3. Perhitungan Lalulintas
Catatan :
e) Indeks Permukaan
Klasifikasi Jalan
*LER
Lokal Kolektor Arteri Toll
< 10 1,0 – 1,5 1,5 1,5 – 2,0 -
10 – 100 1,5 1,5 – 2,0 2,0 -
100 – 1000 1,5 – 2,0 2,0 2,0 – 2,5 -
>1000 - 2,0 – 2,5 2,5 2,5
*LER dalam satuan angka ekivalen 8,16 ton beban sumbu tunggal
Catatan : pada proyek-proyek penunjang jalan, Japat/jalan murah atau jalan darurat, Ipt = 1
Sumber : SKBI 2.3.26.1987/SNI 03-1732-1989
Ipt = 1 Kondisi jalan rusak berat, sehingga mengganggu lalulintas
kendaraan
Ipt = 1,5 Tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin (jalan tidak
terputus
Ipt = 2,0 Tingkat pelayanan terendah, namun jalan masih cukup baik
Ipt = 2,5 Kondisi permukaan jalan masih cukup stabil dan baik
Gerakan sumbu belakang dalam arah vertikal dipindahkan pada alat roughometer melalui kabel yang
dipasang ditengah tengah sumbu belakang kendaraan, yang selanjutnya dipindahkan ke counter
melalui flexible drive.
Setiap putaran counter adalah sama dengan 15,2 mm gerakan vertikal antara sumbu belakang dan
badan kendaraan. Alat pengukur roughness tipe lain dapat digunakan dengan mengkalibrasi hasil
yang diperoleh terhadap roughometer NAASRA.
Sumber : SKBI 2.3.26.1987/SNI 03-1732-1989
ITP = a1D1 + a2 D2 + a3 D3
di mana :
0,40 - - 744 - -
0,35 - - 590 - -
Laston
0,32 - - 454 - -
0,30 - - 340 - -
0,35 - - 744 - -
0,31 - - 590 - -
Lasbutag
0,28 - - 454 - -
0,26 - - 340 - -
0,30 - - 340 - - HRA (Hot Rolled Asphalt)
0,26 - - 340 - - Aspal Makadam
0,25 - - - - - Lapen (mekanis)
0,20 - - - - - Lapen (manual)
- 0,28 - 590 - -
- 0,26 - 454 - - Laston Atas
- 0,24 - 340 - -
- 0,23 - - - - Lapen (mekanis)
- 0,19 - - - - Lapen (manual)
- 0,15 - - 22 -
Stabilitas tanah dengan semen
- 0,13 - - 18 -
- 0,15 - - 22 -
Stabilitas tanah dengan semen
- 0,13 - - 18 -
- 0,14 - - - 100 Batu Pecah (kelas A)
- 0,13 - - - 80 Batu Pecah (kelas B)
- 0,12 - - - 60 Batu Pecah (kelas C)
- - 0,13 - - 70 Sirtu/Pitrun (kelas A)
- - 0,12 - - 50 Sirtu/Pitrun (kelas B)
- - 0,11 - - 30 Sirtu/Pitrun (kelas C)
- - 0,10 - - 20 Tanah/Lempung kepasiran
Catatan :
• Kuat tekan stabilisasi tanah dengan semen diperiksa pada hari ke 7
• Kuat tekan stabilisasi tanah dengan kapur diperiksa pada hari ke 21
Keterangan : MS (Marshall test), Kt (kuat tekan)
Sumber : SKBI 2.3.26.1987/SNI 03-1732-1989
1. Lapis Permukaan :
Untuk setiap nilai ITP bila digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah 10 cm
*) batas 20 cm tersebut dapat diturunkan menjadi 15 cm bila untuk pondasi bawah digunakan material
berbutir kasar
Sumber : SKBI 2.3.26.1987/SNI 03-1732-1989
Contoh Soal :
Diketahui :
Akan direncanakan tebal perkerasan untuk jalan baru dengan ketentuan
sebagai berikut :
o Peranan jalan : jalan arteri
o Type jalan : 6 lajur 2 arah terbagi (6/2B)
o Usia rencana : 20 tahun
o Rencana jenis perkerasan : lentur (flexible)
Penyelesaian :
1. Lalulintas Rencana :
!
LEP = !!! LHR ! × C! ×E!
!
LEA = !!! LHR ! (1 + i)!" ×C! ×E! , subsitusi ke : LEA = LEP (1 + i)!"
!"#!!"#
LET =
!
!",!"#!!"#,!""
LET = = 126,305
!
!"
LER = LET x FP dan FP = , dengan subsitusi nilai LET maka
!"
!"
LER = 126,305 x = 252,610
!"
40.00
a. Faktor Regional
dari data : jalan arteri dengan curah hujan rata-rata/tahun = 750mm
kelandaian rata-rata = 6%
b. Indeks Permukaan
o Indeks Permukaan Awal
Direncanakan lapisan permukaan Laston dengan roughness ≤ 1000
mm/km, maka dari Tabel 4.9 diperoleh nilai Ipo ≥ 4
o Indeks Permukaan Akhir Jalan arteri, LER = 252,6, dari Tabel 4.8 untuk
jalan arteri, Ipt = 2,0 – 2,5
7,5cm Laston
10,0cm Laston atas
CBR 2,4
Perkembangan lalulintas :
• (i)untuk 5thn = 8%
• (i)untuk 10thn = 6%
Bahan-bahan perkerasan :
• pelaburan (lapis pelindung) Lapen mekanis
• batu pecah = CBR 50
• tanah kepasiran = CBR 20