Anda di halaman 1dari 13

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Model Konseptual Penelitian


Model konseptual penelitian merupakan bagian dimana peneliti menyusun teori
atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk
masalah. Menurut penelitian terahulu oleh Hanani (2017:1) terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Dalam
penelitian Nasution (2019:1) menyatakan bahwa store atmosphere berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian. Dalam penelitian terdahulu oleh Tatangin,
Ogi, dan Loindong, (2017:1) yang menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh
terhadap kepuasan pelanggan. Dalam penelitian terdahulu oleh Nur (2019:1) yang
menyatakan bahwa store atmosphere berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
Sedangkan dalam penelitian terdahulu oleh Putri, Kumadji, dan Kusumawati (2014:1)
menyatakan bahwa keputusan pembelian memiliki pengaruh signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:189) kualitas produk merupakan pencapaian
tingkat kualitas yang sesuai dengan fungsi penggunaannya; tidak perlu melebihi.
Sedangkan menurut Berman dan Evans (2014:528) suasana toko meliputi berbagai
tampilan interior, eksterior, tata letak, lalu lintas internal toko, kenyamanan, udara,
layanan, musik, seragam, pajangan barang dan sebagainya yang menimbulkan daya
tarik bagi konsumen untuk membeli. Dengan memberikan kualitas yang sesuai
dengan fungsinya, restoran Bukan Ropang dapat dijadikan sebagai tempat pilihan
konsumen untuk mencari dan mengkonsumsi kebutuhan makanan dan minuman.
Kegiatan konsumsi tersebut didukung oleh suasana tempat yang bagus sehingga
konsumen dapat tinggal lebih lama untuk menikmati suasana, dan hal tersebut akan
memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen. Kepuasan yang dirasakan oleh
konsumen akan menimbulkan niat beli ulang serta berujung pada loyalitas dan

29
30

penyampaian informasi mengenai restoran Bukan Ropang kepada orang lain untuk
mengkonsumsi makanan dan minuman di restoran Bukan Ropang.
Adapun model konseptual seperti ini ada melibatkan sebanyak empat variabel
penelitian, yaitu store atmosphere, kualitas produk yang mempengaruhi keputusan
pembelian serta dampaknya terhadap kepuasan konsumen di restoran Bukan Ropang.
Berikut gambar 3.1 merupakan jabaran kerangka konseptual penelitian:

H3
Kualitas produk
H1
(X1)
Keputusan pembelian H5 Kepuasan konsumen
(Y) (Z)
Store atmosphere
H2
(X2) H4

Gambar 3.1 Model Konseptual Pemikiran


Sumber: (Olahan Peneliti, 2019)

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2016:35) metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk
mengujii hipotesis yang telah diterapkan.

3.2 Variabel Penelitian


Menurut Sugiyono (2016:96) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, objek, organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga jenis variabel, yaitu: variabel
independen, variabel dependen dan variabel intervening.
31

1. Variabel Independen (Variabel X)


Menurut Sugiyono (2016:96) variabel independen atau variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Pada penelitian ini
variabel independen (variabel X) yang digunakan yaitu store atmosphere (X1)
dan kualitas produk (X2).
2. Variabel Dependen (Variabel Y)
Menurut Sugiyono (2016:97) variabel dependen atau variabel terikat
merupakan variabel variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini variabel dependen (variabel
Y) yang digunakan yaitu kepuasan konsumen (Y).
3. Variabel Intervening (Variabel Z)
Menurut Sugiyono (2016:98) variabel intervening adalah fakor-faktor yang
secara teoritis mempengaruhi fenomena yang diteliti tetapi tidak dapat diukur
dan dimanipulasi. Pada penelitian ini variabel intervening (variabel Z) yang
digunakan yaitu keputusan pembelian (Z).

3.3 Operasional Variabel


Tabel 3.1 menunjukan penjabaran variabel operasional yang digunakan oleh
peneliti ke dalam bentuk indikator-indikator:

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator


Kualitas Kualitas produk merupakan Kinerja Variasi menu makanan.
Produk pencapaian tingkat kualitas
yang sesuai dengan fungsi Variasi menu minuman.
penggunaannya; tidak perlu Rasa makanan yang
melebihi. enak.
Rasa minuman yang
(Sangadji dan Sopiah enak.
2013:189) Penanganan masalah
dengan baik.
Ketepatan Kemudahan dalam
Sumber: Olahan Peneliti, 2019
32

Waktu dan memesan menu.


Kenyamanan Kecepat penyajian
makanan.
Kecepat penyajian
minuman.
Reliabilitas Kesamaan porsi
makanan.

Kesamaan porsi
minuman.
Kesamaan rasa
makanan.
Kesamaan rasa
makanan.
Tampilan makanan yang
menarik perhatian.
Tampilan minuman yang
menarik perhatian.
Estetika
Makanan yang disajikan
menggugah selera.
Minuman yang disajikan
menggugah selera.
Store Suasana toko meliputi General Interior Penerangan
Atmosphere berbagai tampilan interior, memberikan
eksterior, tata letak, lalu kenyamanan.
lintas internal toko, Musik yang menciptakan
kenyamanan, udara, kenyamanan.
layanan, musik, seragam, Kebersihan selalu dijaga
pajangan barang dan dengan baik.
sebagainya yang Suhu udara yang
menimbulkan daya tarik bagi nyaman (tidak terlalu
konsumen untuk membeli. panas dan dingin).
Photobooth yang
(Berman dan Evans menarik.
2014:528) Store Layout Kerapihan penempatan
meja makan.
Jarak antar meja makan
yang lebar.
Kemudahkan untuk
berlalu-lalang.
Interior Display Ketersediaan sign board
pada setiap bagian
restoran.
Kemudahan mengetahui
letak kasir.
Kemudahan mengetahui
letak toilet.
Kualitas yang terjamin.

Sumber: Olahan Peneliti, 2019


33

Keputusan Keputusan pembelian Prioritas Dalam Atmosphere yang


Pembelian adalah serangkaian pilihan Membeli bagus.
yang dibuat oleh konsumen Membeli karena
sebelum melakukan keinginan sendiri.
pembelian. Konsumen Kualitas produk yang
dihadapkan oleh beberapa lebih bagus
tahapan pengambilan dibandingkan restoran
keputusan baik sebelum sejenisnya.
maupun setelah melakukan

pembelian. Atmosphere yang lebih


Prawiro (2018:3) bagus dibandingkan
restoran sejenisnya.

Kepuasan konsumen Identifikasi Item Puas karena kualitas


merupakan suatu respon Spesifik produk.
Kepuasan Puas karena store
emosional terhadap Konsumen atmosphere.
pengalaman- Konfirmasi Puas karena sesuai
pengalamannya yang Harapan dengan harapan.
berkaitan dengan produk Kepuasan
Kepuasan atau jasa tertentu yang Konsumen Puas secara
Konsumen Secara keseluruhan.
dibeli.
Keseluruhan
Melakukan pembelian
(Tjiptono 2014:353) Niat Beli Ulang ulang di masa yang
akan mendatang.
Ketersediaan Bersedia
Untuk merekomendasikan
Merekomendasi kepada orang lain.
Sumber: Olahan Peneliti, 2019

3.4 Hubungan Antar Variabel dan Hipotesis


1. Hubungan Antar Kualitas Produk Dengan Keputusan Pembelian
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:189) kualitas produk merupakan
pencapaian tingkat kualitas yang sesuai dengan fungsi penggunaannya; tidak
perlu melebihi. Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hanani
(2017:1) menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan
pembelian konsumen di Restoran Pondok Ijo Weleri Kendal. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa kualitas produk memiliki tingkat signifikansi 0,000 <
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau
34

kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hasil yang sama


juga ditemukan oleh Pratiwi dan Hidayat (2018:1) yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kualitas produk terhadap
keputusan pembelian di Mr. K Café, dengan nilai t hitung (16,820) > t tabel

(1,9845), dan koefisien determinasi sebesar 74,3%. Berdasarkan tinjauan


literatur yang telah dijelaskan, maka hipotesis dari penelitian adalah:
H2: Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

2. Hubungan Antar Store Atmosphere Dengan Keputusan Pembelian


Berman dan Evans (2014:528) menyatakan suasana toko meliputi berbagai
tampilan interior, eksterior, tata letak, lalu lintas internal toko, kenyamanan,
udara, layanan, musik, seragam, pajangan barang dan sebagainya yang
menimbulkan daya tarik bagi konsumen untuk membeli. Menurut penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Nasution (2019:1) menyatakan bahwa store
atmosphere dan promosi penjualan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian di Bober Café di Kota Bandung dengan tingkat signifikansi 0,000 <
0,05 dan koefisien determinasi sebesar 35,3%, sisanya 64,7% lainnya dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian. Hasil yang sama juga
ditemukan oleh penelitian yang dilakukan oleh Putri, Kumadji, dan Kusumawati
(2014:1) menyatakan bahwa store atmosphere memiliki pengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian di Monopoli Cafe and Resto dengan tingkat
signifikansi 0,000 < 0,05 dan koefisien determinasi sebesar 65,9%. Berdasarkan
tinjauan literatur yang telah dijelaskan, maka hipotesis dari penelitian adalah:
H1: Store atmosphere berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

3. Hubungan Antar Kualitas Produk Dengan Kepuasan Konsumen


Pembentukan hipotesis ini salah satunya didasari oleh penelitian terdahulu,
diantaranya yaitu hasil penelitian yang dilakukan Tatangin, Ogi, dan Loindong,
(2017:1) yang menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap
35

kepuasan pelanggan di rumah makan Mie Medan 99 Manado dengan nilai


signifikansi p-value = 0,017 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima atau kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen. Hasil yang sama juga ditemukan oleh penelitian yang dilakukan oleh
Devi, Suharyono, dan Fanani (2017:1) yang menyatakan bahwa kualitas produk
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan di OTW Food Street Malang dengan
nilai signifikansi probabilitas α sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung (4,874) > t
tabel (1,981). Berdasarkan tinjauan literatur yang telah dijelaskan, maka hipotesis
dari penelitian adalah:
H3: Kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

4. Hubungan Antar Store Atmosphere Dengan Kepuasan Konsumen


Pembentukan hipotesis ini salah satunya didasari oleh penelitian terdahulu,
diantaranya yaitu hasil penelitian yang dilakukan oleh Devi, Suharyono, dan
Fanani (2017:1) yang menyatakan bahwa store atmosphere berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan di OTW Food Street Malang dengan nilai signifikansi
probabilitas α sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung (4,270) > t tabel (1,981). Hasil
yang sama juga ditemukan oleh Putri, Kumadji, dan Kusumawati (2014:1)
menyatakan bahwa store atmosphere memiliki pengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian di Monopoli Cafe and Resto dengan tingkat signifikansi
0,000 < 0,05 dan koefisien determinasi sebesar 43,1%. Berdasarkan tinjauan
literatur yang telah dijelaskan, maka hipotesis dari penelitian adalah:
H4: Store atmosphere berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

5. Hubungan Antar Keputusan Pembelian Dengan Kepuasan Konsumen


Menurut Prawiro (2018:3) keputusan pembelian adalah serangkaian pilihan
yang dibuat oleh konsumen sebelum melakukan pembelian. Konsumen
dihadapkan oleh beberapa tahapan pengambilan keputusan baik sebelum maupun
setelah melakukan pembelian, sedangkan menurut Tjiptono (2014:353) kepuasan
36

konsumen merupakan suatu respon emosional terhadap pengalaman-


pengalamannya yang berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang dibeli.
Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Putri, Kumadji, dan
Kusumawati (2014:1) menyatakan bahwa Keputusan Pembelian memiliki
pengaruh signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan di Monopoli Cafe and Resto
Soekarno Hatta Malang dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 dan koefisien
determinasi sebesar 43,1%, dan koefisien jalur (β) sebesar 0,789. Hasil yang sama
juga ditemukan oleh Wulan, Mawardi, dan Pangestuti (2016:1) yang menyatakan
bahwa keputusan pembelian berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan
pelanggan di restoran Kayu Manis Tuban dengan nilai thitung lebih besar dari nilai
ttabel (6,386 > 1,980), dan signifikansi 0,000 < 0,05. Berdasarkan tinjauan literatur
yang telah dijelaskan, maka hipotesis dari penelitian adalah:
H5: keputusan pembelian berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

3.5 Unit Analisis, Populasi dan Sampel


Menurut Sofia (2015:78) menyatakan bahwa unit analisis merupakan unit,
kasus, atau bagian dari kehidupan sosial yang sedang dipelajari. Unit analisis adalah
inti dalam pengembangan konsep, secara empiris mengukur atau mengamati konsep,
dan menggunakan analisis data. Dalam penelitian ini unit analisis yang digunakan
adalah konsumen dari restoran Bukan Ropang. Menurut Sugiyono (2016:148)
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan populasi yang tidak diketahui jumlahnya dan beberapa
orang yang berdomisili di Jakarta dan Bekasi.
Menurut Sugiyono (2016:149) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang
diggunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Non Probability
Sampling atau pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan
37

yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjai sampel
(Sugiyono, 2016:154) dengan pengambilan sampel teknik Sampling Purposive yang
merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2016:156). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pria dan wanita
yang berusia minimal 17 tahun serta pernah melakukan pembelian di restoran Bukan
Ropang dan berdomisili di Jakarta dan Bekasi. Waktu pengambilan sampel akan
dimulai pada tanggal bulan April 2019 hingga Juni 2019. Dalam jangka waktu
tersebut, telah dilakukan pembuatan kuesioner dengan menggunakan Google Form,
penyebaran kuesioner kepada konsumen restoran Bukan Ropang, pengumpulan
kuesioner, dan pengolahan kuesioner dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22.
Menurut Tansya, Samuel, dan Adiwijawa (2019:4) ukuran minimum sampel yang
disarankan adalah lima kali jumlah parameter indikator. Dalam penelitian terdapat 36
indikator, maka dari itu dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut :

(n = 5 x p).

Dimana:
n = jumlah sampel
p = paramater indikator

Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel yang dapat diambil minimal
sebesar: Jumlah sampel = 5 x 36
= 180

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diketahui besar sampel berjumlah 180


sampel, namun peneliti membulatkan menjadi 200 sampel.
Peneliti akan melakukan survei lapangan, yaitu dengan melakukan penyebaran
kuesioer dengan menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2016:230) kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
38

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.


Menurut Sugiyono (2016:168) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok. Berikut merupakan gambaran dari
pembobotan setiap pernyataan:

Tabel 3.2 Skala Likert

No Pernyataan Skor
1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2 Tidak Setuju (TS) 2
3 Ragu-ragu (RG) 3
4 Setuju (S) 4
5 Sangat Setuju (SS) 5
Sumber: Sugiyono, 2015: 169

3.6 Pre Test


Pre test digunakan untuk menguji validitas dan reabilitas instrumen yang akan
digunakan. Instrumen kuesioner tersebut akan diberikan kepada 30 responden untuk
mengumpulkan data tersebut dan mengolah data untuk menguji validitas dan
reabilitasnya.
A. Uji Validitas
Menurut Sujarweni (2015:192) uji validitas digunakan untuk mengetahui
kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu
variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok
variabel tertentu. Sujarweni berpendapat bahwa setiap butir pertanyaan sebaiknya
dilakukan uji validitas. Hasil r hitung dapat dibandingkan dengan r tabel dimana
df=n-2 dengan sig 5%, sehingga df = 0,361. Jika r hitung > r table maka valid.
39

B. Uji Reliabilitas
Menurut Sujarweni (2015:192) reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran
suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan
dengan kontruk-kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan
disusun dalam bentuk kuesioner. Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-
sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika nilai alpha > 0,60 maka reliabel.

3.7 Main Test


Setelah data penelitian dinyatakan valid dan reliabel pada pre-test, maka data
penelitian tersebut dapat dilanjutkan untuk main test untuk melakukan uji asumsi
klasik, dan uji hipotesis.
A. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, Uji
heteroskedastisitas, dan uji heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Menurut Sujarweni (2015:186) uji Normalitas adalah sebuah uji yang
dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok
data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal
ataukah tidak. Dalam penelitian ini metode uji normalitas yang digunakan
adalah Kolmogorov-Smirnov, Hal ini dapat dilihat dari nilai Sig atau
signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal (Priyanto, 2014:74).
2. Uji Multikolinieritas
Menurut Sujarweni (2015:185) uji multikolinieritas diperlukan untuk
mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan
antar variabel independen dalam suatu model. Kemiripan antar variabel
independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Selain itu
Sujarwani berpendapat bahwa uji ini juga untuk menghindari kebiasaan
dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam
40

penelitian ini metode uji multikolinieritas yang digunakan adalah dengan


melihat nilai Tolerance dan Inflation factor (VIF) pada model regresi. Jika
nilai VIF < 10 dan Tolerance > 0,1, maka dinyatakan tidak terjadi
multikolinieritas (Priyatno, 2014:103).
3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Sujarweni (2015:186) Heteroskedastisitas menguji terjadinya
perbedaan variansi residual suatu periode pengamatan ke periode
pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini metode uji metode Glejser
yang menyatakan bahwa jika nilai signifikansi variabel independen lebih
dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Priyatno 2014 : 115).

B. Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2015:134) hipotesis merupakan sebuah jawaban
sementara terhadap rumusan masalah dalam suatu penelitian, dimana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis
di katakan gagasan sementara karena jawaban yang diberikan berdasarkan pada
teori yang relevan, masih belum berdasarkan fakta yang didapat melalui
pengumpulan data. Sehingga hipotesis bisa dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiris.
1. Uji t
Sujarweni (2015:144) menyatakan bahwa uji t atau uji koefisien regresi
sederhana ini menguji pengaruh hubungan dimana memiliki satu variabel
independent dan satu variable dependent untuk mendapatkan suatu hasil
pengujian. Uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan ttabel dengan
nilai signifikansi 0,05. Untuk mencari t tabel dengan menggunakan rumus df=
n-k-1, n adalah jumlah responden, k adalah jumlah variabel independen.
Kriteria pengujian:
Jika t hitung < t tabel : Ho diterima atau Ha ditolak.
Jika t hitung > t tabel : Ho ditolak atau Ha diterima.
41

2. Uji Analisis Regresi Linier


Menurut Purwanto dan Sulistyasturi (2017:134) analisis regresi linier
adalah analisis untuk mengetahui pengaruh atau hubungan secara linier antara
variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi linier
berganda, yaitu untuk menganalisis hubungan linier antara dua atau lebih
variabel independen dengan sat variabel dependen. Dengan menggunakan
persamaan Y’ = a + b1X1 + b2X2 (Purwanto dan Sulistyasturi 2017:160),
dimana:
Y = Nilai prediksi variabel dipenden.
a = Konstanta, yaitu nilai Y’ jika X1 dan X2. = 0.
b1 b2 = Koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel
Y’ yang didasarkan variabel X1 dan X2.
X1 X2 = Variabel independen.

3. Uji Determinasi
Menurut Purwanto dan Sulistyasturi (2017:195) determinasi atau R2
digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model menjelaskan
variabel dependen. Apabila nilai koefisien determinasi dalam model regresi
semakin kecil (mendekati nol) berarti semakin kecil pengaruh semua variabel
independen terhadap variabel dependennya.

4. Uji Analisis Jalur


Menurut Sarjono & Julianita (2013:157) menyatakan bahwa analisis jalur
adalah analisis untuk mengetahui pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung
(pengaruh yang terjadi antara variabel bebas dan variabel terikat yang melalui
perantara), dan pengaruh total suatu variabel bebas terhadap variabel variabel
terikat.

Anda mungkin juga menyukai