Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MEKANIKA TANAH II
“Kajian Kuat Geser Tanah Terhadap Material Daur Ulang Pada Struktur Penahan
Tanah”

Dosen Pembimbing:
Ir. Fauzy Lebang, S.T., M.T.

Disusun oleh:
Shidiq Usman
(4520041069)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BOSOWA
2022
KATA PENGANTAR

Rasa syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat karunianya saya dapat menyusun makalah yang berjudul “KAJIAN
TERHADAP MATERIAL DAUR ULANG PADA STURUKTUR PENAHAN
TANAH” ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Materi ini
disampaikan oleh Ir. Nurly Gofar, MSCE, PhD dari Universitas Bina Darma
Palembang, Indonesia dan beliau merupakan Ketua HATTI Komda Sumatera
Selatan yang disampaikan pada SINALTSUB atau Seminar Nasional Teknik Sipil
Universitas Bosowa pada hari Kamis, 24 Maret 2022.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Mekanika Tanah II dari dosen pengampu mata kuliah. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi saya sebagai penulis dan
bagi para pembaca. Khususnya dalam hal upaya memahami material daur ulang
yang dapat digunakan pada struktur penahan tanah dan berbagai hal yang
berkaitan dengan topik tersebut.

Terakhir, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan. Oleh sebab itu saya membutuhkan kritik dan saran yang bisa
membangun kemampuan saya, agar kedepannya bisa menulis makalah dengan
lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi saya
khususnya sebagai penulis.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1.............................................................................................................
Latar Belakang....................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN....................................................................................2
2.1. Kegagalan Lereng Akibat Curah Hujan...........................................2
2.2. Geobarrier System (GBS)................................................................3
2.3 Tentang Geobags...............................................................................4
2.4. Konstruksi Sistem Geobarrier (GBS)...............................................6
2.5. Evaluasi dan Analisis Numerik Sistem Geobarrier (GBS)..............8
2.6. Perbandingan Biaya Sistem Geobarrier dan Dinding Beton............10
BAB III. PENUTUP............................................................................................11
3.1. Kesimpulan.......................................................................................11
3.2 Saran..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Fokus pembangunan infrastruktur di Indonesia telah meningkatkan
permintaan pemanfaatan lereng yang tinggi dan curam dengan kemiringan lebih
dari 70 derajat. Oleh karena itu kebutuhan akan struktur penahan untuk
menstabilkan lereng semakin meningkat. Struktur penahan konvensional mungkin
tidak diinginkan karena biaya awal yang tinggi dan tidak ramah lingkungan.
Selanjutnya skema pasif ini hanya berlaku pada pergerakan tanah selanjutnya.
Beberapa contoh foto jenis dinding penahan tanah konvensional dapat dilihat di
bawah ini.

Gambar 1.1 Beberapa Jenis Dinding Penahan Tanah Konvensional

Materi yang dibahas ini berfokus pada memperkenalkan sistem stabilisasi


yang andal dan berkelanjutan sebagai strategi mitigasi keruntuhan lereng
(terutama keruntuhan lereng akibat curah hujan) yaitu Sistem Geobarrier atau
Geobarrier System (GBS).

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kegagalan Lereng akibat Curah Hujan


Salah satu penyebab keruntuhan lereng atau yang biasa dikenal dengan
sebutan tanah longsor adalah rembesan air melalui tanah tak jenuh. Hal ini biasa
terjadi di negara-negara tropis di mana sebagian besar tanahnya ditutupi oleh
tanah sisa dengan muka air yang dalam. Longsoran merupakan bencana alam
yang sering terjadi pada daerah bukit-bukit atau pegunungan. Material yang
mengalami longsor dapat berupa tanah, batuan, atau tanah dan batuan.

Pemahaman tentang mekanisme kegagalan lereng akibat curah hujan


adalah tantangan utama dalam analisis stabilitas lereng. Ini bertujuan menganalisis
perubahan parameter tanah dalam stabilitas lereng akibat adanya infiltrasi air
hujan, sebagai usaha untuk mengetahui mekanisme kegagalan lereng. Pada sampel
tanah dari lokasi longsor dilakukan beberapa pengujian. Sifat fisik dan mekanik
tanah seperti kuat geser dan tekanan air pori tanah dengan variasi derajat
kejenuhan diperiksa di laboratorium. Hasilnya ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara perubahan derajat kejenuhan dengan parameter kekuatan geser
tanah dan matric suction. Peningkatan derajat kejenuhan mengakibatkan
pengurangan pada parameter tegangan air pori dan kekuatan geser tanah.

Gambar 2.1 Contoh Kegagalan Lereng akibat Curah Hujan

2
2.2. Geobarrier System (GBS)
Untuk mengatasi masalah ini, Sistem Geobarrier (GBS) telah dikembangkan
dan diuji di Singapura sebagai sistem stabilisasi yang andal dan berkelanjutan
untuk mencegah keruntuhan lereng. Untuk mendorong pembangunan
berkelanjutan, GBS menggunakan bahan daur ulang sebagai pengisi.

Gambar 2.2 Diagram Skema Sistem Geobarrier (GBS)

GBS adalah struktur penahan berkelanjutan yang menggabungkan sistem


penghalang kapiler dan penutup vegetatif. Bahan daur ulang halus dan kasar yang
tidak kohesif digunakan sebagai komponen sistem penghalang kapiler.
Penampilan GBS ditingkatkan dengan memasukkan vegetasi yang sesuai (rumput
berakar dalam, semak belukar) sebagai penutup hijau tambahan. GBS mengurangi
koefisien limpasan (menghindari banjir) dan mencegah erosi saat hujan karena air
hujan diarahkan dengan benar ke drainase utama melalui lapisan drainase (lapisan
berbutir halus) GBS.

3
Gambar 2.3 Konsep Sistem Penghalang Kapiler

2.3. Tentang Geobags

(a) (b)

Gambar 2.4 Spesifikasi Geobags (a) Tas Bahan Berbutir Halus

(b) Tas ASM dengan ekor dan penguat Geogrid (Geotekstil)

Geotekstil yang digunakan dalam pembuatan geobag terbuat dari anyaman


serat monofilamen yang dianyam untuk membentuk matriks yang stabil dengan
aliran air yang tinggi dan ukuran bukaan yang optimal untuk retensi tanah.

4
Spesifikasi:

 Kuat Tarik ≥ 50 kN/m pada Regangan


20%
 Kekuatan Tusukan ≥ 5.0 kN
 Ukuran pori (O90) ≤ 600 
 Permeabilitas Air ≥ 0,2 m/s
Gambar 2.5 Geotekstil

Geogrid bi-aksial terbuat dari serat benang


poliester berkualitas tinggi dengan kekuatan tarik
tinggi. Spesifikasi dari Geogrid Bi-Axial adalah
sebagai berikut:

 Kuat Tarik ≥ 12 kN/m pada Regangan 2%


 Kuat Tarik ≥ 30 kN/m pada Regangan 5% Gambar 2.6 Geogrid Bi-Axial

Bahan yang biasa digunakan untuk megisi Geobags adalah agregat beton
daur ulang (RCA) yang kasar maupun halus, dan tanah Planting Soil atau
Approved Soil Mix (ASM). Penelitian juga telah dilakukan untuk penggunaan
beton aspal reklamasi.

Gambar 2.7 Bahan-bahan Pengisi

5
2.4. Konstruksi Sistem Geobarrier (GBS)

Gambar 2.8 Tahap 1 Konstruksi GBS

Tahap 1: Prosedur Awal Sistem Geobarrier


1A: Menggali lereng dengan kemiringan 35-40 derajat.
1B: Menggali lubang dengan kedalaman 1 meter.
1C: Pemasangan 3 pipa berlubang
1D: Saluran pracetak

Gambar 2.9 Tahap 2 Konstruksi Sistem Geobarrier

6
Tahap 2: Pemasangan Lapisan Pertama Sistem Geobarrier
2A: Lekatkan lem pada bagian bawah Geobag ASM
2B: Letakkan Geobag ASM diatas lubang galian
2C: Letakkan RCA Halus diatas Geogrid
2D: Letakkan Tanah yang dipadatkan
2E: Isi RCA Kasar di antara Tanah yang dipadatkan dan RCA Halus

Gambar 2.10 Tahap 3 Konstruksi Sistem Geobarrier

Tahap 3: Ulangi Tahap 2 hingga Mencapai Ketinggian Dinding yang sudah


ditentukan sebelumnya.

Gambar 2.11 Tahap 4: Tahap Akhir Konstruksi Sistem Geobarrier

7
Gambar 2.12 Contoh Konstruksi Sistem Geobarrier yang telah Selesai

2.5. Evaluasi dan Analisis Numerik Sistem Geobarrier (GBS)

Rainfall

Section 1

Compacted soil
Section 2 4m
No Flow 2m
Coarse
RCA
No Flow
Groundwater Fine ASM
table RCA

Total Total
Head Head

Gambar 2.13 Evaluasi Kinerja Dinding GBS dengan Analisis Numerik SIGMA/W dan SLEPE/W

8
Gambar 2.14 Hasil Analisis Numerik

Tabel 2.1 Evaluasi Kinerja Dinding GBS berdasarkan Eurocode 7

EUROCODE7 Nama FOS


EQU Pemeriksaan Kembali 1,73
DA1COMB1 1,66
Pemeriksaan Geser
DA1COMB2 1,41
DA1COMB1 1,74
Pemeriksaan Geotekstil
DA1COMB2 1,95
DA1COMB1 Pemeriksaan Kapasitas 3,77
DA1COMB2 Penahan 2,41

9
2.6. Perbandingan Biaya Sistem Geobarrier dan Dinding Penahan Beton

Seperti yang dapat dilihat pada grafik di bawah biaya untuk penggunaan
Sistem Geobarrier (GBS) lebih ekonomis disbanding dengan biaya untuk
penggunaan Dinding Penahan Beton.

160
GBS
140
Concrete retaining wall
120
Construction Cost (S$)

100
80
60
40
20
0

Gambar 2.15 Perbandingan Biaya Konstruksi

Gambar 2.16 Digaram Perbandingan GBS dan Dinding Beton

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sistem Geobarrier telah terbukti baik sebagai pelindung lereng yang


berkelanjutan dengan menggunakan penutup vegetasi, RCA Halus dan RCA
Kasar sebagai komponen penghalang Kapiler. Pembangunan GBS cukup
sederhana, cepat, dan tidak memerlukan alat berat.

Hasil dari analisis numerik menunjukkan bahwa GBS yang dibangun


berkinerja baik di bawah kondisi curah hujan yang dipelajari. Perbandingan biaya
menunjukkan bahwa GBS lebih murah daripada struktur penahan konvensional.

3.2 Saran

Konsep tentang penggunaan Sistem Geobarrier memang efektif dan efesien,


tapi perlu kita ingat bahwa jika kita ingin mulai menggunakan atau
mengaplikasikannya di Indonesia kita masih perlu banyak mempelajari lebih
lanjut tentang hal-hal yang berkaitan dengan Sistem Geobarrier beserta penelitian
lebih lanjut dan perkembangannya dengan seiring berjalannya waktu. Mengenai
pengenalan dan konsep dasar maupun pembahasan lebih detailnya tentang
Geobarrier System (GBS) ada kami cantumkan di daftar pustaka jikalau para
pembaca ingin mengetahui lebih lanjut tentang Sistem Geobarrier.

11
DAFTAR PUSTAKA

Gofar, Nurly and Satyanaga, Alfrendo. (2022). Sustainable Retaining Structure


Incorporating Recycled Concrete Aggregate. Universitas Bina Darma Palembang,
Indonesia. PPT Sinaltsub Vol.3

Rahardjo, H., Satvanaga, A., Gofar, N., Leong, E.C., Kew, J.H., Wang, C.L. and
Wong, J.L.H. (2019). Geobarrier System for Protection Against Rainfall-induced Slope
Failure. International Journal of Geoengineering Case Histories, Vol.5, Issue 1, p. 26 -
42. doi: 10.4417/IJGCH-05-01-03

12

Anda mungkin juga menyukai