NIM: 217120188
ADMINISTRASI BISNIS
Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis semakin berkembang. Pemasar yang akan
menjual produknya, berupa barang dan jasa harus mampu memenuhi kebutuhan konsumen atau
yang diinginkan pasar, sehingga bisa memberikan nilai yang lebih baik daripada pesaingnya.
Pemasar harus mencoba mempengaruhi konsumen dengan segala cara agar konsumen bersedia
membeli produk yang ditawarkannya, bahkan yang semula tidak ingin, menjadi ingin membeli.
Karena pada prinsipnya konsumen yang menolak hari ini belum tentu menolak hari berikutnya,
akibatnya timbul persaingan dalam menawarkan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang
masyarakat terhadap barang juga akan semakin meningkat. Hal ini membawa pengaruh terhadap
perilaku mereka dalam memilih barang yang akan mereka beli ataupun yang mereka anggap paling
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Produk yang berkualitas dengan harga bersaing
merupakan kunci utama dalam memenangkan persaingan, yang pada akhirnya akan dapat
memberikan nilai kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumen. Konsumen kini memiliki tuntutan
nilai yang jauh lebih besar dan beragam karena dihadapkan pada berbagai pilihan berupa barang
maupun jasa yang dapat mereka beli. Dalam hal ini Perusahaan yang cerdas akan mencoba
memahami sepenuhnya proses pengambilan keputusan konsumen, semua pengalaman mereka dalam
belajar, memilih, bahkan dalam menggunakan produk. Diantara proses alternatif dan pengambilan
Kualitas harus diukur melalui sudut pandang konsumen terhadap kualitas produk itu
sendiri, sehingga selera konsumen disini sangat berpengaruh. Jadi dalam mengelola kualitas suatu
produk harus sesuai dengan kegunaan yang diinginkan oleh konsumen. Dalam hal ini yang penting
adalah menjaga konsistensi dari output produk pada tingkat kualitas yang diinginkan dan diharapkan
konsumen. Kualitas produk merupakan kemampuan suatu produk untuk melakukan
fungsinya. Kemampuan itu meliputi : daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan,
kemudahan dioperasikan dan diperbaiki, serta atribut yang berharga pada produk
secara keseluruhan.
Selain dilihat dari kualitas produk, kualitas pelayanan juga lebih penting untuk
hal yang menjadi tujuan bagi setiap perusahaan. Mempertahankan pelanggan bukanlah hal
yang mudah. Pelayanan yang sempurna merupakan bagian dari setiap perusahaan untuk tetap
setia berbelanja disana dengan memberikan pelayanan yang prima, melayani konsumen
dengan ramah dan sopan. Bila konsumen merasa puas dengan pelayanan yang diberikan
maka akan timbul minat untuk membeli. Menurut Kotler (2005:310), “kualitas pelayanan
adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak
lain yang pada dasarnya tidak terwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun”.
Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen
pelayanan suatu perusahaan. Kualitas pelayanan menjadi salah satu faktor penting minat beli
pada konsumen.
Lombok memiliki segudang tempat wisata yang bisa dinikmati. Mulai dari wisata
bahari hingga religi. Salah satu bisnis yang terdapat di Lombok Pusat Oleh-Oleh Sasaku.
Sasaku sebagai tempat membeli oleh-oleh khas Lombok mulai dari menjual mutiara yang
indah, makanan khas Lombok, Pakaian, celana, sandal, tas, topi, berbagai jenis kain, dan
aksesoris lainnya. Meskipun demikian, Sasaku bukanlah satu-satunya tempat yang menjual
oleh-oleh, banyak toko atau outlet yang sejenis di sekitar Sasaku sehingga Sasaku harus
mempertahankan kualitas produk yang di pasarkan serta pelayanan yang di berikan harus
Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli Konsumen
1. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap minat beli Konsumen di pusat Oleh-Oleh
2. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat beli Konsumen di pusat Oleh-
3. Bagaimana pengaruh kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap minat beli
2.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penyusunan proposal ini adalah:
1. Pengaruh kualitas produk terhadap minat beli Konsumen di pusat Oleh-Oleh Sasaku
2. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat beli Konsumen di pusat Oleh-Oleh Sasaku
3. Pengaruh kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap minat beli Konsumen di pusat
TINJAUAN TEORITIS
pemakainya akan menguatkan kedudukan atau posisi produk dalam benak konsumen
pembelian diwaktu yang akan datang. Variabel kualitas adalah hal penting yang diikuti
oleh sebuah produk, sehingga kualitas produk menjadi salah satu faktor seorang
langsung pada kinerja produk atau jasa. Oleh karena itu, kualitas berhubungan erat
atau jasa tersebut. Kualitas produk ini juga merupakan penilaian terhadap suatu produk,
terhadap apa yang akan diterimanya. Menurut Kotler dan Armstrong sebagaimana
dikutip oleh Abdul Basith, Srikandi Kumadji, dan Kadarisman Hidayat, “kualitas
produk merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing.” Jadi
hanya perusahaan dengan kualitas produk paling baik yang akan tumbuh dengan
pesat dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari
berkualitas, terutama dalam memenuhi harapan konsumen agar menjadi puas dan loyal
pada perusahaan. Kotler dan Amstrong sebagaimana dikutip oleh Jackson R.S Weenas
operasi, dan perbaikan produk, serta atribut bernilai lainnya. Setiap perusahaan yang
berusaha membuat produk yang berkualitas, yang ditampilkan baik melalui ciri-ciri
pula daya tahan produk, kehandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan,
serta atribut-atribut nilai lainnya. Beberapa atribut itu dapat diukur secara obyektif.
Menurut Kotler dan Keller, Ahyari, dan Assauri sebagaimana dikutip oleh Budi
dengan persepsi kualitas para pembeli. Menurut Kotler and Armstrong sebagaimana
dikutip oleh Deny Irawan dan Edwin Japarianto pengertian Kualitas Produk adalah
“sekumpulan ciri-ciri karakteristik dari barang dan jasa yang mempunyai kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan yang merupakan suatu pengertian dari gabungan daya
suatu produk. Menurut Kotler dan Keller sebagaimana dikutip oleh Febby Gita
Cahyani, terdapat delapan indikator pada kualitas produk seperti berikut ini:
a. Bentuk (form), meliputi ukuran, bentuk, atau struktur fisik produk. Indikator ini
juga dapat dikatakan sebagai Aesthethics yaitu keindahan produk terhadap panca
indera dan dapat didefinisikan sebagai atribut-atribut yang melekat pada sebuah
produk, seperti warna, model atau desain, bentuk, rasa, aroma dan lain-lain. Pada
dasarnya Aesthetics merupakan elemen yang melengkapi fungsi dasar suatu produk
pelanggan.
ada pada sebuah produk. Pada titik tertentu, performance dari setiap merek hampir
produk inti dan dapat didefinisikan sebagai tampilan dari sebuah produk
produk itu beroperasi. Sebuah produk dikatakan memiliki performance yang baik
bilamana dapat memenuhi harapan. Bagi setiap produk atau jasa, indikator
performance ini bisa berlainan, tergantung pada functional value yang dijanjikan
oleh perusahaan.
d. Kesan kualitas (perceived quality), sering dibilang bahwa merupakan hasil
dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat
dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan dan dapat
didefinisikan sebagai suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam
kondisi normal dan atau berat. Pengertian durability diatas adalah tingkat usia
sebuah produk masih dapat dikonsumsi oleh konsumen. Ukuran usia ini pada
produk biasanya dicantumkan pada produk dengan tulisan masa kadaluarsa sebuah
produk.
kerusakan atau gagal dalam waktu tertentu. Keandalan (reliability) yaitu tingkat
kendalan suatu produk atau konsistensi keandalan sebuah produk didalam proses
ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam suatu
periode waktu tertentu. Sebuah produk dikatakan memiliki reliability yang tinggi
sebuah produk. Indikator performance dan reliability sekilas hampir sama tetapi
mempunyai perbedaan yang jelas. Reability lebih menunjukkan probabilitas
produk ketika produk itu tidak berfungsi atau gagal. Indikator ini dapat
yang rusak atau gagal. Disini artinya bilamana sebuah produk rusak atau gagal
didefinisikan sebagai tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik dan
bahwa tingkat conformance sebuah produk dikatakan telah akurat bilamana produk-
pelanggan.
2.1.2 Kualitas Pelayanan
kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sehingga
definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan
terima atau peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan atau
Jika jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan
jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan
dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih
Menurut Kotler sebagaimana dikutip oleh Aptaguna dan Pitaloka definisi pelayanan
adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada
pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.
Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat,
sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf
tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih
sering. Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna, orang yang berbeda
akan mengartikannya secara berlainan tetapi dari beberapa definisi yang dapat kita
Tangibles merupakan bukti nyata dari kepedulian dan perhatian yangn diberikan
melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara tepat waktu.
membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap. Dengan
yang dimiliki petugas dalam melayani konsumen. Dapat diartikan pula dengan
pengetahuan dan perilaku karyawan untuk membangun kepercayaan dan
Menurut Pasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam Beteson dan dalam lovelock
sebagaimana dikutip oleh Muhammad Adam, terdapat lima unsur yang menentukan
tanggap.
permasalahannya.
kontinyu.
pekerjaannya.
dan ramah.
pelanggannya.
jasa pelayanannya.
2) Penampilan fisik dari bangunan yang menarik dan mampu mendukung proses
4) Lokasi yang cukup mudah untuk dicapai oleh pelanggan dan letak peralatan
Menurut Kotler Minat beli adalah sesuatu yang timbul setelah menerima
rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk membeli
agar dapat memilikinya. Minat beli konsumen akan timbul dengan sendirinya jika
konsumen sudah merasa tertarik atau memberikan respon yang positif terhadap
apa yang ditawarkan oleh penjual. Sedangkan menurut Ali Hasan Minat beli
konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang
dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan
produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk
mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun
masa yang akan datang. Minat beli masa mendatang sangat dipengaruhi oleh
pengalaman konsumen yang berkaitan dengan harga, merek, promosi, iklan, rantai
Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap
perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya minat. Crow and Crow
1) Dorongan dari dalam diri individu, misal dorongan untuk makan. Dorongan
untuk makan akan membangkitkan minat untuk bekerja atau mencari penghasilan,
minat terhadap produksi makanan dan lain-lain. Dorongan ingin tahu atau rasa
ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu,
karena ingin mendapatkan persetujuan atau penerimaan dan perhatian orang lain.
Minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapat
cukup luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam
masyarakat.
3) Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila
senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut,
METODE PENELITIAN
mempelajari secara intensif latar belakang kasus terakhir, interaksi lingkungan yang
terjadi pada suatu unit sosial, individu, kelompok, dan lembaga masyarakat.
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka yang menjadi fokus kajian adalah Pusat
numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika, yaitu data-data kuantitatif
3.2.1.1.Data Primer
3.2.1.2.Data Sekunder
oleh pihak lain. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data sekunder dari
Dengan dua macam sumber data di atas, proses dan hasil penelitian ini,
produk dan harga terhadap minat beli pada Pusat Oleh-Oleh Sengigi-Lombok
Barat.
Untuk memperoleh data dan informasi yang tepat dan akurat dalam
penelitian lapangan (field research) yang termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif ini,
3.2.1 Wawancara
dengan pemilik, karyawan dan konsumen dari Jaizah Boutique. Metode wawancara
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur (semi
kemungkinan untuk muncul pertanyaan baru yang masih relevan agar mendapatkan
pendapat dan ide dari narasumber secara lebih luas. Berkaitan dengan tema yang
peneliti usung dalam karya ilmiah ini, maka wawancara ini meliputi hal-hal yang
berkaitan dengan harga, kualitas produk, profil dan volume penjualan dari Jaizah
3.2.2 Kuesioner
Jaizah Boutique yang menjadi sampel. Kuesioner berisi pernyataan yang diajukan
oleh peneliti. Pernyataan tersebut berkaitan dengan kualitas produk dan harga
adalah karena dengan menggunakan angket (kuesioner), data dapat terkumpul dalam
3.2.3 Dokumentasi
tentang data dan fakta yang berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian, baik
dari sumber dokumen yang dipublikasikan, jurnal ilmiah, Koran, majalah, website,
dan lain-lain. Dalam penelitian ini, dokumentasi didapatkan dari website, dan
lembaga-lembaga lain atau sumber-sumber lain yang terkait dengan data yang
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal
independen dalam penelitian ini adalah kualitas produk (X1) dan harga (X2),
sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah Minat beli (Y).
DAFTAR PUSTAKA