Anda di halaman 1dari 83

 

1
 

  2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI .................................................................................................................................................................................. 2

Keputusan tentang Jadwal Acara dan Tata Tertib MUNAS VI PPI .................. ................................ ............. ............. 3

Lampiran Keputusan tentang Jadwal Acara ..................................................................................................................... 4

Lampiran Keputusan tentang Tata Tertib MUNAS VI PPI .................... .......................... ............. .......................... ...... 6

Keputusan tentang Pimpinan Sidang Pleno MUNAS VI PPI ................... .......................... ............. .......................... .... 11

Keputusan tentang Penilaian dan Pengesahan LPJ Pengurus Pusat PPI ................ .............. .......................... ........ 12

Laporan Umum Pengurus Pusat PPI PERIODE 2007 - 2011 ................. ............. .......................... .......................... .... 13

Akumulasi biaya yang telah dikeluarkan PP PPI (Oktober 2007-Oktober 2011) ................... .......................... .. 18

Laporan keuangan kegiatan BAKSOS PPI (2007-2011) ...... ............. .......................... ............. ......... ....... ............. ........ 21

Pandangan terhadap Laporan Umum Pengurus Pusat PPI Periode 2007 - 2011 ...... ............. .......................... .. 24

Keputusan tentang Pembagian Komisi MUNAS VI PPI ................................................................................................. 28

Lampiran Peserta Sidang ........................................................................................................................................................ 29

Keputusan tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ...... ............. .......................... ............................ 32

Anggaran Dasar Purna Paskibraka Indonesia ................................................................................................................. 33

Anggaran Rumah Tangga Purna Paskibraka Indonesia ...... ............. .......................... ............. ......... ....... ............. ........ 38

Keputusan tentang Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum PPI PERIODE 2011-2015................ .......................... .. 43

Keputusan tentang Garis-garis Besar Program Kerja PPI PERIODE 2011-2015 .......... ....... .......................... ...... 46

Lampiran Keputusan tentang Garis-garis Besar Program Kerja PPI PERIODE 2011-2015 ............ ............. .... 47

Keputusan tentang Pokok-pokok Pikiran dan Rekomendasi MUNAS VI PPI ............. ............. .......................... .... 51

Lampiran Keputusan tentang Pokok-pokok Pikiran dan Rekomendasi MUNAS VI PPI ..... ...... .................... .... 52

Keputusan tentang Pengesahan Ketua Umum PP PPI PERIODE 2011-2015 ............. ............. .......................... .... 56

Keputusan tentang Pembentukan Formatur MUNAS VI PPI ............ .......................... .................... .......................... .. 78

Keputusan tentang Pengesahan PP PPI PERIODE 2011-2015 ............ ............. .......................... .......................... ...... 80

Berita Acara Sidang Formatur Munas VI Purna Paskibraka Indonesia ................... .......................... ............. ........ 82
 

  3

 
 

  4

LAMPIRAN KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL VI PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
NOMOR : O1/MUNAS-VI/PPI/2011

TENTANG
JADWAL ACARA DAN TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL VI
PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
Yogyakarta, 20-23 Oktober 2011

NO WAKTU AGENDA KETERANGAN

1. Kamis, 20/10/2011
08.00 - 14.00 Registrasi Peserta Hotel Saphir
14.00 - 16.00 Check in Peserta
16.00 - 17.00 Kirab Keliling Jogja dengan Andong Pakaian : Bebas
17.00 - 18.30 Keperluan Pribadi/ Ibadah rapi
18.30 - 19.30 Makan Malam
19.30 - 21.15 Pembukaan Pakaian : PDH
21.15 - 22.00 Pengarahan SC
22.00 - ……. Istirahat
2. Jumat, 21/10/2011
06.00 - 07.00 Keperluan Pribadi Hotel Saphir
07.00 - 08.00 Persiapan Sidang Pakaian : Kaos
08.00 - 10.00 Sidang Pleno I : dari Panitia
1.  Pembahasan & Pengesahan Jadwal Acara dan Tatib
2.  Pembahasan dan Pengesahan Pimpinan Sidang
10.00 - 10.15 Coffee Break
10.15 - 11.30 Sidang Pleno II : Penyampaian LPJ Pengurus Pusat PPI
PERIODE 2007-2011
11.30 - 13.30 Ishoma dan Persiapan Sidang
13.30 - 15.30 Sidang Pleno III : Penyampaian Pandangan Umum dan
Tanggapan Daerah
15.30 - 16.00 Ishoma
16.00 - 16.30 Sidang Pleno IV : Pembagian Komisi
16.30 - 17.30 Sidang Komisi :
Komisi A : Organisasi
Komisi B : Garis-garis Besar Program Kerja
Komisi C : Pokok-pokok Pikiran dan Rekomendasi
17.30 - 19.30 Keperluan Pribadi (Ishoma)
19.30 - 22.00 Lanjutan Sidang Komisi
22.00 - ……… Istirahat
 

  5

3. Sabtu, 22/10/2011
06.00 - 07.00 Keperluan Pribadi Hotel Saphir
07.00 - 08.00 Persiapan Sidang Pakaian : Batik
08.00 - 10.15 Sidang Pleno V : Penyampaian dan Pengesahan Hasil
Sidang Komisi
10.15 - 10.30 Coffee Break
10.30 - 13.00 Sidang Pleno VI : Pemilihan dan Penetapan Ketua Umum
Pengurus Pusat PPI PERIODE 2011-2015
13.00 - 14.00 Ishoma
14.00 - 16.00 Lanjutan Sidang Pleno VI : Prosesi Pemilihan dan
Penetapan Ketua Umum Pengurus Pusat PPI PERIODE
2011-2015
16.00 - 16.30 Ishoma
16.30 - 18.00 Sidang Pleno VII : Pembentukan dan Pengesahan
Formatur
18.00 – 19.30 Keperluan Pribadi (Ishoma)
19.30 - 22.00 Sidang Formatur
22.00 - ………. Istirahat
4. Minggu,23/10/2011
06.00 - 07.00 Keperluan Pribadi Hotel Saphir
07.00 - 08.00 Persiapan Sidang
08.00 - 09.00 Sidang Pleno VIII : Pakaian : PDH
1.  Penyampaian Hasil Sidang Formatur
2.  Pengesahan dan Penetapan Hasil Sidang Formatur
09.00 - 09.15 Persiapan Penutupan
09.15 - 10.15 Penutupan
10.15 - 12.00 Chek Out Peserta
 

  6

TATA TERTIB
MUSYAWARAH NASIONAL VI
PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
TAHUN 2011

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1.  Musyawarah Nasional VI Purna Paskibraka Indonesia Tahun 2011, yang selanjutnya dalam Tata Tertib ini
disebut MUNAS VI PPI adalah merupakan forum tertinggi dalam organisasi PPI.
2.  Penyelenggaraan MUNAS VI PPI sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pengurus Pusat PPI.

BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 2
Tugas dan Wewenang MUNAS VI PPI adalah :
1.  Mengevaluasi dan mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Pusat PPI PERIODE 2007-2011.
2.  Menyempurnakan dan menetapkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Garis-garis Besar Program
Kerja dan menetapkan Kebijakan Organisasi lainnya.
3.  Memilih dan menetapkan Ketua Umum Pengurus Pusat PPI PERIODE 2011-2015.
4.  Memilih dan menetapkan anggota Formatur.
5.  Memilih dan menetapkan Pengurus Pusat PPI PERIODE 2011-2015 melalui Sidang Formatur.
6.  Menyusun dan menetapkan Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Pengurus Pusat PPI.

BAB III
UTUSAN MUNAS VI PPI
Pasal 3
1.  MUNAS VI PPI dihadiri oleh Peserta dan Peninjau.
2.  Peserta :
a.  Penasehat Pengurus Pusat PPI.
b.  Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Pengurus Pusat PPI.
c.  Pengurus Pusat PPI.
d.  Utusan Pengurus Provinsi PPI, masing – masing sejumlah 3 (tiga) orang.
3.  Peninjau MUNAS VI PPI adalah utusan Pengurus Provinsi PPI, masing – masing sejumlah 2 (dua) orang.
4.  Peserta dan Peninjau dari utusan Pengurus Provinsi PPI wajib membawa surat mandat.

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA DAN PENINJAU
Pasal 4
1.  Peserta dan Peninjau memiliki hak bicara.
2.  Peserta dan Peninjau dapat mengajukan pertanyaan, usul, saran dan pendapat baik secara lisan maupun
tertulis.
3.  Peserta dan Peninjau berhak mendapatkan materi MUNAS VI PPI.
4.  Pertanyaan atau pendapat disampaikan dengan singkat dan jelas kepada Pimpinan Sidang.

Pasal 5
1.  Peserta yang memiliki hak suara adalah Pengurus Pusat PPI Demisioner dan Pengurus Provinsi PPI.
2.  Pengurus Pusat PPI Demisioner memiliki 1 (satu) hak suara secara kolektif.
3.  Pengurus Provinsi PPI memiliki 1 (satu) hak suara tiap Provinsi.
 

  7

Pasal 6
1.  Setiap Peserta diharuskan menjadi anggota salah satu Komisi MUNAS VI PPI.
2.  Setiap Peninjau berhak menjadi anggota salah satu Komisi MUNAS VI PPI.
3.  Jumlah anggota masing-masing komisi disusun secara proporsional.

BAB V
 ALAT KELENGKAPAN MUNAS VI PPI
Pasal 7
Alat-alat kelengkapan MUNAS VI PPI terdiri dari :
1.  Penanggungjawab MUNAS VI PPI.
2.  Pimpinan MUNAS VI PPI.
3.  Panitia Pengarah (SC).
4.  Panitia Pelaksana (OC).
5.  Pimpinan Sidang Pleno.
6.  Pimpinan Sidang Komisi.
7.  Formatur MUNAS VI PPI.

Pasal 8
1.  Penanggungjawab MUNAS VI PPI adalah Pengurus Pusat PPI periode 2007 - 2011.
2.  Pimpinan MUNAS VI PPI adalah Pimpinan sidang PLENO MUNAS VI PPI.
3.  Pimpinan MUNAS VI PPI mempunyai tugas :
a.  Menjaga ketertiban, kelancaran dan kesuksesan MUNAS VI PPI.
b.  Menjaga kebersamaan selama MUNAS VI PPI.
c.  Dalam hal-hal mendesak, Pimpinan MUNAS VI PPI dapat bertindak sebagai Pimpinan Organisasi dan
bersifat sementara.

Pasal 9
1.  Panitia Pengarah (SC) MUNAS VI PPI dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum Pengurus Pusat
PPI No.  SK.039/PP.PPI/VIII/2011 tanggal 2 Agustus 2011 tentang   Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana
Musyawarah Nasional (MUNAS) VI Purna Paskibraka Indonesia Tahun 2011  yang bertugas menyiapkan
dan mengarahkan materi yang akan dibahas serta disahkan dalam MUNAS VI PPI.
2.  Panitia Pelaksana (OC) MUNAS VI PPI dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum Pengurus
Pusat PPI No. SK.039/PP.PPI/VIII/2011 tanggal 2 Agustus 2011 tentang   Panitia Pengarah dan Panitia
Pelaksana Musyawarah Nasional (MUNAS) VI Purna Paskibraka Indonesia Tahun 2011 yang bertugas
menyiapkan teknis penyelenggaraan MUNAS VI PPI agar bisa berjalan lancar.

Pasal 10
1.  Pimpinan Sidang Pleno MUNAS VI PPI dipilih dari dan oleh Peserta MUNAS VI PPI yang berjumlah 5 (lima)
orang secara kolektif.
2.  Pimpinan Sidang Pleno MUNAS VI PPI terdiri atas :
a.  Satu (1) orang Panitia Pengarah (SC).
b.  Empat (4) orang dari Peserta MUNAS VI PPI.
3.  Pimpinan Sidang Pleno bertugas memimpin seluruh Sidang Pleno MUNAS VI PPI.

Pasal 11
1.  Komisi MUNAS VI PPI dibentuk sesuai dengan kebutuhan berdasarkan keputusan Sidang Pleno.
2.  Komisi bertugas membahas materi yang menjadi Pokok Bahasan pada masing-masing komisi dan
melaporkan hasilnya pada Sidang Pleno.
3.  MUNAS VI PPI dapat membentuk komisi khusus bila diperlukan.
4.  Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi, berjumlah 3 (tiga) orang.
5.  Pimpinan Sidang Komisi bertugas memimpin seluruh Sidang Komisi MUNAS VI PPI.

Pasal 12
Komisi-komisi MUNAS VI PPI terdiri dari :
1.  Komisi A : Membahas AD/ART Organisasi dan Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum.
2.  Komisi B : Membahas Garis-Garis Besar Program Kerja.
3.  Komisi C : Membahas Pokok-pokok Pikiran dan Rekomendasi.
 

  8

BAB VI
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 13
Musyawarah dan rapat-rapat MUNAS VI PPI terdiri dari :
1.  Sidang Pleno.
2.  Sidang Komisi.
3.  Sidang Formatur.
4.  Rapat Pimpinan MUNAS VI PPI, bila diperlukan.

Pasal 14
1.  Pimpinan Sidang Pleno terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Sekretaris dan 3 (tiga) orang
anggota.
2.  Pimpinan Sidang Pleno merupakan satu kesatuan kolektif.
3.  Pimpinan Sidang Pleno berkewajiban :
a.  Memimpin sidang agar tetap dalam suasana kebersamaan, sehingga MUNAS VI PPI dapat berjalan
lancar dan sukses.
b.  Berusaha mempertemukan pendapat, menyimpulkan pembicaraan dan persoalan pada proporsinya
serta meluruskan pembicaraan sesuai dengan acara persidangan

BAB VII
TATA CARA BERBICARA
Pasal 15
1.  Demi ketertiban dan kelancaran persidangan, tiap utusan berbicara melalui dan seijin Pimpinan Sidang.
2.  Setiap pembicara berbicara atas nama utusan yang diwakilinya.

Pasal 16
1.  Ketentuan mengenai waktu dan lamanya pembicara berbicara diatur o!eh Pimpinan Sidang.
2.  Bila pembicara berbicara melampaui batas waktu yang ditetapkan, Pimpinan Sidang mengingatkan
pembicara agar mengakhiri pembicaraannya dan pembicara harus mentaati peringatan itu.

Pasal 17
1.  Sebelum berbicara, setiap pembicara mendaftarkan diri pada Pimpinan Sidang terlebih dahulu.
2.  Untuk efisiensi waktu, maka setiap pembicara hendaknya langsung pada pokok masalahnya dan
disampaikan secara singkat.

Pasal 18
Setiap utusan dapat menyampaikan interupsi setelah mendapat ijin dari Pimpinan Sidang untuk:
1.  Memintakan penjelasan tentang duduk perkara yang sebenarnya tentang masalah yang dibicarakan.
2.  Mengajukan usul prosedur mengenai soal yang dibicarakan.
3.  Memberikan penjelasan tentang masalah yang dibicarakan.

Pasal 19
1.  Apabila seorang utusan melakukan perbuatan yang mengganggu ketertiban sidang, Pimpinan Sidang
memperingatkan agar utusan tersebut menghentikan perbuatannya.
2.  Jika peringatan tersebut, pada ayat 1 di atas tidak diindahkan, Pimpinan Sidang dapat memerintahkan
utusan itu untuk meninggalkan ruangan persidangan.

BAB VIII
QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 20
1.  Sidang Pleno MUNAS VI PPI dinyatakan sah jika dihadiri 3/4 jumlah Pengurus Provinsi yang hadir dalam
MUNAS VI PPI.
2.  Apabila Sidang Pleno ini tidak mencapai quorum sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat 1 pasal ini,
maka sidang ditunda selama jangka waktu 15 (lima belas) menit.
3.  Apabila penundaan seperti pada ayat 2 pasal ini telah dilakukan 1 (satu) kali, maka sidang dimaksud
untuk selanjutnya dianggap sah serta dapat mengambil keputusan.
 

  9

Pasal 21
1.  Pengambilan keputusan diusahakan secara musyawarah mufakat dan apabila hal ini tidak mungkin
dicapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
2.  Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak adalah sah apabila :
a.  Diambil dalam sidang yang memenuhi quorum.
b.  Disetujui oleh lebih dari 50% + 1 peserta yang hadir memenuhi quorum.
3.  Apabila dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak diperoleh hasil yang sama, maka
pemungutan suara diulang paling banyak 1 (satu) kali.
4.  Apabila dari hasil pemungutan suara yang terakhir masih menghasilkan suara yang sama, maka usulan
atau hal yang diusulkan ditolak.
5.  Penyampaian suara dilakukan peserta untuk menyatakan sikap setuju, menolak, atau abstain dilakukan
secara lisan, mengancungkan tangan, berdiri atau tertulis.
6.  Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dilakukan dengan mengadakan perhitungan suara
secara langsung.

BAB IX
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENGURUS PUSAT PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
PERIODE 2007 - 2011
Pasal 22
1.  Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia masa bakti 2007-2011
disampaikan dalam sidang pleno MUNAS VI PPI secara lisan dan tertulis.
2.  Penilaian terhadap Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia
disampaikan melalui pandangan umum tiap Provinsi dalam Sidang Pleno MUNAS VI PPI.
3.  Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia masa bakti 2007-2011 mempunyai hak jawab atas
pandangan umum.
Pasal 23
Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia periode 2007 – 2011 disahkan
melalui sidang PLENO MUNAS VI PPI, dan untuk selanjutnya maka pengurus pusat PPI periode 2007 – 2011
dinyatakan demisioner.

BAB X
FORMATUR DAN TATA CARA PEMBENTUKAN FORMATUR
Pasal 24
1.  Anggota formatur MUNAS VI PPI dipilih dari dan oleh peserta MUNAS VI PPI dan dalam sidang Pleno
MUNAS VI PPI.
2.  Formatur ditetapkan sebanyak 9 (sembilan) orang yang terdiri dari :
a.  Ketua Umum PPI terpilih sebagai Ketua Formatur.
b.  Satu orang dari unsur Pengurus Pusat PPI Demisioner.
c.  Satu orang dari MPO periode 2007 – 2011.
d.  Enam (6) orang utusan Pengurus Provinsi PPI yang mewakili : Indonesia Bagian Barat, Tengah, dan
Timur.
3.  Komposisi Formatur terdiri dari :
a.  Satu (1) orang Ketua merangkap Anggota.
b.  Satu (1) orang Sekretaris merangkap Anggota.
c.  7 orang Anggota.

Pasal 25
Pemilihan formatur dilaksanakan dalam Sidang Pleno MUNAS VI PPI setelah pemilihan Ketua Umum Pengurus
Pusat PPI periode 2011-2015.

Pasal 26
1.  Formatur diberi wewenang penuh menyusun Pengurus Pusat PPI periode 2011-2015 dengan
memperhatikan usulan nama-nama resmi rekomendasi dari Pengurus Pusat PPI dan Pengurus Provinsi
PPI.
2.  Susunan lengkap Pengurus Pusat PPI periode 2011-2015 diumumkan dalam sidang Pleno MUNAS VI PPI
sebelum penutupan.
3.  Struktur dan jumlah personalia Pengurus Pusat PPI periode 2011-2015 didasarkan pada hasil ketetapan
Komisi A atau AD/ART PPI Perubahan.
 

  10

BAB XI
TATA CARA PEMILIHAN KETUA UMUM
PENGURUS PUSAT PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
PERIODE 2011-2015
Pasal 27
Tata cara pemilihan Ketua Umum Pengurus Pusat PPI periode 2011-2015 diatur tersendiri dalam ketetapan
yang dihasilkan oleh Komisi A dalam Sidang Komisi.

BAB XII
PENETAPAN DAN PENYEMPURNAAN
 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
Pasal 28
Untuk menetapkan dan menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Purna Paskibraka
Indonesia maka :
1.  Dilakukan dalam sidang Pleno yang dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 peserta.
2.  Keputusan diambil atas persetujuan sekurang-kurangnya 3/4 dari peserta yang hadir.

BAB XIII
RISALAH
Pasal 29
Untuk setiap sidang harus dibuat risalah, yakni laporan jalannya sidang secara tertulis yang berisi :
1.  Tempat dan Acara Sidang.
2.  Hari, Tanggal dan Jam dilaksanakan Sidang.
3.  Daftar Hadir Peserta Sidang.

BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 30
Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan ditetapkan kemudian oleh Peserta MUNAS VI PPI.

Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 21 Oktober 2011
 

  11

 
 

  12

 
 

  13

LAPORAN UMUM

PENGURUS PUSAT
PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
PERIODE 2007 – 2011

PADA
MUSYAWARAH NASIONAL VI
PURNA PASKIBRAKA INDONESIA

TGL. 20 – 23 OKTOBER 2011


DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
(YOGYAKARTA)
 

  14

LAPORAN UMUM
PENGURUS PUSAT
PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
MASA BAKTI 2007 – 2011

I.  PENDAHULUAN

 Assalamualaikum Wr.Wb
Perasaan prihatin, bahkan mengarah pada rasa khawatir akan perkembangan generasi muda negeri ini
yang semakin jauh dari kata baik, memancing saya berfikir untuk berperan aktif sebagai “agen pembaharu”
dan turut membantu mereka untuk lebih siap menghadapi laju globalisasi yang semakin deras. Salah
satunya dengan kesiapan dan kehadiran saya berkarya secara langsung dalam lingkup organisasi yang saya
banggakan dapat dikatakan berazas “mulia” dan “penting” ini, Purna Paskibraka Indonesia (PPI).

Ya, mulia. Karena disamping membina anggota agar memiliki semangat nasionalis yang kuat, sekaligus
menggiring kesadaran anggota untuk tetap berpegang teguh pada nilai-nilai religiusitas. Hal ini yang
kemudian menjadikan PPI penting, karena semangat Nasionalis-Religius tersebut terus dikembangkan
sebagai wawasan kebangsaan disertai tanggung jawab tinggi dalam mendasari sikap Nation and Character
Building yang selalu diperjuangkan oleh PPI dalam rangka turut memupuk generasi bangsa yang religius,
beretika dan berakhlak mulia yang senantiasa bangga dan memiliki kecintaan mendalam terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Ketertarikan saya untuk berperan serta dalam organisasi ini semakin menguat, karena PPI, selain sebagai
pemupuk character building  unggulan ternyata mampu tampil sebagai organisasi penyeimbang dan
pelopor persatuan, ditengah kondisi sistem kebangsaan saat ini yang penuh problematika pelik dan
ancaman lunturnya semangat nasionalisme di kalangan generasi muda. Dan melalui semangat kebangsaan
dan kesetiakawanan yang tinggi, nyatanya PPI mampu menempati peran sebagai salah satu elemen penjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari ancaman disintegrasi dan serangan ideologi
kebangsaan yang kian gencar, utamanya dengan memaksimalkan peran generasi muda pilihan yang
berkemampuan dan berdaya saing tinggi untuk berada di garda depan.

II.  VISI DAN MISI

VISI :
Membangun Purna Paskibraka Indonesia menjadi organisasi yang professional dalam bekerja,
independen dalam bersikap, dan berwawasan internasional dalam bermitra.

MISI:

1.  Merealisasikan sarana infrastruktur organisasi untuk meningkatkan kualitas kinerja organisasi.
2.  Menciptakan Tata Kelola organisasi yang professional, akuntabel, transparan, dan aspiratif guna
terciptanya budaya kejujuran dalam berorganisasi.
3.  Membina dan menjaga semangat kekeluargaan dan kebersamaan antar anggota organisasi.
 

  15

4. Meningkatkan jalinan kerjasama dengan berbagai pihak baik swasta maupun pemerintah dengan
prinsip kesetaraan dan kebersamaan untuk memperluas networking organisasi.
5.  Mengembangkan jaringan dan pergaulan organisasi dengan institusi – i nstitusi internasional.
6.  Meningkatkan partisipasi organisasi dalam berbagai bidang sosial kemanusiaan.

III. KONDISI UMUM

Di awal kepemimpinan kami dalam organisasi ini tidak sedikit adanya permasalahan-permasalahan
yang belum terselesaikan, diantaranya :

1.  Belum adanya legitimasi tetap tentang kedudukan hukum organisasi. Hal yang sangatlah
fundamental, tidak bisa ditunda apalagi dikesampingkan. Meski pada tahun 1999 telah terdaftar
melalui Surat Keputusan nomor 277 Tahun 1999/DIV yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Sosial
Politik Departemen Dalam Negeri, namun berakhir pada tanggal 20 Agustus 2001. Kini,
kedudukan Direktorat tersebut dilebur. Dan bukti legitimasi tersebut belum diperbaharui lagi.
2.  Sumber Daya Manusia untuk mengisi kepengurusan belum maksimal. Sehingga seringkali 1 orang
mengemban tugas dari berbagai departemen, Standard Operation Procedure yang abu-abu inilah
yang akhirnya mengakibatkan tersendatnya roda organisasi.
3.  Belum adanya sekretariat/kantor berikut alat kelengkapan pendukungnya, yang diperuntukkan
khusus untuk menjalani organisasi PPI
4.  Kurang harmonisnya hubungan dan komunikasi antar kepengurusan dikarenakan adanya
ketidaksamaan persepsi mengenai aturan organisasi pada tingkat Provinsi.
5.  Pengurus Provinsi seringkali harus menanggung biaya acara kunjungan kerja Pengurus Pusat ke
Provinsi yang dituju.
6.  Belum terbentuknya PPI Provinsi secara utuh dan menyeluruh.
7.  Sistem pendataan anggota belum ada dan terdata dengan baik sehingga menjadikan kendala
kepengurusan berikutnya dalam menjalankan tugasnya.

Oleh dan atas pertimbangan kondisi diatas, maka saya merasa bahwa solusi yang komprehensif dan
juga optimalisasi sendi – sendi organisasi mutlak diperlukan. Maka, berikut, kami menyusun Program Kerja
dengan target dan pencapaian, berikut :

A.  PROGRAM KERJA

1)  Program Tahun Pertama ( 2007 – 2008)


Tahun pertama kepengurusan, kami memiliki program utama diantaranya konsolidasi internal
organisasi di berbagai tingkatan kepengurusan. Rencana teknis program ini adalah akan
dibangunnya sistem jaringan instruksi dan koordinasi organisatoris yang lebih efektif dan efisien
antar tingkatan kepengurusan, baik Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota. Program ini
mengedepankan fungsi sebagai penyeragaman pandangan di berbagai tingkatan kepengurusan
menyangkut sistem organisasi baru hasil Munas. Untuk menunjang upaya konsolidasi organisasi
dan mencapai hasil yang maksimal, maka akan dilakukan upaya pengaktifan kantor-kantor
sekretariat PPI di berbagai tingkatan, mulai dari tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota
dengan ditunjang kelengkapan perangkat/fasilitas kantor yang berkualitas demi tercapainya
komunikasi dua arah secara real time dan real value. Dengan begitu, diharapkan terbangun
kesadaran dan komitmen kuat para pengurus organisasi PPI di berbagai tingkatan untuk
menjalankan fungsi dan tugas secara profesional dan bertangggung jawab. Target yang hendak
dicapai dalam program tahun pertama ini adalah: “Ter ciptanya kesepahaman pandangan akan
 sistem, mekanisme kerja dan tujuan organi sasi”
 

  16

a) Pencapaian tahun pertama:


i.  Akta Notaris
ii.  Membangun legalitas branding organisasi melalui Pengesahan Direktorat Hak Atas
Kekayaan Intelektual untuk logo PASKIBRAKA dan Purna Paskibraka Indonesia.
iii.  Restrukturisasi tugas pokok, fungsi kerja dan kinerja organisasi yang diimplentasikan
dalam Penyempurnaan Peraturan Organisasi.
iv.  Pemberian Bantuan operasional untuk PPI Provinsi.
v.  Rutinitas administrasi organisasi seperti laporan mingguan dan bulanan kepada
Ketua Umum serta rapat koordinasi.

2)  Program Tahun Kedua


Program utama pada tahun kedua ini merupakan lanjutan dari tahap pertama yaitu program
pendataan anggota organisasi dengan menerbitkan kartu anggota PPI aturan baku yang tertib.
Kemudian dari hasil pendataan anggota organisasi ini dapat dilakukan pemetaan untuk melihat
berbagai potensi anggota dan kemungkinan adanya berbagai peluang bagi pengembangan
kapasitas maupun kualitas organisasi. Tidak hanya pendataan anggota, program lain yang akan
dilakukan pada tahun kedua salah satunya adalah menjalin komunikasi dengan institusi
pemerintah pusat maupun daerah dalam membangun sistem koordinasi yang efektif, efisien dan
harmonis terutama terkait dengan pengiriman dan atau pemusatan latihan anggota Paskibraka di
daerah. Target yang hendak dicapai dalam program tahun kedua ini adalah: “Terkumpulnya data
keseluruhan anggota organisasi PPI secara lengkap dan akurat meliputi potensi juga kapasitas
masing-masing anggota”. Juga: “Terciptanya sistem koordinasi yang efektif dengan pemerintah
daerah dalam rangka menunjang berbagai program organisasi”.

a)  Pencapaian Tahun Kedua:


i.  Adanya rintisan strategi pendataan berbasis data, melalui formulir isian data dan
Pengiriman Questionnaire ke Pengurus PPI Provinsi se-Indonesia.
ii.  Ikut serta dalam kegiatan penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan
PASKIBRAKA Tahun 2011 yang diselenggarakan oleh Asisten Deputi Pendidikan
Kepemudaan – Deputi Bidang Pengembangan Kepemimpinan Pemuda – Kementrian
Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia serta sosialisasi ke berbagai Provinsi.
iii.  Terlibat secara langsung dan berkompetensi dengan jelas dalam Pemusatan Latihan
PASKIBRAKA Tahun 2011.
iv.  Pembentukan online database resource melalui social networking media untuk
seluruh anggota organisasi.
v.  Penambahan Unit Kerja Pengurus Pusat untuk operasional organisasi.
vi.  Penguatan koordinasi dan komunikasi dengan Pengurus Provinsi melalui penerapan
Good Governance dan effective management dalam rencana, program, keuangan,
struktur kerja, serta evaluasi dan monitoring.
 

  17

3) Program Tahun Ketiga


Di tahun ketiga, program utama yang dijalankan merupakan lanjutan dari tahap kedua yaitu
menjalin kemitraan yang fungsinya untuk lancarnya komunikasi dan sinergi berbagai program
organisasi dalam kerangka kerjasama yang berlandaskan prinsip kesetaraan. Kemitraan itu dijalin
bersama berbagai institusi pemerintah juga swasta, baik didalam maupun luar negeri. Target yang
hendak dicapai dalam program tahun ketiga ini adalah: “Terbukanya peluang dan kesempatan bagi
 pengembangan demi meningkatkan meningkatkan kapasitas dan kompetensi organisasi”.

a)  Pencapaian Tahun Ketiga:


i.  Revitalisasi organisasi melalui tersedianya Sekretariat PP PPI yang representative,
juga adanya kendaraan operasional dan perangkat kerja.
ii.  Pembentukan kepengurusan secara utuh di 33 Provinsi PPI di seluruh Indonesia. Ini
merupakan langkah awal untuk dapat menjalin kemitraan dengan berbagai institusi
sampai tingkat kota/kabupaten.
iii.  Pelatihan wirausaha organisasi dalam bentuk budidaya ikan lele dan
pengembangbiakan kambing di Provinsi D.I. Yogyakarta (Pilot Project).
iv.  Membuka komunikasi struktural pemerintah dengan berbagai Dept., Kementerian,
dan lembaga tinggi negara Republik Indonesia.
v.  Sosialisasi peran Purna Paskibraka Indonesia dalam kepemudaan dan nilai – nilai
perjuangan melalui berbagai media, seperti media televisi (TVRI) dan radio.
vi.  Perancangan dan penyusunan draft Peraturan Organisasi (PO) secara online bersama
Pengurus Provinsi seluruh Indonesia.
vii.  Penyeragaman alamat email dan kontak resmi untuk seluruh Pengurus Provinsi yang
baku dan terintegrasi.
viii.  Undangan peran serta anggota PPI Provinsi dalam kegiatan skala nasional TANASDA,
Seminar, Protokol Perbantuan Istana Kepresidenan RI, dan sebagainya.

4)  Program Tahun Keempat


Tahun keempat adalah tahun bagi program sosial kemanusiaan. Dalam rangka meningkatkan
peran serta organisasi di bidang sosial kemanusiaan sebagai cerminan atas transformasi sosial.
Dalam program ini akan dibentuk jaringan unit Aksi Cepat Tanggap Darurat di berbagai tingkatan
kepengurusan sebagai bentuk antisipasi organisasi terhadap tragedi sosial kemanusiaan yang
membutuhkan penanganan cepat. Selain itu, akan dilaksanakan sejumlah program yang
berorientasi pada pengembangan dan pemberdayaan masyarakat untuk membantu
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat miskin. Target yang hendak dicapai dalam program
tahun keempat ini adalah: “Berdiri dan berfungsinya unit Aksi Cepat Tanggap Darurat di seluruh
tingkatan kepengurusan dengan dukungan infrastruktur yang berfungsi secara baik, dengan
kualitas pelayanan terbaik”.

a)  Pencapaian Tahun Keempat :


i.  Penyaluran bantuan ke korban Merapi di Yogyakarta
 

  18

ii. Pemberian dana bantuan kepada anggota PPI yang terkena bencana alam di Wasior
iii.  Membangun Social Responsibility organisasi melalui Bhakti sosial rutin PP PPI pasca
Peringatan Kemerdekaan RI.
iv.  Pendaftaran Badan Hukum organisasi Purna Paskibraka Indonesia di Direktorat
Administrasi Hukum dan Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.
v.  Pengadaan bahan PDH dan Kartu Tanda Anggota untuk seluruh anggota PPI di
Indonesia.

IV.  KONDISI KEUANGAN

AKUMULASI BIAYA YANG TELAH DIKELUARKAN PP PPI 2007-2011

Kurun Waktu; Oktober 2007 - Oktober 2011

NO. JENIS PENGELUARAN JUMLAH (Rp) KETERANGAN

1 MUSYAWARAH NASIONAL

a. MUNAS Makassar 450,000,000

b. MUNAS Yogyakarta 650,000,000

2 KESEKRETARIATAN

a. Pengadaan Sekretariat 260,000,000 Biaya sewa dan renovasi awal

Furniture, Komputer, ATK, Mesin


b. Kelengkapan Sekretariat 225,000,000
Fotocopy, Scanner, dll.

c. Pengadaan Kendaran Operasional 150,000,000 1 unit mobil + 1 unit sepeda motor

Biaya tagihan bulanan + Rutin


d. Perawatan Sekretariat + Kendaraan 200,000,000
Kantor+Penyusutan

e. Pengadaan Sekretariat 250,000,000

f. Dokumentasi dan Publikasi Kegiatan 150,000,000 akumulasi 4 tahun

HAKI, Badan Hukum PPI, domisili,


g. Legalisasi organisasi 120,000,000
dan turunannya

h. Pembuatan Lagu Mars PPI 80,000,000

3 RAPAT – RAPAT

a. Rakernas I (Maret 2008) 450,000,000 Hotel Utami – Surabaya

b. Rakernas II (Agustus 2010) 450,000,000 Hotel Treva – Jakarta

c. Rakornas (April 2011) 450,000,000 Hotel D'Arjuna - Bandung

d. Rapat-rapat Internal 236,000,000 Akumulatif termasuk transport


 

  19

 
ASISTANSI PPI PROVINSI

a. Biaya Perjalanan Kun-Ker 2007-2011 480,000,000 Akumulatif


Pengadaan Kegiatan, MUSDA,
b. Bantuan untuk PPI Provinsi 500,000,000
Bantuan, dll.
c. Kegiatan 8 Agustus 2008 255,000,000

d. Pembentukan Pengurus PPI Provinsi


180,000,000 Termasuk Transport + Akomodasi
Sulawesi Tengah - Papua - Papua Barat

e. Kunjungan Daerah 250,000,000 Akumulatif

5 LAIN – LAIN

a. Peringatan HUT RI 2008-2011 370,000,000 Baksos, Protokol, Pendamping, dll.


b. Bantuan Bencana Wasior 110,000,000 Termasuk Transport + Akomodasi
c. Pengadaan bahan PDH dan KTA 320,000,000

6 TOTAL 6,586,000,000

Sumber dana: R.H. DWI PUTRANTO SULAKSONO

V.  LAIN-LAIN

A.  Laporan Keuangan Bhakti Sosial dan Kegiatan Kemanusiaan (terlampir)

B.  Akun PPI :

1.  Nama : PERKUMPULAN PURNA PASKIBRAKA INDONESIA

2.  No.Rek : 122 000 584966-9

Bank MANDIRI, KCP Bendungan Hilir – JAKARTA

VI.  PENUTUP

Namun, disamping pencapaian-pencapaian itu, tentulah masih banyak kekurangan yang dirasakan
oleh segenap anggota PPI, salah satunya dan tidak dapat dipungkiri bahwa kurangnya intensitas tatap
muka saya dengan rekan – rekan Pengurus Pusat maupun Pengurus Provinsi bahkan kakak – kakak senior
sangat minim dalam berbagai kegiatan organisasi, jika saya boleh menyebut, maka lagi-lagi karena
tanggung jawab atas tuntutan pekerjaanlah yang menjadi penyebabnya. Dan karena penghargaan juga
profesionalisme kerja, setiap ada undangan yang kebetulan saya tidak dapat hadir, maka saya berusaha
untuk tetap mengirim utusan sebagai permohonan maaf dan penghargaan saya terhadap undangan
tersebut. Dengan minimnya intensitas bertemu tersebut, serta untuk tidak mengurangi tanggung jawab
dan tugas saya sebagai Ketua Umum PP PPI juga untuk secara terus menerus tetap memonitor segala
bentuk kegiatan dan pergerakan yang terjadi di organisasi ini melalui berbagai media komunikasi.
 

  20

Akhirnya, dalam kesempatan ini, perkenankan saya menghaturkan terima kasih yang setinggi-
tingginya kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan tenaga maupun moril sehingga
kepengurusan ini berakhir. Juga, permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan dan
kekhilafan saya baik yang disengaja maupun tidak dalam mengemban amanah ini, karena sesungguhnya
kesempurnaan itu hanya milik ALLAH SWT dan manusia hanyalah makhluk yang penuh dengan
kekurangan dan kesalahan.

Demikianlah yang saya dapat sampaikan. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr . Wb 

Yogyakarta, 21 Oktober 2011

TTD

R.H. DWI PUTRANTO SULAKSONO

Ketua Umum PP PPI 2007 - 2011 


 

  21

Lampiran:
LAPORAN KEUANGAN

KEGIATAN BHAKTI SOSIAL PURNA PASKIBRAKA INDONESIA

PERIODE 2007 -2011

NO DESKRIPSI MASUK KELUAR

1
BAKSOS TAHUN 2008

a. Sumbangan Ketua Umum Rp 15,000,000.00

b. 300 Paket Sembako dari PT. ASTRA ARGO Lestari via Kak Tris

b. Belanja barang Rp 15,000,000.00

Saldo Rp -

2
BAKSOS TAHUN 2009

a. Sumbangan dari:

- Ketua Umum Rp 15,000,000.00

- Kak Erlan Rp 2,500,000.00

- Kak Tommy Yacobus Rp 2,500,000.00

- Kak Novery Dartin Rp 1,000,000.00

- Kak Ayu Diah Pasha Rp 1,000,000.00

- Kak Yubasri Rp 1,000,000.00

- Kak Abasmay Rp 1,000,000.00

- Kak Yappi Rp 500,000.00

- Kak Henny Rp 500,000.00

- Kak Emira Rp 500,000.00

- Kak Sri Sunarti Rp 500,000.00

- Kak Dewi Rp 500,000.00

- Kak Baiq Rp 500,000.00

- Kak Agung Rp 500,000.00

- Kak Rusnidar Rp 500,000.00

- Kak Arnila Rp 250,000.00

- Kak Biko Rp 300,000.00

- Kak Adi N Rp 300,000.00

- Kak Fahly Rp 100,000.00


 

  22

 
- Kak Evi R Rp 100,000.00

- Kak Ety Rp 100,000.00

- Kak Vinni Rp 100,000.00

b. Sisa Kas dari Kak Arnila Rp 550,000.00

Total Rp 29,800,000.00

c. Belanja barang Rp 17,030,300.00

d. Transportasi & Jasa Angkut (Kuli) Rp 2,500,000. 00

Total Rp 19,530,300.00

Saldo Rp 10,269,700.00

3
BAKSOS TAHUN 2010

a. Sumbangan dari:

- KEMENPORA Rp 10,000,000.00

- PPI Jakarta Timur Rp 1,000,000.00

- PPI Sumatera Selatan Rp 300,000.00

- PPI 1976 Rp 1,000,000.00

- Kak Oni (PPI DIY 1986) Rp 25,000,000.00

- Kak Erlan Rp 10,000,000.00

- Kak Sinta Asmoro Rp 150,000.00

- Kak Baiq Rp 600,000.00

- Kak Henry Rp 400,000.00

- Kak Farida,Yadik, Ridho, & Rafika Rp 300,000.00

- Kak Arnila Rp 200,000.00

- Kak Borkat Rp 500,000.00

- Kak Farhat Rp 500,000.00

- Hamba Allah Rp 100,000.00

Total Rp 50,050,000.00

b. Belanja barang Rp 33,674,500.00

c. Transportasi & Jasa Angkut (Kuli) Rp 5,000,000. 00

Total Rp 38,674,500.00

Saldo Rp 11,375,500.00
 

  23

4
BAKSOS TAHUN 2011

a. Sumbangan dari:

- KEMENPORA Rp 15,000,000.00

- Kak Arman Rp 600,000.00

- Kak Arnila Rp 200,000.00

- Kak Baiq (Transfer ke Rek. PPI) Rp 500,000.00

- Kak Novita Elia (Transfer ke Rek. PPI) Rp 750,000.00

- Kak Ayu Dyah Satyari Utami (Transfer ke Rek. PPI) Rp 300,000.00

b. Saldo Baksos 2010 & 2009 Rp 21,645,200.00

Total Rp 38,995,200.00

c. Belanja barang 200 paket @ Rp. 145,000 Rp 29,000,000.00

d. Belanja tambahan isi paket dari ASTRA Rp 7,000,000. 00

Total Rp 36,000,000.00

Saldo (dibukukan pada rekening PPI) Rp 2,995,200.00


5
BANTUAN BENCANA WASIOR

a. Sumbangan dari:

- Kak Tommy Yacobus Rp 10,000,000.00

- Kak Tris & Kak Merry Rp 1,000,000.00

- Kak Yubasri Rp 750,000.00

- Kak Dina Rp 600,000.00

- Kak Binanto Rp 400,000.00

- Kak Rima Rp 200,000.00

- Kak Vera Rp 200,000.00

Total Rp 13,150,000.00

b. Penyerahan Dana bantuan Rp 13,150,000.00

Saldo Rp -
 

  24

PANDANGAN TERHADAP LAPORAN UMUM


PENGURUS PUSAT
PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
PERIODE 2007 – 2011

1.  Sumatera Utara


   Progress yang luar biasa untuk program kerja
   Pembentukan koperasi
   Bantuan dana untuk daerah
   Sistem peninjauan antar daerah (pusat ke daerah)
   KTA diterbitkan provinsi

2.  Sumatera Barat


   Menerima LPJ dengan baik

3.  Riau
   Konsolidasi di Riau (12 Kab: 4 sudah Musda, 4 belum Musda)
   Rakerda dan Rakorda
   Tahun 2012 Pembangunan kantor secara representatif
   PPI Riau menerima LPJ dengan catatan:
- Janji Pengpus untuk pengadaan kesekretariatan
- Hasil Munas sudah rekayasa
- Upaya pembangunan organisasi

Saran untuk PPI Pusat


   Menjadi fasilitator dan bagi PPI daerah
   Menjadikan PPI benar-benar diperhitungkan di masyarakat
   Melaksanakan kegiatan nasional  jenjang keanggotaan 
   Melanjutkan proker yang membangun

4.   Aceh
   Memperhatikan akumulasi biaya kurang transparan
   Tidak ada upaya peningkatan kas organisasi
   Terbangunnya legalitas PPI
   Sudah terbentuknya kepengurusan PPI di Provinsi

Menerima LPJ dengan catatan:


   Dapat memperbaiki laporan keuangan

5.  Jambi
Menerima LPJ ketua dengan baik

6.  Sumatera Selatan


   Koordinasi antar Korwil & PPI
   Merekatkan hubungan antar pengurus daerah

7.  Bengkulu
  Permohonan maaf ketidakhadiran ketua
  Menerima LPJ PPI Pusat 2007-2011
  Jalur komunikasi yang baik
  Meningkatkan proker selanjutnya

8.  Kalimantan Selatan


  Menerima LPJ dengan catatan
  Intensifkan komunikasi antar daerah
  Meningkatkan kinerja organisasi
 

  25

9.  Kalimantan Timur


  Permasalahan Kepengurusan di Provinsi
  LPJ diterima dengan baik

10. Lampung
  Evaluasi
  Susun kembali kepengurusan pusat yang lebih efektif
  Belum berjalannya kinerja pengurus harian
  Menerima LPJ ketum

11. Bangka Belitung


  Proker dapat diimplementasikan di daerah (bahan PDH & KTA)
  Menerima LPJ PPI Pusat
  Keberadaan Korwil??
  PPI dapat meluangkan waktu bagi PPI daerah
  Organisasi yang independen

12. Sulawesi Tengah


  Kepengurusan memberikan warna baru bagi daerah
  Kurangnya i nteraksi dengan daerah
  Menerima LPJ dan menyatakan H. Dwi Putranto Sulaksono menjadi ketua lagi

13. Sulawesi Utara


  Ucapan terima kasih kepada PPI Pusat
  Terbentuknya kepengurusan yang sudah menyeluruh
  Menerima LPJ PPI Pusat

14. Sulawesi Selatan


  Sebagai sarana evaluasi Proker
Kelemahan
  Kepengurusan belum berfungsi
  Sekum tidak melaksanakan tugas
  Kurang adanya koordinasi korwil
  Garis hub & koordinasi yang jelas
  Perlunya ketua dewan Pembina

Kelebihan
   Penyeragaman PDH & KTA
   Program
   Keuangan: apresiasi yang tunggu (7 M)
   Kelemahan bendahara umum dalam mengelola keuangan organisasi
   Kepemilikan hak suara bagi PPI Kab/Kota

15. Sulawesi Tenggara


  Menerima dengan yakin LPJ PPI 2007-2011
  Semua program kemitraan (MOU) dengan PPI Provinsi dapat dilaksanakan

16. DKI Jakarta


  PPI Pusat tergantung pada dana ketua umum
  Belum optimal peran bagi organisasi pengurus pusat secara nyata
  Fasilitas kesekretariatan yang baik
  Menerima LPJ dengan catatan
  Komunikasi yang kurang antar daerah
  Kurang optimal Humas dan Media Cnter
 

  26

17. Jawa Barat


   Apresiasi terhadap legalitas formal dan kesekretaratan
   Terlalu asyik membangun dirinya sendiri
   Program kerja yng tidak meyentuh di Provinsi
   Menerima LPJ PPI

18. Sulawesi Barat


  Menerima LPJ dengan catatan
  PPI harus lebih kompak
  Pelatihan Pembina Paskibraka (TOT) hendaknya menjadi program kerja tersendiri (Orang-orang harus paham
dengan Paskibraka)
  MUNAS diselenggarakan di bagian timur

19. Gorontalo
  Membagikan hasil MOU antar PP dengan Menpora
  Menerima LPJ PPI Pusat
  Mendukung pencalonan K. Dwi Putranto Sulaksono

20. Maluku
  Kurangnya komunikasi dengan ketua umum
  Kepengurusan selanjutnya meningkatkan komunikasi antar pusat dan provinsi
  Kegiatan nasional Maluku siap menjadi OC
  Menerima LPJ PPI Pusat dengan catatan ada audit keuangan organisasi

21. Bali
   Menerima LPJ dengan baik
   Kak Anto maju lagi di MUNAS VI

22. Jawa Tengah


   Pandangan umum
   LPJ bersifat individu
   Terima kasih atas pemberian dana
   Kebijakan harus disosialisasikan ke dati II
   Menerima LPJ dengan baik

23. DIY
   Secara general ada peningkatan (eksternal & internal)
   Peran struktur keorganisasian di bawah ketua lebih aik
   Bakti sosial yang bagus
   Database keanggotaan diperbaiki
   Jenjang keanggotaan /karir PPI diperjelas
   Menerima LPJ

24. Jawa Timur


   Menerima LPJ Pengurus Pusat tanpa catatan
   Sinergi PPI Jatim & Pusat ditingkatkan

25. NTT
  Lanjutkan kepemimpinan di Munas VI
  Menerima LPJ tanpa catatan
 

  27

26. Kalimantan Tengah


   Pada prinsipnya dapat menerima Laporan Pertanggungjawaban PP-PPI periode 2007-2011 dengan segala
kelebihan dan kekurangan yang ada dengan beberapa catatan untuk perbaikan dan kemajuan PPI ke depan.

   Diharapkan untuk kepengurusan PP PPI periode selanjutnya, pengurusnya harus berkomitmen terhadap
organisasi sehingga koordinasi dan komunikasi dapat lebih cepat dan lancar. Terealisasi ke semua daerah di
tanah air, lebih solid dan kompak dalam menjalankan roda organisasi PPI ke depan.

   Sebagai koreksi bahwa suatu sistem manajemen organisasi harus sistemik dan koordinatif

   Untuk kepengurusan ke depan agar memberikan perhatian serius ke daerah-daerah khususnya Kalimantan
 

  28

 
 

  29

Lampiran:

PESERTA SIDANG KOMISI A

NO NAMA UTUSAN
1 GOUSTA FERIZA PENGURUS PUSAT
2 AMRAN NOMPO PENGURUS PUSAT
3 A. FAISAL SUMATERA UTARA
4 DR. SURYA MALYA BALI
5 UJANG HENDRA GUNAWAN BANTEN
6 HERI AHMAD SATIARI, SE KALBAR
7 BILHANS RAKASIWI JAMBI
8 SIGIT K YUNIANTO KALTENG
9 BUDI TOMO PURNOMO LAMPUNG
10 ARI M RUSLAN JAWA BARAT
11 RANGGA JAWA BARAT
12 ENDANG JAWA BARAT
13 TONI WERDIANSYAH, S.Si RIAU
14 IEWANSYAH KALSEL
15 ZAMREF SUMATERA BARAT
16 ROOY D.R. DAPANSUNGA NTT
17 WILDRIAN OTTA NTT
18 ALVINDO PUTRA BENGKULU
19 ASWIN BUDIANTO SULAWESI BARAT
20 WD NASIHA, SH SULAWESI TENGGARA
21 ENDRI NUR WICAKSONO JAWA TIMUR
22 ARIFIANTO JAWA TIMUR
23 ANGGA PRATAMA JAWA TIMUR
24 MIRZA NAZIR DKI JAKARTA
25 ANDI MUFAINI DKI JAKARTA
26 TRI TIYAS DKI JAKARTA
27 ANUGERAH SIJAYA SULTENG
28 M. FIKRI LATUCONSINA MALUKU
29 M. YASIR PPUTRA ACEH
30 MUH NASHIR T, ST,MT SULAWESI SELATAN
31 ARIF RAHMAN SE NTB
32 AGUS SUKMAYADI NTB
33 YUDIANTO EVAN SETIAWAN BABEL
34 AUFA SYAHRIZAL SUMSEL
35 CAROLINE SUMSEL
36 DAISY PANGENAAN, ST, MSI SULUT
37 ASMADI KALIMANTAN TIMUR
 

  30

PESERTA SIDANG KOMISI B

NO NAMA UTUSAN
1 LALU MARTADINATA PENGURUS PUSAT
2 ELVERA MOVIDA PENGURUS PUSAT
3 VICTOR KOBI GORONTALO
4 BILLY KURNIAWAN JAWA TIMUR
5 M. MIFTACHUL ALAM JAWA TIMUR
6 SHANDY SISWANTORO JAWA TIMUR
7 FACHRUL REZA DKI JAKARTA
8 EARHART REYZALNO DKI JAKARTA
9 FADLAN MUZAKI DKI JAKARTA
10 DEASY ASRIANY SULTENG
11 YAN PAAYS MALUKU
12 T. AWALUDIN ACEH
13 A. FADHILAH SULAWESI SELATAN
14 RIA APRIANI, S.Pd NTB
15 PITRI SYAPRIANTO, SE BABEL
16 ICHANUL AMRI SUMSEL
17 OCTAVIANUS RASUBALA SULUT
18 RAHMAT MANSUR SULAWESI TENGGARA
19 SISWANTO SULAWESI BARAT
20 HERRY ARMEIDY BENGKULU
21 ABDOH M. BAZHER NTT
22 GUSNALDI SUMATERA BARAT
23 DENI DENHARI JAWA BARAT
24 RIDWAN JAWA BARAT
25 TONY FERDINANSYAH LAMPUNG
26 CHUNG NINA JAMBI
27 SUBOWO ST KALBAR
28 ERIS ANWAR BANTEN
29 HENDRA BUDI UTAMA BALI
30 IDA AYU ISWARI P BALI
31 ADRI SAHAYA PAPUA
32 YUNI KALIMANTAN TIMUR
 

  31

PESERTA SIDANG KOMISI C

NO NAMA UTUSAN
1 MERRY LABAN PENGURUS PUSAT
2 NUNU RAHMAT PENGURUS PUSAT
3 JOHANES GALUH JAWA TENGAH
4 MUHAMAD HARLY MALUKU UTARA
5 ERWIN PAKAYA GORONTALO
6 BUDI SATRIA ANDIKA JAWA TIMUR
7 A. ROCHMAD JAWA TIMUR
8 TRI HARI KOESTANTO JAWA TIMUR
9 ACMAD RAMDANI DKI JAKARTA
10 FARID BACHMAN YUSUF DKI JAKARTA
11 Drg. WENDDY PELUPESSY MALUKU
12 YUBASRI ACEH
13 RIZALDY ARIANSYAH SULAWESI SELATAN
14 RIHUL RAHMAN, ST NTB
15 Ir.AMIRULLAH NTB
16 AGUSTINO BABEL
17 BARATA G SUMSEL
18 MACHEL R. SINGKON,AMKL,SE SULUT
19 HERNO TANASALE SULAWESI TENGGARA
20 IRWAN SUSANTO SULAWESI BARAT
21 YUDHO PRABOWO BENGKULU
22 YUREN DARIANSY NTT
23 ADRIZAL SUMATERA BARAT
24 M. RAHMADY ABASMAY KALSEL
25 EKA MARTIN RIAU
26 SU WIBOWO JAWA BARAT
27 ADJI JAWA BARAT
28 A.NAZAMUDIN KALTENG
29 BERLIANTO H, ST JAMBI
30 KESU MAWIDAYANI KALBAR
31 WAHYU SAPUTRA BANTEN
32 I DEWA AGUNG SUGANDA BALI
33 PUTU GEDE PUJAWAN BALI
34 RAJA M. SITORUS SUMUT
35 BENNY FONATABA PAPUA
36 USMAN KALIMANTAN TIMUR
37 RUDIANSYAH KALIMANTAN TIMUR
 

  32

 
 

  33

 ANGGARAN DASAR
PURNA PASKIBRAKA INDONESIA

PEMBUKAAN

Hakekat pembinaan generasi muda dalam Pembangunan Nasional Bangsa Indonesia adalah usaha
untuk menyiapkan kader penerus cita-cita perjuangan bangsa dan manusia pembangunan yang beriman,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berjiwa Pancasila sebagai Pandu Ibu Pertiwi.

Purna Paskibraka merupakan salah satu bagian dari generasi muda Indonesia yang selalu terus
membina diri agar memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, idealisme, patriotisme dan harga diri serta
mempunyai wawasan yang luas, kokoh kepribadiannya, memiliki kesegaran jasmani dan daya kreasi serta
dapat mengembangkan kemandirian, kepemimpinan, ilmu, keterampilan, semangat kerja keras dan
kepeloporan.

Dalam upaya mewujudkan pembinaan tersebut, maka Purna Paskibraka membentuk suatu wadah
yang diberi nama Purna Paskibraka Indonesia.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa serta didorong oleh kebulatan tekad dan semangat yang
ikhlas, keinginan luhur, berkebudayaan dalam kesatuan dan persatuan, persaudaraan dan kekeluargaan antar
sesama generasi muda yang tergabung dalam satu kesatuan yang kokoh, sentosa, sejahtera dan dinamis serta
harmonis lahir dan bathin, maka setiap pemuda yang pernah dikukuhkan dan bersama-sama mengemban
tugas Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka di Ibukota Negara /
Ibukota Provinsi dan Ibukota Kabupaten / Kota, menuangkan kesadaran dan keinginan luhur itu dalam
Anggaran Dasar Organisasi sebagai landasan berpijak dalam melaksanakan darma baktinya kepada tanah
tumpah darah Indonesia dengan berazaskan Pancasila dan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU

Pasal 1
1.  Organisasi ini bernama Purna Paskibraka Indonesia yang disingkat PPI.
2.  Purna Paskibraka Indonesia didirikan di Cipayung, Bogor pada tanggal 21 Desember 1989 melalui
Musyawarah Nasional (MUNAS) I Purna Paskibraka Indonesia, untuk waktu yang tidak ditentukan.
3.  Purna Paskibraka Indonesia berkedudukan di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB II
 AZAS, DASAR DAN SIFAT

Pasal 2
 AZAS-DASAR
Purna Paskibraka Indonesia berazaskan Pancasila dan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945.

Pasal 3
SIFAT
1.  Purna Paskibraka Indonesia adalah Organisasi Sosial Kemasyarakatan yang bersifat kekeluargaan.
2.  Purna Paskibraka Indonesia bukan merupakan organisasi sosial politik dan tidak menjalankan kegiatan
politik.
 

  34

BAB III
TUJUAN DAN FUNGSI

Pasal 4
TUJUAN
Purna Paskibraka Indonesia mempunyai tujuan :
1.  Menghimpun dan membina para anggota agar menjadi warga Negara Indonesia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila, setia dan patuh pada Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan menjadi Pandu Ibu Pertiwi.
2.  Mengamalkan dan mengamankan Pancasila.
3.  Membina watak kemandirian dan profesionalisme, memelihara dan meningkatkan rasa persaudaraan,
kekeluargaan, persatuan dan kesatuan, mewujudkan kerja sama yang utuh serta jiwa pengabdian kepada
bangsa dan negara, memupuk rasa tanggung jawab dan daya cipta yang dinamis serta kesadaran nasional
di kalangan para anggota dan keluarganya.
4.  Membentuk manusia Indonesia yang memiliki ketahanan mental (tangguh), cukup pengetahuan dan
kemahiran teknis untuk dapat melaksanakan pekerjaannya (tanggap ) serta daya tahan fisik / jasmani
(tangkas).

Pasal 5
FUNGSI
Purna Paskibraka Indonesia mempunyai fungsi :
1.  Pendorong dan pemrakarsa pembaharuan melalui kegiatan yang konstruktif sehingga dapat menjadi
pelopor pembangunan demi kemajuan Bangsa dan Negara.
2.  Sebagai wadah pembinaan dan pengembangan potensi anggota untuk menjadi insan yang mandiri,
berkarya, profesional dan bertanggung jawab.

BAB IV
KODE ETIK, MARS, DAN ATRIBUT

Pasal 6
KODE ETIK
Kode Etik Purna Paskibraka Indonesia adalah Ikrar Putra Indonesia.

Pasal 7
MARS DAN ATRIBUT
1.  Purna Paskibraka Indonesia mempunyai mars dan atribut berupa lambang, bendera, seragam, dan tanda
jasa.
2.  Mars dan atribut Purna Paskibraka Indonesia diatur dan ditetapkan lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga dan Peraturan Organisasi.

BAB V
KEANGGOTAAN, HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 8
KEANGGOTAAN
Keanggotaan dalam Purna Paskibraka Indonesia terdiri dari:
a.  Anggota Biasa.
b.  Anggota Kehormatan.

Pasal 9
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
1.  Anggota Biasa mempunyai hak bicara, hak suara (memilih) dan hak dipilih sebagai pengurus.
2.  Anggota Kehormatan mempunyai hak bicara, menghadiri upacara dan rapat-rapat tertentu, tidak
mempunyai hak suara dan tidak mempunyai hak untuk dipilih sebagai pengurus.
3.  Anggota Biasa dan Anggota Kehormatan berkewajiban menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan
organisasi serta mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang ditetapkan oleh Musyawarah
Nasional serta Peraturan Organisasi yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat.
 

  35

BAB VI
ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN
SERTA MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI

Pasal 10
HIRARKI ORGANISASI
Organisasi Purna Paskibraka Indonesia disusun secara vertikal dengan urutan sebagai berikut :
1.  Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.
2.  Pengurus Provinsi Purna Paskibraka Indonesia berkedudukan di Ibukota Provinsi.
3.  Pengurus Kabupaten/Kota Purna Paskibraka Indonesia berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota.

Pasal 11
1.  Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia ditetapkan dan disahkan berdasarkan Keputusan
Musyawarah Nasional.
2.  Pengurus Provinsi Purna Paskibraka Indonesia ditetapkan berdasarkan Keputusan Musyawarah Tingkat
Provinsi untuk kemudian disahkan dengan Keputusan Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia.
3.  Pengurus Kabupaten/Kota Purna Paskibraka Indonesia ditetapkan berdasarkan Keputusan Musyawarah
Tingkat Kabupaten/Kota, untuk kemudian disahkan dengan Keputusan Pengurus Provinsi Purna
Paskibraka Indonesia.
4.  Pelantikan pengurus Pusat, pengurus Provinsi, pengurus Kabupaten/Kota Purna Paskibraka Indonesia
diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 12
MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI
Organisasi Purna Paskibraka Indonesia mempunyai Majelis Pertimbangan Organisasi.

Pasal 13
1.  Majelis Pertimbangan Organisasi Purna Paskibraka Indonesia Pusat, terdiri dari beberapa anggota Purna
Paskibraka Indonesia yang dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Nasional.
2.  Majelis Pertimbangan Organisasi Purna Paskibraka Indonesia Provinsi terdiri dari beberapa anggota
Purna Paskibraka Indonesia yang dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Daerah Provinsi.
3.  Majelis Pertimbangan Organisasi Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten/Kota terdiri dari beberapa
anggota Purna Paskibraka Indonesia yang dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Daerah
Kabupaten/Kota.
4.  Berkenaan dengan tugas dan fungsi Majelis Pertimbangan Organisasi Purna Paskibraka Indonesia akan
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.

BAB VII
PEMBINA DAN PENASIHAT

Pasal 14
PEMBINA
1.  Pembina Tingkat Pusat adalah Presiden.
2.  Pembina Tingkat Provinsi adalah Gubernur.
3.  Pembina Tingkat Kabupaten/Kota adalah Bupati/Walikota.

Pasal 15
PENASIHAT
1.  Penasihat Tingkat Pusat adalah Pejabat Negara dari Kementrian dan/atau Instansi Pemerintah dan
Pejabat Instansi Militer/Polri yang terkait terhadap Pembinaan dan Pendidikan Generasi Muda, serta
perorangan yang mempunyai dedikasi, kontribusi nyata dan kepedulian terhadap Organisasi Purna
Paskibraka Indonesia.
2.  Penasihat Tingkat Provinsi adalah Pejabat Daerah dari Dinas dan/atau Instansi Pemerintah dan Pejabat
Instansi Militer/Polri Daerah, yang terkait terhadap Pembinaan dan Pendidikan Generasi Muda, serta
perorangan yang mempunyai dedikasi, kontribusi nyata dan kepedulian terhadap Organisasi Purna
Paskibraka Indonesia.
3.  Penasihat Tingkat Kabupaten/Kota adalah Pejabat Kabupaten/Kota dari Suku Dinas dan/atau Instansi
Pemerintah dan Pejabat Instansi Militer/Polri Tingkat Kabupaten/Kota, yang terkait terhadap Pembinaan
dan Pendidikan Generasi Muda serta perorangan yang mempunyai dedikasi, kontribusi nyata dan
kepedulian terhadap Organisasi Purna Paskibraka Indonesia.
 

  36

 
BAB VIII
MUSYAWARAH, RAPAT-RAPAT DAN QUORUM

Pasal 16
MUSYAWARAH
Musyawarah dalam Organisasi Purna Paskibraka Indonesia terdiri dari:
a.  Musyawarah Nasional (MUNAS).
b.  Musyawarah Nasional (MUNAS) Luar Biasa.
c.  Musyawarah Provinsi.
d.  Musyawarah Provinsi Luar Biasa.
e.  Musyawarah Kabupaten/Kota.
f.  Musyawarah Kabupaten/Kota Luar Biasa.

Pasal 17
1.  MUNAS dan MUNAS Luar Biasa dinyatakan sah apabila dihadiri oleh minimal ¾ dari Pengurus Provinsi
Purna Paskibraka Indonesia.
2.  Musda Provinsi dan Musda Provinsi Luar Biasa dinyatakan sah apabila dihadiri oleh minimal ¾ dari
Pengurus Kabupaten/Kota.
3.  Musda Kabupaten/Kota dan Musda Kabupaten/Kota Luar Biasa dinyatakan sah apabila dihadiri oleh ¾
dari jumlah anggota dan Pengurus Kabupaten/Kota.

Pasal 18
RAPAT-RAPAT
Rapat-rapat terdiri atas :
a.  Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS).
b.  Rapat Kerja Provinsi (RAKERPROV).
c.  Rapat Kerja Kabupaten/Kota (RAKERKAB/KOTA).
d.  Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS).
e.  Rapat Koordinasi Provinsi (RAKORPROV).
f.  Rapat Koordinasi Kabupaten/Kota (RAKORKAB/KOTA).
g.  Rapat-Rapat Pleno sesuai tingkatannya.
h.  Rapat-Rapat Pengurus Harian sesuai tingkatannya.

BAB IX
TATA URUTAN KETENTUAN ORGANISASI

Pasal 19
Tata urutan ketentuan organisasi terdiri atas :
a.  Anggaran Dasar.
b.  Anggaran Rumah Tangga.
c.  Peraturan Organisasi.
d.  Keputusan musyawarah-musyawarah.
e.  Keputusan rapat-rapat.

BAB X
KEUANGAN DAN KEKAYAAN

Pasal 20
KEUANGAN
Keuangan Purna Paskibraka Indonesia diperoleh dari :
1.  luran Anggota.
2.  Hasil-Hasil Usaha yang halal dan sah.
3.  Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat serta tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 

  37

Pasal 21
KEKAYAAN
Kekayaan Purna Paskibraka Indonesia diperoleh dari hasil usaha organisasi dan sumbangan lain yang sah dan
tidak mengikat serta tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
BAB XI
 ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 22
Segala sesuatu hal yang belum tertuang dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dan dijabarkan lebih lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga dengan tidak bertentangan dari Anggaran Dasar.

BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 23
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Perubahan atas Anggaran Dasar ini hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Nasional.

Pasal 24
PEMBUBARAN ORGANISASI
1.  Pembubaran Organisasi Purna Paskibraka Indonesia hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional
Luar Biasa yang khusus diadakan untuk itu.
2.  Dalam hal Organisasi Purna Paskibraka Indonesia dibubarkan, maka penyelesaian kekayaan organisasi
ditetapkan bersamaan dengan Musyawarah Nasional Luar Biasa yang dimaksud Ayat (1) Pasal ini.

BAB XIII
PENUTUP

Pasal 25
Perubahan dan Penyempurnaan Anggaran Dasar ini dilakukan dan ditetapkan oleh Musyawarah Nasional VI
Purna Paskibraka Indonesia Tahun 2011 yang diselenggarakan pada tanggal 20 s.d 23 Oktober 2011,
bertempat di Hotel Saphir, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
 

  38

 ANGGARAN RUMAH TANGGA


PURNA PASKIBRAKA INDONESIA

BAB I
KODE ETIK, MARS DAN ATRIBUT

Pasal 1
IKRAR PUTRA INDONESIA
Aku mengaku Putra Indonesia, dan berdasarkan Pengakuan itu :
  Aku mengaku, bahwa aku adalah makhluk Tuhan Al Khalik Yang Maha Esa dan bersumber kepada-Nya.
  Aku mengaku, bertumpah darah satu, Tanah Air Indonesia.
  Aku mengaku, berbangsa satu, Bangsa Indonesia.
  Aku mengaku, bernegara satu, Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berdasarkan Pancasila.
  Aku mengaku, bertujuan satu, masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, sesuai dengan isi
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
  Aku mengaku, bercara karya satu, perjuangan besar dengan akhlak dan ihsan, menurut ridho Tuhan Yang
Maha Esa.
Berdasarkan pengakuan-pengakuan ini dan demi kehormatanku aku berjanji, akan bersungguh-sungguh
menjalankan kewajiban untuk mengamalkan semua pengakuan ini dalam karya hidupku sehari-hari. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa memberkati niatku ini dengan Taufiq dan Hidayah serta Inayah-Nya.

Pasal 2
MARS 
Mars Purna Paskibraka Indonesia adalah sebagai berikut

SATUKAN LANGKAH

Cipt. R. H. DWI PUTRANTO SULAKSONO

KAMI PURNA PASKIBRAKA INDONESIA


DI SELURUH NUSANTARA
KUAT DAN BULAT TEKADKU
BERBAKTI UNTUK NEGERIKU

WALAU TUBUHKU TERLUKA


SEMANGATKU TETAP MEMBARA
WALAU RINTANGAN KAN MENGHADANG
TABAH HINGGA AJAL MENJELANG

REFF :

SATUKAN LANGKAH TERUS MAJU


DENGAN TAK MENGENAL WAKTU
SATUKAN NUSA DAN BANGSA
MENUJU INDONESIA JAYA

JAYALAH TANAH AIRKU


MAJULAH NEGERIKU
MAKMURLAH BANGSAKU
UNTUKMU INDONESIAKU 
 

  39

Pasal 3
 ATRIBUT

1.  Lambang Purna Paskibraka Indonesia adalah bunga teratai yang dilingkari rantai berbentuk bulatan dan
segi empat berjumlah 16 pasang.
2.  Bendera Purna Paskibraka Indonesia berukuran 150 x 100 cm dengan warna dasar hijau yang di tengah-
tengahnya berisi lambang berwarna emas dengan garis tengah 75 cm, dan tulisan PURNA PASKIBRAKA
INDONESIA serta nama daerah masing-masing.
3.  Untuk mempertebal rasa persatuan dan kesatuan serta meningkatkan disiplin, anggota Purna Paskibraka
Indonesia menggunakan seragam dengan atributnya.
4.  Semua atribut yang berhubungan dengan Purna Paskibraka Indonesia tidak dibenarkan dipakai atau
dimiliki selain oleh anggota Purna Paskibraka Indonesia.
5.  Semua atribut yang telah diberikan kepada anggota harus dicatat dalam administrasi organisasi.

Pasal 4
Pemberian penghargaan, tanda jasa, tanda kehormatan Iebih lanjut akan diatur dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 5
Penjelasan lebih lanjut tentang kode etik, atribut dan seragam serta penggunaannya akan diatur dalam
Peraturan Organisasi.

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 6
1.  Anggota Biasa adalah mereka yang pernah dan hanya bertugas sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera
Pusaka di Tingkat Nasional, Tingkat Provinsi ataupun Tingkat Kabupaten/Kota pada tanggal 17 Agustus
serta pernah mengikuti pelatihan baik dalam Gladian Sentra Nasional ataupun Daerah yang dibuktikan
dengan sertifikat, dan mendaftarkan diri.
2.  Anggota kehormatan adalah mereka yang pernah menjadi Komandan, Pelatih dan Pembina Pasukan
Pengibar Bendera Pusaka serta mereka yang berjasa, berpartisipasi aktif / nyata kepada Pasukan Pengibar
Bendera Pusaka dan organisasi Purna Paskibraka Indonesia yang ditetapkan melalui musyawarah sesuai
tingkatannya.

Pasal 7
1.  Kepindahan Anggota Biasa diatur secara administrasi melalui Surat Pindah.
2.  Anggota Biasa yang pindah domisili wajib melapor dan mendaftarkan diri kepada Pengurus Daerah yang
dituju dengan menyerahkan Surat Keterangan dari Pengurus Daerah asal.

Pasal 8
1.  Keanggotaan Purna Paskibraka Indonesia terhenti apabila yang bersangkutan meninggal dunia
2.  Keanggotaan Purna Paskibraka Indonesia dapat diberhentikan karena melanggar ketentuan organisasi
dan melakukan tindak pidana yang telah memperoleh putusan yang berkekuatan hukum tetap
3.  Dalam hal anggota melanggar ketentuan organisasi, pemberhentian hanya dapat dilakukan melalui
musyawarah sesuai dengan tingkatannya
4.  Selama menunggu waktu diadakannya Musyawarah seperti tersebut dalam ayat 3 pasal ini,  Pengurus
dapat menon-aktifkan anggota yang bersangkutan.
5.  Sebelum dianyatakan keanggotaannya diberhentikan, anggota yang bersangkutan diberi kesempatan
membela diri.

BAB III
SUSUNAN PENGURUS

Pasal 9
PENGURUS PUSAT
Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia terdiri dari (sekurang-kurangnya):
a.  Ketua Umum
b.  Ketua (sesuai kebutuhan)
c.  Sekretaris Umum
 

  40

d.  Sekretaris (sesuai kebutuhan)


e.  Bendahara Umum
f.  Bendahara (sesuai kebutuhan)
g.  Departemen-Departemen (sesuai dengan kebutuhan)

Pasal 10
PENGURUS PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
Pengurus Purna Paskibraka Indonesia Provinsi dan Kabupaten/Kota terdiri dari (sekurang-kurangnya) :
a.  Ketua.
b.  Wakil Ketua.
c.  Sekretaris.
d.  Wakil Sekretaris.
e.  Bendahara.
f.  Wakil Bendahara.
g.  Ketua-Ketua Biro untuk Provinsi dan Ketua Bidang untuk Kabupaten/Kota sesuai kebutuhan.
Jumlah anggota Pengurus point b, d, f, disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.

Pasal 11
KEANGGOTAAN PENGURUS PUSAT
1.  Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia adalah Anggota Biasa.
2.  Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia dipilih dan ditetapkan serta disahkan dalam Musyawarah
Nasional.

Pasal 12
KEANGGOTAAN PENGURUS PROVINSI
1.  Pengurus Provinsi Purna Paskibraka Indonesia adalah Anggota Biasa.
2.  Pengurus Provinsi Purna Paskibraka Indonesia dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Provinsi.
3.  Pengurus Provinsi Purna Paskibraka Indonesia yang telah ditetapkan berdasarkan hasil Musyawarah
Provinsi disahkan dengan Keputusan dan dilantik oleh Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia.

Pasal 13
KEANGGOTAAN PENGURUS KABUPATEN/KOTA
1.  Pengurus Kabupaten/Kota Purna Paskibraka Indonesia adalah anggota Biasa.
2.  Pengurus Kabupaten/Kota Purna Paskibraka Indonesia dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Daerah
Kabupaten/Kota.
3.  Pengurus Kabupaten/Kota Purna Paskibraka Indonesia yang telah ditetapkan berdasarkan hasil
Musyawarah Kabupaten/Kota disahkan dengan Keputusan dan dilantik oleh Pengurus Provinsi Purna
Paskibraka Indonesia.

BAB V
TATA CARA PEMILIHAN PENGURUS

Pasal 14
1.  Ketua Umum Pengurus Pusat, Ketua Pengurus Provinsi, Ketua Pengurus Kabupaten/Kota dipilih secara
langsung.
2.  Ketua Umum/Ketua terpilih dalam menyusun kepengurusan dibantu oleh Tim Formatur yang dibentuk
untuk itu.
3.  Tata cara Pemilihan Ketua Umum Pengurus Pusat, Ketua Pengurus Provinsi, Ketua Pengurus
Kabupaten/Kota, diatur lebih lanjut dalam Keputusan Sidang Komisi yang ditetapkan dalam Sidang Pleno
pada masing-masing Musyawarah sesuai tingkatannya.

BAB VI
MASA JABATAN DAN PEMBERHENTIAN PENGURUS

Pasal 15
1.  Masa jabatan Ketua Umum/Ketua Pengurus Pusat, Pengurus Provinsi dan Pengurus Kabupaten/Kota
paling lama dua PERIODE kepengurusan berturut-turut.
2.  Pengurus Pusat, Pengurus Provinsi dan Pengurus Kabupaten/Kota berhenti bila habis masa jabatannya.
 

  41

3.  Pemberhentian Pengurus Pusat, Pengurus Provinsi dan Pengurus Kabupaten/Kota hanya dapat dilakukan
melalui Musyawarah atau Musyawarah Luar Biasa di tingkatnya masing-masing.

BAB VII
MUSYAWARAH DAN MUSYAWARAH LUAR BIASA

Pasal 16
Musyawarah Nasional, Musyawarah Provinsi dan Musyawarah Kabupaten/Kota diadakan sekali dalam 4
(empat) tahun.

Pasal 17
Musyawarah Nasional merupakan forum tertinggi yang mempunyai wewenang :
a.  Menilai Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Pusat.
b.  Menetapkan perubahan/penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
c.  Menetapkan garis-garis besar program kerja dan kebijakan organisasi.
d.  Memilih dan menetapkan Ketua Umum.
e.  Memilih dan menetapkan Formatur.
f.  Memilih, mengangkat dan memberhentikan Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia.
g.  Menetapkan keputusan-keputusan lain yang dianggap perlu.

Pasal 18
Musyawarah Provinsi merupakan forum tertinggi yang mempunyai wewenang :
a.  Menilai Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Provinsi.
b.  Menetapkan garis-garis besar program kerja tingkat Provinsi.
c.  Memilih, mengangkat dan memberhentikan Pengurus Provinsi.

Pasal 19
Musyawarah Kabupaten/Kota merupakan forum tertinggi yang mempunyai wewenang :
a.  Menilai Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Kabupaten/Kota.
b.  Menetapkan garis-garis besar program kerja Kabupaten/Kota.
c.  Memilih, mengangkat dan memberhentikan Pengurus K abupaten/Kota.

Pasal 20
1.  Musyawarah Luar Biasa di Tingkat Nasional, Provinsi maupun Kabupaten/Kota dapat diadakan apabila
ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak.
2.  Musyawarah Nasional Luar Biasa hanya dapat diadakan apabila diminta oleh sekurang-kurangnya 3/4
jumlah Pengurus Provinsi.
3.  Musyawarah Provinsi Luar Biasa hanya dapat diadakan apabila diminta oleh sekurang-kurangnya 3/4
jumlah Pengurus Kabupaten/Kota.
4.  Musyawarah Kabupaten/Kota Luar Biasa hanya dapat diadakan apabila diminta oleh sekurang-kurangnya
¾ dari jumlah anggota dan pengurus sesuai dengan kondisi setempat.

BAB VIII
RAPAT KERJA DAN RAPAT KOORDINASI

Pasal 21
1.  Rapat Kerja Nasional dilaksanakan selambat-lambatnya satu tahun setelah Musyawarah Nasional dan
diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam waktu satu PERIODE kepengurusan yang dihadiri Pengurus
Pusat dan Utusan Pengurus Provinsi yang membahas tentang program-program kerja dan membuat
peraturan organisasi.
2.  Rapat Kerja Provinsi diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam waktu satu PERIODE kepengurusan
yang dihadiri Pengurus Provinsi dan utusan Pengurus Kabupaten/Kota.
3.  Rapat Kerja Kabupaten/Kota diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam waktu satu PERIODE
kepengurusan yang dihadiri Pengurus Kabupaten/Kota dan anggota sesuai dengan kondisi setempat.

Pasal 22
1.  Rapat Koordinasi diadakan dalam satu kali dalam satu kepengurusan yaitu menjelang musyawarah,
diadakan paling lambat 6 (enam) bulan sebelum musyawarah.
2.  Rapat Koordinasi menyusun materi-materi musyawarah.
 

  42

BAB IX
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 23
1.  Pengambilan Keputusan dilakukan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.
2.  Bila setelah diupayakan bersungguh-sungguh namun musyawarah untuk mencapai mufakat tidak
tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

BAB X
PERUBAHAN DAN PERATURAN TAMBAHAN

Pasal 24
Perubahan Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Nasional.

Pasal 25
Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dan ditetapkan oleh Pengurus
Pusat Purna Paskibraka Indonesia dalam bentuk Peraturan Organisasi.

BAB XI
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 26
Ketentuan dan Peraturan Organisasi yang masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran
Rumah Tangga ini dinyatakan masih tetap berlaku.

BAB XII
PENUTUP

Pasal 27
Perubahan dan Penyempurnaan Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan oleh Musyawarah Nasional VI Purna
Paskibraka Indonesia yang diselenggarakan tanggai 20 s/d 23 Oktober 2011, bertempat di Hotel Saphir,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 22 Oktober 2011
 

  43

KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL VI PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
NOMOR : 06 /MUNAS-VI/PPI/2011

TENTANG
TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA UMUM
PENGURUS PUSAT PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
PERIODE 2011 – 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang : 1. Bahwa MUNAS merupakan forum tertinggi yang berwenang menetapkan aturan
dan kebijaksanaan dasar Purna Paskibraka Indonesia;
2. Bahwa untuk memperlancar jalannya pemilihan, MUNAS VI PPI memandang
perlu menetapkan keputusan tentang Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum
Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia PERIODE 2011-2015.

Mengingat : 1. AD/ART Purna Paskibraka Indonesia;


2. Peraturan Organisasi Purna Paskibraka Indonesia.

Memperhatikan : Hasil tanggapan dan musyawarah yang membahas Tata Tertib Pemilihan Ketua
Umum Pengurus Pusat PPI PERIODE 2011-2015.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum Pengurus Pusat PPI PERIODE 2011-2015
dalam MUNAS VI PPI sebagai berikut :

Pasal 1
Sistem Pemilihan Ketua Umum Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia PERIODE
2011-2015 dilaksanakan secara langsung, dengan tahapan sebagai berikut :

a.  Inventarisasi Bakal Calon Ketua Umum Pengurus Pusat Purna Paskibraka
Indonesia atas usul Pengurus Provinsi.
b.  Penelitian persyaratan dan kelengkapan administrasi Bakal Calon Ketua Umum
Pengurus Pusat PPI PERIODE 2011-2015 oleh peserta melalui Pimpinan Sidang.
c.  Pengesahan Bakal Calon Ketua Umum Pengurus Pusat Purna Paskibraka
Indonesia PERIODE 2011-2015 setelah dinyatakan sah memenuhi persyaratan
yang ditentukan.
d.  Pemilihan Bakal Calon Ketua Umum Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia
PERIODE 2011-2015 oleh peserta MUNAS VI PPI secara langsung, umum, bebas
dan rahasia.
e.  Penyampaian Visi dan Misi Bakal Calon Ketua Umum Pengurus Pusat Purna
Paskibraka Indonesia PERIODE 2011-2015.
f.  Menggunakan nomor atau gambar atau nama calon.
g.  Pemilihan Ketua Umum secara langsung, umum, bebas, dan rahasia.
h.  Pengesahan Ketua Umum Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia PERIODE
2011-2015.

Pasal 2
a.  Pencalonan dan Pemilihan Ketua Umum Pengurus Pusat Purna Paskibraka
Indonesia PERIODE 2011-2015 dilakukan dalam Sidang Pleno MUNAS VI PPI.
b.  Bakal Calon Ketua Umum diajukan oleh Pengurus Provinsi
 

  44

c.  Pengurus Provinsi hanya dapat mengajukan 1 (satu) bakal calon ketua umum.
d.  3 (tiga) Bakal Calon Ketua Umum yang mendapatkan dukungan terbanyak
dinyatakan sah menjadi Calon Ketua Umum
e.  Penggunaan hak suara sebagaimana diatur dalam Tata Tertib MUNAS VI PPI
dilaksanakan oleh :
-  Unsur Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia 2007-2011 Demisioner 1
(satu) suara.
-  Unsur Utusan Pengurus Provinsi Purna Paskibraka Indonesia, masing-
masing 1 (satu) suara.

Pasal 3
a.  Calon Ketua Umum Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia PERIODE 2011-
2015 yang dinyatakan sah sebagaimana pada Pasal 2 butir d di atas, harus
menyampaikan Visi dan Misi mengenai Program Purna Paskibraka Indonesia
2011-2015.
b.  Calon Ketua Umum Purna Paskibrka Indonesia yang memperoleh suara
terbanyak dinyatakan sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Purna Paskibraka
Indonesia PERIODE 2011-2015 sekaligus sebagai Ketua Formatur.
c.  Apabila terdapat lebih dari satu Calon yang mendapat suara terbanyak dengan
jumlah yang sama, maka pemilihan diulang sampai terdapat selisih jumlah suara.

Pasal 4
Syarat–syarat menjadi Calon Ketua Umum Pengurus Pusat Purna Paskibraka
Indonesia PERIODE 2011-2015 adalah :
a.  Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b.  Berprestasi, berdedikasi, loyal terhadap organisasi dan ideologi Pancasila dan
tidak tercela;
c.  Anggota Biasa;
d.  Menyampaikan Surat pernyataan kesediaan untuk dipilih sebagai Calon Ketua
Umum Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia PERIODE 2011-2015;
e.  Menyampaikan Surat Pernyataan Tidak Akan Merangkap Jabatan Struktural di
Kepengurusan lebih bawah apabila terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat
Purna Paskibraka Indonesia;
f.  Menyampaikan Surat Pernyataan Menerima Ikrar Putra Indonesia, Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga Purna Paskibraka Indonesia, Peraturan
Organisasi lainnya;
g.  Menyampaikan Surat Pernyataan kesediaan waktu dan peran aktif dalam
menjalankan Kepengurusan Pusat Purna Paskibraka Indonesia.
h.  Sehat Jasmani dan Rohani dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter;
i.  Calon Ketua Umum berdomisili di wilayah hukum Republik Indonesia. 

Pasal 5
a.  Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum Pengurus
Pusat Purna Paskibraka Indonesia PERIODE 2011-2015 ini akan ditentukan lebih
lanjut dalam MUNAS VI Purna Paskibraka Indonesia.
b.  Tata Tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
 

  45

 
 

  46

 
 

  47

LAMPIRAN KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL VI PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
NOMOR : 07/MUNAS-VI/PPI/2011

TENTANG
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM KERJA
PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
PERIODE 2011-2015

I.  PENDAHULUAN

Garis-garis Besar Program Kerja Purna Pasikbraka Indonesia merupakan landasan kerja untuk
menetapkan arah dan strategi yang akan diambil dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Untuk hal tersebut
Musyawarah Nasional ini merupakan forum tertinggi yang memiliki kewenangan dalam melakukan penetapan
kebijakan dimaksud, dalam mengantisipasi berbagai permasalahan umum kemasyarakatan yang berkembang
dewasa ini, khususnya terhadap persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kepentingan pembinaan dan
pengembangan generasi muda pada umumnya serta potensi anggota khsususnya.

1.  Pengertian

1.1.  Garis-garis Besar Program Kerja adalah :


a.  Konsepsi Program secara Garis Besar, yang merupakan hasil MUNAS VI PPI dan perlu
dijabarkan lebih lanjut menjadi Program Kerja.
b.  Konsepsi Program yang didasarkan pada strategi dan kebijakan PPI dan diarahkan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
c. Konsepsi Program yang disusun secara koordinatif dengan berbagai pihak terkait.

1.2.  Berdasarkan pengertian di atas, maka Garis-Garis Besar Program Kerja PPI memiliki karakteristik
sebagai berikut :

a.  Fungsi struktur organisasi, dalam hal ini fungsi PPI sebagai media komunikasi, koordinasi dan
konsultasi.
b.  Lingkup Program, disesuaikan dengan kebutuhan PPI atas pertimbangan yang strategis,
konseptual, operasional, baik dalam skala wiiayah maupun skaia daerah serta skala nasional.

2.  Landasan

2.1.  Landasan Idiil : Pancasila


2.2.  Landasan Konstitusional : UUD Negara Republik Indonesia 1945
2.3.  Landasan Operasional : AD / ART Purna Paskibraka Indonesia

3.  Tujuan

3.1.  Memberi Pedoman bagi pelaksanaan kegiatan PPI dalam melakukan kiprahnya lebih lanjut.
3.2.  Menyatukan arah dan gerak langkah pelaksanaan kegiatan di seluruh jajaran Purna Paskibraka
Indonesia.
3.3.  Mewujudkan dan mengaktualisasikan peran PPI sebagai media koordinasi, konsultasi dan
komunikasi anggotanya, sebagai bentuk partisipasi terhadap pembangunan.
3.4.  Memberi tolak ukur dalam mengevaluasi keberadaan dan tingkat kepemimpinan Purna
Paskibraka Indonesia, khususnya dalam melaksanakan kegiatan.
 

  48

4.  Ruang Lingkup dan Sifat

4.1.  Ruang Lingkup Garis-garis Besar Program Kerja PPI meliputi :


4.1.1.  Pelaksanaan Kegiatan Sektoral, merupakan kegiatan masing-masing departemen / biro /
bidang atau kegiatan lintas kompartemen di lingkungan PPI.
4.1.2.  Pelaksanaan Kegiatan Terpadu, artinya bahwa pelaksanaan kegiatan merupakan kegiatan
bersama dengan lembaga teknis terkait atau organisasi kemasyarakatan atau keiompok
minat lainnya.
4.1.3.  Pelaksanaan Kegiatan yang bersifat nasional atau regional, sekaligus memberi nilai
tambah bagi upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4.1.4.  Pelaksanaan Kegiatan yang bersifat “Pilot Project” baik yang datang dari Pengurus PPI
itu sendiri maupun dari pihak lain.

4.2.  Sifat Garis-garis Besar Program Kerja PPI adalah :


4.2.1.  Ke dalam : untuk memantapkan PPI dan meningkatkan kualitas peran sebagai
perwujudan fungsi komunikator, sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi
muda melalui upaya-upaya konsolidasi, komunikasi, koordinasi, kaderisasi dan
partisipasi dalam pembangunan.
4.2.2.  Ke Luar : untuk mewujudkan peran kehadiran PPI di tengah-tengah masyarakat dengan
lebih meningkatkan partisipasinya dalam berbagai bidang kehidupan, melalui berbagai
sektor pembangunan.

II.   ARAH, SRATEGI DAN KEBIJAKAN

II.1. Arah
Garis-garis Besar Program Kerja PPI diarahkan kepada :
II.1.1. Peningkatan kualitas peran PPI dalam pembinaan Generasi Muda khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
II.1.2. Peningkatan penguasaan Iptek dan Keterampilan dalam rangka menciptakan Sumber
Daya Manusia yang kuat dan tangguh.
II.1.3. Menciptakan pola kaderisasi yang utuh dalam tubuh PPI agar mampu mendorong
kreatifitas semua potensi bangsa khususnya generasi muda sebagai calon pemimpin di
masa mendatang.
Berdasarkan arah tersebut maka titik berat kegiatan PPI antara lain sebagai berikut :
a.  Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia.
b.  Meningkatkan komunikasi timbal balik segenap pihak, terkait khususnya dengan jajaran
pemerintahan.
c. Pemantapan organisasi.
d.  Pendidikan dan Kaderisasi.
e.  Pengembangan swadaya yang berorientasi pada karya nyata.
f.  Pemantapan peranan organisasi melalui peningkatan peran PPI dalam mengisi
Pembangunan.
g.  Pengembangan kemandirian keuangan organisasi melalui unit atau badan usaha. 

II.2. Strategi
Berpedoman kepada arah yang telah diuraikan di atas, maka strategi pelaksnaan kegiatan disusun
sebagai berikut :
II.2.1. Strategi Jangka Panjang meliputi hai-hal sebagai berikut :
a.  Pengembangan iklim pembinaan dan pengembangan PPI, yang mampu
menumbuhkan komitmen serta penghargaan yang tinggi pada pengembangan
wawasan kebangsaan, mental ideologi Pancasila, sikap perilaku, etika, moral
spiritual, jiwa dan semangat kepeloporan serta pembaharuan, disiplin diri dan
mandiri.
b.  Mewujudkan keberanian moral dalam mengaktualisasikan kepentingan PPI dalam
rangka mensukseskan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila di segala bidang
kehidupan masyarakat.
c.  Pengembangan iklim kebersamaan di semua sektor kehidupan untuk kepentingan
PPI dan optimalisasi peran PPI ke masa depan.
 

  49

d.  Peningkatan dan pemantapan peran PPI dalam hubungan antar anggota sesuai
dengan kepentingan pembangunan nasional.

II.2.2. Strategi Jangka Pendek meliputi hal-hal sebagai berikut :


Strategi jangka pendek sesungguhnya merupakan penjabaran strategi jangka panjang
yang berkaitan dengan kondisi nyata pembangunan saat ini, antara lain yaitu :
a.  Pemantapan PPI sebagai media komunikasi, konsultasi dan koordinasi maupun
sebagai mekanisme pembinaan dan pengembangan anggota PPI, dalam rangka
mewujudkan segenap tugas dan fungsi PPI agar memperoleh kemampuan optimal
dalam ikut serta memantapkan kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara.
b.  Memberi dukungan optimal bagi pemantapan organisasi di daerah, baik dari segi
kelembagaan, keanggotaan maupun program.
c.  Memantapkan kesadaran disiplin dan tanggung jawab PPI sebagai warga Negara
sekaligus sebagai subyek yang berperan dalam memantapkan sistem nasional serta
mekanismenya terutama dalam berbagai agenda pembangunan yang tengah
dilaksanakan. 

II.3. Kebijakan
Sesuai dengan arah dan strategi di atas, maka kebijaksanaan pelaksanaan Program yang
berhubungan dengan tindakan segenap aparat pelaksana program, adalah sebagai berikut :
II.3.1. GBPK ini perlu dijabarkan daiam Program Kerja dengan memperhatikan perspektif yang
telah dirumuskan sebagai arah dan rangkaian kegiatan sebagai strategi program.
II.3.2. Penjabaran dan pelaksanaan GBPK PPI dilakukan dalam upaya memperkokoh wawasan
kebangsaan, kebersamaan dan kesetiakawanan serta kekeluargaan, antara sesama
anggota sehingga akan mempertebal idealisme, jiwa kepeloporan dan pembaharuan.
II.3.3. Pelaksanaan Program harus didukung dengan tingkat kemantapan optimal dari segenap
perangkat organisasi PPI dalam segala aspek.
II.3.4. Dalam menjabarkan GBPK menjadi Program Kerja, hendaknya memperhatikan agar tidak
terjadi penumpukan, pengulangan dan saling tumpang tindih serta diupayakan agar
program kerja dapat mencerminkan sifat dan fungsi PPI.
II.3.5. PPI dalam melaksanakan programnya, agar melibatkan segenap potensi secara optimal,
sesuai dengan mekanisme kerja yang disepekati bersama dalam forum yang berwenang
untuk menetapkan hal tersebut.

III.  PENDEKATAN PELAKSANAAN PROGRAM

Melihat identifikasi permasalahan yang ada, maka pendekatan program difokuskan kepada :
III.1. Program Intern Organisasi, yakni program PPI yang berkenaan dengan peningkatan kualitas
konsolidasi, komunikasi dan kaderisasi dengan aspirasi dan koordinasi.
III.2. Program Partisipasi, yakni program yang dalam hubungan dengan pembangunan sebagai bentuk
partisipasi PPI dalam menjawab permasalahan pembangunan melalui kerja sama bersama
lembaga teknis terkait termasuk Pemerintah.
III.3. Metode Pelaksanaan Program yang ditempuh dengan;
III.3.1. Pendekatan Konseptual, merupakan pengkajian / studi terhadap program-program yang
bersifat konsepsi dan partisipasi pemikiran.
III.3.2. Pendekatan Operasional, yaitu pelaksanaan dari bentuk-bentuk program kerja baik yang
bersifat rutin situasional maupun sesuai dengan ruang lingkup program di atas.
III.4. Sesuai dengan ruang lingkup program, wewenang dan tanggung jawab koordinasi pelaksana,
maka kegiatan dilaksanakan dengan mengambil bentuk Kegiatan yang bersifat konseptual,
koordinatif maupun operasional, dimana sepenuhnya menjadi tanggung jawab PPI, secara
koordinatif bersama-sama lembaga terkait sesuai tingkatannya.
III.5. GBPK PPI dilaksanakan dengan prioritas program sebagai berikut :
III.5.1. Menciptakan dan mengembangkan organisasi yang menyangkut hubungan internasl PPI,
hubungan dengan lembaga terkait, dan potensi masyarakat khususnya generasi muda.
III.5.2. Menciptakan sistem dan mekanisme pengkaderan sebagai upaya untuk mewujudkan PPI
yang mantap dan dinamis.
III.5.3. Bentuk kegiatan yang dapat mewujudkan kerja sama sektoral dan lintas sektoral dengan
lembaga terkait, baik pemerintah maupun swasta.
III.5.4. Bentuk kegiatan yang memang dianggap perlu diselenggarakan dan memang tersedia
anggaran yang mendukung.
III.6. Dalam melaksanakan kegiatannya PPI hendaknya mengikuti mekanisme sebagai berikut :
 

  50

III.6.1. Setiap program harus memiliki perencanaan dan koordinasi yang jelas berdasarkan tata
kerja yang bersumber pada AD/ART serta didukung oleh Peraturan-Peraturan
Organisasi.
III.6.2. Program yang bisa dikoordinasikan dengan beberapa kompartemen koordinasi, harus
didasarkan pada kesamaan kegiatan yang saling terkait, dengan tetap menonjolkan
institusi PPI.
III.6.3. Dalam mengoptimalkan pelaksanaan program untuk tiap kompartemen, ditentukan
prioritas kegiatan melalui rapat pleno atau mekanisme untuk hal tersebut.

IV.   ALUR PELAKSANAAN PROGRAM

IV.1. Penjabaran GBPK PPI harus mencerminkan keberadaannya sebagai wadah komunikasi, konsultasi
dan koordinasi yang secara fungsional memerankan dirinya sebagai wadah organisasi jaringan
kerja ( net working ) bagi terwujudnya nilai dan tujuan PPI.
IV.2. PPI sebagai organisasi jaringan kerja harus mampu mengemban fungsi koordinasi dan konsolidasi
konseptual serta akomodatif yang bersifat strategis.
IV.3. Strategi pengelolaan program harus bersifat pelayanan yang mengarah kepada upaya mencari
gagasan inovatif, penguatan dan pengembangan kelembagaan, mengembangkan metode
penderajatan program serta pelaksanaan dan pelayanan advokasi yang mengarah pada
pemberian dukungan moril dan materil terhadap pelaksanaan kegiatan.
IV.4. Sifat dan Pengelolaan Program meliputi :
   Upaya menumbuhkembangkan sifat kemandirian dalam program PPI perlu didukung oleh
seluruh anggota atau sebaliknya;
   Upaya untuk mewujudkan program dalam fungsinya sebagai motivator, PPI hendaknya dapat
merumuskan gagasan inovatif yang pelaksanaannya dipercayakan kepada PPI;
   Perumusan dan pelaksanaan program kerja PPI hendaknya dapat mendorong kerjasama baik
antara Intern PPI maupun dengan pihak terkait lainnya.
IV.5. Perumusan dan pelaksanaan dalam fungsinya sebagai lembaga kaderisasi hendaknya
mengembangkan fungsi sebagai sarana pendidikan, pelatihan dan pengabdian dalam upaya
menumbuhkan dan membina kader-kader bangsa yang berwatak dan profesional.

V.  PENUTUP

Bahwa penyelesaian pelaksanaan program PPI akan sangat tergantung kepada semua pihak baik
Pemerintah Daerah, Dinas/Instansi, potensi masyarakat khususnya generasi muda dan yang sangat
penting adalah kemampuan dalam kebersamaan segenap jajaran Pengurus PPI. Demikian Garis-garis
Besar Program Kerja untuk PERIODE 2011-2015 disusun secara sederhana, terpadu dan dapat
dilaksanakan.

Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 21 Oktober 2011
 

  51

 
 

  52

LAMPIRAN KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL VI PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
NOMOR : 08 /MUNAS-VI/PPI/2011

TENTANG
POKOK-POKOK PIKIRAN DAN REKOMENDASI
MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) VI TAHUN 2011
PURNA PASKIBRAKA INDONESIA 

Eksistensi Purna Paskibraka Indonesia ditentukan oleh hubungan sosial masyarakat dan lembaga-
lembaga yang terkait. Seperti kita ketahui, dalam era globalisasi saat ini telah terjadi perubahan yang sangat
mendasar dalam bertingkah laku, struktur sosial, kekuasaan, wewenang organisasi dan susunan lembaga
kemasyarakatan serta bentuk-bentuk interaksi sosial lainnya. Hal tersebut sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan masyarakat saat ini yaitu pencapaian kesejahteraan yang merata.

Purna Paskibraka Indonesia merupakan forum komunikasi, wadah kaderisasi, wahana aktualisasi diri
dan sarana artikulasi kepentingan anggota alumni Paskibraka, yang diharapkan mampu memberikan konsepsi
yang bernuansa strategis dan praktis yang mampu menjadi solusi terhadap persoalan yang ada di masyarakat.

Mengingat pentingnya eksistensi tersebut, maka PPI memandang perlu untuk melakukan penyeragaman
visi, misi, persepsi dan melakukan telaah kritis, kreatif serta inovatif dengan tetap dijiwai oleh semangat
kemandirian yang tinggi terhadap fenomena yang berkembang di masyarakat serta meminta kepada semua
pihak, khususnya pemerintah untuk menanggapi persoalan-persoalan sebagai berikut :

1  Sejalan dengan dinamika perkembangan masyarakat yang kian memprihatinkan kecenderungannya


ke arah suatu kondisi yang kompleks dan kompetitif di berbagai bidang, maka sudah sepantasnya
seluruh potensi yang ada, untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa demi keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

2. Sepenuhnya program yang dilakukan oleh pemerintah atau pihak lain, yang bertujuan
mempertahankan integritas bangsa Indonesia dari berbagai ancaman yang akan mengakibatkan
disintegrasi bangsa.

Selanjutnya Munas VI PPI merekomendasikan kepada Pengurus Pusat PPI PERIODE 2011 – 2015 untuk :

1.  Menyusun, menyempurnakan dan segera mensosialisasikan peraturan-peraturan organisasi untuk


kelancaran kinerja Purna Paskibraka Indonesia dalam berbagai kiprahnya disetiap tingkatan.
2.  Mensosialisasikan hasil MUNAS VI PPI kepada internal dan eksternal organisasi.
3.  Melaksanakan Rakernas I PPI di Provinsi NTB.
4.  Melaksanakan Rakernas II PPI di Provinsi Bangka Belitung.
5.  Melaksanakan Rakornas PPI di Provinsi Maluku/Kalimantan Tengah.
6.  Melaksanakan Munas VII di Provinsi Bali/Sumatera Utara.
7.  Menyusun dan melaksanakan berbagai program kerja dan dukungannya secara berkesinambungan
(pertriwulan/persemester) antara pengurus pusat dan daerah.
8.  Melaksanakan koordinasi secara intensif dengan pemerintah pusat/daerah setempat dan instansi
terkait guna kelancaran dan eksistensi dalam program-program kerja yang di laksanakan.
9.  Melaksanakan kegiatan dalam rangka HUT PPI baik di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota
setiap tahunnya.
10. Melaksanakan pengembangan strategi kemandirian di bidang wirausaha antara lain pembentukan
Koperasi.
 

  53

 
 

  54

 
 

  55

 
 

  56

 
 

  57

 
 

  58

 
 

  59

 
 

  60

 
 

  61

 
 

  62

 
 

  63

 
 

  64

 
 

  65

 
 

  66

 
 

  67

 
 

  68

 
 

  69

 
 

  70

 
 

  71

 
 

  72

 
 

  73

 
 

  74

 
 

  75

 
 

  76

 
 

  77

 
 

  78

KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL VI PURNA PASKBIRAKA INDONESIA
NOMOR : 10/MUNAS-VI/PPI/2011

TENTANG
PEMBENTUKAN FORMATUR
MUSYAWARAH NASIONAL VI PURNA PASKIBRAKA INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang : 1. Bahwa MUNAS VI merupakan forum tertinggi yang berwenang untuk memilih,
mengangkat, dan memberhentikan Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia;
2. Bahwa Tata cara pemilihan Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia
berazaskan Sistem Formatur;
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan dalam butir 1 dan 2 diatas, maka dipandang
perlu untuk mengesahkan Pembentukan Formatur dalam sebuah Keputusan
MUNAS VI.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPI;


2.  Peraturan Organisasi PPI tentang Tata Kerja Pengurus Purna Paskibraka
Indonesia.

Memperhatikan : 1. Permusyawaratan dalam Sidang Pleno MUNAS VI PPI, yang membahas tentang
Pembentukan Formatur;
2. Keputusan MUNAS VI PPI Nomor 01/MUNAS-VI/PPI/2011 tentang Jadwal Acara
dan Tata Tertib MUNAS VI PPI.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN MUNAS VI PPI TENTANG PEMBENTUKAN FORMATUR MUNAS VI PPI


TAHUN 2011.

Pasal 1
Membentuk Formatur yang anggotanya terdiri dari 9 (sembilan) orang, dengan
susunan sebagai berikut :

a. R.H. Dwi Putranto Sulaksono dari Unsur Ketua Terpilih.


b. H. Asmungi Rahardjo dari Unsur Pengurus Pusat Demisioner
c. Muh. Wardiyanto dari Unsur MPO.
d. Yudianto Evan Setiawan dari Unsur Peserta Wilayah Barat.
e. Budi Satria Andhika, SE. dari Unsur Peserta Wilayah Barat.
f. M. Fikri Latuconsina, ST. dari Unsur Peserta Wilayah Timur.
g. Adri Siahaya dari Unsur Peserta Wilayah Timur.
h. Arif Rahman, SE. dari Unsur Peserta Wilayah Tengah.
i. M. Nashir. T, ST, MT. dari Unsur Peserta Wilayah Tengah.
 

  79

 
Pasal 2
Memberi mandat kepada Formatur untuk melaksanakan tugasnya sebagaimana
tercantum dalam Keputusan MUNAS VI PPI Nomor 01/MUNAS- VI/PPI /2011
tentang Jadwal Acara dan Tata Tertib MUNAS VI Bab X.

Pasal 3
Tugas Formatur dengan sendirinya berakhir setelah Susunan Pengurus Pusat Purna
Paskibraka Indonesia PERIODE 2011 – 2015 disahkan oleh Sidang Pleno MUNAS VI
menjadi Keputusan MUNAS VI.
Pasal 4
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diadakan perubahan
serta perbaikan seperlunya bilamana dikemudian hari diketahui terdapat kekeliruan.

Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 22 Oktober 2011
 

  80

KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL VI PURNA PASKBIRAKA INDONESIA
NOMOR : 11/MUNAS-VI/PPI/2011

TENTANG
PENGESAHAN PENGURUS PUSAT PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
PERIODE 2011-2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang : 1. Bahwa MUNAS VI diberi wewenang untuk mengesahkan Susunan Pengurus


Pusat Purna Paskibraka Indonesia PERIODE 2011 – 2015;
2. Bahwa oleh karena itu, perlu adanya keputusan yang mengatur tentang
Pengesahan Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia PERIODE 2011 –
2015.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPI


2. Peraturan Organisasi PPI tentang Tata Kerja Pengurus Purna Paskibraka
Indonesia

Memperhatikan : Keputusan Sidang Formatur MUNAS VI PPI.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN MUNAS VI PPI TENTANG PENGESAHAN PENGURUS PUSAT


PURNA PASKIBRAKA INDONESIA PERIODE 2011-2015.

Pasal 1
Mengesahkan Struktur, Komposisi dan Personalia Pengurus Pusat Purna Paskibraka
Indonesia PERIODE 2011 – 2015, sebagai berikut :

 A.  Majelis Pertimbangan Organisasi ( MPO )


Ketua : Muh. Wardiyanto
H. Rusli Zainal
Merry Laban
Otniel F. Tegko
Waode Nasiha
Henry Eryanto
Ketut Ery Suseno
Ramli Malawat
 Amran Nompo
Novery Dartin
H. Ogi Fajar Nuzuli 

B.  Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia (PP. PPI)


Ketua Umum : R. H. Dwi Putranto Sulaksono
Ketua I (Bid. Organisasi) : H. Asmungi Rahardjo 
Ketua II (Bid. Sosekbud) : I Wayan Gede Surya Malya 
Ketua III (Bid. Litbang) : Badaruzaman 
 

  81

Sekretaris Umum : Borkat P. Harahap


Wakil Sekretaris :  Aria Wibisana 

Bendahara Umum : Risdiana Firmani


Wakil Bendahara : Fitria Astuti 

C.  Departemen-Departemen
Departemen Bela Negara : Lalu Martadinata 
Departemen SDM dan Kaderisasi : Ujang Hendra Gunawan 
Departemen Pemberdayaan Perempuan : Eka Imelda Novitasari
Departemen Keragaman Etnik dan Budaya : Koesumo Hadrian Saputra 
Departemen Kepedulian Sosial dan
Pengabdian Masyarakat : Oktafianus Rasubala 
Departemen Bina Usaha dan Koperasi : Earhart Rezalno Alanis 
Departemen Hubungan Antar Lembaga : Rachmawan Budiarto
Departemen Infokom dan Pusat Pengolahan Data
(Puslahta) : Aditya Nugraha 
Departemen Hukum dan Advokasi : Abdul Rahim Arifin

Pasal 2
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diadakan perubahan
serta perbaikan seperlunya bilamana dikemudian hari diketahui terdapat kekeliruan.

Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 23 Oktober 2011
 

  82

BERITA ACARA SIDANG FORMATUR


MUNAS VI PURNA PASKIBRAKA INDONESIA

Pada hari ini, Sabtu, tanggal Dua Puluh Dua, bulan Oktober, tahun Dua Ribu Sebelas, jam
23.00 WIB telah dilaksanakan Sidang Formatur Musyawarah Nasional (MUNAS) VI Purna
Paskibraka Indonesia (PPI) dalam rangka penyusunan Struktur, Komposisi dan Personalia
Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia (PP-PPI) Periode 2011-2015.
Dengan memperhatikan aspirasi dan masukan bersama dari anggota Tim Formatur, maka
dihasilkan Struktur, Komposisi dan Personalia Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia
(PP-PPI) Periode 2011-2015 sebagai berikut :

 A.  Majelis Pertimbangan Organisasi ( MPO )


Ketua : Muh. Wardiyanto
H. Rusli Zainal
Merry Laban
Otniel F. Tegko
Waode Nasiha
Henry Eryanto
Ketut Ery Suseno
Ramli Malawat
 Amran Nompo
Novery Dartin
H. Ogi Fajar Nuzuli

B.  Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia (PP-PPI)


Ketua Umum : R. H. Dwi Putranto Sulaksono
Ketua I (Bid. Organisasi) : H. Asmungi Rahardjo 
Ketua II (Bid. Sosekbud) : I Wayan Gede Surya Malya 
Ketua III (Bid. Litbang) : Badaruzaman 

Sekretaris Umum : Borkat P. Harahap


Wakil Sekretaris :  Aria Wibisana 

Bendahara Umum : Risdiana Firmani


Wakil Bendahara : Fitria Astuti 
 

  83

C. Departemen-Departemen
Departemen Bela Negara : Lalu Martadinata 
Departemen SDM dan Kaderisasi : Ujang Hendra Gunawan 
Departemen Pemberdayaan Perempuan : Eka Imelda Novitasari
Departemen Keragaman Etnik dan Budaya : Koesumo Hadrian Saputra 
Departemen Kepedulian Sosial dan
Pengabdian Masyarakat : Oktafianus Rasubala 
Departemen Bina Usaha dan Koperasi : Earhart Rezalno Alanis 
Departemen Hubungan Antar Lembaga : Rachmawan Budiarto
Departemen Infokom dan Pusat Pengolahan Data
(Puslahta) : Aditya Nugraha 
Departemen Hukum dan Advokasi : Abdul Rahim Arifin

Demikian Berita Acara Sidang Formatur MUNAS VI PPI tahun 2011, yang selanjutnya
menjadi Keputusan Munas VI PPI dan ditandatangani oleh Anggota Tim Formatur.

Anda mungkin juga menyukai