ABSTRAK
Pengujian dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 macam model yaitu: (1) Pengujian
Model I merupakan uji 2 variasi jarak pembebanan dan 3 variasi kemiringan tanah tanpa
menggunakan perkuatan Gotextile Woven (2) Pengujian Model II merupakan uji 2 variasi jarak
pembebanan dan 3 variasi kemiringan tanah dengan menggunakan perkuatan Gotextile Woven. Di
tinjauan dari 3 (tiga) variasi kemiringan, yaitu: 45º, 50º, dan 60º serta 2 (dua) variasi jarak beban
yang bekerja pada lereng, yaitu: 4 cm dan 7 cm.
Pada pemodelan tanah sebelum diperbaiki menggunakan Geotextile dapat diketahui bahwa
semakin kecil sudut kelerengannya, maka daya dukung tanah yang dikorelasikan dengan kekakuan
tanah bernilai besar. Sedangkan pada pemodelan tanah sesudah diperbaiki menggunakan Geotextile
semakin kecil sudut kelerengannya, maka daya dukung tanah yang dikorelasikan dengan kekakuan
tanah bernilai kecil. Pada pemodelan tanah sebelum diperbaiki menggunakan Geotextile dapat
diketahui bahwa semakin jauh jarak pembebanan dari bibir lereng, maka daya dukung tanah yang
dikorelasikan dengan kekakuan tanah bernilai besar. Sedangkan pada pemodelan tanah sesudah
diperbaiki menggunakan Geotextile semakin jauh jarak pembebanan dari bibir lereng, maka daya
dukung tanah yang dikorelasikan dengan kekakuan tanah bernilai kecil.
Kata Kunci : Penelitian, Stabilitas, Geotextile Woven, variasi kemiringan, variasi jarak
pembebanan.
1
2
karena sangat tergantung dari masing˗masing Tipe ini merupakan jenis Geotextile
ahli tanah yang menginterprestasikan. Non Woven dari struktur benang tidak
Sebagai contoh Terzaghi mendefinisikan beraturan, disatukan dengan proses bonding,
pondasi dangkal sebagai berikut: interlocking, atau keduanya secara mekanik,
kimiawi, thermal, solvent, atau kombinasinya
1. Apabila kedalaman pondasi lebih sehingga berbentuk seperti karpet kain.
kecil atau sama dengan lebar Biasanya bahan dasarnya terbuat dari bahan
pondasi, maka pondasi tersebut bisa polimer Polyesther (PET) atau Polypropylene
dikatakan sebagai pondasi dangkal. (PP). fungsi Geotextile Non Woven adalah
2. Anggapan bahwa penyebaran daya membrane effect, yang hanya mengandalkan
dukung pada struktur pondasi ke tensil strength, sehingga tidak mereduksi
tanah dibawahnya yang berupa terjadinya penurunan setempat (differensial
lapisan penyangga (bearing stratum) settlement) akibat tanah dasar yang lunak
lebih kecil atau sama dengan lebar atau kurang baik.
pondasi.
2.5. Parameter Bearing Capacity
Pada umumnya pondasi dangkal Improvement (BCI)
berupa pondasi telapak yaitu pondasi yang “Bearing Capacity Improvement” arti
mendukung bengunan secara langsung pada dalam Bahasa Indonesia “peningkatan
tanah pondasi, bilamana terdapat lapisan kapasitas daya dukung” atau disingkat
tanah yang cukup tebal dan berkualitas baik dengan BCI merupakan parameter untuk
yang mampu mendukung suatu bangunan meninjau peningkatan kapasitas daya dukung
pada permukaan tanah. tanah sesudah diberi perkuatan menggunakan
Geotextile Woven dengan kapasitas daya
2.4. Geotextile dukung tanah sebelum diberi perkuatan
Geotextile merupakan suatu bahan menggunakan Geotextile Woven.
sintetis permeable yang terbuat dari bahan
tekstil polimer seperti polyester atau 2.6. Hipotesis Penelitian
polypropylene. Untuk dipakai dalam H1 = terdapat pengaruh positif variasi
memisahkan, menyaring, memperkuat, kemiringan terhadap stabilitas lereng
melindungi dan menguras jika digunakan sebelum diperbaiki dengan Geotextile Woven.
didalam tanah. Geotextile memisahkan tanah H2 = terdapat pengaruh negatif variasi
mendasari permukaan. Geotextile ada dua kemiringan terhadap stabilitas lereng
macam yaitu Geotextile Woven dan sebelum diperbaiki dengan Geotextile Woven.
Geotextile Non Woven: H3 = terdapat pengaruh positif variasi jarak
pembebanan terhadap stabilitas lereng
1. Geotextile Woven sebelum diperbaiki dengan Geotextile Woven.
Tipe ini merupakan jenis Geotextile H4 = terdapat pengaruh negatif variasi jarak
yang dibuat dengan cara menganyam dua set pembebanan terhadap stabilitas lereng
atau lebih elemen, seperti benang, fiber, pita, sebelum diperbaiki dengan Geotextile Woven.
atau filamen dimana elemen ini saling H5 = terdapat pengaruh positif variasi
bertautan biasanya pada sudut yang sesuai. kemiringan terhadap stabilitas lereng sesudah
Bahan dasar untuk pembuatan umumnya diperbaiki dengan Geotextile Woven.
Polypropilene (PP). Untuk mempermudah H6 = terdapat pengaruh negatif variasi
visualisasi, Geotextile Woven ini mirip kemiringan terhadap stabilitas lereng sesudah
dengan karung beras tetapi warna hitam. diperbaiki dengan Geotextile Woven.
Fungsi Geotextile Woven yaitu sebagai H7 = terdapat pengaruh positif variasi jarak
bahan stabilisasi tanah dasar (terutama pada pembebanan terhadap stabilitas lereng
tanah dasar lunak), dikarenakan Geotextile sesudah diperbaiki dengan Geotextile Woven.
jenis ini mempunyai tensile strength (kuat H8 = terdapat pengaruh negatif variasi jarak
tarik) yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembebanan terhadap stabilitas lereng
Geotextile Non Woven (kurang lebih sekitar 2 sesudah diperbaiki dengan Geotextile Woven.
kali lipat untuk gramasi atau berat per m²
yang sama).
pembebanan dari bibir lereng dan semakin tanah sesudah diperbaiki (qu’). Dengan
kecil sudut kelerengannya, didapatkan hasil rumus sebagai berikut:
daya dukung tanah besar yang dikorelasikan
dengan kekakuan tanah. 𝑞𝑢′
𝐵𝐶𝐼 =
𝑞𝑢
4.2.2. Jarak 4 cm dan 7 cm Pada
Sudut 45º, 50º, dan 60º Keterangan:
Sesudah Tanah Diperbaiki - qu’ = tanah sesudah diperbaiki dengan
Menggunakan Geotextile. Geotextile
- qu = tanah sebelum diperbaiki dengan
Gambar 4.4. Grafik Jarak 4 cm Sesudah Geotextile
Diperbaiki Dari hasil pengujian didapatkan nilai
BCI per masing-masing sudut dan jarak
sebagai berikut:
Gambar 4.5. Grafik Jarak 7 cm Sesudah Dari Tabel 4.5. Tabel Perhitungan BCI
Diperbaiki penulis kemudian menyajikan dalam bentuk
grafik dibawah ini:
Dari grafik 4.6. dan 4.7. dapat pemodelan tanah sesudah diperbaiki
disimpulkan bahwa semakin jauh jarak menggunakan Geotextile semakin
pembebanan terhadap bibir lereng, maka jauh jarak pembebanan dari bibir
semakin kecil nilai BCInya. lereng, maka daya dukung tanah
Pembahasan diatas bisa di analogikan yang dikorelasikan dengan kekakuan
bahwa perbaikan tanah lereng dengan tanah bernilai kecil.
menggunakan Geotextile mempunyai sifat
memperkaku tanah yang mana semakin besar 5.2. Saran
sudut kelerengan maka semakin kaku. 1. Sebelum penelitian dilakukan
sebaiknya studi literatur penelitian
4.2.4. Hasil BCI Menurut SPSS terdahulu, kalau ada. Studi literatur
Regresi Linear Berganda penelitian terdahulu bertujuan
Hasil penelitian yang telah penulis apabila tinjauan sama dengan judul
lakukan dihitung dengan SPSS untuk yang ditinaju sehingga kita bisa
mendapatkan nilai Rasio (R) sebagai berikut: mengembangkan dan mendukung
penelitian terdahulu.
Tabel 4.6. Nilai Rasio (R) 2. Diperlukan beberapa kali pengujian
Model Summaryb
untuk mendapatkan hasil yang
Mode R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin- maksimal.
l Square the Estimate Watson
1 ,888a ,788 ,717 1,13137 2,059
3. Penelitian ini bisa dikembangkan
a. Predictors: (Constant), Sudut, Jarak Beban dengan tinjaun lainnya, sehingga bisa
b. Dependent Variable: BCI
mendukung penelitian yang
dilakukan oleh penulis.
Dari hasil perhitungan dengan SPSS
DAFTAR PUSTAKA
didapatkan nilai rasio (R) atau R Square
Das, Braja M. 1984. Mekanika Tanah
adalah 0,788 = 78,8 % yang dimana variabel
(Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis)
bebas : variasi kemiringan dan variasi jarak
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
pembebanan berpengaruh 78,8% dari
Das, Braja M. 1998. Mekanika Foundation
variabel terikat yaitu BCI.
Engineering, Fourth Edition. New
KESIMPULAN DAN SARAN York: PWS Publishing.
5.1. Kesimpulan Ira Falkiya, As’ad Munawir, Harimurti.
Berdasarkan hasil penelitian ini penulis (2014). Pengaruh Kemriringan Lereng
menyimpulkan: dan Lebar Pondasi dengan Rasio d/B
= Terhadap Daya Dukung Pondasi
1. Pada pemodelan tanah sebelum Pada Pemodelan Fisik Lereng dengan
diperbaiki menggunakan Geotextile Perkuatan Geotextile, 1-9. Jurnal
dapat diketahui bahwa semakin kecil terpublikasi : Jurusan Teknik Sipil
sudut kelerengannya, maka daya Universitas Brawijaya Malang.
dukung tanah yang dikorelasikan Auliyah Rizky Suhasmoro, As’ad Munawir,
dengan kekakuan tanah bernilai Arief Rachmansyah. (2014). Pengaruh
besar. Sedangkan pada pemodelan Kemiringan Lereng Dan Jarak
tanah sesudah diperbaiki Pondasi Ke Tepi Lereng Terhadap
menggunakan Geotextile semakin Daya Dukung Pondasi Pada
kecil sudut kelerengannya, maka Pemodelan Fisik Lereng Pasir Dengan
daya dukung tanah yang Perkuatan Geotekstile, 1-9. Jurnal
dikorelasikan dengan kekakuan tanah terpublikasi : Jurusan Teknik Sipil
bernilai kecil. Universitas Brawijaya Malang.
2. Pada pemodelan tanah sebelum
diperbaiki menggunakan Geotextile
dapat diketahui bahwa semakin jauh
jarak pembebanan dari bibir lereng,
maka daya dukung tanah yang
dikorelasikan dengan kekakuan tanah
bernilai besar. Sedangkan pada