Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN

PELANGGAN PT. DISTRIVERSA BUANA


Studi Kasus pada pemakai Balsem cap Macan di Jakarta

Melyani S.Pd, M.M


Universitas BSI Bandung
Jl. Sekolah Internasional No 1-6, Antapani, Bandung
Email : melyani.myn@bsi.ac.id

ABSTRACT
The objective of the research is to know the effect of the product quality and service to
customer satisfaction. This study was carried out at Jakarta Greater Area with 100
respondents. Which were taken by propotional random sampling. The respondents were
people who was user of Tiger Balm and live at Jakarta greater area.Data anlysis techniques
are used to test the hypothesis is correlation and multiple regression were oprated by
computer using Statistical Product & Service Solution (SPSS). Computational results for
testing the model showed analysis of determination, and anlysis non parametrik regression.
The results show the quality of product and service is a significant positive effect and
correlation between quality product and service on customer satisfaction. The better the
quality of the product it will be a positive impact on customer satisfaction. High-quality of
services are services that can exceed the expectations of the consumer, the better the service
received by the customer it will be a positive impact on customer satisfaction.

Keywords:
Customer Satisfaction, Product Quality, Service, statistical Product & Service Solution

I. PENDAHULUAN Semakin banyak produk yang


dipasarkan akan menjalin konsumen
Suatu hal yang tidak dapat disangkal semakin kritis dalam membandingkan
lagi bahwa persaingan akan semakin ketat kualitas produk dan pelayanan yang
dalam memasuki era globalisasi terutama diberikan oleh perusahaan terhadap produk
pada bidang perdagangan. Para produsen yang dipasarkannya,karena kualitas produk
nantinya tidak hanya menciptakan suatu dan pelayanan merupakan keunggulan
produk dan jasa melainkan juga harus untuk memenuhi harapan pelanggan.
memiliki kemampuan untuk mengetahui Sedangkan menurut bahwa pada masa
dan mengidentifikasi kebutuhan sekarang ini disamping kualitas produk,
pelanggannya, selanjutnya menyusun kualitas pelayanan juga semakin menjadi
strategi pemasaran yang tepat agar akhirnya perhatian konsumen.
dapat menguasai pasar. Keberhasilan
perusahaan dalam menjalin hubungan Setiap kegiatan membeli yang nyata
jangka panjang dengan pelanggannya pada dasarnya merupakan salah satu tahap
secara berkesinambungan merupakan dari keseluruhan proses mental dan
keungulan kompetitif bagi perusahaan kegiatan-kegiatan fisik lainnya yang terjadi
tersebut. dalam proses pembelian pada suatu periode
waktu serta pemenuhan kebutuhan tertentu.
Sebelum perilaku membeli terjadi pada yang berupa harga. Selain itu suatu produk
umunya didahului oleh adanya minat atau dinilai lebih baik atau lebih unggul
keinginan yang didorong oleh motif tertentu dibandingkan kompetitor apabila konsumen
dan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor merasa puas terhadap produk tersebut.
demikian halnya dengan kualitas layanan Sedangkan pelayanan sulit untuk
yang diharapkan oleh masing-masing dievaluasi bila dibandingkan dengan
konsumen juga saling berbeda-beda yang kualitas produk , konsumen tidak semata-
satu dengan yang lainnya. Hal ini juga mata mengevaluasi kualitas pelayanan itu
berlaku dengan produk balsem, dengan sendiri; persepsi terhadap pelayanan timbul
semakin banyaknya jenis produk balsem dari seberapa jauh perusahaan memberikan
yang beredar dengan berbagai merek pelayanan seperti yang diharapkan oleh
dipasaran yang menawarkan berbagai konsumen (Zeithaml et al.,1990), yang pada
macam keunggulan aroma dan kegunaan akhirnya dapat memberikan kepuasan
akan memberikan pula berbagai alternatif pelanggan terhadap produk yang dibelinya.
pilihan bagi konsumen untuk memutuskan Oleh karena itu ingin diteliti peranan
produk balsem mana yang akan dibeli kualitas produk dan pelayanan terhadap
sesuai dengan kebutuhannya dalam hal kepuasan pelanggan dalam membeli balsem
harga, kualitas produk/kandungan dalam cap macan (Tiger Balm).
produk tersebut, dan pelayanan.
Oleh karena itu para produsen produk
balsem terus berlomba untuk memberikan II. KAJIAN LITERATURE
nilai tambah (value) agar produk mereka
mempunyai keunggulan kompetitif Kualitas Produk
dibandingkan para pesaing sehingga Kotler et al, (2000 : .30) mengatakan
mendorong minat konsumen untuk sebagai berikut :“Product quality is the
membeli. Berbagai langkah telah dilakukan totality of features and characteristics of a
oleh produsen produk balsem PT. product or service that bear on its ability to
Distriversa Buanamas dalam menerapkan satisfy stated or implied needs.” Artinya,
strategi pemasaran yang tepat sehingga kualitas produk merupakan keseluruhan ciri
produknya dapat diterima oleh masyarakat atau sifat barang dan jasa yang berpengaruh
luas. Ansary dan Stern (1972, dalam pada kemampuannya dalam memenuhi
Ferdinand AT,2000) merumuskan bahwa kebutuhan dan keinginan konsumen, maka
keberhasilan pemasaran akan bergantung akan berusaha membuat produk yang
pula pada seberapa besar pelayanan berkualitas, yang ditampilkan baik melalui
distribusi yang berhasil dibangun oleh ciri-ciri luar (design) produk maupun inti
kekuatan sebuah saluran distribusi adalah (core) produk itu sendiri. Dalam
kemampuan untuk mengendalikan variabel- menentukan kualitas suatu produk,
variabel keputusan dari pemain pasar yang konsumen berperan penting karena
lainnya dalam kelompok saluran distribusi konsumen adalah orang yang menerima
yang digunakan, demikian pula halnya hasil pekerjaan atau produk maka
dengan bidang pemasaran produk balsem merekalah yang dapat menentukan kualitas
ini. produk dan hanya mereka yang dapat
Suatu produk dinilai unggul oleh menyampaikan apa dan bagaimana
konsumen apabila produk tersebut dianggap kebutuhan mereka. Kotler (2000 : p.49)
memiliki nilai yang lebih dibandingkan mengatakan bahwa suatu perusahaan
produk kompetitor. Zeithaml (1988) dikatakan telah memberikan kualitas
mendeskripsikan bahwa suatu produk produk yang baik jika produk yang
dianggap bernilai apabila manfaat atau ditawarkan memenuhi atau melebihi
kualitas produk tersebut sebanding dengan harapan konsumen.
pengorbanan yang diberikan konsumen
Menurut Goering (1985) bahwa masuk angin, Nilai instrumental yaitu
dalam suatu produk,kualitas tidak dapat representasi kognitif terhadap nilai yang
diteliti sampai dengan produk tersebut dipercaya dan terlihat pada perilaku,
dikonsumsi sehingga permintaan yang contoh: peningkatan kinerja yang nampak
pertama dari konsumen terhadap suatu lebih baik, Nilai Terminal yaitu representasi
produk disitulah bergantung harapan kognitif terhadap nilai yang dipercaya dan
konsumen pada produk tersebut. Hock dan terlihat dari tujuan hidup, contoh :
Deighton’s (1989) menyatakan bahwa keselarasan antara hidup sehat dan
ketika konsumen tidak terbiasa lingkungan bersih.
mengkonsumsi suatu jenis produk, hal ini Menurut Menon, Bernand dan Ajay
menunjukkan bahwa tingkat motivasi K.Kohli (1997) bahwa kualitas produk
mereka yang rendah dan pengalaman (product quality) dapat diukur dengan
konsumen mengkonsumsi produk tersebut Penilaian Konsumen, Membandingkan
juga berada pada tingkat yang rendah pula. dengan kompetitor, Promosi yang
Dengan demikian informasi yang mereka berpengaruh pada kepercayaan konsumen
peroleh terhadap suatu produk juga sangat terhadap produk yang ditawarkan
minim,padahal pengalaman seseorang pada dengankualitas yang baik.
suatu jenis produk akan sangat berpengaruh Sedangkan Scheter (1992)
pada proses pembelajaran mereka. mengidentifikasikan adanya delapan
Dalam melakukan penilaian terhadap dimensi kualitas atau karakteristik kualitas
kualitas suatu produk seringkali konsumen produk yang dilihat konsumen dari suatu
lebih pada penilaian yang bersifat obyektif produk, antara lain Performance
dalam hal ini hanya mendasar pada (Penampilan), Aestheticks (Keindahan),
perceived quality daripada actual quality Serviceability (Nilai Guna), Features (Ciri-
ataupun objective quality (Zeithaml,1988). ciri), Reliability (Keterandalan), Durability
Masih menurut Zeithaml (1988) bahwa (Daya tahan), Quality of Conformance
perceived quality di deskripsikan sebagai (Kesesuaian kualitas), Fitness for use
suatu inferensi penilaian terhadap kualitas (Kemampuan untuk digunakan).
yang dibangun dari sikap konsumen Menurut Anderson et al.(1994),
terhadap suatu produk yang tidak mendasar Buzzel dan Gale (1987), Fornell dan
pada penilaian kualitas secara nyata. Oleh Wernerfelt(1987) bahwa kualitas suatu
karena itu penilaian yang dilakukan bersifat produk sangat erat kaitannya dengan
subyektif serta dipengaruhi oleh persepsi- kepuasan konsumen, karena semakin baik
persepsi tertentu yang ada dalam diri kualitas yang didapat dari produk akan
konsumen. Peter dan Olson (1993) semakin baik pula kepuasan konsumen
mengemukakan bahwa ada beberapa faktor penggunanya.
yang menjadi perhatian konsumen dalam Berdasarkan teori- teori diatas maka
memahami suatu produk, antara lain yakni dapat di sintesiskan bahwa kualitas produk
Atribut nyata yaitu karakterisktik fisik dari merupakan ciri atau sifat barang atau jasa
suatu produk,contoh: kecepatan,daya tahan, termasuk performance (kinerja),
Atribut Abstrak yaitu karakteristik non fisik conformance (kesesuaian dengan kualitas)
dari suatu produk, contoh: warna,rasa, dan aesthestic(selera) konsumen terhadap
Atribut Psikososial yaitu kegunaan non suatu produk yang ditawarkan dalam
fisik (psikologis dan sosial) sebagai akibat memenuhi selera dan keinginan konsumen.
dari mengkonsumsi suatu produk, contoh:
memakai balsem untuk memberikan rasa Pelayanan
nyaman dalam diri, Atribut Fungsional Menurut Kotler dalam Tjiptono
yaitu kegunaan fisik sebagai akibat dari (2006, p6): jasa adalah setiap tindakan yang
mengkonsumsi suatu produk, contoh: dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada
menggunakan balsem karena keseleo dan pihak yang lain, yang pada dasarnya
bersifat intangible (tidak berwujud fisik) Parasuraman et al. (1998 dalam J A
dan tidak menghasilkan kepemilikan M duffy& A a Ketchand) mengembangkan
sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan alat kualitas pelayanan untuk mengukur
dengan produk fisik, namun bisa juga tidak. kualitas pelayanan yang diterima dalam
Kotler juga memberi definisi service batas gap antara harapan konsumen dan
dalam bukunya “Prisnsip-Prinsip kenyataan yang didapat dari kinerja dalam
Pemasaran” (2008, p266) dimana service lima dimensi kualitas pelayanan yaitu
adalah bentuk produk yang terdiri dari Tangible – fasilitas fisik, peralatan,
aktivitas, manfaat atau kepuasan yang appearance dari karyawan, Reliability –
ditawarkan untuk dijual dan pada dasarnya kemampuan untuk menunjukkan pelayanan
tidak berwujud dan tidak menghasilkan yang dapat dipercaya dan akurat,
kepemilikan akan sesuatu. Contohnya, Responsiveness – Kemauan untuk
perbankan, hotel, maskapai penerbangan, membantu konsumen dan memberikan
pajak dan jasa perbaikan rumah. pelayanan yang cepat (Tanggung Jawab),
Dalam Yamit (2010, p20), jasa Assurance – Pengetahuan dan sopan santun
pelayanan di definisikan lebih baik dalam dari karyawan dan kemampuan mereka
waktu tertentu tetapi tidak cocok pada untuk menciptakan kepercayaan dan rasa
waktu yang lain. Secara formal sering di percaya diri (Jaminan), Empathy –
jumpai pengertian pekerjaan jasa adalah kepedulian dan perhatian individu yang
pekerjaan di bidang pertanian dan pabrik diberikan oleh karyawan (Empati).
seperti pekerjaan bidang hotel, restoran dan Oliver,1998 (dalam Hurley &
took reparasi; hiburan seperti bioskop, Estelami,1998 P.210) tentang layanan
teater, taman hiburan; fasilitas perawatan kualitas suatu produk adalah Layanan
kesehatan seperti rumah sakit dan jasa kualitas merupakan evaluasi suatu attribute
dokter; jasa profesional seperti konsultan suatu produk, Harapan dari layanan
hukum, akuntan; pendidikan; keuangan; kualitas didasarkan persepsi keistimewaan,
asuransi dan real estate; perdagangan besar Layanan kualitas lebih merupakan sebuah
dan perdagangan pengecer; Jasa kesadaran daripada pengaruh atau reaksi
transportasi dan lain sebagainya. emosional terhadap produk.
Kualitas pelayanan dapat Selain itu kualitas pelayanan juga
didefinisikan sebagai perbedaan antara dihubungkan pada kepuasan konsumen,
harapan konsumen dan kenyataan yang walaupun tidak ada data dalam penelitian
ada.Menurut Duffy dan Ketchand (1998) tentang hubungan kausalitas langsung
kualitas pelayanan meliputi penilaian antara kualitas (quality) dan kepuasan
konsumen terhadap inti pelayanan tersebut, (satisfaction) menurut (Anderson & Furnol,
pemberi layanan atau keseluruhan 1994; Woodside at,all,1998).
organisasi pelayanan. Sedangkan kualitas Berdasarkan teori- teori diatas maka
adalah pertimbangan umum yang dapat di sintesiskan bahwa pelayanan
berhubungan dengan produk secara umum merupakan penilaian konsumen terhadap
dan diakui bahwa kualitas pelayanan inti pelayanan tersebut, pemberi layanan
menentukan kepuasan konsumen. Pada saat atau keseluruhan organisasi pelayanan yang
ini semakin banyak perhatian konsumen mencakup reliability dari suatu pelayanan
pada kualitas pelayanan yang diberikan yang dapat dipercaya dan akurat, assurance
perusahaan (Dharmesta,1997). Sedangkan yang merupakan jaminan terhadap
Hurley dan Estelami (1998) menyatakan kemampuannya dalam menciptakan rasa
bahwa kualitas pelayanan dan kepuasan percaya diri dan kepercayaan konsumen
konsumen mempunyai konstruksi hubungan dan empathy yang merupakan kepedulian
yang nyata dan ada hubungan sebab akibat dan perhatian yang diterima oleh
antara keduanya. konsumen.
Kepuasan Pelanggan yang lebih baik. Pelanggan yang tidak puas
Menurut Kotler (2005,p70) kepuasaan akan selalu mengganti produk mereka
pelanggan sebagai perasaan senang atau dengan produk pesaing. Mereka yang
kecewa sesesorang terhadap suatu produk sangat puas (delight) sukar untuk mengubah
setelah ia membandingkan hasil/prestasi pilihannya, hasilnya adalah kesetian
produk yang dipikirkan terhadap pelanggan yang tinggi.
kinerja/hasil produk yang diharapkan. Jika Menurut Cadotte, Woodruff dan
kinerja memenuhi harapan, maka itu artinya Jenkins (1987) dalam buku Service,Quality
pelanggan puas.Tetapi jika kinerja sesuai and Satisfaction bahwa kepuasan
harapan pelanggan, maka hal ini pelanggan dikonseptualisasikan sebagai perasaan yang
puas. timbul setelah mengevaluasi pengalaman
Zeithaml, Bitner & Gremler (2006, pemakaian produk. Oliver (1981)
p110), juga menyatakan bahwa mengatakan bahwa kepuasan pelanggan
“satisfaction is the consumer’s fulfillment diartikan sebagai evaluasi terhadap surprise
response. It is a judgement that the product yang inheren dalam pemerolehan dan atau
or service feature, or the product or service pengalaman konsumsi produk. Pada
itself, provides a pleasurable level of hakekatnya kondisi psikologis tertentu
consumption-related fulfillment”. Artinya, terbentuk manakala emosi seputar
kepuasan merupakan respon pemenuhan diskonfirmasi ekspektasi berangkaian
dari konsumen.Hal ini merupakan penilaian dengan perasaan konsumen sebelumnya
mengenai bentuk dari produk dan layanan, terhadap pengalaman konsumsi
atau mengenai produk atau layanan itu Kepuasan pelanggan juga dapat
sendiri, dalam menyediakan tingkat diartikan sebagai respon terhadap evaluasi
kepuasan dari konsumsi yang terpenuhi. yang dirasakan antara harapan sebelumnya
Menurut Simamora (2003, p18) sebagai kenyataan. Apabila harapan
kepuasan pelanggan adalah hasil layanan dan kenyataan yang diterimanya
pengalaman terhadap produk.Ini adalah sangat berbeda maka pelanggan merasa
sebuah perasaan pelanggan setelah tidak puas dan akan mengeluh (Corr-
membandingkan antara harapan Hill,1992; Fitzpatrick dan Hopkins,1983;
(prepurchase expectation) dengan William 1994).
pengalaman (Experience). Secara empiris Morgan dan Hunt
Definisi tersebut menyangkut (dalam Ruyter dan wetzels,2000)
komponen kepuasan harapan (harapan dan menyatakan bahwa adanya komunikasi
kinerja hasil yang dirasakan). Umumnya antara perusahaan sebagai penjual dan
harapan pelanggan merupakan perkiraan konsumennya akan meningkatkan
atau keyakinan pelanggan tentang apa yang kepercayaan, dengan pemecahan masalah
diterimanya bila ia membeli atau dan memfokuskan pada kepuasan
mengkonsumsi suatu produk (barang atau konsumen akan dapat mempertemukan
jasa). Sementara itu, kinerja yang dirasakan antara harapan dan kenyataan. Menurut
adalah persepsi pelanggan terhadap apa Schaars (1991) pada dasarnya tujuan
yang ia terima setelah mengkonsumsi sebuah bisnis adalah menciptakan para
produk yang dibeli. Kepuasan merupakan pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu
fungsi dari kesan kinerja (performance) dan berbaga upaya telah dilakukan untuk
harapan (expectation).Jika kinerja berada di menyusun kerangka teoretikal guna
bawah harapan, pelanggan tidak puas menjelaskan deteminan, proses
(dissatisfaction).Jika kinerja sesuai harapan, pembentukan dan konsekuensi pelanggan
pelanggan merasa puas.Banyak perusahaan (Yi,1990)
berfokus pada tingkat kepuasaan yang Kepuasan konsumen adalah
tinggi karena para pelanggan lebih mudah akumulasi dari pengalaman pembelian dan
mengubah pikiran apabila mendapatkan pengalaman-pengalaman konsumsi.
Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh dua Pelayanan berhubungan dengan kepuasan
factor yakni harapan (expectation) dan konsumen yang merupakan variable seperti:
pengalaman (experienced) dari kualitas Reliability (Keandalan), Assurance
pelayanan (Y Yi dalam T W (Jaminan), Empathy (Kepedulian dan
Andreassen,1994).Kepuasan konsumen perhatian).
adalah fungsi dari kualitas yang diterima
dan harapan, sehingga jasa. III. METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan teori-teori diatas maka Metodelogi penelitian merupakan
penulis dapat di sintesiskan bahwa proses yang harus dilakukan secara
kepuasan pelanggan merupakan hasil bertahap. Setiap tahapan penelitian harus
pengalaman terhadap produk. Ini adalah dilakukan secara rinci dan jelas sehingga
sebuah perasaan pelanggan setelah penelitian memiliki arah yang jelas, bersifat
membandingkan antara harapan sistematis, logis, dan empiris yaitu dapat
(prepurchase expectation) dengan diuji kebenarannya. Penelitian diharapkan
pengalaman (Experience). dapat memecahkan masalah yang ada yaitu
untuk menganalisis pengaruh Kualitas
Kerangka Berfikir Produk dan Layanan Terhadap Kepuasan
Sehingga dapat ditarik kesimpulan Konsumen.
dalam kerangka teoretik yang mendasari Analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1. penelitian ini adalah dengan perhitungan
statistik yang menggunakan Statistical
Product & Service Solution (SPSS) 19.0
SPSS adalah perangkat lunak pengolahan
H1
data statisttik yang dikembangkan oleh
Kualitas Kepuasan
Produk
SPSS Inc.
Pelanggan
Skala likert yang digunakan adalah
skala interval karena terdapat perbedaan
Pelayanan jarak pada skala yang menggambarkan nilai
H2 yang sama pada karekteristik yang diukur.
Data dalam penelitian ini berupa data
interval yang akan di rubah menjadi data
Gambar 1
ordinal menggunakan Model Succesive
Kerangka pemikiran teoritis
Interval (MSI). Skala pengukuran ordinal
merupakan angka-angka desimal. Dalam
Hipotesis
analisa data yang pertama dilakukan yaitu
Hipotesa yang dikembangkan pada
melakukan Pre-test untuk mengetahui
penelitian ini adalah sebagai berikut:
apakah data yang kita ukur memiliki alat
H1: Kualitas Produk berpengaruh terhadap
ukur yang akurat, dengan mengadakan uji
Kepuasan pelanggan secara parsial.
reliabilitas dan uji validitas. Uji yang
Kepuasan pelanggan dijelaskan sebagai
dilakukan dalam penelitian ini harus skala
semua sikap berkenaan dengan barang
ordinal, maka menggunakan analisis non-
setelah digunakan. Kualitas Produk
parametrik yang terdiri dari uji klasik
dikembangkan dengan menggunakan
asumsi normalitas dan homogenitas serta
kelompok dimensi yang berhubungan
menggunakan regresi linear ganda
seperti :Performance (kinerja),
diantaranya ujilinearitas garis regresi, uji
conformance (kesesuaian kualitas),
multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji
aesthestic(selera).
heteroskedastisitas.
H2: Pelayanan berpengaruh terhadap
Kepuasan Konsumen secara parsial
IV. PEMBAHASAN digunakan dalam penelitian ini dapat
Uji Validitas dikatakan berdistribusi normal.
Uji validitas dilakukan kepada 100
orang responden dengan Tabel 2
caramengkorelasikan antar skor item Hasil Uji Normalitas
instrumen dengan skor total seluruh (Kolmogrov – Smirnov)
itempertanyaan. Batas minimum dianggap
Variabel K-S Sig
memenuhi syarat validitas apabila r =
0,3.Jadi untuk memenuhi syarat validitas, Kualitas
maka butir pertanyaan atau pernyataan 0,995 0,275
dalam penelitian harus memiliki koefisien Produk
korelasi > 0,3. Hasil uji validitas yang telah Pelayanan 0,928 0,355
dilakukan diperoleh 16 item pertanyaan dari
variabel kualitas produk, pelayanan dan
kepuasan pelanggan yang dianggap valid Hasil Uji Asumsi Klasik Homogenitas
untuk dijadikan bahan uji regresi linear
berganda dalam penelitian ini. Berdasarkan tabel 3 dibawah ini nilai
signifikansi yang didapat untuk variabel
Uji Reliabilitas kualitas produk sebesar 0,089 dan
Nilai cronbach alpha instrument pelayanan sebesar 0,189 yang dapat
penelitian ini adalah sebesar 0,899 untuk dikatakan berpopulasi varian homogin.
variabel Kualitas Produk, 0,890 untuk
variabel Pelayanan, dan 0,901 untuk Tabel 3
Kepuasan pelanggan. Dari angka cronbach Hasil Uji Homoginitas
alphatersebut dapat disimpulkan bahwa
instrumen yang digunakan dalam penelitian Variabel Alpha Sig
iniadalah reliabel.
Kualitas
0,05 0,089
produk
Tabel 1
Hasil Uji Reliabilitas Pelayanan 0,05 0,189
Cronbach
Variabel Kesimpulan
Alpha
Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda
Kualitas Uji Linearitas Garis Regresi
0,899 Reliabel Berdasarkan dari tabel 4 dibawah ini
produk dapat ditarik kesimpulan koefisien F
Deviation from Linearity (DFL) atau
Pelayanan 0,890 Reliabel Fhitung< koefisien Ftabel maka Ho diterima
atau linear. Nilai koefisien dari Fhitung untuk
Kepuasan variabel kualitas produk terhadap kepuasan
0,901 Reliabel pelanggan sebesar 1,053 dan untuk Ftabel
pelanggan sebesar 3,11 yang artinya Fhitung (1,053) <
Ftabel (3,11) dan koefisien variabel
pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
Hasil Uji Asumsi Klasik Normalitas sebesar 1,571 dan Ftabel sebesar 4,150 yang
Pada Tabel 2 dibawah ini terlihat nilai artinya Fhitung (1,571) < Ftabel (3,11)
signifikansi (Sig) masing-masing variabel sehingga kesimpulannya variabel kualitas
lebih besar dari0,05 sehingga data yang produk dan pelayanan linear terhadap
kepuasan pelanggan.
bebas dengan residual absolutnya) jauh
Tabel 4 lebih kecil dari koefisien korelasi tabel.
Hasil Uji Linearitas Garis Regresi Oleh karena itu, Ho ditolak yang
Variabe Fhit Ftabel Kondisi Kesi menyatakan tidak ada hubungan antara
l ung mpul variabel bebas dengan residualnya
an absolutnya diterima. Hasil pengujian
hipotesis ini dapat disimpulkan bahwa data
Y*X1 1,05 3,11 Fhitung Linea yang diperoleh tidak terdapat adanya
3 < r heteroskedastisitas.
Ftabel
Tabel 7
Y*X2 1,57 3,11 Fhitung Linea
Hasil Uji Heteroskedastisitas
1 < r
Koe
Ftabel Koef
Variab f Kondi Kesimpul
rhitun
el rtab si an
g
Uji Multikolinearitas el

Pada Tabel 5, nilai tolerance semua rhitun


- 0,16
variabel lebih kecil dari 10% dan nilai VIF X1.ax1 g < Tolak Ho
0,076 5
lebihdari 10 yang berarti terdapat rtabel
multikolinearitas antar variabel independen.
rhitun
0,16
X2.ax2 0,028 g < Tolak Ho
Tabel 5 5
rtabel
Hasil Uji Multikolinearitas

Uji Autokorelasi Collinearity Statistic


Model
Berdasarkan tabel 6 tentang uji Tolerance VIF
autokorelasi menunjukkan bahwa nilai Kualitas
0,335 2,983
Adjusted R Square sebesar 0,796. Dengan produk
demikian Ho dapat diterima dan menolak Pelayanan 0,335 2,983
Ha, sehingga dapat disimpulkan bahwa
dalam penelitian ini tidak terjadi
autokorelasi diantara data pengamatan. Pengujian Hipotesis
Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 6
Hasil Uji Autokorelasi Berdasarkan tabel 8 hasil analisis
Adjusted regresi linear berganda dibawah ini
R
Model R R persamaan regresi linear berganda sebagai
Square
Square berikut :
Y’ = a + b1X1+ b2X2
Kepuasan Y’ = 0,786 + 0,270X1 + 0,653X2
0,894 0,800 0,796
pelanggan Y’ = 0,786+0,270X1 + 0,653X2
Uji Heteroskedastisitas Keterangan:
Y’ =Kepuasan pelanggan
Sesuai dengan hasil pembuktian a = konstanta
hipotesis dengan pendekatan rank korelasi b1,b2 = koefisien regresi
Spearman, maka hasil ringkasan ada dalam X1 = Kualitas produk
tabel 7 menunjukkan bahwa koefisien X2 = Pelayanan
korelasi hitung (hubungan antar variabel
Analisis Korelasi Ganda
Pedoman untuk memberikan
interpretasi koefisien korelasi sebagai
Tabel 8 berikut:
Nilai Koefisien regresi variabel X1 dan 0,00 - 0,199 = sangat rendah
X2 0,20 - 0,399 = rendah
0,40 - 0,599 = sedang
iabel Nilai Nilai 0,60 - 0,799 = kuat
Konstanta Koefisien 0,80 - 1,000 = sangat kuat
regresi Dari hasil analisis regresi, lihat pada
Kepuasan 0,321 hasil analisis korelasi ganda dan disajikan
Pelanggan sebagai berikut:
Kualitas 0,686
Produk Tabel.9
(X1) Hasil analisis korelasi ganda
Pelayanan 0,405
(X2)
Std.
Persamaan regresi di atas dapat Adjust Error of
dijelaskan sebagai berikut: Mod R ed R the
- Konstanta sebesar 0,786; artinya jika
el R Square Square Estimate
Kualitas produk (X1) dan Pelayanan (X2)
nilainya adalah 0, maka Kepuasan 1 0,894 0,800 0,796 1,692
pelanggan (Y’) nilainya adalah 0,786
- Koefisien regresi variabel Kualitas produk
(X1) sebesar 0,270; artinya jika variabel Berdasarkan tabel di atas diperoleh
independen lain nilainya tetap dan Kualitas angka R sebesar 0,894. Hal ini
produk mengalami kenaikan 1%, maka menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang
kepuasan pelanggan (Y’) akan mengalami sangat kuat antara Kualitas produk dan
kenaikan sebesar 0,270. Koefisien bernilai Pelayanan terhadap Kepuasan pelanggan.
positif artinya terjadi hubungan positif
antara kualitas produk dengan kepuasan Analisis Determinasi (R2)
pelanggan, semakin baguskualitas produk Berdasarkan tabel 9 di atas diperoleh
maka semakin besar pula kepuasan angka R2 (R Square) sebesar 0,800 atau
pelanggan. (80%). Hal ini menunjukkan bahwa
- Koefisien regresi variabel Pelayanan (X2) prosentase sumbangan pengaruh variabel
sebesar 0,653; artinya jika variabel independen (Kualitas produk dan
independen lain nilainya tetap dan Pelayanan) terhadap variabel dependen
pelayanan mengalami kenaikan 1%, maka (Kepuasan pelanggan) sebesar 80%.Atau
kepuasan pelanggan (Y’) akan mengalami variasi variabel independen yang digunakan
peningkatan sebesar 0,653. Koefisien dalam model (Kualitas produk dan
bernilai positif artinya terjadi hubungan Pelayanan) mampu menjelaskan sebesar
positif antara pelayanan dengan kepuasan 80% variasi variabel dependen (Kepuasan
pelanggan, semakin baikpelayanan yang pelanggan). Sedangkan sisanya sebesar
diberikan maka semakin besar pula 20% dipengaruhi atau dijelaskan oleh
kepuasan pelanggan. variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
model penelitian ini.
Adjusted R Square adalah nilai R
Square yang telah disesuaikan, nilai ini
selalu lebih kecil dari R Square dan angka sebesar 0686; artinya jika variable
ini memiliki nilaipositif,bahwa untuk independen lain nilainya tetap dan
regresi dengan lebih dari dua variabel bebas Kualitas produk mengalami kenaikan
digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien 1%, maka kepuasan pelanggan (Y’) akan
determinasi. mengalami kenaikan sebesar 0,686.
Standard Error of the Estimate adalah Koefisien bernilai positif artinya terjadi
suatu ukuran banyaknya kesalahan model hubungan positif antara kualitas produk
regresi dalam memprediksikan nilai Y. Dari dengan kepuasan pelanggan, semakin
hasilregresi di dapat nilai 1,692 untuk bagus kualitas produk maka semakin
kepuasan pelanggan, hal ini berarti besar pula kepuasan pelanggan dan
banyaknya kesalahan dalam prediksi koefisien regresi variable Pelayanan (X2)
kepuasan pelanggan sebesar 1,692. Sebagai sebesar 0,405; artinya jika variable
pedoman jika Standard error of the estimate independen lain nilainya tetap dan
kurang dari standar deviasi Y, maka model pelayanan mengalami kenaikan 1%,
regresi semakin baik dalam memprediksi maka kepuasan pelanggan (Y’) akan
nilai Y. mengalami peningkatan sebesar 0,405.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi
Keterbatasan Penelitian hubungan positif antara pelayanan
Setiap penelitian tidak terlepas dari dengan kepuasan pelanggan, semakin
berbagai kelemahan dan keterbatasan baik pelayanan yang diberikan maka
penelitian yang dengan sendirinya dapat semakin besar pula kepuasan pelanggan.
mempengaruhi hasil penelitian tersebut. 2. Hasil uji korelasi menghasilkan nilai r
Begitu pula dengan penelitian ini, adapun sebesar 0,894, artinya ada pengaruh
keterbatasan dan kelemahan adalah sebagai antara kualitas produk dan pelayanan
berikut : dengan kepuasan pelanggan adalah
1. Adanya kemungkinan jawaban yang sangat kuat dan searah. Maka bila
tidak tepat kualitas produk dan pelayanan semakin
2. Pengisian kuisioner oleh responden besar maka kepuasan pelanggan semakin
memungkinan adanya perbedaan besar pula.
persepsi
3. Responden tidak jujur didalam 3. R2 (R Square) sebesar 0,800 atau (80%).
memberikan jawaban pada kuisioner Hal ini menunjukkan bahwa prosentase
yang diajukan peneliti sumbangan pengaruh variable
4. Keadaan dan situasi para responden saat independen (Kualitas produk dan
mengisi kuisioner di jam-jam sibuk yang Pelayanan) terhadap variable dependen
dapat mempengaruhi jawaban (Kepuasan pelanggan) sebesar 80%.
responden. Atau variasi variable independen yang
digunakan dalam model (Kualitas
V. PENUTUP produk dan Pelayanan) mampu
Kesimpulan menjelaskan sebesar 80% variasi
Berdasarkan dari pembahasan dan analisis variable dependen (Kepuasan
data dalam Bab 4 mengenai pengaruh pelanggan). Sedangkan sisanya sebesar
kualitas produk dan pelayanan terhadap 20% dipengaruhi atau dijelaskan oleh
kepuasan pelanggan, maka dapat ditarik variable lain yang tidak dimasukkan
kesimpulan sebagai berikut : dalam model penelitian ini.

1. Dengan melihat persamaan regresi linear Saran


berganda yakni Y’ = 0,321+0,686X1 +
Kualitas produk dan pelayanan
0,405X2yang dapat diartikan koefisien
mempunyai pengaruh postif dan kuat
regresi variable Kualitas produk (X1)
dengan kepuasan pelanggan, oleh
karenanya maka setiap perusahaan harus Dharmmesta, Basu Swastha. (1997, June).
meningkatkan kualitas produk dan Pergeseran paradigma dalam
pelayanannya. Khusus untuk kualitas pemasaran, tinjauan manajerial dan
produk dan pelayanan di PT. Distriversa perilaku konsumen, Jakarta.
Buanamas pada studi produk balsem cap
macan (Tiger Balm) di Jakarta. Birgelen, Marcel Van, Ko De Ruyter,
Berdasarkan kuesioner yang Martin Wetzel. (2000). The impact of
disebarkan ke 100 orang responden pada incomplete information on the use of
variabel kualitas produk, pelayanan dan marketing research intelligence in
kepuasan pelanggan yang masing-masing international service settings. Journal
variabel disebar 30 pertanyaan dalam setiap of Service Research, 2, 4.
variabel dan setelah dilakukan pengujian
Boulding. William., Kalra. Ajay.,Staelin.
hipotesis dengan uji validitas sehingga
Richard.,Zeithaml Valerie. (1993). A
terdapat 16 butir pertanyaan dari masing-
dynamic process model of service
masing variabel untuk kualitas produk,
quality: from expectation to behavioral
pelayanan dan kepuasan pelanggan yang di
intentions. Journal of Marketing
drop atau dinyatakan tidak valid. Berkaitan
Research, XX, 7-27.
dengan hal itu peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa rata-rata pelanggan Cooper, D.R., Emory,C.W. (1995). Metode
sudah merasa puas pada pelayanan yang Penelitian Bisnis (5th ed.). Jakarta :
diberikan tapi ada beberapa poin yang harus Erlangga.
diperhatikan:
1. Mendahulukan kepentingan pelanggan Cronin, J., Joseph, J.R., Steven, A. Taylor.
daripada pribadi atau organisasi (1992). Measuring service quality : A
2. Harus lebih memperhatikan kebutuhan re-examination and extention. Journal
para pelanggan of Marketing,56.
3. Harus terus melakukan perbaikan
terhadap kualitas produk itu sendiri De Ruyter, Ko., Wetzel, Martin, G.M.
(2000). The impact of perceived
DAFTAR PUSTAKA listening behavior in voice to voice
service encouters. Journal of Service
Achrol, Ravi S. (1991). Evolution of Research, 2, 3.
Marketing Organization New Form for
turbulence and Environment. Journal Duffy, Jo., Ann, M., Alice, A. Ketchand.
of Marketing, 55, 77-93. (1998). Examining the role of service
quality in overall service satisfaction.
Arief,F (1997). Pengantar penelitian dalam Journal of Managerial Issues, 10, 240-
pendidikan. Yogyakarta : Pustaka 255.
Pelajar.
Danaher, P.J., Mattson,J. (1994).
Anderson, Eugne W., Claes Fornell, Donald Customer satisfaction during the
R.Lehman (1994).Customer service delivery process. Europan
satisfaction, market share and Journal of Marketing,28, 5-16.
prifitability: Findings from Sweden.
Journal of Marketing, 58. Engel, James.F., Blackwell,
Roger.D.,Miniard, Paul.W. (1991).
Andreassen, T. W. (1994). Satisfaction, Perilaku Konsumen (6th ed). Jakarta :
Loyalty and Reputation as Indicator of Binarupa Aksara.
Customer Orientation in the public
sector. International Journal of Public Ferdinant,A.T. (2000, Januari). Manajemen
sector Management, 7, 16-34. Pemasaran: Sebuah pendekatan
stratejik, research paper series, seri Kotler,Philip., Gary, Armastrong.(1996).
penelitian manajemen. Principle of management. New York :
Prentice Hall Inc.
Ferdinant,A.T. (2000). Structural Equation
Modelling dalam penelitian Kotler,Philip. (2000). Marketing
manajemen. Jakarta:Seri pustaka kunci. Management,International edition
(Millenium ed). New Jersey: Prentice
Fornell, Claes, Michael,D., Johnson, Hall International.
Eugene,W., Anderson.(1996).
American customer satisfaction index : Kotler, Philip. (2001). Manajemen
nature, purpose and findings. Journal Pemasaran : Analisis perencanaan,
of Marketing, (vol.60). implementasi dan kontrol (Hendra
teguh & Ronny Antonius Rusli,
Gale, Bradley,T. (1998). Introduction to Penerjemah.). Jakarta : Prehallindo
customer satisfaction, Loyalty and
value : satisfaction is not enough. Liu, M.C.(2005). The multi dimentional
Marketing News. (p.1-6). and hirerarchical structure of perceived
quality and customer satisfaction.
Garvin, David.A. (1993). The art and International Journal of Management,
science of bussines management. New 22,3.
York : Kent publishing.
Likert. (1932). A Technique for
Goering, Patrick.A. (1985). Effect of measurement of attitudes.140
product trial on customer expectation,
demand and price. Journal of consumer Menon, Ajay., Jaworski, Bernard &
Research, 12, 74-84. Kohli,Ajay,K.(1997). Product Quality:
Impact of interdeparmental
Gothiel, Gawel, Brown. (1994). Strategy of interactions. Journal of the academy of
orientation of the firm and new product Marketing Science, 25, 187-200.
performance. Journal of Marketing, 34,
77-90. Mital, V, Ross,W.T., Baldasare,P.M.
(1998). The symmetric impact of
Gozali. (2006). Aplikasi analisis negative and positive attribute level
multivariate dengan program SPSS performance on overall satisfaction and
(4th ed). Semarang : Badan penerbit repurchase intentions. Journal of
Universitas Diponegoro. Q Marketing, 60, 33-47.
Morgan,R,M., Hunt,S.D.(1994). The
Gujarati,D. (1997). Ekometrika Dasar. commitment- Trust Theory of
Jakarta : Erlangga. Relationship Marketing. Journal of
Marketing, (vol.60).
Henry,Simamora.,Bilson. (2003).
Memenangkan pasar dengan Oliver,Richard. (1993). A conceptual model
pemasaran efektif dan profitabel. of service quality and service
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama satisfaction : compatible goals,
Different concept, Advance in service
Hurley,Robert,F.,Hooman. Estelami.
marketing and management. Journal of
(1998). Alternative for monitoring
Marketing, (vol.2).
customer perception of service quality:
A comparative evaluation in retail Patterson, Wilson (1992). Analisis kualitas
context. Journal of Academy of pelayanan dan persepsi harga terhadap
Marketing Science, 26, 209-221.
kepuasan pelanggan. Journal Nasional, a cross the firm (4th ed). International
(vol.21,no.3). Edition. Singapore: Mc Graw-Hill.
Parasuraman,A., Zeithaml & Berry, L.I
(1988). Serqual a multiple item scale
for measuring consumer perception of
service quality. Journal of Retailing,
64, 12-14.
Putrawan. (1990). Pengujian hipotesis
dalam penelitian-penelitian sosial.
Jakarta: Rineka Cipta.
Peter, J., Paul, Olson, Jerry,C. (1993).
Consumer behavior:Perilaku
konsumen dan strategy pemasaran (4th
ed). Jakarta : Erlangga.
Selness Fred.(1993). An examination of
effect of product performance on brand
reputation,satisfaction and loyalty.
Europan Journal of Marketing, 27, 19-
35.
Scheter, Edwin. S. (1992). Managing for
world class quality. New York:ASQC
Quality Press.
Tjiptono, Fandy. (2006). Pemasaran Jasa.
Malang:Bayumedia Publishing.
Tjiptono,Fandy. (2008). Strategy
pemasaran (3rd ed). Yogyajarta:Andi
Woodruff, Robert,B., Gardial, Sarah,F.
(1996). A comparison of customer
value and satisfaction. Journal of
bussines strategy. 17, 3.
Yi, Y. (1989). A critical review marketing :
American Marketing Association.(66-
123). Chicago.
Zeithmal, Valerie,A. (1988). Consumer
perceptions of price, Quality and
Value: a means – end model and
synthesis of evidence. Journal of
Marketing, 52, 2-22.
Zeithmal, Valerie,A., Mary, Jo, Bitner.,
Dwayney,D.Gemler. (2006). Service
marketing. Integrating customer focus

Anda mungkin juga menyukai