Anda di halaman 1dari 8

Khutbah Jumat: Generasi Muda Islam & Perhatian Islam Terhadap Mereka

‫ن‬ْ ‫ش ُر ْو ِر أَ ْن ُفسِ َنا َو ِم‬


ُ ‫ن‬ْ ‫ َو َن ُعو ُذ ِباهللِ ِم‬،‫س َت ْغف ُِر ُه‬ ْ ‫س َتعِ ْي ُن ُه َو َن‬
ْ ‫م ُد ُه َو َن‬َ ‫م َد ِل َّلهِ َن ْح‬ْ ‫ن ا ْل َح‬َّ ِ‫إ‬
َّ‫ن لاَ ِإل ََه ِإلا‬َّ َ‫ش َه ُد أ‬
ْ َ‫ أ‬.‫ِي ل َُه‬ َ ‫هاد‬َ َ‫ل َفلا‬ ْ ‫ض ِل‬ْ ‫ن ُي‬ ْ ‫م‬َ ‫ل ل َُه َو‬ َّ ‫ض‬ِ ‫م‬ ُ َ‫هللا َفلا‬ ُ ‫ن َي ْه ِد‬ ْ ‫م‬ َ ،‫ما ِل َنا‬
َ
َ ‫س ِِّيئَاتِ أ ْع‬ َ
‫س ْول ُُه‬ُ ‫م ًدا َع ْب ُد ُه َو َر‬
َّ ‫م َح‬ َ َ
ُ ‫ن‬ َّ ‫ش َه ُد أ‬ْ ‫ك ل َُه َوأ‬ َ ‫ش ِر ْي‬
َ َ‫هللا َو ْح َد ُه لا‬ ُ

َ ‫س َّل‬
ِ‫م َو َعلَى آلِه‬ ُ ‫ص َّلى ا‬
َ ‫هلل َعل َْيهِ َو‬ َ ‫م ٍد‬ َّ ‫م َح‬
ُ ‫س ْو ِل َنا‬
ُ ‫م َعلَى َن ِب ِِّي َنا َو َر‬ ْ ‫س ِِّل‬
َ ‫ل َو‬ ِّ ِ ‫ص‬
َ ‫م‬ َّ ‫اَل َّل ُه‬
‫ان ِإلَى َي ْومِ ال ِِّد ْي ِن‬ ٍ ‫س‬
َ ‫م ِب ِإ ْح‬ َ
ْ ‫ن َت ِب َع ُه‬ ْ ‫م‬
َ ‫ص َحا ِبهِ َو‬ ْ ‫َوأ‬

َ
‫ما‬
َ ‫ث ِم ْن ُه‬َّ ‫َق ِم ْن َها َز ْو َج َها َو َب‬
َ ‫س َواحِ َدةٍ َو َخل‬ ٍ ‫ن َن ْف‬ْ ‫م ِم‬ْ ‫م ا َّلذِي َخ َل َق ُك‬ ْ ‫َّاس ات َُّقوا َربَّ ُك‬
ُ ‫َيا أيُّ َها الن‬
ً‫م َرقِيبا‬ َ َ‫ن ال َّل َه ك‬ َ َ ‫اء َوات َُّقوا ال َّل َه ا َّلذِي َت َت‬
ْ ‫ان َعل َْي ُك‬ َّ ِ‫ام إ‬
َ ‫ُون ِبهِ َوالأ ْر َح‬
َ ‫اءل‬ َ ‫س‬ ً ‫ِس‬
َ ‫ِر َجالاً كَثِيراً َون‬

َ َ ‫َيا أَيُّ َها ا َّلذ‬


‫ون‬
َ ‫ِم‬
ُ ‫سل‬
ْ ‫م‬ ْ ‫ن ِإلَّا َوأ ْن ُت‬
ُ ‫م‬ َّ ‫مو ُت‬ َّ ‫م ُنوا ات َُّقوا ال َّل َه َح‬
ُ ‫ق ُت َقاتِهِ َولَا َت‬ َ َ‫ِين آ‬

َ ‫ يصل ِْح َل ُك‬، ‫ِيدا‬ َ ‫م ُنوا ات َُّقوا ال َّل َه َو ُقولُوا َق ْولًا‬ َ ‫َيا أَيُّ َها ا َّلذ‬
‫م‬
ْ ‫م َو َي ْغف ِْر َل ُك‬
ْ ‫ما َل ُك‬
َ ‫م أ ْع‬
ْ ْ ُ ً ‫سد‬ َ َ‫ِين آ‬
‫يما‬
ً ‫ظ‬ِ ‫از َف ْو ًزا َع‬ ُ ‫ط ِع ال َّل َه َو َر‬
َ ‫سول َُه َف َق ْد َف‬ ِ ‫ن ُي‬ ْ ‫م‬
َ ‫م َو‬ْ ‫وب ُك‬
َ ‫ُذ ُن‬

َّ َ‫أ‬
‫ما َب ْع ُد‬

Sejarah Islam dan Generasi Muda


Jamaah Jumat rahimakumullah,
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Maidah: 3

‫َام ِدي ًنا‬ َ َ ‫ا ْل َيو‬


َ ‫سل‬ْ ‫م الْ ِإ‬
ُ ‫يت َل ُك‬
ُ ‫ض‬ِ ‫متِي َو َر‬
َ ‫م ن ِْع‬
ْ ‫ت َعل َْي ُك‬
ُ ‫م‬
ْ ‫م‬
َ ‫م َوأ ْت‬
ْ ‫م ِدي َن ُك‬
ْ ‫ت َل ُك‬
ُ ‫م ْل‬
َ ْ‫م أك‬
َ ْ
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-
idah: 3]
Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqar dalam kitabnya Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir
menjelaskan maksud dari “telah Aku sempurnakan untukmu agamamu” adalah
menyempurnakan hukum-hukumnya yang dibutuhkan orang-orang beriman berupa
halal dan haram. Ayat ini diturunkan pada saat haji wada’ ketika wukuf di padang
Arafah. Saat itu adalah hari Jumat. Dan Allah telah memenangkan Islam dan menolong
nabi-Nya. Allhamdulillah.
Sedangkan yang dimaksud dengan “dan telah aku cukupkan kepadamu nikmat-
Ku” adalah dengan disempurnakan agama dan dibebaskannya Makkah serta dengan
keputusasaan orang-orang kafir untuk mengalahkan kalian, sebagaimana yang telah
Aku janjikan kepada kalian lewat firman-Ku: ‫ولأتم نعمتي عليكم‬
Kemenangan tersebut datang setelah perjuangan berat selama 23 tahun. Nabi ‫ﷺ‬
menggambarkan kondisi awal mula kedatangan Islam sebagaimana dalam hadits Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

َ ‫ َف ُط‬،‫ما َب َدأَ َغ ِر ْي ًبا‬


‫وبى ِل ْل ُغ َر َبا ِء‬ َ ‫ك‬
َ ‫س َي ُع ْو ُد‬
َ ‫ َو‬،‫م َغ ِر ْي ًبا‬
ُ َ‫سلا‬ ِ ْ‫َب َدأَ ا‬
ْ ‫لإ‬
“Islam bermula dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing
sebagaimana permulaannya, maka berbahagialah orang-orang yang asing.” [Hadits
riwayat Muslim]
Keterasingan yang sangat di masa awal dakwah Islam jelas berkonsekuensi pada
beratnya tekanan yang dihadapi oleh generasi awal Islam pada masa itu. Mereka
dicemooh, difitnah, dibatasi ruang geraknya, diblokade secara ekonomi selama 3
tahun, banyak yang mengalami penyiksaan fisik yang berat dan bahkan ada yang
dibunuh.

Namun demikian, sejarah Islam membuktikan bahwa seluruh tekanan dahsyat


tersebut mampu dihadapi dan diatasi dengan baik. Generasi awal ini ternyata
mayoritasnya adalah para pemuda. Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬sendiri masih masuk
kategori muda usia bukan usia tua.

Kalau bukan karena Allah kemudian ketangguhan, kecerdasan dan kesolidan


generasi awal Islam dalam memperjuangkan Islam di masa sulit tersebut, dalam
kurun waktu yang panjang, maka Islam tidak akan pernah menyebar di muka bumi
ini, menghilangkan kegelapan kezhaliman yang menyelimutinya dan menyinarinya
dengan cahaya ilmu dan keadilannya.

Mayoritas perubahan besar di muka bumi memang dimotori oleh para pemuda.
Karena dalam diri mereka terdapat kekuatan, semangat, keberanian, idealisme,
ketulusan dan kemauan yang sangat kuat untu mewujudkan cita-cita besar yang
telah mereka yakini kebenarannya.

Mereka sanggup memberikan pengorbanan besar dan mahal demi terwujudnya cita-
cita tersebut. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bila Islam memberikan
perhatian besar kepada kelompok pemuda. Hal ini jelas terlihat dalam sejumlah
firman Allah Ta’ala dalam al-Quran dan sabda rasul-Nya dalam Sunnah yang shahih.

Perhatian Islam Terhadap Generasi Muda


Jamaah Jumat rahimakumullah,
Allah Subhanahu wa Ta’ala banyak berkisah tentang para pemuda mukmin shalih
yang sangat teguh memegang prinsip tauhid dan akhlak yang tinggi. Mereka
menjadi tauladan bagi para pemuda sepanjang zaman.
Mereka menjadi para pelaku utama perubahan masyarakat yang didominasi
kemusyrikan, kezhaliman dan kerendahan akhlak menuju tauhid , keadilan dan
peradaban yang tinggi dan mulia.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,

‫شاب‬ ُ ‫ِم ِإلاَّ َو‬


َ ‫ه َو‬ ُ َ ‫هللا َن ِبياً ِإلَّا‬
ٌ ‫م َعال‬
َ ‫ِي اْلعِ ْل‬
َ ‫ َولاَ أ ْوت‬، ً‫ابا‬
ِّ ‫ش‬ ُ ‫ث‬ َ ‫ما َب َع‬
َ
”Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi pun kecuali dia adalah seorang pemuda. Dan
tidaklah seorang ulama diberi karunia ilmu kecuali dia adalah seorang pemuda.”
[Riwayat Ibnu Abi Hatim dan disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir di dalam tafsirnya
terhadap surat Al-Anbiya’: 60.]

Kisah Pemuda Dalam Al Quran dan Sunnah


Di antara kisah-kisah dalam al-Quran tentang para pemuda adalah sebagai berikut:

1. Kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam


Allah Ta’ala berkisah tentang pernyataan kaum Nabi Ibrahim ‘alaihis salam mengenai
diri beliau dalam surat Al-Anbiya’: 60.

‫يم‬
ُ ِ‫ال ل َُه إِ ْب َراه‬
ُ ‫م ُي َق‬
ْ ‫ه‬
ُ ‫س ِم ْع َنا َف ًتى َي ْذ ُك ُر‬
َ ‫َقا ُلوا‬
Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini
yang bernama Ibrahim”.
2. Kisah Nabi Yusuf ‘alaihis salam
Allah Ta’ala menyebutkan kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalam secara rinci. Dalam kisah ini
terdapat banyak pelajaran dan faedah.

Nabi Yusuf ‘alaihissalam merupakan teladan terbaik dalam masalah menjaga


kesucian dan kehormatan diri serta lebih mengutamakan keridhaan Allah meskipun
menderita berbagai kesengsaraan saat di dunia ini.

3. Kisah Ashabul Kahfi


Allah Ta’ala mengisahkan tentang para pemuda yang dikenal dengan sebutan
ashhabul kahfi, para penghuni gua, yang lari dari kekejaman penguasa zhalim setelah
mendakwahkan tauhid secara terang-terangan kepada Raja tersebut dan kaumnya.

Allah Ta’ala berfirman,

‫اموا‬
ُ ‫م ِإ ْذ َق‬
ْ ‫َى ُقلُو ِب ِه‬
ٰ ‫ه ًدى َو َر َب ْط َنا َعل‬ُ ‫م‬ ْ ‫ه‬ ُ ‫م َو ِز ْد َنا‬ ْ ‫آم ُنوا ِب َر ِِّب ِه‬
َ ‫م ِف ْت َي ٌة‬ْ ‫ق ۚ ِإن َُّه‬
ِّ ِ ‫ْح‬
َ ‫م ِبال‬
ْ ‫ه‬ُ َ‫ك َن َبأ‬
َ ‫ص َعل َْي‬ ُّ ‫َن ْح ُن َن ُق‬
‫ش َط ًطا‬َ ‫ن ُدونِهِ ِإ َٰل ًها ۖ َل َق ْد ُق ْل َنا ِإ ًذا‬ ْ ‫َن َن ْد ُع َو ِم‬
ْ ‫ضل‬ ِ ‫ت َوالْأَ ْر‬ِ ‫اوا‬َ ‫م‬َ ‫س‬ َّ ‫ب ال‬ ُّ ‫َف َقالُوا َر ُّب َنا َر‬
Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya
mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami
tambah pula untuk mereka petunjuk.
Dan Kami meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata,
“Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru
Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan
yang amat jauh dari kebenaran”. [Al-Kahfi: 13-14]
Di antara teladan yang bisa diambil dari kisah Ashabul Kahfi adalah merasa mulia
dengan agama yang benar, berdakwah kepadanya, memohon pertolongan kepada
Allah dan berdoa kepadanya serta menjauhi para pengikut kebatilan saat kondisi
ahlul haq sedang lemah untuk memperbaiki para pengikut kebatilan tersebut.

Sedangkan di dalam As-Sunnah, kita banyak dapati hadits-hadits yang menunjukkan


besarnya perhatian Rasulullah ‫ ﷺ‬kepada para pemuda. Di antaranya:

1. Hadits riwayat Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu


bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, ”Ada tujuh golongan yang Allah berikan
naungan pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya….” salah
satu golongan yang disebut Nabi ‫ ﷺ‬adalah: “ Pemuda yang tumbuh
dewasa dalam ketaatan kepada Allah.”
2. Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud
radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,” Kami pernah bersama bersama
Rasulullah ‫ ﷺ‬saat masih sebagai pemuda yang tidak memiliki apa-apa.
Beliau kemudian berkata kepada kami, ”Wahai para pemuda! Siapa saja
dari kalian yang telah memiliki kemampuan maka menikahlah.
Sesungguhnya menikah itu lebih menundukkan pandangan, lebih
memelihara kemaluan dan siapa yang belum mampu maka hendaklah
berpuasa karena puasa itu bisa meredakan dorongan syahwat.”
3. Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat
Umar bin Abi Syaibah radhiyallahu ‘anhu. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda
kepadanya, ”Hai ghulam, bacalah bismillah, makanlah dengan tangan
kananmu dan makanlah yang dekat dengan dirimu.”
4. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At-Tirmidzi dari Ibnu
‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda kepadanya, ”Hai
ghulam! Sungguh aku akan mengajarimu sejumlah pelajaran. Jagalah
(batas-batas ) Allah, Allah akan menjagamu. Jagalah (batas-batas)
Allah, kamu akan mendapati Allah di hadapanmu…”
Kata Ghulam dalam bahasa arab berarti anak usia setelah disapih hingga 9 tahun
sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Abdul ‘Aal Sa’ad Asy-Syaliyyyah ar-Rasyid dalam
syarahnya terhadap hadits ini.
Hadits-hadits ini sekedar contoh saja. Masih banyak hadits yang menunjukan betapa
besar perhatian Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam mendidik para pemuda.
Bekal Yang Perlu Disiapkan Generasi Muda Islam
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Islam sangat besar perhatiannya kepada para pemuda karena memang posisi
pemuda begitu strategis dalam Islam. Untuk mampu menjalankan peran strategisnya
dalam Islam, para pemuda harus berbekal dengan memanfaatkan usianya dengan
melakukan berbagai ketaatan, kebaikan dan hal-hal yang bermanfaat.

Syaikh ‘Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Alu Jarullah Syaikh Abdullah bin Jarullah
dalam kitabnya Daurusy Syabab Al-Muslim Fil Hayah menjelaskan sejumlah perkara
yang harus dilakukan oleh para pemuda:
1. Mengikhlaskan ketaatan hanya untuk Allah semata baik dalam
perkataan, keyakinan, perbuatan, cinta dan benci.
Allah Ta’ala berfirman,

‫ين‬ ِ ِّ ‫ماتِي ِل َّلهِ َر‬


َ ‫ب ا ْل َعال َِم‬ َ ‫م‬
َ ‫اي َو‬
َ ‫م ْح َي‬
َ ‫سكِي َو‬
ُ ‫صلَاتِي َو ُن‬
َ ‫ن‬
َّ ‫ل ِإ‬
ْ ‫ُق‬

Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah


untuk Allah, Tuhan semesta alam. [Al-An’am: 162]
2. Memperhatikan al-Quran al-Karim baik dengan menghafalnya,
mentadabburinya, membaca tafsirnya maupun mengamalkannya.
Al-Quran merupakan kitab terbaik yang diturunkan kepada rasul paling mulia yang
diutus untuk umat terbaik yang ditampilkan kepada umat manusia, dengan syariat
yang paling utama, paling toleran, paling tinggi dan paling sempurna.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Maidah: 3

‫َام ِدي ًنا‬ َ َ ‫ا ْل َيو‬


َ ‫سل‬ْ ‫م الْ ِإ‬
ُ ‫يت َل ُك‬
ُ ‫ض‬ِ ‫متِي َو َر‬
َ ‫م ن ِْع‬
ْ ‫ت َعل َْي ُك‬
ُ ‫م‬
ْ ‫م‬
َ ‫م َوأ ْت‬
ْ ‫م ِدي َن ُك‬
ْ ‫ت َل ُك‬
ُ ‫م ْل‬
َ ْ‫م أك‬
َ ْ
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-
idah: 3]
Dalam sebuah hadits shahih rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,”Sebaik-baik kalian adalah orang
yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya.” [Hadits riwayat Al-Bukhari]

3. Memperhatikan sunnah yang suci dan sejarah hidup Nabi ‫ﷺ‬.


Dalam sunnah dan siroh Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬terdapat banyak nasehat dan pelajaran
buat kita. Juga terdapat suri teladan yang baik bagi siapa saja yang mengharapkan
Allah dan hari akhir serta berdzikir kepada Allah dengan dzikir yang banyak.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
ِ‫ت ِبه‬
ُ ‫ِما ِج ْئ‬ َ
َ ‫اه َت َب ًعا ل‬
ُ ‫ه َو‬
َ ‫ن‬
َ ‫م َحتَّى َي ُك ْو‬
ْ ‫لاَ ُي ْؤ ِم ُن أ َح ُد ُك‬

”Salah seorang dari kalian tidak beriman (dengan iman yang sempurna) sampai hawa
nafsunya mengikuti ajaran yang kubawa.” [An-nawawi berkata,”hadits hasan shahih.
Kami meriwayatkannya di dalam kitab Al-Hujjah dengan sanad shahih.]
4. Memelihara shalat lima waktu tepat pada waktunya bersama
jamaah untuk para lelaki.
Shalat merupakan pilar agama dan hubungan dengan Allah pencipta alam semesta.
Shalat juga merupakan pemisah antara Islam dan kekafiran.

5. Menjaga waktu untuk hal-hal yang bermanfaat seperti membaca


al-Quran Al-Karim, buku-buku yang bermanfaat, mengunjungi
para sahabat karena Allah. Melindungi waktu dari apa saja yang
menimbulkan madharat baik berupa permainan dan apa saja yang
melalaikan.
Terus merasa di awasi oleh Allah Ta’ala saat di tempat usaha perdagangan, pabrik,
pertanian, dan tugas-tugas di seluruh bidang, masa dan tempat. Anda akan dimintai
pertanggung jawaban atas waktu anda dalam hal apa anda habiskan.

6. Memilih sahabat-sahabat yang shalih dan yang suka menasehati.


Mereka yang mengenal kebenaran kemudian mengikutinya dan
mengenali kebatilan kemudian menjauhinya. Seseorang dinilai dari
teman dekatnya dan kualitas agamanya seperti kualitas agama
teman dekatnya.
Oleh karena itu, lihatlah dengan siapa anda berteman dekat. Pada hari kiamat anda
akan bersama dengan siapa yang anda cintai. Siapa saja yang menyerupai suatu
kaum maka dia termasuk golongan mereka.

Ada seorang yang bijak berkata,”Beritahulah saya dengan siapa anda bersahabat
dekat, saya akan memberitahu anda siapa diri anda.”

7. Mengamalkan syariat Islam yang zhahir maupun yang batin, baik


berupa perkataan, keyakinan dan perbuatan. Terutama iman kepada
takdir yang baik dan buruk, iman kepada hari kebangkitan (yaumul
baats), hari pembalasan (yaumul jaza), pahala dan hukuman, surga dan
neraka.
Juga merealisasikan kalimat syahadat laailaaha illallahu wa anna Muhammad
Rasulullah dengan cara mengetahui maknanya, mengamalkan tuntutannya,
memenuhi syarat-syaratnya dan keharusannya.

Berikutnya adalah dengan mendirikan shalat lima waktu pada waktunya bersama
jamaah untuk para pria, membayar zakat untuk orang-orang yang berhak
menerimanya, memelihara pelaksanaan puasa Ramadhan, haji ke baitullah al –
haram, berjihad melawan orang-orang kafir dan munafik serta bersikap keras kepada
mereka.

Berbakti kepada orang tua, dan mentaati mereka dalam perkara selain maksiat
kepada Allah, silaturrahim dengan kerabat dan berbuat baik kepada mereka, berbuat
baik kepada para tetangga dan tidak menyakiti mereka, mencintai orang yang taat
kepada Allah dan membenci orang yang bermaksiat kepada-Nya, membela dan setia
kepada orang yang berwali kepada Allah serta memusuhi orang yang memusuhi
Allah.

Itulah ikatan iman yang paling kuat dan amal yang paling dicintai oleh Allah, serta
menjauhi apa saja yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam hal makanan,
minuman, pakaian, permainan yang diharamkan, pria tidak menyerupai wanita dan
sebaliknya, serta tidak menyerupai orang-orang kafir dalam ucapan salam, pakaian
dan yang lainnya yang merupakan ciri khas diri mereka.

Jadi secara umum adalah dengan teguh melakukan yang wajib dan sunnah serta
meninggalkan yang diharamkan dan dimakruhkan baik berupa perkataan maupun
perbuatan.”

Demikian inilah bekal-bekal yang mesti dimiliki oleh setiap pemuda muslim agar
mampu memainkan perannya yang strategis dalam kehidupan ini.

‫ل‬
َ َّ‫ َو َت َقب‬, ِ‫ْحك ِْيم‬
َ ‫ت َوال ِِّذكْ ِر ال‬
ِ ‫الآيا‬
َ ‫ن‬ َ ‫ما ف ِْيهِ ِم‬َ ‫م ِب‬
ْ ‫ِي َو ِإيَّا ُك‬
ْ ‫ َو َن َف َعن‬, ِ‫ظ ْيم‬
ِ ‫ْع‬ َ ‫آن ال‬ ِ ‫م فِي ال ُْق ْر‬ ْ ‫ِي َو َل ُك‬ْ ‫هللا ل‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ار‬
َ ‫َب‬
‫م‬ َ
ْ ‫ِي َو َل ُك‬
ْ ‫مل‬ َ ‫ظ ْي‬ ِ ‫ْع‬
َ ‫هللا ال‬
َ ‫اس َت ْغف ُِر‬
ْ ‫ه َذا َو‬َ ‫ِي‬ ْ ‫ل َق ْول‬ ُ ‫ أ ُق ْو‬.‫م‬
ُ ‫ْعل ِْي‬
َ ‫س ِم ْي ُع ال‬ َّ ‫ه َو ال‬ ُ ‫م تِلاَ َو َت ُه ِإن َُّه‬ْ ‫ي َو ِم ْن ُك‬ ْ ِ‫ِم ِّن‬
‫م‬
ُ ‫الرحِ ْي‬
َّ ‫ْغ ُف ْو ُر‬ َ ‫ه َو ال‬ ُ ‫ ِإن َُّه‬،‫اس َت ْغف ُِر ْو ُه‬ْ ‫َف‬

Khutbah Kedua
‫اجا‬ً ‫ل ف ِْي َها سِ َر‬ َ ‫ما ِء ُب ُر ْو ًجا َو َج َع‬َ ‫س‬
َّ ‫ل فِي ال‬ َ ‫ِي َج َع‬ ْ ‫ك ا َّلذ‬َ ‫ار‬َ ‫ َت َب‬،‫ص ْي ًرا‬ ِ ‫ان ِبعِ َبادِهِ َخ ِب ْي ًرا َب‬َ َ‫ِي ك‬ ْ ‫م ُد ِل َّلهِ ا َّلذ‬
ْ ‫ْح‬
َ ‫اَل‬
َ َ
،‫ق َبشِ ْي ًرا َو َنذ ِْي ًرا‬ِّ ِ ‫ْح‬
َ ‫ي َب َعث َُه ِبال‬ْ ‫سول ُُه ا َّل ِذ‬
ُ ‫م ًدا َع ْب ُد ُه ُو َر‬
َّ ‫م َح‬
ُ ‫َن‬
َّ ‫ش َه ُد ا‬ْ ‫هللا وأ‬ ُ َّ‫َن لاَ ِإل ََه ِإلا‬
ْ ‫ش َه ُد ا‬ ْ ‫ أ‬.‫من ِْي ًرا‬ ُ ‫م ًرا‬َ ‫َو َق‬
‫من ِْي ًرا‬
ُ ‫اجا‬ً ‫ق ِب ِإ ْذنِهِ َوسِ َر‬ِّ ِ ‫ْح‬َ ‫َو َداعِ َيا ِإلَى ال‬

َ َّ ‫ال َّل ُه‬


ِ‫ان إِلَى َي ْوم‬
ٍ ‫س‬َ ‫م ِبإِ ْح‬
ْ ‫ن َت ِب َع ُه‬
ْ ‫م‬
َ ‫ص َحا ِبهِ َو‬ ِّ ‫ه َذا ال َّن ِب‬
ْ ‫ي ِ اْلكَ ِر ْيمِ َو َعلَى آلِهِ َو أ‬ َ ‫ِّم َعلَى‬
ْ ‫س ِل‬
َ ‫ل َو‬ ِّ ِ ‫ص‬ َ ‫م‬
‫ما بَ ْع ُد‬ َّ َ‫ أ‬.‫ال ِِّديْ ِن‬

Doa Penutup
Semoga penjelasan dalam khutbah tentang generasi muda islam ini bermanfaat buat
kita semua, khususnya para generasi muda Islamnya. Bila ada kebenaran dalam
‫‪khutbah ini maka itu dari rahmat Allah semata dan bila ada kesalahan dan kekeliruan‬‬
‫‪itu dari kami dan dari setan. Allah dan Rasul-Nya berlepas diri darinya.‬‬
‫‪Marilah kita akhiri khutbah kali ini dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.‬‬

‫ما‬
‫سل ِْي ً‬
‫م ْوا َت ْ‬
‫س ِِّل ُ‬ ‫اص ُّل ْو َ‬
‫اعل َْيهِ َو َ‬ ‫آم ُن ْو َ‬
‫ن َ‬‫ى َياَ يُّ َهاا َّلذ ِْي َ‬
‫لى ال َّن ِب ْ‬ ‫ص ُّل ْو َ‬
‫ن َع َ‬ ‫ملاَئِكَ َت ُه ُي َ‬
‫هللا َو َ‬
‫ِن َ‬ ‫ا َّ‬

‫م‪،‬‬
‫آل ِإ ْب َراهِ ْي َ‬
‫م َو َعلَى ِ‬ ‫ت َعلَى ِإ ْب َراهِ ْي َ‬ ‫ص َّل ْي َ‬
‫ما َ‬‫م ٍد كَ َ‬
‫م َح َّ‬
‫آل ُ‬ ‫م ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫م َح َّ‬ ‫ل َعلَى ُ‬ ‫ص ِ ِّ‬
‫م َ‬ ‫اَل َّل ُه َّ‬
‫م َو َعلَى‬ ‫ت َعلَى إِ ْب َراهِ ْي َ‬ ‫اركْ َ‬‫ما َب َ‬‫م ٍد كَ َ‬‫م َح َّ‬‫آل ُ‬
‫م ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫م َح َّ‬
‫ك َعلَى ُ‬ ‫م ِج ْي ٌد‪َ .‬و َبا ِر ْ‬
‫َّك َح ِم ْي ٌد َ‬ ‫إِن َ‬
‫م ِج ْي ٌد‬
‫َّك َح ِم ْي ٌد َ‬
‫م‪ِ ،‬إن َ‬ ‫آل ِإ ْب َراهِ ْي َ‬ ‫ِ‬

‫م َوالأَ ْ‬
‫م َواتِ‬ ‫َ‬
‫ن َوالم ْؤ ِم َناتِ الأ ْح َيا ِء ِم ْن ُه ْ‬
‫ِماتِ َوالم ْؤ ِمن ِْي َ‬
‫المسل َ‬
‫ْ‬ ‫ن َو‬ ‫سل ِِم ْي َ‬‫م ْ‬‫م ا ْغف ِْر ِل ْل ُ‬
‫الله َّ‬
‫ُ‬
‫ب ال َّد ْع َوةِ‬
‫م ِج ْي ُ‬ ‫ب ُ‬ ‫س ِم ْي ٌع َق ِر ْي ٌ‬
‫َّك َ‬ ‫ِإن َ‬

‫ُماتِ‬ ‫َ‬ ‫م أَ ِِّل ْ‬


‫ال َّل ُه َّ‬
‫الظل َ‬‫ن ُّ‬ ‫سلَامِ ‪َ ،‬و َن ِِّج َنا ِم َ‬
‫ل ال َّ‬ ‫س ُب َ‬
‫ه ِد َنا ُ‬ ‫ات َب ْينِ َنا‪َ ،‬وا ْ‬ ‫صل ِْح َذ َ‬ ‫ن ُقلُو ِب َنا‪َ ،‬وأ ْ‬ ‫ف َب ْي َ‬
‫صا ِر َنا‪،‬‬ ‫َ‬ ‫ك َل َنا فِي أَ ْ‬
‫ماعِ َنا‪َ ،‬وأ ْب َ‬‫س َ‬ ‫ن‪َ ،‬و َبا ِر ْ‬ ‫ما َب َط َ‬ ‫ما َظ َه َر ِم ْن َها َو َ‬ ‫ش َ‬ ‫ِإلَى النُّو ِر‪َ ،‬و َج ِّنِ ْب َنا ا ْل َف َواحِ َ‬
‫ين‬
‫شا ِك ِر َ‬
‫اج َع ْل َنا َ‬‫يم‪َ ،‬و ْ‬ ‫الرحِ ُ‬ ‫اب َّ‬ ‫ت ال َّت َّو ُ‬ ‫َّك أَ ْن َ‬
‫ب َعل َْي َنا ِإن َ‬ ‫َو ُقلُو ِب َنا‪َ ،‬وأَ ْز َو ِ‬
‫اج َنا‪َ ،‬و ُذ ِّ ِر َّيا ِت َنا‪َ ،‬و ُت ْ‬
‫م َها َع َل ْي َنا‬ ‫َ‬
‫َها‪َ ،‬وأت ِِم ْ‬ ‫ِين ل َ‬
‫ك‪َ ،‬قا ِبل َ‬ ‫ِين ِب َها َعل َْي َ‬ ‫م ْثن َ‬ ‫ك ُ‬ ‫ِلن َِع ِم َ‬

‫اما‬ ‫م َّتق َ‬ ‫َ‬ ‫ن أَ ْز َو ِ‬


‫م ً‬‫ِين ِإ َ‬ ‫اج َع ْل َنا ِل ْل ُ‬
‫اج َنا َو ُذ ِّ ِر َّياتِ َنا ُق َّر َة أ ْع ُي ٍن َو ْ‬ ‫ب َل َنا ِم ْ‬
‫ه ْ‬
‫َر َّب َنا َ‬

‫اف ‪ ،‬والغِ َنى‬


‫والع َف َ‬
‫َ‬ ‫اله َدى ‪ ،‬وال ُّت َقى ‪،‬‬
‫ُك ُ‬‫سأَل َ‬ ‫ال َّل ُه َّ‬
‫م إنَّا َن ْ‬

‫اب النَّا ِر‬


‫س َن ًة َو ِق َنا َع َذ َ‬
‫س َن ًة َوفِي الْآخِ َرةِ َح َ‬
‫َربَّ َنا آتِ َنا فِي ال ُّد ْن َيا َح َ‬

‫الد ْين‬
‫ان إِلَى َي ْومِ ِّ‬
‫س ٍ‬‫م ِبإِ ْح َ‬
‫ن َت ِب َع ُه ْ‬
‫َم ْ‬
‫ص ْح ِبهِ و َ‬
‫م ٍد َو َعلَى آلِهِ َو َ‬
‫م َح َّ‬ ‫ص َّلى ُ‬
‫هللا َعلَى َن ِب ِِّي َنا ُ‬ ‫َو َ‬

‫ن‬
‫ب ا ْل َعال َِم ْي َ‬
‫م ُد هلل َر ِّ ِ‬ ‫َ‬
‫َوآخِ ُر َد ْع َوا َنا أ ِن ا ْل َح ْ‬

Anda mungkin juga menyukai