PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan masyarakat yang semakin tidak terbatas berkembang dari
waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak
besar bagi perubahaan gaya hidup. Hal ini berlaku juga dalam hal makanan
terutama makanan cepat saji. Seperti halnya saat ini sedang marak muncul
makanan yang berjenis siap saji (fastfood). Makanan merupakan hal yang
penting dimana merupakan pokok manusia. Kebutuhan pangan sebagai
kebutuhan dasar, menciptakan suatu peluang usaha dibidang kuliner. Banyak
makanan kini hadir untuk dapat memenuhi keinginan dari pelanggan dimana
kebutuhan tersebut sangatlah beragam.
Untuk itu perusahaan atau restoran tersebut sangat memperhatikan apa
saja yang dibutuhkan oleh pelanggan baik dalam rasa, cara penyajian serta
pelayanannya. Situasi persaingan yang dihadapi hampir semua restoran
fastfood dengan kondisi pasar yang sedemikian agresif saat ini telah dialami
pula oleh Richeese Factory Cibinong sebagai salah satu restoran fastfood baru,
yang menganut sistem waralaba (franchise). Richeese Factory merupakan
perusahaan dibidang makanan cepat saji yang pertama kali yang melakukan
inovasi berbahan dasar ayam yang memiliki cita rasa yang pedas dan
menggunakan keju sebagai sausnya yang gurih. Segmen yang disasar oleh
Richeese Factory adalah segala jenis usia yang dimana Richeese Factory harus
menjamin produknya agar aman dikonsumsi bagi semua pelanggannya.
Industri kuliner saat ini sedang berusaha semaksimal mungkin untuk
mendapatkan dan mempertahankan pangsa pasar yang ada.
Dapat dilakukan perusahaan agar Richeese Factory Cibinong tetap
bertahan diindustri kuliner, perusahaan perlu mencari cara untuk bertahan
dalam meningkatkan kualitas pelayanan Richeese Factory Cibinong dan selalu
menarik perhatian pelanggan yaitu dengan cara memberikan kepuasan kepada
pelanggan. Dan mempunyai tujuan meningkatkan kualitas pelayanan Richeese
Factory Cibinong agar kepuasan pelanggan terjaga dan pengunjung Richeese
1
Factory Cibinong tetap meningkat. Richeese Factory merupakan perusahaan
fastfood yang mempunyai visi dan misi menjadi restoran cepat saji yang
terbaik dan berpengalaman dalam melayani dan memberi kesan puas pada
pelanggan Richeese Factory.
2. Kualitas Produk
Kualitas produk adalah hal nyata dan tidak nyata yang di dalamnya
mencakup warna, harga, kemasan, dan prestise lainnya yang terkandung
dalam produk, yang diterima oleh konsumen sebagai sesuatu yang bisa
memuaskan keinginannya. Sedangkan menurut Tjiptono (2006:299)
mendefinisikan kualitas sebagai tingkat mutu yang diharapkan dan
pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi
kebutuhan konsumen.
3. Kualitas Pelayanan
Menurut Arianto (2018:83) kualitas Kualitas Pelayanan dapat diartikan
sebagai berfokus pada memenuhi kebutuhan dan persyaratan, serta pada
ketepatan waktu untuk memenuhi harapan pelanggan. Kualitas Pelayanan
berlaku untuk semua jenis layanan yang disediakan oleh perusahaan saat klien
berada di perusahaan.
2
3. Bagaimana pengaruh harga terhadap keputusan pembelian?
4. Bagaimana pengaruh kualitas produk, kemasan dan harga terhadap
keputusan pembelian?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan Richeese Factory yang
mempunyai pengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
2. Untuk mengetahui variabel apa yang paling dominan berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan pada Richeese Factory
3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian
4. Untuk mengetahui pengaruh kemasan terhadap keputusan pembelia
5. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, kemasan dan harga terhadap
keputusan pembeli
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori Variabel penelitian
1. Kualitas produk
Kualitas menurut Garvin dan A. Dale Timpe (1990, dalam Alma,
2011) kualitas adalah keunggulan yang dimiliki oleh produk tersebut. Kualitas
dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai ruang lingkup
tersendiri yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen saat
mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal kualitas sebenarnya. Produk
adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar yang bisa
memenuhi kebutuhan atau keinginan pasar. Pembeli akan membeli produk
jika produk tersebut dirasa cocok dengan kebutuhan atau keinginan pembeli.
Dengan kata lain, pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan
pasar atau selera konsumen.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 346) produk adalah Segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan.
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2012:142) Kualitas produk
adalah kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya termasuk di
dalamnya keawetan, keandalan, ketetapan, kemudahan dipergunakan dan
diperbaiki serta atribut bernilai lainya. Menurut Tjiptono (2008) kualitas
produk merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan
sejauh mana keluarandapat memenuhi prasyarat kebutuhan pelanggan atau
menilai sampai seberapa jauh sifat dan karakteristik itu memenuhi
kebutuhannya. Adapun tujuan kualitas produk adalah sebagai berikut Kotler
(2002:29):
1. Mengusahakan agar barang hasil produksi dapat mencapai standar yang telah
ditetapkan.
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
4
3. Mengusahakan agar biaya desain dari produksi tertentu menjadi sekecil
mungkin.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
5
oleh karena itu, perusahaan atau organisasi tersebut dikenal oleh
masyarakat luas dan mendapatkan nilai lebih di mata masyarakat.
2. Menurunkan biaya. Untuk menghasilkan produk atau jasa yang
berkualitas perusahaan atau organisasi tidak perlu mengeluarkan biaya
tinggi. Hal ini disebabkan perusahaan atau organisasi tersebut
berorientasi pada (customer satisfaction), yaitu dengan mendasarkan
jenis, tipe, waktu, dan jumlah produk yang dihasilkan sesuai dengan
harapan dan kebutuhan konsumen.
3. Meningkatkan pangsa pasar. Pangsa pasar akan meningkat bila
minimasi biaya tercapai, karena organisasi atau perusahaan dapat
menekan harga, walaupun kualitas tetap menjadi yang utama.
4. Dampak internasional. Bila mampu menawarkan produk atau jasa yang
berkualitas, maka selain dikenal di pasar lokal, produk atau jasa tersebut
juga akan dikenal dan diterima di pasar internasional.
5. Adanya tanggung jawab produk. Dengan semakin meningkatnya
persaingan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, maka organisasi
atau perusahaan akan dituntut untuk semakin bertanggung jawab
terhadap desain, proses, dan pendistribusian produk tersebut untuk
memenuhi kebutuhan konsumen.
6. Untuk penampilan produk. Kualitas akan membuat produk atau jasa
dikenal, dalam hal ini akan membuat perusahaan yang menghasilkan
produk juga akan dikenal dan dipercaya masyarakat luas.
7. Mewujudkan kualitas yang dirasakan penting. Persaingan yang saat ini
bukan lagi masalah harga melainkan kualitas produk, hal inilah yang
mendorong konsumen untuk mau membeli produk dengan harga tinggi
- namun dengan kualitas yang tinggi pula.
b. Kualitas Layanan
Kualitas layanan adalah segala upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen melalui totalitas fitur dan karakteristik untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan tersebut. Pengukuran kualitas layanan adalah melalui
enam indikator dan butir pertanyaan yang disajikan.
6
Butir Pertanyaan Kualitas Layanan
Variabel Indikator Pertayaan Skala
Kualitas Kesediaan Menurut saya, para Interval
layanan ( di karyawan karyawan dalam
ambil dari dalam pelayanan
Risma amalia memberikan menyajikan makanan
pelayanan yang yang di pesan dengan
baik dan cepat tepat waktu
Kebersihan dan Saya merasa fasilitas Interval
fasilitas yang yang disediakan
diberikan restoran bersih dan
restoran lengkap
Pelayanan yang Menurut saya, Interval
diberikan pelayanan karyawan
sangat ramah ramah dan sopan
dan sopan kepada setiap
pelanggan yang
datang
Ketanggapan Menurut saya, para Inerval
karyawan karyawan
dalam menghampiri dan
permintaan menanggapi
Konsumen permintaan
pelanggan yang
membutuhkan
bantuan
c.Kepuasan Pelanggan
Kepuasan Pelanggan bergantung terhadap seberapa besar para
pengusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh
7
konsumen. Kepuasan pelanggan adalah melalui empat indikator dan butir
pertanyaan yang disajikan.
Butir Pertanyaan Kepuasan Pelanggan
Variabel Indikator Pertayaan Skala
Kepuasan Restoran sudah Saya merasa Interval
Konsumen (di memenuhi harapan harapan saya
ambil dari para konsumen terpenuhi di makan
Risma amalia) di restoran Richeese
Factory
Pelanggan percaya Saya merasa puas Interval
bahwa makan di terhadap restoran
restoran tersebut Richeese Factory
merupakan
pengalaman yang
memuaskan
Pelayanan restoran Saya merasa puas Iterval
sudah cepat pelayanan di
restoran Richeese
Factory cepat dan
efisien
Metode Saya merasa sangat Interval
pembayaran di senang dan puas
Richeese Factory pembayaran di
sangat mudah Richeese Factory
sangat sederhana,
mudah, dan lengkap
8
1. Pasar
Jumlah produk baru dan baik yang ditawarkan di pasar akan terus
bertumbuh pada laju yang eksplosif. Konsumen diarahkan untuk mempercayai
bahwa ada produk yang dapat memenuhi hampir setiap kebutuhan. Pada masa
sekarang konsumen meminta dan memperoleh produk yang lebih baik
memenuhi ini. Pasar menjadi lebih besar ruang lingkupnya dan secara
fungsional lebih terspesialisasi di dalam barang yang ditawarkan.
2. Modal
Meningkatnya persaingan dalam banyak bidang bersamaan dengan
fluktuasi ekonomi dunia telah menurunkan batas (marjin) laba. Pada waktu
yang bersamaan, kebutuhan akan otomatisasi dan pemekanisan akan
mendorong pengeluaran biaya yang besar untuk proses dan perlengkapan yang
baru. Penambahan investasi pabrik, harus dibayar melalui naiknya
produktivitas, dan akan menimbulkan kerugian yang besar dalam
memproduksi disebabkan oleh barang afkiran dan melakukan pengulangan
kerja yang sangat serius. Kenyataan ini memfokuskan perhatian pada manajer
dan pada bidang biaya kualitas sebagai salah satu dari “titik lunak” tempat
biaya operasi dan kerugian dapat diturunkan untuk memperbaiki laba.
3. Manajemen
Tanggung jawab kualitas telah didistribusikan antara beberapa
kelompok khusus. Sekarang bagian pemasaran melalui fungsi perencanaan
produknya, harus membuat persyaratan produk. Bagian perancangan akan
bertanggung jawab merancang produk yang akan memenuhi persyaratan itu.
Bagian produksi mengembangkan dan memperbaiki kembali proses untuk
memberikan kemampuan yang cukup dalam membuat produk sesuai dengan
spesifikasi rancangan. Bagian pengendalian kualitas merencanakan
pengukuran kualitas kepada seluruh aliran proses yang menjamin bahwa hasil
akhir memenuhi persyaratan kualitas dan kualitas pelayanan, setelah produk
sampai pada konsumen menjadi bagian yang penting dari paket produk total.
Hal ini telah menambah beban manajemen dan puncak khususnya
bertambahnya kesulitan dalam mengalokasikan tanggung jawab yang tepat
untuk mengoreksi penyimpangan dari standar kualitas.
9
5. Motivasi
Penelitian tentang motivasi manusia menunjukkan bahwa sebagai
hadiah tambahan uang dan para pekerja masa kini memerlukan sesuatu yang
memperkuat rasa keberhasilan di dalam pekerjaan mereka serta pengakuan
bahwa mereka secara pribadi memerlukan sumbangan atas tercapainya
sumbangan atas tercapainya tujuan perusahaan.
7. Bahan
Disebabkan oleh biaya produksi dan persyaratan kualitas, para ahli
akan memilih bahan dengan batasan yang lebih ketat dari pada sebelumnya.
Akibatnya spesifikasi bahan menjadi lebih ketat dan keanekaragaman bahan
menjadi lebih besar.
10
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Layanan
1. Penampilan
Hal ini terdengar tidak ada hubungannya dengan pelayanan yang
diberikan, namun hal ini termasuk dalam kualitas pelayanan yang akan
menjadi pertimbangan pelanggan. Penampilan sangat diperhatikan di beberapa
perusahaan, bahkan tidak jarang perusahaan yang menetapkan standar untuk
para pekerjanya yang berkomunikasi langsung dengan para pelanggan karena
penampilan akan mempengaruhi kenyamanan konsumen.
11
22 atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing
alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah
kepada keputusan pembelian.
Menurut Kotler dan Keller (2007) keputusan pembelian merupakan
proses dimana konsumen melewati lima tahap, yaitu pengenalan masalah,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku
pasca pembelian, yang dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan
memiliki dampak yang lama setelah itu. Sedangkan menurut Buchari Alma
(2011:97), keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai
alternative guna menjauhkan pilihan pada salah satu alternative tertentu untuk
melakukan pembelian
Keputusan pembelian merupakan sebuah proses yang diawali dengan
adanya pengenalan masalah tentang produk apa yang dibutuhkan, kemudian
melakukan pencarian informasi produk, mengevaluasi produk dari keunggulan
dan manfaat, kemudian membeli produk yang paling unggul dan kemudian
adanya perilaku setelah pembelian, apakah puas atau tidak dalam membeli
produk.
2.6 Model Analisis dan Hipotesis
Dari uraian kerangka pemikiran dapat diluruskan paradigma penelitian
sebagai berikut :
Pelayanan (X2)
H3
12
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang harus di uji
kebenarannya. Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan pustaka maka dapat
ditarik hipotesis sementara dari penelitian ini, yaitu:
H1 : Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian
H2 : Pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian
H3 : Kualitas produk, pelayanan, dan kepuasan berpengaruh terhadap
keputusan pembelian
1. Metode penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode dengan jenis Kausalitas, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk
mengungkapkan permasalahan yang bersifat hubungan sebab akibat antara
variabel independen dengan variabel dependen.
2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, yang kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013:38). Dalam
penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:
a. Variabel Independe
Variabel independen dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan
yang terdiri dari kualitas produk (X1), pelayanan (X2).
b. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan pelanggan
(Y).
13
setiap bulannya. Sampel diperoleh dari rumus slovin sebanyak 90.9, kemudian
ditambahkan oleh peneliti hingga menjadi 100, hal ini dilakukan untuk untuk
menghindari kuesioner yang error atau tidak terjawab dengan baik maka
penulis menambahkan jumlah sampel menjadi 100 responden.
Menurut (Sugiyono, 2016:80) mendefinisikan populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
pelanggan yang mengujungi dan membeli produk Richesse Factory, (Sumber:
Richeese Factory).
2. Sampel
Menurut (Sugiyono, 2016:81) mendefinisikan sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam
penelitian ini teknik yang digunakan untuk menentukan sampel yaitu non
probability sampling dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling
adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2016:85). Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini
menggunakan rumus Lemeshow (1997), hal ini dikarenakan jumlah populasi
totalnya hanya yang terlihat dari satu struk pembelian sedangkan dari satu
struk pembelian pasti ada beberapa pelanggan yang makan di Richeese
Factory.
14
di instansi tersebut (Wardiyanta, 2006:28). Data ini berupa gambaran umum
perusahaan seperti profil perusahaan dan data jumlah karyawan di Restoran
Cepat Saji Richeese Factory.
15
Berdasarakan pada tabel dapat dilihat uji validitas menunjukan bahwa
untuk R tabel adalah 0.195 menunjukan bahwa R hitung masing-masing butir
pernyataan menunjukan angka yang melebihi dari R tabel yaitu 0.195. Hal
tersebut berarti masing-masing butir pernyataan dapat dikatakan valid.
Kemudian nilai Alpha Cronbach’s yang diperoleh lebih dari 0.700, jadi dapat
dikatakan bahwa seluruh variabel valid dan reliabel sehingga dapat diterima
dan digunakan untuk analisis statistik lebih lanjut.
16
yang cocok untuk memenuhi kebutuhannya. Keputusan pembelian adalah
tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-
benar membeli (Kotler dan Amstrong, 2012:226). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas produk dengan
keputusan pembelian.
17
3. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Pembelian Richeese
Factory
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kualitas produk berpengaruh
terhadap kepuasan konsumen. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Haryanto (2013) yang menyimpulkan bahwa
kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan pada
restoran cepat saji McDonald’s Manado. Menurut Handi Irawan (2002: 45)
kualitas produk adalah driver kepuasan konsumen yang multidimensi. Bagi
konsumen, kualitas mempunyai beberapa dimensi. Paling tidak, terdapat
beberapa dimensi dari kualitas produk yang perlu diperhatikan oleh setiap
perusahaan yang ingin mengejar kepuasan konsumen terhadap kualitas
konsumen.
Produk merupakan salah satu elemen yang marketing yang cukup
penting karena produk itulah yang akan dibeli oleh para konsumen baik
berupa barang atau jasa. Agar lebih jelas akan kita tinjau definisi produk.
Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk memenuhi
permintaan konsumen. Persepsi Kualitas Produk adalah suatu kondisi yang
dinamis yang berhubungan dengan produk yang memenuhi atau melebihi
ekspektasi konsumen.
Kepuasan konsumen dipengaruhi persepsi kualitas produk bakery
merupakan produk dengan kualitas yang bagus, sebab produk bakery memiliki
hasil yang baik, produk richeese factory menawarkan persepsi harga yang
sesuai dengan kualitas produk yang diberikan, produk richeese factory yang
tahan lama dan memiliki cita rasa yang berbeda dengan richeese factory
lainnya merupakan produk yang berkualitas sesuai dengan apa yang
diharapkan dan diinginkan oleh konsumen. Semakin baik kualitas yang
diberikan richeese factory pada produknya maka semakin tinggi pula produk
tersebut dimata konsumen, karena konsumen akan merasa produk tersebut
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen sehingga konsumen
merasakan kepuasan tersendiri setelah membeli produk richeese factory
tersebut.
Produk dalam penelitian berdasarkan kualitas produk dan pelayanan.
Kualitas produk sendiri dapat dilihat dari kemasan produk, tampilan produk,
aroma produk, dan lain-lain. Kualitas produk yang baik akan memenuhi
keinginan pelanggan dan secara otomatis pelanggan akan merasakan kepuasan
karena keinginannya telah tercapai. Kualitas produk memiliki dampak secara
nyata pada kinerja, dan memiliki kaitan erat dengan kepuasan pelanggan. Hal
ini menunjukkan bahwa selalu mempertahankan kualitas produk yang baik
akan memberikan kepuasan pada pelanggan.
18
Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa
kualitas produk juga memiliki peranan penting karena kualitas produk adalah
hal pertama yang dinilai konsumen dan menjadikan suatu pengalaman yang
dapat menarik pelanggan potensial apabila mereka merasa terpuaskan dengan
produk tersebut.
4. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Richeese
Factory
Kepuasan dapat dipengaruhi oleh perbandingan konsumen atas
kualitas pelayanan yang diberikan dengan yang diharapkan oleh para
pelanggan. Beberapa pelanggan layak untuk menerima perhatian dan
pelayanan yang lebih dibandingkan dengan pelanggan lainnya. Ada pelanggan
yang tidak akan pernah memberikan umpan balik, tidak peduli berapa banyak
perhatian yang akan diberikan pihak perusahaan yang akan diberikan
kepadanya, dan tidak peduli seberapa puas mereka, dengan demikian
antusiasme tentang kepuasan pelanggan harus dilakukan dengan analisa-
analisa dari perusahaan (Basith, 2014:2).
Kualitas pelayanan dapat dijelaskan sebagai perbedaan yang ada
diantara harapan pelanggan dan tanggapan dari pelayanannya. Kualitas
pelayanan adalah salah satu cara yang untuk membangun keunggulan yang
bersifat kompetitif. Kualitas pelayanan pada umumnya dianggap sebagai
penilaian pelanggan tentang layanan pemasok dan interikasi pelanggan.
Persepsi kualitas pelayanan dan komitmen berkaitan dengan kepuasan
pelanggan. Jika perusahaan ingin meningkatkan kepuasan pelanggan maka
harus berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan, karena hal ini akan
berpengaruh pada first impression pelanggan ketika berbelanja di toko roti
tersebut.
Kualitas layanan sangat penting bagi suatu perusahaan untuk
memberikan pelayanan yang baik bagi para pelanggannya. Karena apabila
kualitas pelayanan yang diberikan baik akan memberikan dampak positif
kepada konsumen sehingga tertarik membeli produk yang dihasilakan oleh
perusahaan tersebut. Kualitas pelayanan adalah sebuah model yang
menggambarkan kondisi pelanggan dengan tujuan memenuhi harapan akan
pelayanan dari pengalaman masa lalu, promosi dari mulut ke mulut, dan iklan
dengan membandingkan pelayanan yang di harapkan oleh konsumen dengan
apa yang diterima oleh mereka/yang mereka rasakan.
Kualitas pelayanan yang dipersepsikan sebagai seberapa besar
kesenjangan antara persepsi (keinginan) dengan kenyataan yang diterima
langsung oleh konsumen. Kualitas pelayanan mempunyai fungsi dari apa yang
diterima secara aktual oleh pelanggan (kualitas teknis), dan bagaimana cara
layanan tersebut disampaikan (kualitas fungsional).
19
Perusahaan perlu memperhatikan pelayanan terhadap pelanggan
dengan memperhatikan faktor tangible dengan cara ruang kerja atau lokasi
disekitar selalu bersih, rapi dan aman. Maka dengan begitu pelanggan merasa
gembira. Faktor reability dengan cara karyawan dalam melayani atau bertugas
selalu bersikap profesional yaitu cepat dan tepat sehingga tidak terjadi
kesalahan dan tetap, faktor responsive dengan cara memberikan pelayanan dan
membantu para pelanggan yang membutuhkan dengan cepat dan tanggap.
Faktor assurance dengan cara memeberikan meningkatkan kesopanan,
keramahtamahan, perhatian dan sifat dapat dipercaya sehingga kepercayaan
dan keyakinan pelanggan terhadap pelayanan terjamin. Faktor empathy
dengan cara memberikan selalu menjaga hubungan komunikasi yang baik dan
memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan serta dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan.
Faktor Reability, kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan yang sesuai dengan harapan konsumen terkait kecepatan, ketepatan
waktu, tidak ada kesalahan, dan sikap simpatik.
Kualitas dari layanan yang diberikan oleh richeese factory sangat erat
kaitanya dengan kepuasan konsumen. Apabila Surya Bakery memberikan
kualitas pelayanan yang baik dan memenuhi harapan , maka konsumen merasa
puas .Begitu juga sebaliknya,jika kualitas pelayanan yang diberikan tidak
memenuhi harapan konsumen maka konsumen akan merasa tidak
puas.Kualitas Pelayanan yang baik yang ditawarkan pada konsumen
merupakan daya tarik konsumen untuk tetap setia berkunjung lagi.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
20
3.1 Kesimpulan
Secara Simultan diketahui bahwa Diferensiasi Produk, Persepsi Harga
dan Promosi bersama-sama berpengaruh terhadap Niat Beli Konsumen di
Richeese Factor. Secara Parsial diketahui bahwa Diferensiasi berpengaruh
signifikan atau ke arah positif terhadap Niat Beli Konsumen di Richeese
Factory Secara Parsial diketahui bahwa Persepsi Harga tidak berpengaruh
signifikan atau ke arah negatif terhadap Niat Beli Konsumen di Richeese
Factory Secara Parsial diketahui bahwa Promosi tidak berpengaruh signifikan
atau ke arah negatif terhadap Niat Beli.
3.2 Saran
Perusahaan diharapkan tetap mempertahankan produk dengan
keunikan tersendiri agar tetap berbeda dari pesaing. Inovasi tersebut
merupakan kebanggan bagi restoran Richeese Factory yang patut
dipertahankan Perusahaan sebaiknya diperhitungkan lagi untuk harga yang
diberikan, yaitu dengan memberikan harga yang lebih bersaing dan
menetapkan harga yang sesuai dengan daya beli masyarakat Karena dalam
hasil penelitian menunjukan bahwa promosi tidak berpengaruh secara
signifikan, maka promosi harus dijadikan prioritas utama dalam menarik niat
beli konsumen contohnya dengan memberikan promosi yang lebih menarik
ataupun melakukan promosi secara lebih luas agar niat beli konsumen terus
tercipta.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta,
Jakarta.
21
Assauri, S. (2019). Manajemen pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi. PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
http://media.neliti.com/media/publication/85221-ID-pengaruh-diferensiasi-produk-
terhadap-ke.pdf di akses pada tanggal 26 juli 2021
Dejawata, T. B., Kumadji, S., & Abdillah, Y. (2014). Pengaruh Diferensiasi Produk
Terhadap Kepuasan Pelanggan Dan Loyalitas Pelanggan. Jurnal JAB, 17(2 Diakses pada
tanggal 26 Juli 2021.
Dirna, R. E. (2016). Pengaruh Diferensiasi Produk, Store Atmosphere Dan Lokasi
Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Donat Madu Pangkalpinang. Skripsi. Universitas
Bangka Belitung.
http://repository.ubb.ac.id/115/ Diakses pada tanggal 26 Juli 2021. Fandos C., &
Flavianus C. (2006).
Intrinsic and extrinsic quality attributes, loyalty and buying intention: an analysis for
PDO product. Br. Food J., 108(8), 646-662. Ghozali, I. (2011).
Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro. Griffin, J.
(2003).
Loyalitas Pelanggan: Menumbuhkan Dan Mempertahankan Pelanggan. Erlangga,
Jakarta. Halim, W.Z. & Hameed, A,B. (2005).
Consumer purchase Intention at traditional restaurant and fast food restaurant,
Consumer Behavior.
Imam, Ghozali. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi ke-7.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Jogiyanto. 2012.
Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ke-7. BFFE. Yogyakarta. Sugiyono. 2012.
Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta. Bandung. ;t97
22