Anda di halaman 1dari 8

BAB 2 Pembahasan

A. Quality Fuction Depoyment(QFD)


Keberhasilan suatu produk yang dikembangkan tergantung dari respon konsumen.
Produk hasil pengembangan dikatakan sukses bila mendapat respon positif dari konsumen
yang diikuti dengan keinginan dan tindakan untuk membeli produk. Mengidentifikasikan
kebutuhan konsumen merupakan fase yang paling awal dalam mengembangkan produk,
karena tahap ini menentukan arah pengembangan produk (Ulrich dan Eppinger, 2001).QFD
adalah suatu proses dimana kebutuhan, keinginan dan nilai-nilai konsumen diterjemahkan
ke dalam ketentuan-ketentuan teknis. QFD pertama kali dikembangkan di perusahaan
Jepang pada tahun 1970 an. Salah seorang tokoh penemu metode ini adalah Dr. Yoji Akao
(Smith, 2006).
Kemudian metode ini diadopsi oleh Toyota. Pada tahun 1986 konsep metode ini
dibawa ke Amerika Serikat oleh Ford Motor Company dan Xerox. Semenjak itu metode
QFD digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Jepang, Amerika Serikat dan Eropa
(Wasserman, 1993). Berdasarkan definisinya QFD merupakan praktek untuk merancang
suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan (Voice of Customer). QFD
menerjemahkan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang dihasilkan perancang.
Fokus utama dari QFD adalah melibatkan pelanggan pada proses pengembangan produk
sedini mungkin. Filosofi yang mendasarinya adalah bahwa pelanggan tidak akan puas
dengan suatu produk meskipun suatu produk yang telah dihasilkan dengan sempurna bila
mana memang tidak menginginkan atau membutuhkannya.
QFD memungkinkan organisasi untuk memprioritaskan kebutuhan pelanggan,
menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan tersebut, dan memperbaiki proses
hingga tercapai efektivitas maksimum. QFD juga merupakan praktek menuju perbaikan
proses yang dapat memungkinkan organisasi untuk melampaui harapan pelanggannya.
Validitas dari metode QFD dapat dikatakan sudah teruji untuk menggambarkan apa yang
menjadi keinginan pengguna terhadap suatu produk Selain itu dapat diintegrasikan dalam
bidang ergonomi. Dimulai dengan analisis yang didalamnya terdapat ahli ergonomi yang
nantinya akan mengintegrasikan kebutuhan pengguna dalam VOC (Smith, 2006).
B. Voice of Customer (VOC)

VOC adalah daftar kebutuhan dan keinginan pelanggan yang digunakan dalam proses
pengembangan produk (Yustian, 2015). Selain untuk pengembangan produk, VOC juga
digunakan untuk mendengarkan masukan, tanggapan, dan klaim dari setiap pelanggan yang
telah melakukan pembelian produk atau jasa (Sachamanorom dan Senoo, 2016). Tujuan dari
VOC yaitu menjadi proaktif dan inovatif dalam melihat perubahan kebutuhan pelanggan dari
waktu ke waktu (Suwandi, 2016). Terdapat 2 prosedur umum yang digunakan dalam
pengumpulan VOC yaitu menentukan atribut apa saja yang dianggap penting oleh konsumen
dan mengukur tingkat kepentingan dari atribut-atribut tersebut (Utami, 2018). VOC dapat
diperoleh melalui beberapa cara antara lain survei, wawancara, grup diskusi, dan metode
serupa lainnya (Erdil dan Arani, 2018).
VOC adalah sesuatu yang sangat penting bagi perusahaan dan dapat membantu
perusahaan untuk meningkatkan produk dan layanan mereka (Sachamanorom dan Senoo,
2016; Aguwa, Olya dan Monplaisir, 2017). Penentuan kebutuhan pelanggan yang akurat dan
interpretasi yang tepat dapat memberikan kepuasan maksimal terhadap pelanggan (Aguwa,
Olya dan Monplaisir, 2017). Kebutuhan pelanggan yang sering disebut “what” dapat diubah
menjadi persyaratan teknis yang sering disebut “how” pada proses pengembangan produk
(Erdil dan Arani, 2018).

C. Pengumpulan Data Voice Of customer


Tahap awal yang dilakukan dalam metode QFD adalah identifikasi kebutuhan
pelanggan. Proses identifikasi kebutuhan pelanggan meliputi pengumpulan data mental dari
pelanggan, interpretasi data mentah menjadi kebutuhan pelanggan, membuat hierarki
kebutuhan pelanggan, menetapkan kepentingan relative setiap kebutuhan.Pada dasarnya
langkah awal dari metode QFD adalah untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan
dan keinginan pengguna terhadap suatu produk atau jasa. Kebutuhan dan keinginan
pengguna itulah yang disebut dengan voice of customer.
Menurut Ulrich dan Eppinger (2001) tujuan dari identifikasi kebutuhan pelanggan
adalah meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan pelanggan,
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yang tersembunyi dan tidak terucapkan (eksplisit),
menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk, menjamin tidak ada kebutuhan
pelanggan yang terlupakan.Pengumpulan data yang dilakukan harus mencakup kontak
langsung dengan pengguna. Menurut Ulrich dan Eppinger (2001) metode yang dapat
digunakan antara lain:
a) Wawancara: Satu atau beberapa orang tim pengembang berdiskusi mengenai
kebutuhan dengan pelanggan. Wawancara biasanya dilakukan pada lingkungan
pelanggan dan berlangsung sekitar satu sampai dua jam.
b) Kelompok Fokus: Diskusi ini biasanya dilakukan dengan bantuan moderator.
Pelanggan yang berjumlah delapan sampai duabelas orang ditempatkan pada suatu
ruangan.
c) Observasi Produk Pada Saat Digunakan: Mengamati pelanggan menggunakan
produk atau melakukan pekerjaan yang sesuai dengan tujuan produk tersebut
diciptakan, dapat memberikan informasi kebutuhan pelanggan yang penting.
Setelah data kebutuhan dan keinginan pelanggan terkumpul, kemudian akan dilakukan
penyebaran kuisioner untuk mengetahui tingkat kepentingan, penilaian dan harapan pelanggan
terhadap berbagai macam atribut kebutuhan yang telah diperoleh sebelumnya. Kemudian akan
dibuat karakteristik teknis untuk merespon suara konsumen. Karakteristik teknis ini sering
disebut dengan voice of engineering. Langkah selanjutnya adalah mencari hubungan antara VOC
dan VOE serta mencari bobot masing-masing kebutuhan.
D. Proses perancangan pengembangan produk pakan ternak kulit ari kopi yang
direncanakan ini dikembangkan berdasarkan tahapan – tahan yang sesuai dengan
proses pengembangan berdasarkan metode QFD (Quality Function Development)
dimana tahapan itu adalah sebagai berikut:.

a.  Pernyataan Misi Produk

 
Pernyataan Misi : pakan ternak kulit ari

Deskripsi produk Pakan ternak kulit Ari kopi merupakan produk pakan
ternak dari kulit ari kopi

Sasaran bisnis kunci Peternak rumanisia ,Kambing ,sapi .kerbau dll

Pasar Utama Peternak rumanisia.

Pasar Sekunder Peternak dan Pelanggan biasa.


Asumsi-Asumsi Kemasan praktis.

Pihak-Pihak      yang Pengusaha ternak


Terkait
Penjual kulit ari
Penjual bahan baku pokok

b. Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

Indentifikasi kebutuhan pelanggan ini dilakukan dalam empat tahapan yaitu :


1. Mengumpulkan data dilakukandengan Penyebara kuisioner .
2. Menginterprestasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan
3. Mengorganisasikan kebutuhan menjadi hierarki
4. Menetapkan kepentingan relative setiap kebutuhan
Berdasarkan tahapan-tahapan diatas maka akan didapatkan pernyataan
data mentah dari kuisioner mengenai “Pakan ternak kulit ari kopi ” :
1.  Kualitas dari produk pakan ternak ini warnanya kurang begitu menarik sehingga
saya ragu untuk memberikan kepada hewan ternak saya, saran saya lebih baik di
cek dulu mengenai kandungan produk itu agar saya tidak ragu
2. Harus meningkatkan kualitas produk dan melakukan pengembangan produk lain
nya
3. Untuk harga mungkin memberatkan peternak terhitung 7 ribu 1 kilo, Penambahan
garam untuk penambah rasa dan mungkin mineral sangat rekomendasi untuk
indukan
4. Jumlah pakan yang hanya berisi 1 kg cepat habis, saran saya pakan tersebut
dikemas dengan kemasan setidaknya 5kg
5. Daya simpan produk gak begitu lama, sehingga produk ini mudah basi bisa dilihat
dari komposisinya. Penjual harus bisa memecahkan masalah ini
6. Sangat bagus, bisa di kembangkan lagi
7. Belum pernah mencobanya
8. Harga sangat terjangkau
9. Pakan ini cukup baik dilihat dari manfaat kandungan dari kulit kopi
10. Packaging di lebih dibuat menarik lagi agar menarik minat konsumen. Untuk
kandungan gizi gimana ? Perbandingan dengan pakan konvensional. Perlu ditulis
kandungan gizi dan manfaat di kemasan produk.

Dari data mentah diatas hasil Kuisioner maka berdasarkan berbagai pertimbangan dan
pernyataan kami mencoba menggunakan analisis QFD sebagai jawaban atas pernyataan –
pernyataan diatas:

Gambar 1.Analisis QFD

Atribut-atribut yang sudah ditentukan dengan menggunakan skala likert lima angka

yaitu:

 Sangat Baik diberi nilai 5,


 Baik diberi nilai 4,
 Cukup diberi nilai 3,
 Tidak Baik diberi nilai 2,
 Sangat tidak Baik diberi nilai 1.

Dari analisis QFD hal yang menjadi pertimbangan perbaikan produk yakni atribut
ketahanan produk dan kuliats produk dimana konsumen berharap produk pakan ternak kulit ari
dapat bertahan lama diamana untuk solusinya produk disimpan disushu ruang dan hindari
ruangan yang lembab dan menjaga kulaitas produk agar kandungan terjaga dan melakukan
pengembangan produk dengan membuat produk baru agar produk yang dijual perusahaan
berfariasi,untuk pengembangan produk akan melakukan pengembangan produk berupa pupuk
organic dari kulit kopi.

c. Target pasar

Pemilik ternak rumanisia,peternakan komersial rumanisia

d. Rencana pemasaran

1. Memasarkan produk sekala nasional.


2. Mengoptimalkan pemasaran di sosial media.
3. Menggunakan jasa food vlogger, food blogger, youtuber, influencer untuk membuat
konten dan memberikan feedback.
4. Membuat gelar bazar produk.

e. Sumber Daya Manusia

1. Bening Prastika (manajer produksi ).


2. Adi Chandra (direktur).
3. Nurul fatima (manajer keuangan).
4. Pupung candra irawan (manajer oprasional).
5. Adeliya ananda putri (manajer pemasaran ).

E. Strategi pemasaran 4p

 Produk ,yaitu produk pakan ternak kulit ari merupakan inovasi pakan ternak dari kulit
kopi ari yang di campur dengan bahan2 tertentu yang aman bagi hewan ternak rumanisia
inovasi ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan karna mengurangi limbah kopi
  Price merupakan strategi harga produk pakan ternak kulit ari yang digunakan adanya
produk dimana harga produk lebih murah dari kompetitor .
 Place, tempat penjualan yang dipakai oleh Produk pakan ternak kulit ari kopi bertempat
di rumah produksi yakni di desa karangpring kecamatan sukorambi dan menyediakan
layanan COD dan melakukan penjulan di media sosial seperti
instagram,whatsaap,facebook dan market place seeperti shoope ,tokopedia,bukalapak dll
 Promosi (promotion), strategi promosi yang dilakukan melalui sosial media, promosi
jualan seperti diskon atau potongan harga, dan public relation (PR).

F. Analisis biaya

TABEL PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)

Biaya Produksi Nama Produk

A. Biaya bahan baku langsung (BBBL)


Satua
No. Nama n Harga Satuan Total
Kulit Ari
1 kopi 40 Kg Rp 500,00 Rp 20.000,00
2 Molase 1L Rp 18.000,00 18000
3 EM4 1L Rp 25.000,00 25000
Air
Rp 1.000,00
4 sebanyak 1L 15000
Total (A) 78000
B. Biaya pendukung (BP)
Satua
No. Nama n Harga Satuan Total
1 Terpal 1 unit Rp 70.000,00 70000
2 Ember 1 unit Rp 10.000,00 10000
3 gembor 1 unit Rp 35.000,00 35000
Plastik
Rp 1.000,00
5 kemasan 1 unit 40000
Total 155000
Harga Pokok Produksi (A+B) 233000
Jumlah produk yang dihasilkan
per produksi (unit) 40
Harga Pokok Produksi Nama
Produk per 1 unit 5825
Dari analisis di atass adapat di ketahui bahwa HPP per produk yakni Rp 5825
maka untuk mendapatkan laba prusahaan menjual Rp 7000.

G. Mendesain Konsep – Konsep Produk


Pada awal Konsep produk Pakan ternak kulit ari kopi digambar pada kemasan
karung dimana di jula secara sekala besar namun melihat dari efesiensi produk
lebih menguntungkan menggunakan kemasan plastik tebal dan di jual dengan
sekala ecer namun juga bisa membeli borongan atau sekala besar.

Gambar 2.konsep awal kemasan Gambar 3.pakan ternak kulit Ari

Gambar 4.kemasan ecer per kg

Anda mungkin juga menyukai