Anda di halaman 1dari 3

APLIKASI EXCEL UNTUK MENGHITUNG

TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA DENGAN


METODE ANALISA KOMPONEN
Oleh :
Tony Hartono Bagio *)

Abstrak : Untuk menghitung Tebal Perkerasan Lentur Dalam menentukan perkerasan jalan pada umumnya
Jalan Raya, sampai saat ini masih sering menggunakan dipengaruhi oleh berat kendaraan yang lewat, kekuatan
Metode Analisa Komponen, yang diterbitkan resmi oleh komponen di bawahnya, umur rencana dan material yang
Departemen Pekerjaan Umum, 1987, pedoman tersebut digunakan. Di samping itu masih terdapat syarat syarat
berjudul PETUNJUK PERENCANAAN TEBAL yang perlu diperhatikan :
PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA DENGAN
METODE ANALISA KOMPONEN, dan belum ada
o Perkerasan harus cukup kuat memikul beban
alternatif lain (khususnya dari Departemen PU) dalam kendaraan yang melintasi di atasnya.
merencanakan Tebal Perkerasan . o Mampu menahan gaya gesek dan rem dari roda
Microsoft Excel merupakan suatu aplikasi kendaraan.
perkantoran yang sangat popular diseluruh dunia, dengan o Tahan terhadap pengaruh cuaca
kemudahan dalam pemasukan / pemrosesan Data. Pengguna
yang menggunakan / memanfaatkan Fungsi-Fungsi Excel
sudah banyak yang familiar. Selain fungsi-fungsi umum, 2.1 PERKERASAN JALAN BARU
Excel dapat membuat fungsi-fungsi baru menggunakan Langkah-langkah perhitungan dalam menentukan
fasilitas Macro, dimana Macro Excel berbasis VBA (Visual
Basic for Application) .
tebal perkerasan jalan:
Perencanaan Perhitungan Tebal perkerasan a. Menentukan Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) pada
Lentur, terdiri dari : Perencanaan Perkerasan Jalan Baru; Akhir Umur Rencana.
Perkuatan Perkerasan Jalan Lama; Konstruksi Bertahap.
Dalam perhitungan secara Manual, membutuhkan grafis Dalam menghitung LHR ini dihitung dari tiap-tiap
konversi CBR DDT, dan pembacaan grafis ITP (Index jenis kendaraan menggunakan rumus :
Tebal Perkerasan). LHRFUR = LHRSUR x ( 1 + i )N
Aplikasi Excel dalam menghitung Tebal Dimana :
Perkerasan Lentur, menyatukan Data Existing, menghitung i = Tingkat perkembangan lalu lintas pertahun
DDT (Daya Dukung Tanah) secara langsung, dan Data LHR,
menghasilkan Output yang terintegritas, yakni Jenis
N = Umur rencana jalan
Lapisan dan Tebal Lapisan. SUR = Start (awal) Umur Rencana
FUR = Final (akhir) Umur Rencana
Keyword : Excel Macro, DDT , ITP , Jenis dan Tebal Lapisan
b. Menentukan angka ekivalen (E) untuk masing-masing
jenis kendaraan
I. PENDAHULUAN
Metode Analisa Komponen dalam menghitung Angka ekivalen (E) untuk masing-masing jenis
perkerasan lentur Jalan Raya, memerlukan Tabel dan kendaraan (golongan beban sumbu), pada setiap
Grafik berdasarkan buku manual resmi yang diterbitkan kendaraan) ditentukan menurut rumus daftar dibawah ini:
Departemen Pekerjaan Umum [1], semua table dan Grafik 4
yang ada, dimasukan dalam table di Microsoft Excel, yang
beban 1 sumbu tunggal ( kg )
secara langsung dapat menghasilkan Tebal perkerasan ET =
masing-masing lapisan (dalam cm), Pemakai diharapkan
mengerti tentang sense of engineering , sehingga saat 8160
melakukan perubahan dalam Lapis Permukaan (surface 4
course), Lapis Pondasi (base course) dan Lapis Pondasi beban 1 sumbu tunggal ( kg )
Bawah (sub base course), tidak terjadi perbedaan yang E = 0.086

G
mencolok antara lapis yang satu dengan yang lain. 8160
Aplikasi ini dapat digunakan untuk menghitung tebal
perkerasan :
1. Perencanaan Perkerasan Jalan Baru (New Construc-
tion Full Depth Pavement) Angka ekuivalen (E) dapat dilihat pada Tabel 2.1
2. Perkuatan Perkerasan Jalan Lama (Overlay)
3. Konstruksi Bertahap (Stage Construction)

II. ANALISA KOMPONEN Tabel 2.1.


A-9
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan Koefisien Distribusi Kendaraan ( C )
Beban Sumbu Angka Ekivalen Kendaraan Ringan Kendaraan Berat
Sumbu Jumlah
kg Lb Sumbu ganda (Berat total < 5 ton) (Berat total > 5 ton)
Tunggal lajur
1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah
1,000 2.205 0.0002 - 1 lajur 1,00 1,00 1,00 1,00
2,000 4.409 0.0036 0.0003
2 lajur 0,60 0,50 0,75 0,50
3,000 6.614 0.0183 0.0016
3 lajur 0,40 0,40 0,50 0,475
4,000 8.818 0.0577 0.0050
4 lajur - 0,30 - 0,450
5,000 11.023 0.1410 0.0121
5 lajur - 0,25 - 0,425
6,000 13.228 0.2923 0.0251
6 lajur - 0,20 - 0,400
7,000 15.432 0.5415 0.0466
Sumber: Dept. PU Bina Marga
8,000 17.637 0.9238 0.0794
8,160 18.000 1.0000 0.0860 e. Menentukan Lintas Ekivalen Akhir
9,000 19.841 1.4798 0.1273 n
LEA = LHR j (1 + i ) Cj Ej
UR
10,000 22.046 2.2555 0.1940
j =1
11,000 24.251 3.3022 0.2840 Dimana : i = Perkembangan lalu lintas pertahun
12,000 26.455 4.6770 0.4022 j = Jenis kendaraan
13,000 28.660 6.4419 0.5540 Ej = Angka Ekivalen tiap jenis kendaraan
14,000 30.864 8.6647 0.7452 Cj = Coefisien Distribusi Kendaraan
15,000 33.069 11.4184 0.9820
f. Menentukan Lintas Ekivalen Tengah (LET)
16,000 35.276 14.7815 1.2712 LEP + LEA
LET =
Sumber: Dept. PU Bina Marga 2
g. Menentukan Lintas Ekivalen Rencana (LER)
c. Menentukan Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) LER = LET FP
Dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
: Dimana : FP = Faktor Penyesuaian
n Umur rencana
LEP = LHR j C j E j FP =
10
j =1
Dimana : j = Jenis kendaraan h. Menentukan Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
Ej = Angka Ekivalen tiap jenis kendaraan Sebelum menentukan ITP, ada beberapa faktor yang
Cj = Coefisien Distribusi Kendaraan harus diketahui, yakni :
Angka koefisien distribusi kendaraan dapat dilihat pada CBR tanah dasar dan daya dukung tanah dasar (DDT)
Tabel 2.2
Konversi DCPT CBR
d. Menentukan Lintas Ekivalen Akhir Log (CBR) = 1.352 1.125 Log (SPP)
n
LEA = LHR j (1 + i )
Dimana :
Cj Ej
UR
CBR = dalam prosen (%)
j =1
SPP = kecepatan penetrasi (cm/tumbukan)
Dimana : i = Perkembangan lalu lintas pertahun (catatan Rumus ini berlaku untuk tanah kohesif)
j = Jenis kendaraan
Ej = Angka Ekivalen tiap jenis kendaraan CBR TITIK
Cj = Coefisien Distribusi Kendaraan Sering kali jenis lapisan tanah dasar berbeda-
beda, sehubungan dengan perubahan kedalaman pada
satu titik pengamatan. Untuk itu diperlukan nilai CBR
yang mewakili titik tersebut.
Japan Road Asc, memberikan rumus sebagai berikut:

h1 3 CBR1 + h2 3 CBR 2 + .... + hn 3 CBR n


CBR =
h1 + h2 + ... + hn
Tabel 2.2.
Dimana :
A-10
ISBN :978-979-18342-3-0
CB
BR1, , CBRn = CBR padaa tiap lapisan
h1
1, h2, , hn = tebal pada tiap lapisan

CBR SEGMEN
S
Jaalan pada arah memanjang cukup c panjang
g dan
bervariasi. Sehing gga jalan dibbagi atas segm men-
segmen n jalan, dimanaa setiap segmeen mempunyaii satu
nilai CBR.
C
Penenttuan nilai CB BR Segmen ditentukan
d dengan
rumus berikut ini :
CBRR max CBR min
m
CBR seegmen = CBRaveragea
R
Diman na nilai R, terggantung jumlah h data, dan nillai R
dapat dilihat
d pada taabel 2.3

Tabel 2.3
Nilai R
Jumlah Data Nilaai R
2 1.441
3 1.991
4 2.224
5 2.448
6 2.667
7 2.883
8 2.996
9 3.008
100 3.118

Contohh:
Nilai CBR
C = 4%, 2% %, 3%, 4%, 6%, 8%, 4% , 4%
Hitungg Nilai CBRny ya ?
Jawab :
Jumlahh data = 8, lihaat tabel 2.3, R = 2.96
CBRm min = 2%
CBRm max = 8%
CBRav ve = (4+2+3+4 4+6+8+4+4) / 8 = 4.375
Dari ru
umus diatas
CBR = 4.375 (8-2)/2.96 = 2.347% %

Dari Nilai
N CBRsegm
men, dapat diihitung nilai DDT
D
(Daya Dukung Tanah
h) dengan rumu
us :

R ) + 1.7
DDT = 4.3 * Log (CBR
Konveersi rumus ini, sebenarnya diidapat dari Gam mbar
2.1, Ko
orelasi DDT dan CBR. Rumu us tersebut diaambil
dengann cara mencobaa-coba,

Gamb
mbar 2.1 Korelaasi DDT dan CB
BR

A-11
Seminar Naasional Aplikaasi Teknologi Prasarana
P Wilay
yah 2011

Anda mungkin juga menyukai