Air di dalam tambang mencakup keberadaan air di atas permukaan maupun di bawah
permukaan. Air di atas permukaan meliputi keberadaan sungai dan anak-anak sungai di
daerah tambang serta aliran limpasan (run-off) yang berasal dari curah hujan. Sedangkan air
di bawah permukaan (groundwater) berkaitan erat dengan keberadaan lapisan batuan yang
berfungsi sebagai pembawa air (aquifer).
Air hujan termasuk air permukaan yang harus diperhitungkan karena air yang masuk daerah
tambang secara langsung ataupun sebagai air limpasan dapat menimbulkan genangan
sehingga mengganggu operasional penambangan, secara keseluruhan akan menurunkan
efisiensi kerja. Di samping itu bila tidak ditangani dengan baik dapat menjadi sumber
pencemaran air (water pollution).
Untuk memahami karateristik curah hujan, digunakan data curah hujan yang diperoleh dari
Badan Meteorologi Klimatologi & Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Paotere,
Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2007 sampai tahun 2017 dengan data sebagai
berikut:
Curah hujan bulanan rata – rata 2007 – 2017 adalah 253,49 mm.
Bulan basah terjadi pada bulan April sampai dengan bulan November dan bulan kering
terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret.
Karakteristik hujan diatas akan digunakan sebagai masukan dalam perencanaan
tambang terbuka, khususnya untuk penyaliran tambang.
( )( )
2
153,48 24
A= 3
24 2
¿ 33,52 mm/ jam
Dengan mempertimbangkan faktor intensitas hujan yang terjadi, maka untuk keperluan
perancangan penyaliran digunakan intensitas hujan rencana senilai 33,52 mm/jam.
Operasi penanganan air tambang atau penirisan tambang mutlak diperlukan, karena lantai
tambang yang berair selain mengganggu kelancaran produksi, juga dapat menimbulkan
kecelakaan kerja, baik melalui tergelincirnya roda ban dump truck maupun bahaya sengatan
listrik apabila ada kabel listrik yang menyentuh permukaan air.
Bila dilihat dari hasil design tambang yang merupakan open cast mining, penanganan
masalah air lebih banyak dengan cara mengalirkan air dengan membuat paritan-paritan yang
selanjutnya diendapkan pada kolam pengendapan yang over flow-nya akan mengalir ke
sungai. Dalam kegiatan penambangan ini penanganan air tambang dilakukan dengan
mengalirkan air melalui paritan – paritan dan menggunakan pompa pada pit yang aktif
dilakukan penambangan.
Debit air hujan yang masuk ke tambang dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Qi = 0,278 x C x I x A
dimana:
A = Luas daerah tangkapan hujan
C = Koefisien limpasan
Pada kegiatan operasinya tambang yang dilakukan berpindah pindah pada tujuh lubang
bukaan dan dua tempat timbunan. Hal ini berarti perhitungan debit air hujan yang masuk juga
berbeda – beda pada tiap lubang bukaannya. Berikut adalah rekapitulasi menggunakan
persamaan diatas:
Volume
Luas Luas Koefisien Intensitas Debit
Pit limpasan keterangan
(m2) (km2) limpasan hujan (mm) (m3/s)
(m3)
Untuk perimeter
1
2.714 0,003 0,9 33,52 0,023 163,9 drainage pit 1
Untuk perimeter
2
4.893 0,005 0,9 33,52 0,041 295,4 drainage pit 2
Tidak diperlukan
3
- - - - - - perimeter drainage
Tidak diperlukan
4
- - - - - - perimeter drainage
Untuk perimeter
5
15.632 0,016 0,9 33,52 0,131 943,9 drainage pit 5
Untuk perimeter
6
7.180 0,007 0,9 33,52 0,060 433,6 drainage pit 6
Tidak diperlukan
7
- - - - - - perimeter drainage
Tabel 2. Debit limpasan untuk perimeter drainage pada setiap waste dump
Rencana dimensi saluran untuk setiap lokasi seperti pit dan waste dump berbeda – beda
tergantung dari catchment area dan debit limpasan yang masuk. Dimensi saluran dapat
dihitung dengan cara trial and error menggunakan persamaan manning sehingga diperoleh
harga sebagai berikut:
Kedalaman saluran (h)
Lebar dasar saluran (B)
Lebar permukaan saluran (P)
Dengan persamaan manning sebagai berikut:
5 1
3 2
A S
Q= 2
np 3
1.3.3 Pompa
Pompa digunakan untuk mengalirkan keluar air yang masuk ke tambang agar tidak
mengganggu operasi produksi. Penentuan pompa dilakukan dengan menentukan head total
pada setiap pit. Head total ini berasal dari penentuan diameter pipa, panjang pipa, dan juga
kedalaman dari setiap lubang bukaan. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan
diperoleh hasil pompa yang digunakan adalah Multiflo MFC290 dengan pipa HDPE
berdiameter 20 cm dan debit yang dialirkan sebesar 80 liter/detik.
1.3.4 Sump
Sump digunakan untuk menampung air yang masuk ke tambang. Penentuan dimensi sump
pada setiap pit tergantung dari debit limpasan yang masuk ke tambang dan jam kerja dari
pompa. Berikut daftar dimensi sump pada setiap pitnya:
Dimensi sump
Pit panjang lebar kedalaman
(m) (m) (m)
Pit 1 6 5 3
Pit 2 6 5 3
Pit 3 6 5 3
Pit 4 6 5 3
Pit 5 6 5 3
Pit 6 6 6 3
Pit 7 4 3 3
Tabel 5. Dimensi sump
Settling pond merupakan suatu tempat yang berfungsi menampung air tambang dan
mengendapkan partikel – partikel padatan yang terbawa bersama air dari lokasi
penambangan. Kolam pengendapan ini dibuat di lokasi terendah dari suatu daerah
penambangan sehingga air akan masuk ke settling pond secara alami dan selanjutnya
dialirkan melalui saluran pembuangan ke sungai. Diharapkan air yang keluar dari daerah
penambangan sudah bersih dari partikel padatan dengan adanya settling pond sehingga tidak
mencemari perairan sekitar akibat prtikel – partikel padatan yang terbawa air hingga ke hilir
yaitu sungai dan laut.
Perhitungan settling pond berdasarkan debit limpasan, kedalaman kolam, ukuran partikel
padatan dan detention time. Berikut adalah dimensi settling pond hasil rancangan:
Dimensi
Settling
Panjang(m Lebar Kedalaman
Pond
) (m) (m)
1 14 14 6,1
2 18 18 6,1
Tabel 6. Dimensi settling pond