FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala Rahman dan Rahimnya
yang maha memberi petunjuk sehingga akhirnya revisi Buku Pedoman
Penulisan Tesis dan Jurnal Ilmiah Program Studi Magister Kenotariatan
Fakultas Hukum Universitas Mataram ini dapat diselesaikan.
Buku pedoman ini diperlukan untuk menjadi panduan dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar dan penyusunan tesis serta penulisan
jurnal ilmiah pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Mataram. Buku pedoman ini disusun untuk memenuhi kebutuhan
dalam penyempurnaan penyelenggaraan Program Studi Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Mataram, sesuai dengan
perubahan peraturan perundang-undangan, Buku Pedoman Akademik
Universitas, Pedoman Akademik Fakultas Hukum, Pedoman Pascasarjana,
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mengingat Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Mataram berdiri tahun 2013 berdasarkan Surat Keputusan Dirjen
Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor:
30/E/O/2013 tanggal 31 Januari 2013 tentang Penyelenggaraan Program-
Program Baru Pada Universitas Mataram, maka buku pedoman ini belum
mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik dan
saran dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan pada masa yang
akan datang, semoga buku ini memberi manfaat bagi penggunanya.
Demikian buku pedoman ini dibuat, untuk dapat dipedomani
sebagaimana mestinya. Atas bantuan dan kerjasama semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan buku pedoman ini disampaikan terima kasih.
Mataram,
Ketua Program
ii
TIM PENYUSUN
iii
DAFTAR ISI
iv
2. Beberapa Istilah atau Singkatan dalam Catatan Kaki ----------------- 35
C. Penulisan Daftar Pustaka ------------------------------------------ 36
BAB VI PEMBIMBINGAN
A. Persyaratan Pembimbing ------------------------------------------ 39
B. Tujuan Pembimbingan --------------------------------------------- 39
C. Fungsi Pembimbing ------------------------------------------------- 40
D. Lama, waktu dan tempat Pembimbingan ------------------------- 41
E. Monitoring ----------------------------------------------------------- 42
F. Pelaksanaan Pembimbingan --------------------------------------- 42
G. Pengujian ------------------------------------------------------------ 42
BAB IX PENUTUP…………………………………………………………………
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sejalan dengan batasan tersebut Ilmu hukum sebagai sebuah cabang ilmu
juga melakukan kegiatan penelitian melalui kaidah dan metode ilmiah secara
sistematis dengan tujuan untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang
berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian hukum sebagai norma maupun
hukum sebagai sebuah kenyataan.
Berdasarkan ketentuan Pasal 19 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi, Program Magister merupakan pendidikan akademik yang
diperuntukkan bagi lulusan program sarjana atau sederajat sehingga mampu
mengamalkan dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi melalui
penalaran dan penelitian ilmiah. Sejalan dengan itu maka Pendidikan Magister
Kenotariatan (MKn) Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram) sebagai bagian
dari sistem pendidikan tinggi perlu melakukan pengembangan ilmu Pengetahuan
dan/atau Teknologi melalui kegiatan penelitian khususnya ilmu hukum.
Dalam konteks akademik kegiatan penelitian hukum memiliki dua tujuan
sekaligus yaitu tujuan akademik dan tujuan praktis. Tujuan akademis dimaksudkan
untuk mengembangkan ilmu hukum (konsep, teori, dan norma) dalam rangka
menyukseskan pembangunan hukum nasional. Tujuan praktis penelitian hukum
bertujuan untuk menghasilkan penelitian yang dapat memberikan kontribusi bagi
stakeholder di bidang hukum dalam rangka mengambil kebijakan strategis di bidang
hukum.
Perkembangan penelitian hukum dewasa ini menunjukkan bahwa penelitian
hukum menjadi bagian penting dalam pembangunan hukum nasional. Penelitian
hukum tidak saja dihajatkan untuk kepentingan akademis semata, tetapi juga
kepentingan praktis penyelenggara negara dan pemerintahan memerlukan
penelitian hukum, bahkan semua profesi di bidang hukum (polisi, jaksa, hakim,
advokat, notaris dan lain-lain) untuk melakukan kegiatan-kegiatan penelitian hukum
sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Perubahannya
mewajibkan setiap penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan harus
dilengkapi dengan naskah akademik. Secara substansi maupun mekanisme
pembentukannya naskah akademik merupakan dokumen yang disusun berdasarkan
kegiatan penelitian ilmiah.
Dalam tradisi akademik pendidikan tinggi, penelitian merupakan tradisi
akademik yang telah berkembang dengan baik di lingkungan pendidikan tinggi. Oleh
2
karena itu, berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi jumlah SKS
untuk program magister adalah 36 SKS dengan jumlah bobot SKS untuk
penyusunan dan penulisan tesis yang lebih besar. Kemudian Permenristekdikti
tersebut digantikan oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi.
Untuk memperlancar kegiatan pendidikan MKn FH Unram, maka diperlukan
buku pedoman penyusunan dan penulisan tesis. Buku pedoman ini dimaksudkan
sebagai acuan bagi Mahasiswa, Dosen dan Pengelola dalam kegiatan penyusunan
dan penulisan Tesis. Penyusunan buku pedoman ini dilatarbelakangi oleh perubahan
Buku Pedoman Akademik Universitas Mataram Tahun 2020, Buku Pedoman
Akademik Penyelenggaraan Pendidikan Program Pascasarjana Unram Tahun 2016,
dan Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Program Studi Magister
Kenotariatan, dan Pedoman Penulisan Tesis dan Jurnal Ilmiah Program Studi
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Unram, yang banyak membawa perubahan
terhadap penyelenggaraan pendidikan Magister Kenotariatan (MKn). Program Studi
MKn merupakan bagian dari Fakultas Hukum dan Universitas Mataram, perlu
merespons dengan melakukan perubahan terhadap Buku Pedoman Penulisan Tesis
dan Jurnal Program Studi Magister Kenotariatan ini.
Buku pedoman penyusunan dan penulisan tesis ini teridiri dari 9 (sembilan)
BAB dan lampiran-lampiran. Bab I tentang Pendahuluan, Bab II tentang Persyaratan
dan Prosedur Penulisan Tesis, Bab III tentang Penyusunan Proposal Tesis, Bab IV
tentang Penyusunan Tesis, Bab V tentang Teknik Pengutipan dan Penulisan Daftar
Pustakaan, Bab VI Pembimbingan, Bab VII Penilaian, dan Bab VIII Penulisan Jurnal
Ilmiah dan Bab IX Penutup.
3
BAB II
PERSYARATAN DAN PROSEDUR
PENULISAN TESIS
4
e. Judul Tesis yang telah disetujui dan ditetapkan oleh Ketua Program
disampaikan kepada pembimbing untuk memperoleh persetujuan dan
bimbingan penyusunan Proposal Penelitian Tesis.
f. Ujian proposal dilaksanakan paling cepat 1 (satu) bulan setelah judul tesis
disetujui.
g. Judul tesis dapat diubah oleh Pembimbing sesuai dengan
perumusan/perkembangan kebutuhan yang seharusnya.
5
diseminarkan. Dengan menunjukan kartu telah mengikuti seminar Hasil
penelitian tesis, peneliti yang lain yang digelar di PS MKn.
6
BAB III
PENYUSUNAN PROPOSAL TESIS
7
b. Latar Belakang Permasalahan;
c. Perumusan Masalah;
d. Tujuan dan Manfaat Penelitian;
e. Ruang Lingkup Penelitian;
f. Orisinalitas Penelitian;
g. Landasan Teori dan Konsep;
h. Metode Penelitian (berisi)
1) Jenis Penelitian
2) Pendekatan Masalah
3) Jenis dan Sumber data/bahan hukum
4) Teknik dan alat pengumpulan data atau penulusuran bahan
hukum
5) Analisis Data atau Bahan Hukum
i. Sistematika Penulisan
j. Daftar Pustaka
Mahasiswa
>= 1
Mengajukan seminar
Bulan
proposal ke Bagian
8
B. Sistematika Proposal Tesis
Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Magister Kenotariatan
dibedakan menjadi dua macam, yang meliputi:
1. Penelitian hukum normatif; dan
2. Penelitian hukum empiris.
Masing-masing jenis penelitian itu, berbeda sistematika dan objek kajiannya.
Pilihan untuk menggunakan dua metode penelitian tersebut diserahkan kepada
mahasiswa berdasarkan proses pembimbingan dan karakteristik penelitian yang
akan dilakukan. Berikut ini, disajikan sistematika kedua jenis penelitian tersebut.
1. Sistematika Proposal Penelitian Hukum Normatif.
Penelitian hukum normatif merupakan penelitian hukum yang mengkaji
norma hukum positif sebagai obyek kajiannya. Pada penelitian hukum normatif,
hukum tidak lagi dipandang sebagai sebuah hal yang bersifat utopia semata
tetapi telah terlembaga dan telah ditulis dalam bentuk norma,asas dan lembaga
hukum yang ada. Penelitian hukum normatif disebut juga sebagai penelitian
hukum dogmatik yang mengkaji, memelihara dan mengembangkan bangunan
hukum positif dengan bangunan logika.1 Soerjono Soekanto2 mengemukakan
tipe penelitian hukum normatif teridri dari:
a. Penelitian terhadap asas-asas hukum;
b. Penelitian terhadap sistimatika hukum;
c. Penelitian taraf sinkronisasi hukum;
d. Penelitian sejarah hukum; dan
e. Penelitian perbandingan hukum.
Sistematikan proposal penelitian hukum normatif terdiri atas tiga bagian,
yang meliputi:
a. bagian awal;
b. bagian utama; dan
c. bagian akhir.
Bagian awal terdiri atas:
a. Cover depan/luar;
b. Cover dalam;
1
E.Saefullah Wiradipradja, 2015, Penuntun Praktis Metode Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah
Hukum, Keni Media, Bandung, hlm.5.
2
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, 2001, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
Rajawali Press, Jakarta, hlm.
9
c. Halaman Pengesahan;
d. Halaman Susunan Penguji;
e. Halaman Pernyataan;
A. Judul proposal
B. Latar Belakang Masalah
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat
E. Originalitas Penelitian
F. Kerangka Teori dan Konseptual
1. Kerangka Teori
2. Kerangka Konseptual
G. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian hukum
2. Pendekatan penelitian
3. Jenis dan sumber bahan hukum
4. Teknik pengumpulan bahan hukum
5. Analisis bahan hukum
H. Sistematika Penulisan
I. Daftar Bacaan
LAMPIRAN-LAMPIRAN (kalau ada)
10
b. kekaburan norma; dan
c. pertentangan norma.
Pada akhir uraian latar belakang diuraikan bahwa berdasarkan latar
belakang masalah dan latar belakang penelitian di atas perlu dilakukan
penelitian untuk menyelesaikan problem hukum normatif.
b. Perumusan Masalah
Uraian pada perumusan masalah adalah uraian yang berisi penajaman
terhadap permasalahan yang diuraikan pada latar belakang penelitian.
Persyaratan perumusan masalah:
1. Rumusan masalah harus mengungkapkan isu hukum yang
dipermasalahkan dan yang menjadi fokus dalam penelitian;
2. Perumusan masalah harus menganalisis tentang masalah teoretis dan
praktik hukum (norma hukum);
3. Ada kesesuaian antara rumusan masalah dengan judul penelitian; dan
4. Perumusan masalah dibatasi minimal 2 sampai dengan 3 masalah.
c. Tujuan dan manfaat penelitian
1. Tujuan penelitian merupakan uraian singkat mengenai apa yang hendak
dijawab atau apa yang dapat diperoleh dalam suatu penelitian atau
untuk memperoleh data/bahan hukum/pengetahuan yang terkait
dengan masalah penelitian yang diajukan.
Contohnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis tentang pengaturan hukum yang berkaitan dengan
kewenangan notaris dalam bidang pertanahan.
2. Manfaat penelitian merupakan harapan atau kontribusi apa yang ingin
dicapai dari terlaksananya suatu kegiatan penelitian. Manfaat penelitian
dibagi dua macam, yang meliputi:
a. Manfaat Teoretis. Manfaat teoretis penelitian dalam rangka
pengembangan Ilmu Hukum, khususnya hukum kenotariatan; dan
b. Manfaat Praktis. Manfaat praktis penelitian ini adalah rangka
memberikan masukan atau pemecahan persoalan pembangunan,
baik untuk masyarakat maupun instansi pemerintah.
d. Orisinalitas Penelitian
Orisinalitas dikonsepkan sebagai sebuah penelitian yang dilakukan
oleh mahasiswa harus asli dan belum pernah dilakukan oleh peneliti
11
terdahulu. Untuk mengetahui tentang orisinalitas penelitian, maka
mahasiswa wajib untuk mengacu dan menyajikan berbagai hasil
penelitian tesis dan disertasi terdahulu yang ada hubungannya dengan
judul tesis yang akan diteliti oleh mahasiswa. Hasil penelitian terdahulu
itu, dapat dituangkan dalam bentuk tabel. Hal-hal yang dimuat dalam
tabel itu, seperti:
1. judul dan nama peneliti;
2. masalah/tujuan penelitian; dan
3. hasil penelitiannya; serta
4. tujuan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa itu.
Hasil penelitian yang dijadikan acuan minimal 3 (tiga) judul dan
hasil penelitian terdahulu yang sejenis. Kemudian menguraikan apa
yang membedakan antara penelitian mahasiswa dengan penelitian yang
sudah dilakukan oleh peneliti terdahulu.
e. Kerangka Teoretis dan Konseptual
1. Kerangka Teori
Teori dikonsepkan sebagai pendapat atau pandangan yang
dikemukakan oleh ahli sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa
atau kejadian. Fungsi teori dalam suatu penelitian adalah untuk
memberikan arahan terhadap masalah penelitian penelitian yang akan
dilakukan oleh mahasiswa.
Teori yang sering digunakan sebagai dasar analisis terhadap
pebelitian hukum normatif adalah:
a. Teori Penjejangan Norma (Stufensbau theory);
b. Teori-teori tentang kontrak;
c. Teori Hukum Pembangunan;
d. Teori Negara Hukum, dll.
2. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual diartikan sebagai gambaran umum yang
memuat tentang pengertian-pengertian yang akan dituangkan dalam
proposal tesis. Kerangka konseptual ini sebagai acuan peneliti di dalam
memahami pengertian yang tertuang dalam judul tesis. Contoh
kerangka konseptual, antara lain:
a. Notaris;
12
b. Perjanjian;
c. Kesepakatan;
d. pertanahan dan lain-lain.
Dalam penjelasan konsep harus disesuaikan dengan judul tesis.
f. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada penelitian hukum normatif. Penelitian
normatif merupakan penelitian yang mengkaji dan menganalisis tentang
norma-norma hukum. Jenis penelitian yang dapat dilakukan dalam
penelitian hukum normatif, yaitu:
a. penelitian terhadap asas-asas hukum;
b. penelitian terhadap sistimatika hukum;
c. penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum;
d. penelitian sejarah hukum;
e. penelitian perbandingan hukum;
f. penelitian yang berupa usaha inventarisasi hukum positif; dan
g. penelitian yang berupa penemuan hukum in concrito.
Jenis penelitian di atas bersifat alternatif. Mahasiswa dapat memilih
satu atau lebih dari ketujuh jenis penelitian tersebut sesuai dengan arah
penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa.
2. Jenis dan Sumber Bahan Hukum
Sumber bahan hukum yang digunakan dalam peneltian hukum
normatif adalah Bahan hukum. Bahan hukum yang dikaji dan dianalisis
dalam penelitian hukum normatif terdiri dari:
a. bahan hukum primer;
b. bahan hukum sekunder; dan
c. bahan hukum tersier.3
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang memiliki kekuatan
mengikat. Bahan hukum primer itu, meliputi:
a. Norma atau kaidah dasar, yaitu pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Peraturan Dasar, yaitu batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945;
3
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Op. Cit., hlm. 13
13
c. Peraturan perundang-undangan;
d. Bahan hukum yang tidak dikodifikasi, seperti hukum adat;
e. Yurisprudensi (Putusan Pengadilan);
f. Traktat; dan
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan
penjelasan mengenai bahan hukum primer. Seperti:
a. naskah akademik;
b. rancangan undang-undang;
c. risalah sidang pembahasan peraturan perundang-undangan; dan
d. hasil penelitian ahli hukum.
Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan
penjelasan mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,
seperti; kamus, ensiklopedia, dan lain-lain. Kamus yang sering dirujuk
oleh peneliti hukum, meliputi:
b. Kamus Besar Bahasa Indonesia;
c. Kamus Bahasa Inggris; dan
d. Kamus Hukum.
3. Pendekatan yang Digunakan
Pendekatan diartikan sebagai usaha dalam rangka aktivitas
penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti atau
metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.
Pendekatan yang dapat digunakan oleh mahasiswa MKn. dalam
penelitian hukum normatif, yang meliputi:
a. pendekatan perundang-undangan (statute approach);
b. pendekatan konseptual (conceptual approach);
c. pendekatan perbandingan (comparative approach);
d. pendekatan historis (historical approach);
e. pendekatan kasus (case approach).4
Mahasiswa dapat memilih salah satu atau lebih dari kelima
pendekatan di atas sesuai dengan pendekatan yang diperlukan.
4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
4
Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif (Malang: Bayu Media Publishing,
2008), hlm. 300. Bandingkan dengan Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, Unram Press, Mataram,
2020.
14
Teknik untuk mengkaji dan menganalisis bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier, yaitu menggunakan
studi dokument. Studi dokumenter merupakan studi yang mengkaji
tentang berbagai dokumen-dokumen, baik yang berkaitan dengan
peraturan perundang-undangan maupun dokumen-dokumen yang
sudah ada.
5. Analisis Bahan Hukum
Analisis bahan hukum yang diperoleh dalam penelitian hukum
normatif merujuk pada latar belakang penelitian yang diuraikan di atas
Jika:
a. Jika norma yang dikaji adalah norma yang kabur, maka alat
analisisnya adalah penafsiran hukum ( legal interpretation);
b. Jika norma hukum yang dikaji adalah konflik norma, maka alat
analisisnya adalah asas-asas peraturan perundang-undangan tentang
hierarki peraturan perundang-undangan;
c. Jika norma hukum yang dikaji mengalami kekosongan hukum, maka
analisis yang digunakan adalah penemuan hukum (recthvinding) dan
konstruksi hukum.
A. Judul proposal
B. Latar Belakang Masalah
15
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat
E. Originalitas Penelitian
F. Kerangka Teori dan Konseptual
1. Kerangka Teori
2. Kerangka Konseptual
G. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian hukum
2. Jenis dan sumber data
3. Pendekatan penelitian
4. Lokasi Penelitian
5. Teknik penentuan sampel
6. Teknik pengumpulan data
7. Analisis data
H. Sitematika Penulisan
I. Daftar Bacaan
16
Manfaat penelitian: harapan atau kontribusi apa yang ingin dicapai
dari terlaksananya suatu kegiatan penelitian bagi pengembangan bidang
ilmu hukum dan pemecahan persoalan pembangunan, baik untuk
masyarakat, instansi pemerintah, maupun untuk kalangan
akademis/perguruan tinggi. Manfaat itu dibedakan:
1. manfaat teoretis; dan
2. manfaat praktis.
d. Originalitas Penelitian
Orisinalitas dikonsepkan sebagai sebuah penelitian yang dilakukan
oleh mahasiswa harus asli dan belum pernah dilakukan oleh peneliti
terdahulu. Untuk mengetahui tentang orisinalitas penelitian, maka
mahasiswa wajib untuk mengacu dan menyajikan berbagai hasil
penelitian tesis dan disertasi terdahulu yang ada hubungannya dengan
judul tesis yang akan diteliti oleh mahasiswa. Hasil penelitian terdahulu
itu, dapat dituangkan dalam bentuk tabel. Hal-hal yang dimuat dalam
tabel itu, seperti:
1. judul dan nama peneliti;
2. masalah/tujuan penelitian; dan
3. hasil penelitiannya; serta
4. tujuan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa itu.
Hasil penelitian yang dijadikan acuan minimal 3 (tiga) judul dan
hasil penelitian terdahulu yang sejenis. Kemudian menguraikan apa yang
membedakan antara penelitian mahasiswa dengan penelitian yang sudah
dilakukan oleh peneliti terdahulu.
e. Kerangka Teoretis dan Konseptual
1. Kerangka Teori
Teori-teori yang sering digunakan dalam penelitian hukum empiris,
adalah, seperti:
a. Teori efektivitas hukum (Lawrence Friedman dan Soerjono
Soekanto)
b. Teori rekayasa sosial (Law as tool of social enginering) oleh
Rousscoe Pound;
c. Dll.
2. Kerangka Konseptual
17
f. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini, difokuskan pada penelitian hukum empiris. Penelitian
hukum empiris, yang dalam bahasa Inggris, disebut dengan empirical
legal research, sedangkan dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah
empirisch juridisch onderzoek merupakan salah satu jenis penelitian
hukum yang menganalisis dan mengkaji bekerjanya di dalam masyarakat.
Hal-hal yang diteliti dalam penelitian hukum empiris, antara lain:
a. efektivitas hukum;
b. kepatuhan terhadap hukum;
c. peranan lembaga atau institusi hukum di dalam penegakan hukum;
d. implementasi aturan hukum;
e. pengaruh aturan hukum terhadap masalah sosial tertentu atau
sebaliknya;
e. pengaruh masalah sosial terhadap aturan hukum.5
Mahasiswa dapat memilih satu atau lebih dari fokus penelitian
hukum empiris di atas atau tema lainnya yang sesuai dengan karakter
penelitian hokum empiris.
2. Jenis dan Sumber Data yang Digunakan
Jenis data yang digunakan untuk mengkaji penelitian hukum empiris,
yaitu:
a. data primer; dan
b. data sekunder.
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber
utama. Data primer itu, bisa diperoleh dari:
a. Responden; dan
b. Informan.
Responden merupakan orang atau masyarakat yang terkait secara
langsung dengan masalah. Informan adalah orang atau individu yang
memberikan informasi data yang dibutuhkan oleh peneliti sebatas yang
diketahuinya dan peneliti tidak dapat mengarahkan jawaban sesuai
dengan yang diinginkan. Informan diperlukan dalam penelitian hukum
5
Peter Mahmud Marzuki, Op. Cit., hlm. 87.
18
empiris untuk mendapatkan data secara kualitatif. Data sekunder
merupakan data yang berasal dari kepustakaan atau bahan hukum.
3. Pendekatan yang Digunakan dalam Penelitian Hukum
Empiris
Pendekatan-pendekatan yang sering digunakan dalam penelitian
hukum empiris, meliputi:
a. pendekatan sosiologi hukum;
b. pendekatan antropologi hukum;
c. pendekatan psikologi hukum.
d. Pendekatan konseptual;
e. Pendekatan perbandingan hukum;
f. Pendekatan perundang-undangan;
g. Pendekatan sejarah hukum.
Pendekatan sosiologi hukum merupakan pendekatan yang
menganalisis tentang bagaimana reaksi dan interaksi yang terjadi ketika
sistem norma itu bekerja di dalam masyarakat. Di samping itu, dikenal
juga pendekatan sosiologi tentang hukum. Pendekatan ini dikonstruksikan
sebagai sesuatu perilaku masyarakat yang ajek, terlembagakan serta
mendapatkan legitimasi secara sosial.6
Pendekatan antropologi hukum merupakan pendekatan yang
mengkaji cara-cara penyelesaian sengketa, baik dalam masyarakat
modern maupun masyarakat tradisional.
Pendekatan psikologi hukum merupakan pendekatan di dalam
penelitian hukum empiris, di mana hukum dilihat pada kejiwaan manusia.
Kejiwaan manusia tentu menyangkut tentang kepatuhan dan kesadaran
masyarakat tentang hukum.
Mahasiswa dapat memilih satu atau lebih dari pendekatan penelitian
hukum empiris tersebut.
4. Lokasi dalam Penelitian Hukum Empiris
Lokasi penelitian menunjuk pada tempat dilakukan penelitian.
Misalnya, mahasiswa ingin meneliti tentang efektifitas akta perjanjian
6
Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Op. Cit., hlm. 47-49.
19
pengikatan jual beli (APPJB). Untuk meneliti hal itu, harus ditentukan
lokasi penelitiannya, misalnya di Kota Mataram. Kota Mataram juga cukup
luas karena terdiri atas 7 kecamatan. Dari ketujuh kecamatan itu, maka
dipilih dua kecamatan. Kecamatan yang dipilih, meliputi kecamatan
Ampenan dan Cakranegara. Pertimbangan dipilihnya kedua kecamatan
itu, karena tidak efektifnya pelaksanaan AP2JB, dan lain-lain.
20
tanggapan dari orang atau kelompok orang yang terpilih melalui
wawancara atau melalui pos atau melalui metode lainnya.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder, yaitu
dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
AP2JB.
7. Analisis Data dalam Penelitian Hukum Empiris
Salah satu tahap yang paling penting dalam penelitian adalah
menganalisis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dengan para
responden. Analisis data dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu
analisis kuantitatif dan kualitatif. Kedua analisis data ini, dapat digunakan
dalam penelitian hukum empiris.
C. Tahapan Seminar Proposal
Selanjutnya mahasiswa dapat melakukan seminar proposal dengan
melewati tahapan sebagai berikut :
a) Setelah proposal disetujui oleh dosen pembimbing selanjutnya mahasiswa
mengajukan permohonan Dosen penilai Proposal pada Ketua Prodi MKn
dan mengajukan permohonan jadwal seminar pada Sub Bagian Akademik.
b) Seminar Proposal dimaksudkan untuk memberikan masukan kepada
mahasiswa meliputi: kaidah penulisan, substansi proposal termasuk
metode penelitian dan lain-lain yang dianggap perlu untuk
penyempurnaan proposal penelitian sehingga mahasiswa tidak mengalami
kesulitan dalam melakukan penelitian dan hasil penelitian dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
c) Setelah seminar usai, mahasiswa yang bersangkutan harus
memperhatikan saran-saran perbaikan yang diberikan pada waktu
seminar dan melakukan perubahan serta penyempurnaan di bawah
bimbingan Dosen Pembimbing.
d) Setelah mahasiswa melakukan perbaikan terhadap proposal sesuai yang
disarankan, selanjutnya mahasiswa mengajukan permohonan kartu
konsultasi ke Bagian Pendidikan.
e) Proposal harus dinilai oleh dosen pembimbing dan paling sedikit 2 (dua)
orang dosen yang bukan pembimbing.
f) Dosen Penilai Proposal ditentukan oleh Ketua Prodi MKn sesuai dengan
kompetensi yang bersangkutan.
21
Bagan 2 : Tahapan Seminar Proposal
Mahasiswa
Melakukan proses
pembimbingan ulang
(kembali ke tahapan 2)
D. Pelaksanaan Penelitian
Bagi mahasiswa yang telah selesai seminar proposal dan melakukan
perbaikan proposal, selanjutnya melakukan penelitian dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Kegiatan penelitian dan penulisan Tesis berlangsung dalam kurun waktu
paling lama 4 (empat) bulan sejak hari penyelenggaraan seminar
proposal dan paling cepat 2 (dua) bulan sejak hari penyelenggaraan
seminar proposal.
2) Apabila penyusunan laporan penelitian Tesis belum selesai sampai
dengan batas waktu yang telah ditentukan, maka mahasiswa harus
mengajukan permohonan perpanjangan waktu penelitian dan/atau
penyusunan Tesis kepada Ketua Prodi melalui Sub Bagian Pendidikan
atas rekomendasi Ketua Prodi dan Dosen Pembimbing.
3) Apabila penyusunan laporan penelitian (penulisan Tesis) tidak dapat
diselesaikan setelah masa perpanjangan maka judul tesis dianggap batal
dan mahasiswa wajib mengulang dengan ketentuan tidak akan
22
melampaui masa studi yang diperbolehkan menurut Buku Pedoman
Akademik.
4) Apabila penulisan Tesis telah selesai dan Pembimbing telah memberikan
persetujuannya, maka mahasiswa segera mengajukan ujian Tesis.
5) Ujian tesis dapat dilaksanakan paling cepat 3 (tiga) bulan sejak tanggal
penyelenggaraan seminar proposal.
6) Selama melakukan penelitian dan penulisan, mahasiswa harus
melakukan proses pembimbingan dengan dosen pembimbing dengan
membawa Kartu Pembimbingan.
Mahasiswa
>= 3
Bulan Mengajukan
ujian tesis
23
BAB IV
PENYUSUNAN TESIS
24
Bab II : antara 25 % - 30 %
Bab III : antara 25 % - 30 %
Bab IV : antara 25 % - 30 %
Bab V : sekitar 5 %
3. Bagian ketiga: daftar kepustakaan
4. Bagian keempat:
a. Indeks (jika diperlukan);
b. Lampiran (jika ada dan diperlukan);
c. Curriculum vitae (daftar riwayat hidup)
5. Bahasa dalam laporan
a. Bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia baku, baik
kosa kata dan ejaannya;
b. Sedapat mungkin gunakanlah istilah yang digunakan dalam
bahasa Indonesia;
c. Untuk istilah dalam bahasa asing yang akan di Indonesia,
harus memperhatikan pedoman pembentukan istilah yang
ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia;
d. Bentuklah ide tulisan dengan membuat kalimat sederhana,
hindari kalimat yang terlalu panjang, yang berakibat dapat
mengaburkan makna kalimat secara keseluruhan.
6. Tata tulis :
a. Naskah diketik dalam satu muka diatas kertas HVS warna
putih, berukuran A4 (210 x 290 mm), berat 80 gram, dengan
menggunakan huruf tahoma 11;
b. Jarak antar baris adalah 2 spasi;
c. Kutipan langsung diberikan nomor urut, ditulis pada bagian
awal ataupun akhir dengan menggunakan huruf ukuran 10
atau 11 point;
d. Kutipan langsung lebih dari lima baris ditulis menggunakan
huruf ukuran 11 point dengan jarak satu spasi, kemudian
diberikan nomor urut menggunakan huruf ukuran 10 atau 11
point pada bagian awal (sebelum kutipan langsung maupun
pada bagian akhir kutipan);
25
e. Apabila dalam kutipan langsung tersebut ada kata-kata yang
dihilangkan (baik pada bagian awal kalimat maupun di
tengah-tengah agar diberikan tanda titik sebanyak tiga buah);
f. Bagian pertama naskah diberikan nomor urut dengan
menggunakan angka romawi kecil: i, ii, iii, iv, v, vi, dst nya;
g. Bagian-bagian selanjutnya (kedua, ketiga dan keempat)
diberikan nomor urut menggunakan angka arab, diketik
dengan jarak 2 cm dari margin atas bagian kanan;
h. Penomoran bab, sub-bab dan seterusnya diketik sebagai
berikut:
1) Nomor bab diketik dengan huruf romawi : I, II, III, IV
dan seterusnya;
2) Judul bab ditulis dengan huruf latin kapital;
3) Sub bab diketik dengan huruf latin kapital, dimulai dari:
A, B, C, D dan seterusnya;
4) Bagian dari sub bab diketik dengan menggunakan angka
arab, dimulai dari: 1, 2, 3, 4 dan seterusnya;
5) Sub bab bagian dari sub bab diketik menggunakan huruf
latin kecil, dimulai dari: a, b, c, d dan seterusnya;
6) Unsur dari sub bagian diketik menggunakan angka arab
dengan memberikan tanda kurung tutup, dimulai dari: 1),
2), 3), 4) dan seterusnya;
7) Sub unsur dari sub bagian diketik menggunakan huruf
latin kecil dengan memberikan tanda kurung tutup,
dimulai dari: a), b), c), d) dan seterusnya;
8) Bagian sub unsur diketik menggunakan angka arab
dengan memberikan tanda kurung tutup, dimulai dari :
1), 2), 3), 4) dan seterusnya;
9) Perincian dari bagian sub unsur diketik menggunakan
huruf latin kecil dengan memberikan tanda kurung: (a),
(b), (c), (d) dan seterusnya.
i. Seluruh judul bab diketik menggunakan huruf latin kapital
ukuran huruf 12 point;
26
j. Judul kata pengantar dan lain-lain yang sederajat dengan bab,
ditulis dengan huruf latin kapital ukuran 12 point;
k. Judul sub-bab diketik menggunakan huruf latin kapital untuk
huruf awal setiap kata, kecuali untuk kata bantu seperti: di,
ke, dari, dan, yang, untuk, tentang. Jenis kata ini sebaiknya
tidak diletakan pada awal kalimat;
l. Judul bagian sub-bab selanjutnya diketik menggunakan huruf
latin kapital untuk huruf awal pada kalimat pertama, kecuali
apabila kata berikutnya mensyaratkan harus diketik dengan
huruf latin kapital;
m. Letak, jarak pengetikan naskah, sebagai berikut :
1) Judul bab diketik dengan jarak: 5 cm dari margin atas
dan kiri;
2) Untuk halaman lainnya, sebagai berikut:
- Dari margin atas: 4 cm;
- Dari margin bawah: 3 cm;
- Dari margin kiri: 4 cm;
- Dari margin kanan: 3 cm.
n. Bab baru harus dimulai dari halaman baru, dan tidak diberikan
nomor halaman;
o. Alinea baru masuk ke kanan sebanyak kurang 5 s/d 7 karakter
huruf atau ketukan;
p. Kalimat-kalimat yang berada dalam satu alinea harus ditulis
berkesinambungan tanpa mengosongkan ruang pada bagian
kanan naskah;
7. Jumlah halaman atau tebal tesis (bagian kedua: mulai Bab.I
pendahuluan sampai dengan Bab. Penutup) berkisar antara 100
sampai dengan 150 halaman;
d. Sistematika Tesis
Sistimatika Tesis pada Program Studi MKn terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
27
C. Tujuan dan Manfaat
D. Originalitas
E. Kerangka Teori dan Konseptual
1. Kerangka Teori
2. Kerangka Konseptual
BAB II METODE PENELITIAN
BAB III PEMBAHASAN MASALAH PERTAMA
BAB IV PEMBAHASAN MASALAH KEDUA
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (jika ada)
F. Penjilidan
a. Untuk seminar hasil penelitian dijilid buku warna merah sebanyak 6
(enam) rangkap diajukan kepada bagian akademik untuk dijadwalkan.
b. Tesis yang akan diuji dijilid buku warna merah sebanyak enam (6)
rangkap dilengkapi dengan ringkasan, abstrak bahasa Indonesia dan
abstrak bahasa Inggris diajukan kepada bagian akademik untuk
dijadwalkan sidang ujian tesis dihadapan Majelis Penguji (5 orang) yang
ditetapkan oleh Ketua Program.
c. Tesis yang telah dinyatakan lulus oleh Majelis Penguji, dijilid rangkap 6
(enam). Adapun sistematika urutan penjilidan tesis dapat dilihat pada
lampiran.
28
d) Jumlah Dosen Penguji adalah 4 (empat) orang termasuk pembimbing dan
2 Dosen Penguji Netral yang ditentukan oleh Ketua Prodi MKn. Penguji
Netral sebaiknya ditetapkan sama dengan Dosen yang menjadi penguji
pada saat ujian proposal, kecuali ada kondisi khusus yang ditentukan oleh
Program Studi MKn.
e) Setelah ujian dan dinyatakan lulus, maka mahasiswa wajib menyusun
jurnal ilmiah sesuai dengan kajian tesis.
f) Jika mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus, maka mahasiswa yang
bersangkutan harus ujian ulang dengan berkonsultasi dengan Dosen
Pembimbing.
g) Setelah selesai konsultasi dan tesis siap diuji, maka mahasiswa yang
bersangkutan menghubungi Ketua Bagian untuk Ujian Ulang.
Mahasiswa YA Ada
Bagian Pendidikan perbaikan
- Melakukan perbaikan dan
konsultasi ke dosen
Membuat jadual ujian pembimbing
tesis - Bila telah selesai perbaikan,
membuat jurnal ilmiah
TIDAK
Mahasiswa
Melakukan proses
pembimbingan untuk
membuat jurnal ilmiah
29
H. Tahapan Ujian Akhir Tesis
Adapun tahapan-tahapan ujian sebagai berikut :
h)
Mahasiswa Ketua Prodi Mahasiswa
i)
-Mengajukan ujian tesis Menentukan dosen Melakukan Ujian Tertutup
j) ujian
3 hari sebelum penguji Tesis
-Mengajukan jadual ujian
k)
l)
Mahasiswa YA Ada
Bagian Pendidikan perbaikan
- Melakukan perbaikan dan
konsultasi ke dosen
Membuat jadual ujian
pembimbing
tesism)
- Bila telah selesai perbaikan, TIDAK
membuat jurnal ilmiah
Mahasiswa
Melakukan proses
pembimbingan untuk
membuat jurnal ilmiah
30
BAB V
TEKNIK PENGUTIPAN DAN PENULISAN
DAFTAR KEPUSTAKAAN
D. Sistem Pengutipan
Dalam penulisan karya ilmiah, seorang penulis sering meminjam pendapat,
atau ucapan orang lain yang terdapat dalam buku, majalah bahkan bunyi pasal
dalam peraturan perundang-undangan. Untuk itu seorang penulis harus
memperhatikan prinsip-prinsip mengutip:
1. Tidak mengadakan perubahan naskah asli yang dikutip. Apabila dilakukan
perubahan, maka seorang penulis perlu memberikan keterangan bahwa
kutipan diubah. Caranya adalah dengan memberi huruf tebal atau memberi
keterangan dengan tanda kurung segi empat.
2. Apabila dalam naskah asli yang dikutip terdapat kesalahan, penulis dapat
memberikanlangsung di belakang kata yang salah dengan membuat dalam
kurung (.........). Hal itu berarti bahwa kutipan tersebut ada pada naskah asli
dan penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.
3. Apabila dalam kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itu dinyatakan
dengan cara membubuhkan tanda elipsis yakni dengan titik tiga (...).
Penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan perubahan makna
asli naskah yang dikutip.
Kutipan yang digunakan dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung, sebagaimana diuraikan berikut ini:
a. Kutipan Langsung
Kutipan langsung sama dengan naskah aslinya baik mengenai susunan
kata, tanda baca, maupun ejaannya (sesuaikan dengan ejaan yang baru
yang disempurnakan).
31
Contoh :
Menurut Michael Keating bahwa “Kelangsungan keberadaan
7
Michael Keating, Bumi Lestari Menuju Abad 21 Agenda 21 Dan Hasil KTT Bumi, (Jakarta:
Konphalindo, 1996), hal 26
8
Koesnadi Hordjosoemantri (a), Hukum Tata Lingkungan, Edisi Keempat, Cet. Ke 6
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1989), hal. 31
32
2. Kutipan dari Peraturan Perundang-undangan
Pasal peraturan perundang-undangan: teks pasal apabila jumlahnya
lebih dari 4 (empat) baris harus diketik dengan jarak 1 (satu) spasi
dimulai setelah 5 (lima) ketukan dari tepi kiri. Jarak antara teks
sebelum dan sesudah kutipan adalah 2 (dua) spasi, dengan terlebih
dahulu menyebutkan jenis peraturan perundang-undangan,
nomornya, tahun diundangkannya, dan nomor pasal yang dikutip
dengan menyebut bunyi pasal yang telah dikutip. Jika yang dikutip
terlebih dahulu adalah pasal maka tidak perlu menulis kembali bunyi
pasal peraturan perundang-undangan.
33
3. Beberapa Petunjuk Penulisan Catatan Kaki
Petunjuk di bawah ini hanya bersifat umum yang disana-sini disesuaikan
dengan keperluan praktis terutama untuk penulisan tesis; di samping disertasi
atau makalah ilmiah lainnya.
Di bawah ini dikemukakan beberapa contoh penulisan catatan kaki
berdasarkan banyaknya penulisan yang menulis satu buku atau tulisan ilmiah
lainnya dalam bentuk makalah, dan sebagainya, sebagaimana diuraikan sebagai
berikut :
a. Buku dengan Satu Penulis
Ditulis, sebagai berikut:
Soerjanto Poesporardjo, Strategi Kebudayaan: Suatu Pendekatan
15
d. Bunga Rampai
Ditulis, sebagai berikut:
Mulyana W. Kusuma, “Bagaimana menulis Memorandum Hukum.”
19
e. Terjemahan
Ditulis, sebagai berikut:
Jostein Gaarder, Dunia Sophie: Sebuah Novel Filsafat, terjemahan
20
34
g. Artikel dan Jurnal
Ditulis, sebagai berikut:
Arif Gosita, “Aspek Hukum Perlindungan Anak dan Konvensi Hak-
22
hak Anak,”Jurnal Era hukum, vol. 5, no. 4, (April 1999): halaman 261.
35
suatu rujukan yang sama dengan rujukan pada nomor catatan kaki tepat
diatasnya. Jika halaman yang dirujuk juga masih sama, kata ibid tidak perlu
diikuti nomor halaman. Daloam beberapa buku petunjuk penulisan, apabila
halaman yang dirujuk masih sama, tidak digunakan Ibid tanpa nomor
halaman, melainkan Loc. Cit. Kiranya penggunaan Loc. Cit. Dalam uraian
disini tidak dimaksudkan untuk pemakaian demikian.
b. Op. Cit
Op. Cit, adalah singkatan dari kata opere Citato yang berarti karya yang
telah dikutip. Singkatan ini dipakai unutk rujukan yang telah disinggung
sebelumnya, tetapi sudah diselingi oleh nomor rujukan yang berbeda.
c. Loc. Cit
Loc. Cit adalah singkatan dari Loco Citato yang berarti tempat yang telah
dikutip, seperti dalam penggunaan Op. Cit, dengan catatan bahwa Loc. Cit
merujuk pada buku dan halaman yang sama dengan yang dikutip
sebelumnya.
d. Et. All
Et. All, adalah singkatan dari kata Et All yaang berarti dan lain-lain atau dan
kawan-kawan. Singkatan ini dipergunakan untuk mengiringi nama
pengarang/penyunting suatu karya tulis yang lebih daripada tiga orang.
Setelah nama penulis/penyunting utama dicantumkan, kemudian
ditambahkan singkatan Et. All Ini. Penulisan Et. All tidak perlu dicetak
miring.
36
Contoh:
Lalu Husni, 2003, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, Rajawali Press,
Jakarta.
H. Salim HS, 2016, Teknik Pembuatan Akta, Rajawali Press, Jakarta, tetap
ditulis H.Salim HS.
Nama penulis tetap, tanpa ada perubahan.
d. Semua judul buku ditulis miring (italic).
2. Penulisan daftar pustaka. Berdasarkan banyaknya penulis yang menulis satu
buku atau karya tulis ilmiah dengan menulis nama aslinya tanpa dibalik,
kecuali sudah diketahui nama marga/keluarga di belakangnya:
a. Buku dengan satu Penulis
Ditulis, sebagai berikut :
Franz Magnis Suseno., 1987, Kuasa dan Moral. Cetakan VI, Gramedia,
Jakarta.
d. Bunga rampai
Ditulis, sebagai berikut :
Mulyana W. Kusuma, 1996 “Bagaimana Menulis Memorandum hukum.”
Dalam Shidarta, ed. Pedoman Penulisan Skripsi Bidang Hukum,
UPT Penerbitan Universitas Tarumanegara, Jakarta.
e. Terjemahan
Ditulis, sebagai berikut :
Gaarder, Jostein. Dunia Sophie : Sebuah Novel Filsafat, terjemahan
Rahmani Astuti, Mizan, Bandung, 1996.
37
Gosita, Arif. “Aspek Hukum Perlindungan Anak dan Konvensi Hak-hak
Anak,”Jurnal Era hukum. Vol. 5, no. 4 (April 1999): halaman 261-
282
g. Artikel Koran atau Majalah
Ditulis, sebagai berikut :
Buchori, Mochtar. “RI: Erratic Country in transition.”The Jakarta Post, 17
Januari 2000,
Catatan:
Tanggal penyampaian makalah boleh tidak dicantumkan. Sama seperti
penulisan tesis, disertasi, atau karya ilmiah lainnya, pada teknik penulisan
inipun tidak ada bagian yang dicetak miring.
38
BAB VI
PEMBIMBINGAN
I. Tujuan Pembimbingan
Pembimbingan bertujuan membantu mahasiswa supaya dalam menyelesaikan
penulisan Tesisnya tidak mengalami kesulitan. Pembimbingan dilakukan dengan
memberikan petunjuk, bahan-bahan (informasi) untuk penyusunan, perbaikan,
penyempurnaan berkaitan dengan :
a. Penyusunan proposal, penyusunan hasil penelitian dan penyusunan tesis
sehingga memenuhi persyaratan keilmuan dan layak diteliti;
39
b. Upaya mencari, menemukan, dan perekaman informasi (data maupun bahan
hukum) yang relevan dengan permasalahan yang diteliti;
c. Kerangka berpikir (teoritik maupun konsepsional) yang wajib digunakan
untuk mendukung pembahasan, analisis, dan merumuskan pemecahan
permasalahan yang diteliti;
d. Pelaksanaan penelitian yang dilakukan;
e. Penyampaian ide-ide yang dipandang perlu dikembangkan berdasarkan hasil
penelitian;
f. Susunan redaksi pembahasan agar sesuai dengan kaedah baku bahasa
indonesia;
g. Penggunaan tata cara pengutipan, penulisan: catatan kaki (foot notes),
catatan akhir (jika diperlukan), daftar pustaka.
J. Fungsi Pembimbing
a. Pembimbing I
1) Memeriksa, memberikan arahan penyempurnaan: judul/topik, rencana
penelitian yang diajukan menjadi proposal penelitian;
2) Memberikan arahan untuk menyempurnakan usulan proposal penelitian
baik tentang landasan teori yang digunakan, metode penelitiannya dan
hal-hal lainnya yang dipandang perlu;
3) Menyampaikan kepada Ketua Program bahwa proposal penelitian telah
siap untuk diuji oleh majelis penguji;
4) Memberikan arahan dan pemecahan tentang kesulitan, hambatan yang
dijumpai mahasiswa di dalam melakukan kegiatan penelitian;
5) Memeriksa dan memberikan arahan yang dipandang perlu dan relevan
dalam penulisan tesis tentang susunan materinya, pembahasan dan
analisisnya;
6) Menyampaikan kepada Ketua Program bahwa tesis telah selesai
dibimbing dan siap untuk diuji oleh Majelis Penguji;
7) Hal-hal tersebut di atas (1 s/d 6) dilaksanakan setelah rencana
penelitian.
b. Pembimbing II
1) Memeriksa, memberikan perbaikan, penyempurnaan judul/topik rencana
penelitian untuk dapat dituangkan dalam proposal penelitian;
40
2) Memeriksa dan memberikan petunjuk perbaikan, penyempurnaan
proposal penelitian yang telah disusun;
3) Menyampaikan catatan yang ditunjukan kepada Pembimbing I tentang
proposal yang telah diperbaiki sesuai dengan petunjuknya;
4) Membantu mahasiswa memecahkan kesulitan, hambatan yang dijumpai
di dalam melakukan penelitian;
5) Meneliti, memberikan petunjuk perbaikan, penyempurnaan terhadap
tesis (bab) yang dikonsultasikan kepadanya baik tentang materi, metode
penelitiannya dan lain-lain yang dipandang perlu;
6) Menyampaikan catatan-catatan tertulis yang dipandang perlu sebagai
masukan bagi pembimbing I dalam melaksanakan tugas
Pembimbingannya;
7) secara bersama-sama, pembimbing I dan pembimbing II berkewajiban
untuk mewujudkan tujuan pembimbingan seperti disebutkan di dalam
angka (2) huruf a sampai dengan huruf g di atas.
41
L. Monitoring
M. Pelaksanaan Pembimbingan
N. Pengujian
42
BAB VII
PENILAIAN
43
c. Ketua program akan mengumumkan pelaksanaan ujian ini melalui papan
pengumuman, sehingga bagi peminat dapat mengetahui pelaksanaan ujian
(maksimal 10 orang).
44
J. Cara Penilaian
a. Majelis Penguji dalam memberikan penilaian pada ujian proposal dan tesis
harus menjunjung tinggi obyektifitas sebagai perwujudan nilai-nilai
akademik dan edukatif;
b. Majelis Penguji baru boleh memberikan nilai setelah seluruh anggota majelis
selesai menguji;
c. Untuk mencegah terjadinya perbedaan nilai yang mencolok antara penguji
yang satu dengan yang lain, maka setiap anggota majelis penguji harus
memperhatikan dan mempertimbangkan jawaban yang diberikan
mahasiswa atas pertanyaan dari penguji lainnya;
d. Setiap anggota majelis penguji memberi nilai dalam bentuk angka berkisar
antara 0 sampai 100.
e. Ketua Program menjumlahkan nilai yang diberikan setiap anggota Majelis
Penguji kemudian dibagi sesuai dengan jumlah anggota Majelis Penguji
kemudian dibagi sesuai dengan jumlah anggota Majelis Penguji untuk
mendapatkan nilai akhir yang selanjutnya dikonversikan dalam nilai huruf,
dengan pedoman.
Tabel 1 : Huruf Penilaian.
Nilai Angka Nilai Huruf
<45 = D (Tidak Lulus)
45 – 50 = C-
51 – 55 =C
56 – 70 = C+
71 – 75 = B-
76 – 80 =B
81 – 85 = B+
86 – 90 = A-
91 – 100 =A
45
Tabel 2 : Indeks Prestasi ditetapkan sebagai berikut :
Nilai Huruf Nilai Angka
A = 4,00
A- = 3,75
B+ = 3,50
B = 3,25
B- = 3,00
C+ = 2,75
C = 2,50
C- = 2,25
D = 2,00
46
BAB VIII
PENULISAN ARTIKEL JURNAL ILMIAH
B. Pendahuluan
Artikel ilmiah adalah bentuk tulisan yang umum digunakan oleh para
peneliti atau ilmuwan dalam mengkomunikasikan hasil penelitian kepada pihak
lain khususnya kepada pengambil kebijakan. Salah satu bentuk artikel ilmiah
yang dianggap paling tinggi nilainya dan mudah dijangkau adalah artikel yang
dipublikasi dalam jurnal ilmiah atau sering disebut artikel jurnal. Artikel jurnal
bernilai tinggi karena tulisan yang dipublikasi dalam jurnal pada umumnya
sudah melalui seleksi dan proses peer-review yang dapat dipercaya. Di samping
itu, umumnya artikel yang dipublikasi dalam jurnal ilmiah dapat diakses dengan
mudah. Itulah sebabnya aktifitas penulisan artikel jurnal sangat dianjurkan
kepada setiap peneliti.
Artikel ilmiah yang ditulis dalam suatu Jurnal Ilmiah sangat berbeda
dengan artikel ilmiah yang ditulis pada suatu majalah populer atau surat kabar.
Pada umumnya, yang seperti ini disebut dengan artikel ilmih populer. Artikel
ilmiah yang ditulis untuk suatu Jurnal Ilmiah mempunyai kaidah-kaidah khusus
yang harus diikuti oleh peneliti. Kaidah-kaidah tersebut sudah terstandarisasi
pada setiap kelompok bidang ilmu. Seorang peneliti yang ingin mengirim
tulisannya, harus mengikuti kaidahtersebut yang biasanya terlihat pada
Petunjuk Bagi Penulis yang ada di setiap jurnal.
Pedoman yang dibuat ini disusun mengikuti petunjuk umum yang telah
ada. Terdapat dua macam publikasi jurnal yang dapat digunakan oleh para
akademisi dan peneliti di dalam mempresentasikan dan memperkenalkan hasil
penelitian, antara lain: (1) jurnal ilmiah konvensional (cetak) dan (2) jurnal
ilmiah online. Jurnal ilmiah konvensional merupakan sebuah publikasi hasil
penelitian berbasis cetak atau hardcopy. Jurnal ini merupakan jenis jurnal yg
lazim digunakan oleh para pengelola jurnal ilmiah untuk mempublikasikan hasil-
hasil penelitian. Jenis lain dari suatu jurnal akademis adalah Jurnal online.
Jurnal ini merupakan sarana publikasi berbasis internet untuk mempublikasikan
dan memperkenalkan karya-karya ilmiah. Sarana ini merupakan motivasi awal
untuk membantu mahasiswa dalam menerbitkan jurnal-jurnal ilmiah sebagai
47
persyaratan kelulusan sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor
152/E/2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah.
1. Judul berjalan
Judul berjalan adalah judul singkat dan nama penulis pertama yang
terletak sebagai header di setiap halaman tulisan. Judul berjalan harus
cukup pendek tidak lebih dari 50 huruf termasuk nama penulis.
Contoh:
EKSISTENSI BISNIS ASURANSI SYARIAH ……………. Muhaimin
48
dari kata dalam judul ditulis dengan huruf besar kecuali untuk kata
sambung dan preposisi. Apabila ada subtitle ditulis dengan huruf biasa
(plain) ukuran 12.
Contoh:
EKSISTENSI BISNIS ASURANSI SYARIAH
MENURUTSISTEM HUKUM POSITIF
49
huruf Times New Roman ukuran 3-10, dicetak miring, huruf kecil semua,
dituliskan secara alfabetis maksimum 5 kata. Kata kunci mengacu kepada
judul artikel, yaitu istilah-istilah yang mewakili ide-ide atau konsep-konsep
dasar yang dibahas dalam artikel.
5. Pendahuluan (Introduction)
Dalam pendahuluan dikemukakan suatu permasalahan/ konsep/ hasil
penelitian sebelumnya secara jelas dan ringkas sebagai dasar dilakukannya
penelitian yang akan ditulis sebagai artikel ilmiah. Pustaka yang dirujuk
hanya yang benar-benar penting dan relevan dengan permasalahan untuk
men"justifikasi". Pendahuluan juga harus menjelaskan mengapa topik
penelitian dipilih dan dianggap penting, dan diakhiri dengan menyatakan
tujuan penelitian tersebut.
6. Metode (Methods)
Metode dijadikan heading dalam tulisan naskah. Metode berisi alur
pelaksanaan penelitian yang harus ditulis dengan rinci dan jelas sehingga
peneliti lain dapat melakukan penelitian yang sama (repeatable and
reproduceable). Spesifikasi data/bahan hukum harus rinci agar orang lain
mendapat informasi tentang cara memperoleh bahan tersebut. Jika metode
yang digunakan telah diketahui sebelumnya, maka acuan pustakanya harus
dicantumkan.
50
8. Simpulan (Conclusion)
Simpulan merupakan penegasan penulis mengenai hasil penelitian dan
pembahasan. Saran hendaknya didasari oleh hasil temuan penelitian,
berimplikasi praktis, pengembangan teori/argumentasi baru dan atau
penelitian lanjutan.
9. Ucapan Terimakasih (Acknowledgement)
Ucapan terima kasih dibuat secara ringkas sebagai ungkapan rasa terima
kasih penulis kepada tim pembimbing, dan pihak yang telah membantu
dalam penelitian serta pemberi dana.
10. Daftar Pustaka (References)
Bahan rujukan (referensi) yang dimasukkan dalam daftar pustaka hanya
yang tertulis dalam naskah artikel. Penulisan daftar rujukan secara lengkap
dilakukan pada halaman baru. Agar penulisan daftar pustaka lengkap,
maka daftar dibuat sebagai tahap penulisan paling akhir. Naskah dibaca
dari awal sampai akhir, lalu ditulis dalam daftar semua referensi yang ada
dalam naskah dan daftar tersebut digunakan untuk menyusun daftar
pustaka. Konteks rujukan yang dicantumkan hanya yang benar-benar ada
kaitannya dengan isi penelitian. Perlu dihindari pencantuman referensi dari
skripsi, tesis, dan disertasi. Bahan rujukan berbahasa asing ditulis sesuai
dengan aslinya. Penggunaan et all, dalam bahan rujukan hanya digunakan
jika jumlah penulis terdiri lebih dari 3 orang. Penulisan daftar pustaka
masing-masing bidang ilmu mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh
organisasi internasional yang menerbitkan publikasi berkala. Dalam sistem
penulisan nama dipergunakan sistem penulisan nama penulis secara
internasional (yaitu, nama keluarga sebagai entry). Apabila nama keluarga
penulis tidak jelas, maka dituliskan nama penulis secara lengkap.
11. Lain-Lain
Catatan kaki (footnotes): ditulis di bagian bawah dan biasa digunakan
sebagai informasi program studi dan alamat penulis.
Dalam bidang ilmu sosial, catatan kaki merupakan keterangan atau
penjelasan atas teks tulisan yang dicatat pada bagian bawah halaman teks
tulisan yang bersangkutan dan diberi tanda tertentu. Penulisan catatan kaki
sebaiknya dibatasi dan biasanya menggunakan ukuran huruf yang lebih
kecil daripada huruf dalam teks.
51
H. Petunjuk bagi Penulis
1. Artikel yang akan diterbitkan dalam Jurnal disusun dari tesis Mahasiswa
Program Studi Magister Kenotariatan, ataupun dari artikel ilmiah yang dibuat
selama menjadi mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Mataram.
Semua mahasiswa yang akan melaksanakan ujian untuk Program Studi
Magister Kenotariatan diwajibkan menyerahkan naskah untuk artikel seperti
dimaksud di atas.
2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan huruf
Times New Romans (font 12), disusun sistematik sesuai dengan urutan
di atas. Naskah diketik dengan menggunakan 1,5 spasi. Jumlah halaman
naskah keseluruhan tidak melebihi 15 halaman dengan , format atas dan kiri
berjarak 2,5 cm, kanan dan bawah 2,5 cm dari tepi kertas ukuran A4. Awal
paragraf dibuat maju (menjorok) ke dalam. Penulisan singkatan untuk
pertama kali muncul dalam teks, harus diikuti dengan kepanjangannya.
Pengutipan pustaka yang ditulis lebih dari 3 orang dalam teks naskah
menggunakan et all. Contoh (sifulan et al. 2012).
3. Naskah artikel diserahkan dalam bentuk hard dan soft-copy (CD)
bersamaan, dengan berkas pendaftaran ujian tesis atau disertasi ke Sub
Bagian Akademik.
4. Ilustrasi dalam bentuk foto, gambar, grafik/tabel harus utuh, jelas terbaca.
Penulisan judul tabel letaknya di bagian atas, nama gambar termasuk grafik
letaknya di bagian bawah, dengan nomor urut angka Arab. Foto (hitam
putih) besarnya antara ¼ halaman sampai ½ halaman. Judul foto ditulis di
bagian bawah foto.
5. Daftar Pustaka / rujukan dalam isi naskah disusun berdasarkan bidang ilmu
dan mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh organisasi intenasional yang
menerbitkan publikasi berkala.
6. Naskah yang masuk akan diseleksi, diberi catatan dan dikirimkan kepada tim
ahli (penyunting ahli) untuk dikoreksi dan diberi catatan. Selanjutnya penulis
melakukan pembetulan naskah dan mengirimkan kembali naskah yang telah
dibetulkan dalam suatu CD atau flashdisk.
52
I. Proses Penulisan Naskah
Terdapat banyak sekali jurnal ilmiah untuk setiap bidang ilmu karena
hampir di setiap negara maju, organisasi profesi ilmiahnya menerbitkan jurnal
yang bertaraf internasional. Di antara jurnal-jurnal ilmiah tersebut tentu saja
masing-masing memiliki inhouse style (gaya selingkung) yang berbeda-beda. Di
lain fihak, kualitas suatu jurnal ilmiah sangat ditentukan antara lain oleh
kualitas kerjasama antara pengelola jurnal (dewan redaksi), penyunting ahli
dan penulis artikel ilmiah. Bagi seorang peneliti, adalah suatu prestasi yang
membanggakan apabila artikel ilmiah yang ditulis dari penelitian yang telah di
lakukannya dapat dipublikasikan dalam salah satu jurnal ilmiah. Oleh karena
itu, langkah pertama yang harus dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah
dengan cara mengikuti gaya selingkung dari jurnal yang diharapkan akan
mempublikasikan tulisan yang dibuat. Secara singkat tahapan yang harus dilalui
adalah :
a. Dapatkan dan cermati petunjuk bagi calon penulis yang biasanya
dicantumkan pada setiap penerbitan jumal.
b. Tulislah naskah sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan (format, jenis
dan ukuran kertas, marjin (batas) kiri, atas, kanan, bawah dan lain-lain).
Prinsip utamanya adalah mengerti dan memahami dengan benar pengertian
tentang komponen-komponen penyusun (batang tubuh) suatu artikel.
c. Diamkan naskah yang sudah ditulis untuk sementara waktu, kemudian
bacalah kembali, biasanya akan banyak ditemukan kesalahan dalam naskah
yang telah dibuat.
d. Setelah penulis anggap sempuma, mintalah teman atau kolega untuk
membaca dan berdiskusi serta memberikan komentamya. Pertimbangkan
komentar mereka dalam memperbaiki naskah kita.
J. Pengiriman Naskah
Sebelum dikirimkan kepada dewan redaksi (penyunting ahli) Jurnal
Penelitian Program Pascasarjana Universitas Mataram, naskah artikel yang telah
disusun diberikan kepada tim pembimbing untuk ditelaah dan dikoreksi. Setelah
naskah selesai diperbaiki sesuai dengan saran tim pembimbing, naskah artikel
dilampirkan, 1 lembar surat pernyataan bahwa naskah telah diperiksa, dikoreksi
dan disetujui tim pembimbing. Naskah artikel ilmiah (yang telah direvisi)
53
dikirimkan ke perpustakaan sebagai prasyarat wisuda, dengan mengikuti cara
pengiriman naskah kepada dewan redaksi seperti yang telah ditetapkan sebagai
berikut: 1 lembar surat permohonan pemuatan artikel, 1 eksemplar naskah
artikel dalam bentuk print out, 1 buah CD/Flashdisk berisi file naskah dengan
menyebutkan word processor yang digunakan.
4. Terjemahan:
Scott, J.C. 2000,Senjatanya Orang-Orang Yang Kalah. Terjemahan A.
Rahman Zainuddin, Sayogyo dan Mien Joebhaar. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
54
5. Jurnal:
Persoon, G.A. 2002,Isolated Islanders or Indigenous People: the Political
Discourse and its Effects on Siberut (Mentawai Archipelago, West-
Sumatra). Antropologi Indonesia 68:25-39
6. Rujukan elektronik:
Black, A.S. and White, T.A. 2005,New Crop Management Method for High
and Sustainable Agriculture.
7. Laporan singkat:
Anas et al. 2000, Plant Prod. Sci. 3 : 246-253, Bernzonsky, W.A. 1992.
Genome 35 : 689-693. 11
55
Bagan 5 : Tahapan Publikasi Jurnal Ilmiah
Mahasiswa
56
BAB IX
PENUTUP
Demikian uraian singkat Buku Pedoman Penulisan Tesis dan Jurnal Ilmiah
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Mataram ini dibuat
untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Semoga buku ini dapat bermanfaat, dan menjadi acuan, panduan dalam
penyusunan Proposal Tesis, Pembuatan Laporan Penelitian Tesis, Penulisan Tesis
dan Jurnal Ilmiah Mahasiswa serta pembimbingan dan penilaian Tesis Mahasiswa
pada Program Studi Magister Kenotariatan.
Atas perhatiannya disampaikan terima kasih, dan kepada semua pihak yang
membantu dalam penyusunan Buku Pedoman ini disampaikan ucapan terima kasih,
dan apabila ada kekurangannya kritik dan saran yang konstruktif demi perbaikan
buku ini dengan senang hati kami menerimanya.
57
Lampiran 1: Contoh Hal. Cover depan/luar
Judul Tesis
TESIS
Nama Mahasiswa
58
Lampiran 2: Contoh Hal. Cover dalam
Judul
TESIS
Nama Mahasiswa
Nomor Mahasiswa
59
Lampiran 3 : Contoh Halaman Pengesahan
Nama Nama
NIP............. NIP..................
60
Lampiran 4 : Contoh Halaman Susunan Penguji
Ketua :
Anggota :
Anggota :
Anggota :
61
Lampiran 5 : Contoh Halaman Pengesahan Penguji
*Halaman ini sebagai bukti bahwa mahasiswa telah selesai konsultasi perbaikan
Tesisnya dengan Majelis Penguji. Halaman ini tidak ikut dijilid pada Tesis
62
Lampiran 6 : Contoh Halaman Pernyataan
PERNYATAAN
Bahwa tesis ini adalah orosinil hasil karya ilmiah dari penulis
dan apabila dikemudian hari terbukti bahwa Tesis ini merupakan
hasil jiplakan atau plagiat, maka penulis sanggup untuk melepaskan
gelar Magister Kenotariatan yang sudah disandang dan dituntut
sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
Materai 6000
63
Lampiran 7 : Contoh Halaman Ringkasan
RINGKASAN
Judul Tesis
............................................................
Nama Mahasiswa
NIM :............
Isi Ringkasan :
Keterangan :
Memuat secara ringkas keseluruhan isi tesis mulai dari latar belakang,
permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi, hasil dan analisis,
serta kesimpulan dan saran. Uraian ringkasan ditulis dengan jarak 1 spasi dengan
jumlah halaman sekitar 1-1,5 halaman.
64
Lampiran 8 : Contoh Halaman Abstrak
ABSTRAK
Judul Tesis
......................................................................
Nama Mahasiswa
NIM..................
Isi Abstrak :
Keterangan :
Memuat secara ringkas keseluruhan isi tesis mulai dari latar belakang,
permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi, serta hasil dan
analisis. Uraian ringkasan ditulis dengan jarak 1 spasi dengan jumlah halaman
sekitar 1-1,5 halaman. Judul Abstrak maksimal 250 kata dan keyword maksimal 5
kata kunci.
65
Lampiran 9 : Contoh Lembar Monitoring Pembimbing 1
Nama Mahasiswa :
NIM :
Pembimbing Pertama :
Mataram, …………………..20…
an. Ketua Program
Sekretaris,
_____________________________
NIP.
66
Lampiran 10 : Contoh Lembar Monitoring Pembimbing ke II
Nama Mahasiswa :
NIM :
Pembimbing Kedua :
Mataram, …………………..20…
an. Ketua Program
Sekretaris,
______________________________
NIP.
67
Lampiran 11 : Lembar Persetujuan Tim Penguji Topik
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tim Kajian/Topik Tesis :
Mataram, ………………..20…
1. ( )
2. ( )
3. ( )
_____________________________
NIP.
68
Lampiran 12: SURAT PERMOHONAN PEMUATAN ARTIKEL JURNAL
Mataram,.........................20…
Pemohon,
(.............................)
69
Lampiran 13: SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING
Mataram,................20…
Pembimbing I, Pembimbing II,
(_____________________) (___________________)
70