Anda di halaman 1dari 39

RUANG

VEKTOR

Yandi Heryandi, M.Pd


Ruang n-Euclides

Ruang Vektor Umum

Subruang
Definisi

Dua vektor 𝐮 = 𝑢1 , 𝑢2 , … , 𝑢𝑛 dan 𝐯 = 𝑣1 , 𝑣2 , … , 𝑣𝑛


pada 𝑅𝑛 disebut sama (ekivalen) jika
𝑢1 = 𝑣1 , 𝑢2 = 𝑣2 , … . , 𝑢𝑛 = 𝑣𝑛
Jumlah 𝐮 + 𝐯 didefinisikan sebagai
𝐮 + 𝐯 = 𝑢1 + 𝑣1 , 𝑢2 +𝑣2 , … , 𝑢𝑛 + 𝑣𝑛
Jika 𝑘 suatu skalar, maka kelipatan skalar (scalar
multiple) 𝑘𝐮 didefinisikan sebagai
𝑘𝐮 = 𝑘𝑢1 , 𝑘𝑢2 , … , 𝑘𝑢𝑛 .
1:
= 𝑢1 − 𝑣1 2 + 𝑢2 − 𝑣2 2 + ⋯ + 𝑢𝑛 − 𝑣𝑛 2
Contoh 2:

Jika 𝐮 = 1, 3, −2, 7 dan 𝐯 = 0, 7, 2, 2 maka


𝐮 = 1 2 + 3 2 + −2 2 + 7 2

= 63 = 3 7
dan
𝑑 𝐮, 𝐯 = 1−0 2 + 3−7 2 + −2 − 2 2 + 7−2 2

= 1 + 16 + 16 + 25
= 58
Ruang Vektor
Umum
Definisi:
Misalkan 𝐮, 𝐯 dan 𝐰 adalah unsur pada ruang V, dan
𝑘, 𝑙 skalar, 𝑽 dinamakan ruang vektor bila memenuhi:
(1) 𝐮 + 𝐯  𝑽; 𝐮, 𝐯  𝑽
(2) 𝐮 + 𝐯 = 𝐯 + 𝐮
(3) 𝐮 + 𝐯 + 𝐰 = 𝐮 + 𝐯 + 𝐰
(4) 𝟎𝑽  𝟎 + 𝐮 = 𝐮 + 𝟎 = 𝐮
(5) 𝐮𝑽,  − 𝐮𝑽  𝐮 + −𝐮 = −𝐮 + 𝐮 = 𝟎
(6) 𝑘𝐑 dan 𝐮𝑽  𝑘𝐮𝑽
(7) 𝑘𝐑 dan 𝐮, 𝐯𝐕  𝑘 𝐮 + 𝐯 = 𝑘𝐮 + 𝑘𝐯
(8) 𝑘, 𝑙𝐑 dan 𝐮𝐕  𝑘 + 𝑙 𝐮 = 𝑘𝐮 + 𝑙𝐮
(9) 𝑘, 𝑙𝐑, dan 𝐮𝐕  𝑘 𝑙𝐮 = 𝑘𝑙 𝐮
(10) 1𝐮 = 𝐮
Contoh 3:

Buktikan bahwa 𝑅2 merupakan ruang vektor terhadap operasi


penjumlahan dan perkalian skalar.
Bukti:
Misalkan 𝑥1 , 𝑦1 , 𝑥2 , 𝑦2 , 𝑥3 , 𝑦3 ∈ 𝑅2 , maka
1) 𝑥1 , 𝑦1 + 𝑥2 , 𝑦2 = 𝑥1 + 𝑥2 , 𝑦1 + 𝑦2 ∈ 𝑅2
2) 𝑥1 , 𝑦1 + 𝑥2 , 𝑦2 = 𝑥1 + 𝑥2 , 𝑦1 + 𝑦2
= 𝑥2 + 𝑥1 , 𝑦2 + 𝑦1
= 𝑥2 , 𝑦2 + 𝑥1 , 𝑦1
3) 𝑥1 , 𝑦1 + 𝑥2 , 𝑦2 + 𝑥3 , 𝑦3 = 𝑥1 + 𝑥2 , 𝑦1 + 𝑦2 + 𝑥3 , 𝑦3
= 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 , 𝑦1 + 𝑦2 + 𝑦3
= 𝑥1 , 𝑦1 + 𝑥2 + 𝑥3 , 𝑦2 + 𝑦3
= 𝑥1 , 𝑦1 + 𝑥2 , 𝑦2 + 𝑥3 , 𝑦3
Next…

4) .0  R 2  x1 , y1   0,0  x1  0, y1  0


 x1 , y1 
5) .  x1 , y1 ,    x1 , y1   R 2   x1 , y1    x1 , y1 

 x1  x1 , y1  y1   0,0  0
6) Ambil sebarang k  R, x1 , y1   R 2
maka k x1 , y1   kx1 , ky1   R 2
Next…

7) .k x1 , y1   x2 , y2   k x1  x2 , y1  y2 


 kx1  kx2 , ky1  ky2 
 kx1 , ky1   kx2 , ky2 
 k x1 , y1   k x2 , y2 
8) .k  l x1, y1   k  l x1, k  l y1 
 kx1  lx1 , ky1  ly1 
 kx1 , ky1   lx1, ly1 
 k x1 , y1   l x1 , y1 
Next…

9) .k l x1 , y1   k lx1 , ly1 


 klx1, kly1 
 kl x1 , y1 
10) 1. x1 , y1   1x1 ,1y1 
 x1 , y1 

Jadi, 𝑅2 adalah ruang vektor


Contoh 4:

O = {0} termasuk ruang vektor karena memenuhi:


1) .0  0  0  
2) .0  0  0  0  0
3) .0  0  0  0  0  0  0
4) .0    0  0  0  0  0
5) . 0  ,   0  0    0   0  0  0  0
6) .k 0  0  
7)  
.k 0  0  k 0  k 0  0  0  0
8) .k  l 0  k 0  l 0  0
9) .kl 0  k l 0  0
10) 1. .0  0
Contoh 5:
 a b  
Diberikan M 2    a, b, c, d  R 
 c d  
Buktikan bahwa 𝑀2 ruang vektor.
Bukti:
1) Misal 𝐮, 𝐯 ∈ 𝑉, maka ∃𝑎1 , 𝑎2 , 𝑏1 , 𝑏2 , 𝑐1 , 𝑐2 , 𝑑1 , 𝑑2 ∈ 𝑅

𝑎1 𝑏1 𝑎2 𝑏2
sehingga 𝐮 = , 𝐯=
𝑐1 𝑑1 𝑐2 𝑑2

 a1  a2 b1  b2 
u  v     V
 c1  c2 d1  d 2 
Next…
 a1 b1   a2 b2   a1  a2 b1  b2 
2) u.  v         
 c1 d1   c2 d 2   c1  c2 d1  d 2 
 a2  a1 b2  b1   a2 b2   a1 b1 
          v  u
 c2  c1 d 2  d1   c2 d 2   c1 d1 
𝑎 𝑏 𝑎 𝑏 𝑎 𝑏
3) Misalkan 𝐮 = 𝑐1 𝑑1 , 𝐯 = 𝑐 2 𝑑2 , 𝐰 = 𝑐 3 𝑑3 ∈ 𝑽
1 1 2 2 3 3
 a1 b1   a2 b2   a3 b3 
u  v   w         
 c1 d1   c2 d 2   c3 d 3 
 a1  a2 b1  b2   a3 b3   a1  a2  a3 b1  b2  b3 
        
 c1  c2 d1  d 2   c3 d 3   c1  c2  c3 d1  d 2  d 3 
 a1 b1   a2  a3 b2  b3 
       u  v  w
 c1 d1   c2  c3 d 2  d 3 
0 0  a1 b1 
4) Definisikan 0     V . Misalkan u   
0 0  c1 d1 
 0 0   a1 b1   0  a1 0  b1   a1 b1 
0  u              u
 0 0   c1 d1   0  c1 0  d1   c1 d1 
 a b   0 0   a1  0 b1  0   a1 b1 
u  0   1 1            u
 1 1 
c d 0 0   c1  0 d1  0   c1 d1 
0u  u  0  u
a b    a1  b1 
5) Misalkan u   1 1   V . Akibatnya,  u    V
 c1 d1    c1  d1 
 a1 b1    a1  b1   0 0 
u   u            0
 c1 d1    c1  d1   0 0  u   u    u   u  0
  a1  b1   a1 b1   0 0 
 u   u           0
  c1  d1   c1 d1   0 0 
Next…
 a1 b1 
6) Misalkan k  R, u     V
 c1 d1 
 ka1 kb1 
Akibatnya, ku     V
 kc1 kd1 

 a1  a2 b1  b2   k a1  a2  k b1  b2  
.k u  v   k     
d1  d 2   k c1  c2  k d1  d 2 
7)
 c1  c2
 ka1  ka2 kb1  kb2   ka1 kb1   ka2 kb2 
        
 kc1  kc2 kd1  kd 2   kc1 kd1   kc2 kd 2 
a b1  a b2 
 k  1   k  2   ku  kv
 c1 d1   c2 d2 
Next…

8) Misalkan k , l  R, u  V
 a1 b1   k  l a1 k  l b1 
k  l u   k  l     
 c1 d1   k  l c1 k  l d1 
 ka1  la1 kb1  lb1 
  
 kc1  lc1 kd1  ld1 

 ka1 kb1   la1 lb1 


     
 kc1 kd1   lc1 ld1 
 a1 b1   a1 b1 
 k    l    ku  lu
 c1 d1   c1 d1 
Next…

9) Misalkan k , l  R, u  V
 a1 b1   kl a1 kl b1 
kl u   kl     
 c1 d1   kl c1 kl d1 
 k la1  k lb1    la1 lb1 
    k  
 k lc1  k ld1   lc1 ld1 
  a1 b1  
 k  l     k lu 
  c1 d1  
 a1 b1  1a1 1b1   a1 b1 
10) 1u  1         u
 c1 d1   1c1 1d1   c1 d1 
Contoh 6:
 1 a  
Diberikan W  
 b c  a, b, c  R 
  
Apakah 𝑊 ruang vektor ?
1) Misal 𝑢 , 𝑣 ∈ 𝑉, maka ∃𝑎1 , 𝑎2 , 𝑏1 , 𝑏2 , 𝑐1 , 𝑐2 ∈ 𝑅

 1 a1   1 a2 
sehingga u   , v   
 b1 c1   b2 c2 
 1 a1   1 a2   2 a1  a2 
u  v           W
 b1 c1   b2 c2   b1  b2 c1  c2 
Karena aksioma 1 tidak terpenuhi, jadi 𝑊 bukan
ruang vektor.
Contoh 7:

Jika 𝑉 himp. semua vektor di 𝑅3 dengan operasi


penjumlahan 𝐮 + 𝐯 = 𝑢1 + 𝑣2 , 𝑢2 + 𝑣1 , 𝑢3 + 𝑣3
dan perkalian dgn skalar 𝑘𝐮 = 𝑘𝑢1 + 𝑘𝑢2 + 𝑘𝑢3
Terlihat pada entri pertama dan kedua, karena itu dicari
contoh penyangkal.
Contoh penyangkal: 𝐚 = 2,3, −1 , 𝐛 = 4,2,4
𝐚 + 𝐛 = 2 + 2 , 3 + 4, −1 + 4 = 4,7,3
𝐛 + 𝐚 = 4 + 3 , 2 + 2, 4 + −1 = 7,4,3
Karena 𝐚 + 𝐛 ≠ 𝐛 + 𝐚, berarti tidak memenuhi
aksioma (2). Jadi 𝑅3 bukan ruang vektor.
Ruang Bagian
(Subruang)
Definisi:
Suatu himpunan bagian 𝑊 dari suatu ruang vektor
𝑉 disebut subruang dari 𝑉 jika 𝑊 adalah ruang
vektor di bawah penjumlahan dan perkalian skalar
yang didefinisikan pada 𝑉.


Contoh 8: A   x, y   R 2 x  y  0 
P  x, y, z   R ax  by  cz  0
3

𝐴 subruang vektor 𝑅2 atau 𝐴 ⊂ 𝑅2 , dan


𝑃 subruang vektor 𝑅3 atau 𝑃 ⊂ 𝑅3 .
SUBRUANG VEKTOR

 Umumnya, harus membuktikan 10 aksioma


ruang vektor. Tetapi, jika 𝑊 ⊆ 𝑉 ruang vektor,
maka aksioma tertentu tidak perlu dibuktikan
karena “diwarisi” dari 𝑉.
 Untuk menunjukkan 𝑊 subruang dari 𝑉 ruang
vektor, maka hanya perlu membuktikan
aksioma 1 dan 6.
 Bahwa 𝑾 tertutup di bawah penambahan,
dan 𝑾 tertutup di bawah perkalian skalar.
Teorema:

Misalkan 𝑉 ruang vektor, 𝑊 ⊆ 𝑉 dan 𝑊 ≠ ∅.


𝑊 subruang dari V jika dan hanya jika
memenuhi kondisi:
(a) Jika 𝐮, 𝐯 ∈ 𝑊, maka 𝐮 + 𝐯 ∈ 𝑊

(b) Jika 𝑘 sebarang skalar dan 𝐮 ∈ 𝑊, maka

𝑘𝐮 ∈ 𝑊
Bukti :
() Jika 𝑊 subruang 𝑉, maka semua aksioma ruang
vektor dipenuhi, khususnya Aksioma 1 dan 6
berlaku kondisi (a) dan (b).
Bukti:

() Anggap kondisi (a) dan (b) berlaku. Karena


adalah aksioma 1 dan 6, maka kita hanya perlu
menunjukkan W memenuhi 8 askioma lainnya.
Aksioma 2,3,7,8,9,10 otomatis dipenuhi karena
aksioma 2 dipenuhi oleh semua vektor di 𝑉.
Maka hanya perlu menunjukkan 𝑊 memenuhi
askioma 4 dan 5.
Misalkan 𝐮 ∈ 𝑊, 𝑘 ∈ 𝑅, menurut kondisi (b) maka
𝑘𝐮 ∈ 𝑊
Dengan 𝑘 = 0, jelas 0𝐮 = 𝟎 ∈ 𝑊
Dengan 𝑘 = −1, jelas −1 𝐮 = −𝐮 ∈ 𝑊
SUBRUANG VEKTOR

 Tiap ruang vektor 𝑉 mempunyai paling sedikit


dua subruang.
 V sendiri adalah sebuah subruang, dan
Himpunan (0) vektor nol di dalam 𝑉 adalah
sebuah subruang, dinamakan subruang nol
(zero subspace).
 Contoh:
Misalkan U himpunan semua matriks 2x2
𝑎 𝑏
yang berbentuk , 𝒂 = 𝟎, 𝒅 = 𝟎.
𝑐 𝑑
Tunjukkan U subruang vektor matriks 2x2.
Jawab:

(a) Ambil 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑈. A.d.t: 𝑎 + 𝑏 ∈ 𝑈


𝑎1 𝑏1
Karena 𝑎 ∈ 𝑈, maka 𝑎 = , 𝑎1 = 0, 𝑑1 = 0
𝑐1 𝑑1
𝑎2 𝑏2
Karena 𝑏 ∈ 𝑈, maka 𝑏 = , 𝑎2 = 0, 𝑑2 = 0
𝑐2 𝑑2
𝑎1 + 𝑎2 𝑏1 + 𝑏2
𝑎+𝑏 = , 𝑎1 + 𝑎2 = 0, 𝑑1 + 𝑑2 = 0
𝑐1 + 𝑐2 𝑑1 + 𝑑2
Karena 𝑎1 = 0, 𝑎2 = 0, maka 𝑎1 + 𝑎2 = 0
Karena 𝑑1 = 0, 𝑑2 = 0, maka 𝑑1 + 𝑑2 = 0
Jadi, 𝒂 + 𝒃 ∈ 𝑼 terbukti.
Next…

(b) Ambil 𝑎 ∈ 𝑈, 𝑘 ∈ 𝑅. A.d.t: 𝑘𝑎 ∈ 𝑈


𝑎1 𝑏1
Karena 𝑎 ∈ 𝑈, maka 𝑎 = , 𝑎1 = 0, 𝑑1 = 0
𝑐1 𝑑1
𝑘𝑎1 𝑘𝑏1
𝑘𝑎 =
𝑘𝑐1 𝑘𝑑1
Berarti 𝑘𝑎1 = 0, 𝑘𝑑1 = 0
Jadi, 𝒌𝒂 ∈ 𝑼 terbukti.

Jadi, 𝑼 subruang dari r.v. matriks 2x2


Contoh:

Misalkan 𝑈 himpunan semua solusi SPL


homogen 𝐴𝐱 = 0, dengan A berordo 𝑛 × 𝑛 dan
tetap. Tunjukkan bahwa 𝑈 subruang 𝑅𝑛 .
Jawab:
Ada vektor nol 𝟎 , sehingga 𝐴𝟎 = 0. Jadi, 𝑈 ≠ ∅
(a) Ambil 𝑥1 , 𝑥2 ∈ 𝑈, berarti 𝐴𝑥1 = 0, 𝐴𝑥2 = 0.
A.d.t: 𝑥1 + 𝑥2 ∈ 𝑈, berarti 𝐴 𝑥1 + 𝑥2 = 0
𝐴 𝑥1 + 𝑥2 = 𝐴𝑥1 + 𝐴𝑥2
=0+0=0
Jadi, 𝑥1 + 𝑥2 ∈ 𝑈 terbukti.
Next…

(b) Ambil 𝑥1 ∈ 𝑈, 𝑘 ∈ 𝑅, berarti 𝐴𝑥1 = 0.


A.d.t: 𝑘𝑥1 ∈ 𝑈, berarti 𝐴 𝑘𝑥1 = 0
𝐴 𝑘𝑥1 = 𝑘 𝐴𝑥1 = 𝑘. 0 = 0
Jadi, 𝑘𝑥1 ∈ 𝑈 terbukti.

Jadi, 𝑈 subruang vektor dari 𝑅𝑛 .


Contoh 9:

Misalkan 𝑉 sebarang bidang melalui titik asal di


dalam 𝑅3 . Tunjukkan bahwa garis dan bidang
yang melalui titik asal adalah subruang dari 𝑅3 .
Jawab:
Persamaan bidang yang melalui titik asal:
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐𝑧 = 0
Himpunan semua vektor 𝑅3 di bidang yang
melalui titik asal:
𝑉= 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝑅3 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐𝑧 = 0
Next…
(a) Ambil 𝐮 = 𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 , 𝐯 = 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 ∈ 𝑉
berarti memenuhi 𝑎𝑢1 + 𝑏𝑢2 + 𝑐𝑢3 = 0 dan
𝑎𝑣1 + 𝑏𝑣2 + 𝑐𝑣3 = 0
Didapat:
𝐮 + 𝐯 = 𝑎𝑢1 + 𝑏𝑢2 + 𝑐𝑢3 + 𝑎𝑣1 + 𝑏𝑣2 + 𝑐𝑣3
=0
Atau:
𝐮 + 𝐯 = 𝑎 𝑢1 + 𝑣1 + 𝑏 𝑢2 + 𝑣2 + 𝑐 𝑢3 + 𝑣3
=0
Artinya 𝐮 + 𝐯 ∈ 𝑽
Next…
(b) Ambil 𝐮 = 𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 ∈ 𝑉, 𝑘 ∈ 𝑅.
berarti 𝑘𝑢1 , 𝑘𝑢2 , 𝑘𝑢3 memenuhi:
𝑘𝐮 = 𝑎 𝑘𝑢1 + 𝑏 𝑘𝑢2 + 𝑐 𝑘𝑢3
= 𝑘 𝑎𝑢1 + 𝑏𝑢2 + 𝑐𝑢3
= 𝑘. 0 = 0
Artinya 𝑘𝐮 ∈ 𝑽

Dari (a) dan (b): 𝑽 subruang dari 𝑹𝟑 .


Contoh 10: (Bukan Subruang)

Misalkan 𝑈 himpunan semua matriks 2x2,


𝑎 𝑏
berbentuk , dengan syarat 𝑎𝑑 = 0.
𝑐 𝑑
Apakah 𝑈 subruang dari r.v. matriks 2x2 ?
Jawab:
𝑈 bukan subruang dari matriks 2x2, karena itu dibutuhkan
contoh penyangkal.
2 3 0 6
Misal: 𝑚1 = ∈ 𝑈, 𝑚2 = ∈𝑈
−2 0 5 −4
2 9
𝑚1 + 𝑚2 = ∉𝑈
3 −4
Jadi, U bukan subruang dari matriks 2x2

Anda mungkin juga menyukai