earth
Tester. Prosedur pengukuran ini adalah sebagai berikut :
1) Mengecek tegangan baterai dengan menghidupkan Digital Earth
Resistance Tester. Jika layar tampak bersih tanpa simbol baterai lemah
berarti kondisi baterai dalam keadaan baik.
2) Membuat rangkaian pengukuran sesuai dengan Gambar 3.15.
3) Hubungkan Kabel hijau pada elektroda utama dan kabel kuning serta
kabel merah pada elektroda bantu dengan jarak antara elektroda bantu
minimal 5 meter dan maksimal 10 meter.
4) Ukur tegangan tanah dengan mengarahkan range switch ke earth
voltage dan pastikan bahwa nilai indikator 10 V atau kurang. Jika nilai
idikator melebihi 10 V diperkirakan akan mengalami banyak
kesalahan dalam nilai pengukuran tahanan.
5) Mengecek penjepit pada elektroda utam dan elektroda bantu dengan
mensetting range switch ke 20  dan tekan tombol “Press To Test”.
Jika tahanan elektroda utama terlalu tinggi atau menunjukkan simbol
“…..” lalu berkedip – kedip maka perlu di cek penjepit pada elektroda
utama.
6) Kemudian melakukan pengukuran. Mensetting range switch ke posisi
yang diinginkan dengan tekan tombol “Press To Test” selama
beberapa detik.
7) Maka mucul nilai tahanan pentanahan pada Digital Earth Resistance
Tester
8) Catat hasil pengukuran nilai tahanan dari percobaan yang telah
dilakukan.
Politeknik Negeri Sriwijaya 38

Merah
Kuning
Hijau

5-10 m 5-10 m

ElektrodaTes Elektroda Bantu

Gambar 3.16 Rangkaian pengukuran Tahanan Pentanahan (Driven Rod)

3.8. Flowchart
Politeknik Negeri Sriwijaya 39

Mulai

Metode Observasi

Mempersiapkan Peralatan Yang


Dibutuhkan

Pengukuran Tahanan Jenis Tanah

Pengukuran Tahanan Pentanahan Pengambilan Beberapa Data Yang Dibutuhkan

Analisa Hasil Pengukuran

Evaluasi Hasil Pengukuran dan


Perhitungan

Selesai

Anda mungkin juga menyukai