Anda di halaman 1dari 15

A.

Ejah Umraeni Salam


Sebuah sistem linier invariant- waktu (Linear Time Invariant = LTI)
dapat dinyatakan melalui persamaan beda sebagai berikut :

Persamaan (1) dapat ditulis sebagai berikut :

1
𝑦 𝑛 = 𝑎 σ𝑀 𝑁
𝑘=0 𝑏𝑘 𝑥 𝑛 − 𝑘 − σ𝑘=1 𝑎𝑘 𝑦[𝑛 − 𝑘] ……… 2
0

Persamaan (2) secara langsung menyatakan output pada waktu n


sebagai akibat dari harga masukan dan keluaran sebelumnya. Untuk
menghitung y[n], kita perlu mengetahui y[n-1], …, y[n-N].
Oleh karena itu, jika kita diberikan input untuk semua n dan
sekumpulan kondisi tambahan seperti y[-N], y[-N+1], … , y[-1], maka
persamaan (2) dapat dipecahkan untuk nilai y[n] yang berurutan.

Persamaan yang mempunyai bentuk seperti persamaan (1) atau


persamaan (2) disebut persamaan rekursif, karena persamaan ini
menspesifikasikan prosedur rekursif untuk menentukan keluaran
sebagai akibat dari input dan output sebelumnya. Untuk kasus
khusus dimana N=0, persamaan (2) menjadi tereduksi menjadi :
𝑀
𝑏𝑘
𝑦𝑛 = ෍ 𝑥 𝑛−𝑘 … … … … … … … … … . (3)
𝑎0
𝑘=0

Persamaan (3) merupakan bagian waktu-diskrit dari sistem


waktu-kontinu. Y[n] merupakan fungsi eksplisit dari harga
input sekarang dan sebelumnya. Karena alasan ini, persamaan
(3) sering disebut persamaan non rekursif, karena tidak secara
rekursif menggunakan nilai output yang dihitung sebelumnya
untuk menghitung harga output sekarang.
Persamaan (3) menggambarkan sistem LTI dan dengan
perhitungan langsung, tanggapan impuls dari sistem ini
ditemukan sebagai berikut :
𝑏𝑛
,0 ≤ 𝑛 ≤ 𝑀
ℎ 𝑛 = ൞ 𝑎0 … … … … … (4)
0, 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑖𝑛 𝑖𝑡𝑢
artinya, persamaan (3) tidak lebih dari jumlah konvolusi.
Perhatikan bahwa tanggapan impulsnya mempunyai selang
waktu tertentu; artinya tanggapan ini bukan nol hanya pada
interval waktu tertentu.
Karena sifat ini, sistem yang dispesifikasikan oleh persamaan (3)
sering disebut sistem tanggapan impuls tertentu (Finite Impulse
Response=FIR System).
Contoh 1

Perhatikan persamaan beda berikut :


1
y[n] - y[n-1] = x[n]
2
Persamaan ini dapat disederhanakan dalam bentuk :
1
y[n] = x[n] + 2 y[n-1]
yang menegaskan bahwa kita memerlukan harga output
sebelumnya, y[n-1] untuk menghitung nilai sekarang. Dengan
demikian, untuk memulai rekursi kita memerlukan kondisi awal.
Sebagai contoh, misalkan kita memakai kondisi istirahat awal
dan perhatikanlah masukan :
x[n] = K 𝛿[𝑛]
Dalam kasus ini, karena x[n] = 0 untuk n <= -1, kondisi
istirahat awal menyatakan secara tak langsung bahwa y[n] = 0
untuk n ≤= -1, sehingga kita mempunyai kondisi awal y[-1] = 0
Dari kondisi awal ini, kita dapat memecahkan harga y[n] yang
berurutan untuk n ≥ 0 sebagai berikut :

y[0] = x[0] + ½ y[-1] = K


y[1] = x[1] + ½ y[0] = ½ K
y[2] = x[2] + ½ y[1] = (1/2)2 K
y[n] = x[n] + ½ y[n-1] = (1/2)n K

Sebagian besar persamaan-persamaan beda rekursif untuk


menggambarkan dan menganalisis sistem linier, waktu invarian
dan kausal.

Contoh 2:
y = u + 2u + 3u
k k k 1 k 2

Bentuklah anggota ke k barisan keluran yk dengan:


menambahkan secara bersamaan masukan.
Jika barisan masukan {1,0,1,2,0,0,...} maka keluarannya adalah
{ 1,2,4,4,7,6,0, ...}
Contoh 3.

Diketahui persamaan beda suatu sistem diskret


Y(n) = x(n) + x(n-1) + 0,75 y(n-1) + 0,125 y(n-2)
Ditanya :

a. Gambarkan diagram kotak PB?


b. Tentukan fungsi transfer?
Penyelesaian
A. Gambar
X(n)
T Y(n)

+
+
T T
-

-0,75

-0,125

b. Fungsi Transfer
Y(n) = x(n) + x(n-1) + 0,75 y(n-1) + 0,125 y(n-2)
Y(Z)(1 - 0,75 Z-1 – 0,125 Z-2) = X(Z) (1 + Z-1 + 0,5 Z-2)
H(z) = Y(Z) / X(Z)
= 1 + Z-1 / 1- 0,75 Z-1 - 0,125 Z-2

= Z2 + Z / Z2 – 0,75 Z – 0,125
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mencari keluaran
dari sebuah system waktu diskrit dari barisan masukan. Salah
satunya dengan menyelesaikan persamaan beda. Bentuk
persamaan beda seperti dibawah ini, dan dikatakan homogen
jika uk = 0.
y k  b1 y k 1  b2 y k  .....  bn y k n  u k
I. PEMECAHAN PERSAMAAN HOMOGEN
Untuk persamaan umum
y k  b1 y k 1  b2 y k  .....  bn y k  n  0
Maka apabila yk  r k
r k  b1 r k 1  b2 r k  2  ....  bn r k  n  0
 
r k 1  b1 r 1  b2 r  2  ....  bn r  n  0
1  b1 r 1  b2 r  2  ....  bn r  n  0 atau
r n  b1 r n 1  b2 r n  2  ......  bn  0 maka h arg a r1 , r2 , dst
Maka pemecahan homogennya
y  c y (k )  c y (k )  .....  c y (k )
(h)
k 1 1 2 2 n n

 c (r )  c (r )  .....  c (r )
1 1
k
2 2
k
n n
k

CONTOH 1

Sebuah persamaan beda y k  5 y k 1  6 y k  2  0

Carilah penyelesaian homogennya dan gambarlah skemanya


Penyelesaian
y k  5 y k 1  6 y k  2  0 r 2  5r  6  0
r k  5r k 1  6r k 2  0  r1  2 ; r2  3


r 1  5r
k 1
 6r 2
 0 y ( h )  c1 2 k  c 2 3 k

Yk

Uk

T T

6
ATURAN-ATURAN PEMECAHAN PERSAMAAN HOMOGEN
(terbatas untuk system orde 2)

1. Untuk tiap-tiap akar riel r1 dan r2 maka y k( h )  c1 (r1 ) k  c 2 (r2 ) k

2. Untuk tiap-tiap akar riel rangkap r1,2 maka yk  (r1 ) c1  c2 k 


( h) k

3. Untuk tiap-tiap akar kompleks r1 dan r2 maka y k  (  )(c1 cos  k  c 2 cos  k )


(h)

b
Jika r1= a + b ndan r2 = a – jb maka   a 2  b 2 ;   tan 1  
a

II. PEMECAHAN UMUM PADA PERSAMAAN BEDA TAK HOMOGEN

Dapat diselesaikan dengan LA [ yk ]  uk  L A [u k ]  0

Dimana LA disebut Operator Pemusnah


CONTOH 4
Suatu system dengan diagram kotak seperti yang digambarkan
dibawah ini dengan barisan masukan sbb :
3 k k 0
uk 
0 k 0
Carilah pemecahan umum dari system dibawah ini
Operator Pemusnah Bentuk Khusus Pemusnah
Barisan paksaan
U LA

ak 1-as-1 cak
Sin φk atau cos φk (1-ejφs-1)(1-e-jφs-1) c1 sin φk + c2 cos φk
kn (1-s-1)n+1 c0+c1k+c2k2+….+cnkn
kn ak (1-as-1)n+1 ak [c0+c1k+c2k2+….+cnkn]
ak sin φk atau ak cos φk (1-aejφs-1)(1-ae-jφs-1) c1 ak sin φk +c2 ak cos φk
k sinφk atau k cos φk [(1-ejφs-1)(1-e-jφs-1)]2 c1 sin φk + c2 cos φk+ c3 k sin φk + c4 k
cos φk
ejkθ (1-ejθs-1) c1ak+c2ejθk

Penyelesaian
Persamaan beda untuk system diatas adalah
5 5
y 
k
y 1/ 6
k 1 yk  2
 3 atau y 
k
k
y  1/ 6
k 1 yk  2
3 k

6 6
 5 1 1  2 
Dalam notasi opearator 1
 6 r
s  r
s  y ( k )  3 k

 6 
A. Penyelesaian persamaan homogen

Persamaan Bantu r 2  r    0, akar  akarnya r1  dan r2 


5 1 1 1
 6 6 k
2 k
3
1 1
Sehingga pemecahan homogennya yk( h )  c1    c2  
2  3
B.Pemecahan non homogen (partikulir)
L (u )  0
A k
 L (3 )  0
A
k

Dari table diperoleh untuk ak = 3k, bentuk pecahan khususnya


Substitusikan y k( p ) ke persamaan beda menjadi

5 1
C3  3
C3  C3
k
3
k 1
3
k 2
3 k

6 6
 5 1 
3 C  C 3  C 3
k 1 2
 3 k

 
3 3 3
6 6
5 1
C  C 
3
C 1 3 3
8 54
27
C  3
20

( p) 37 k
Jadi penyelesaian partikulirnya yk  3
20

Persamaan umum y k  y k( h )  y k( p )
k k
1 1 27
 c1    c 2    3 k untuk k  0
2 3 20
CATATAN

Tetapan konstanta c1 dan c2 dapat ditentukan berdasarkan


syarat-syarat batas pada system dan membentuk tanggapan
peralihan dari system, sedang pemecahan konstanta c3
merupakan tanggapan tunak (steady state) dari system.

Misal jika syarat-syarat batasnya Y(0) = 1 dan Y(1) = 0


Dengan memasukaan syarat batas kedalam solusi persamaan
beda
k k
1 1
yk( h )  c1    c2  
2  3

Maka akan diperoleh nilai c1dan c2 yaitu c1 = -2 dan c2 = 1


sehingga penyelesaian umum secara lengkap sbb :

y y y
k
(h)
k
( p)
k

1  1  27
k k

= -2
c   c    3 untuk k  0
k

2  3  20
1 2

Anda mungkin juga menyukai