BAB I Bu Koriyati
BAB I Bu Koriyati
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4. Apa upaya aparat penegak hukum dalam menangani wabah COVID-19 ini?
C. Tujuan Makalah
3. Untuk mengetahui upaya apa saja yang bisa dilakukan untuk mengurangi kasus;
1
4. Untuk mengetahui penegakaan hukum yang dilakukan di Indonesia dalam menangani
pandemic.
BAB II
PEMBAHASAN
Pasca revolusi pada akhir abad ke XIX kriminologi Konvensional dianggap ilmu
pengetahuan tersendi di Eropa dan Amerika Serikat. Para pelopornya adalah Lombroso, Ferri
dan Von Liszzt. Kriminologi ditujukan untuk memahami penjahat secara rasional dan
obyektif. Berdasarkan penelitiannya Lombroso memperkenalkan teori bahwa penjahat dapat
dikenal dari bentuk badan yang dibawa sejak lahir. Teori ini tidak mengandung kebenaran,
sehingga menimbulkan reaksi. Ferri memperbaiki teori ini dengan mengkompromikan
dengan teori Lacas Sagne, Von Liszt sependapat dengan teori dan menyarankan agar
pendapat baru kriminologi ini diperhatikan dalam hukum pidana. Hal ini merupakan aliran
baru dalam hukum pidana mulai saat itu kriminologi menjadi pengetahuan yang membantu
hukum pidana. Karena merupakan aliran baru hukum pidana menganut aliran baru
kriminologi, lalu berpendapat bakat serta lingkungan tidak perlu diperhatikan dalam
menjatuhkan hukuman.
Pada akhir Tahun 2019 atau awal Tahun 2020, masyarakat di dunia mengenal
Coronavirus (Covid-19) sebagai pandemi. Pandemi ini menyebar hingga ke wilayah
Indonesia, banyak hal berdampak dalam kehidupan kita, salah satunya mengenai kejahatan.
Kejahatan sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang kita lalui. Kejahatan yang terjadi
di masa pandemi COVID-19 memberikan warna kelabu dengan situasi kelam bagi kita
semua.
2
COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus.
Coronavirus baru ditemukan sebagai sumber penyakit yang dapat mengakibatkan penyakit
covid-19 ini bagi hewan maupun manusia. Penyakit ini mewabah bermula dari wilayah
Wuhan, Tiongkok di bulan Desember 2019 dan terus menyebar ke beragam wilayah di dunia
hingga bulan Juli 2020 ini. Banyak jumlah korban meninggal dunia karena penularan
penyakit ini, sehingga pola hidup bersih harus dilakukan setiap waktu sebagai upaya
pencegahannya. Adapun vaksin atas penyakit COVID-19 ini belum ditemukan dan masih
terus diupayakan oleh banyak pihak untuk segera ditemukan. Beberapa informasi tersebut
adalah hal penting yang didapatkan dari World Health Organization (2020). Lalu berapa lama
pandemi (COVID-19) ini berlangsung? Entahlah, namun mari selalu berpola hidup bersih dan
berdoa agar Tuhan selalu melindungi serta memberi kesehatan bagi kita semua.
Kejahatan berarti “perilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku
yang telah disahkan oleh hukum tertulis” (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kejahatan
berdasarkan pendapat R. Soesilo (1985) adalah tingkah laku manusia (walaupun sudah atau
belum ditentukan dalam peraturan perundang-undangan) yang selain merugikan di penderita,
3
juga sangat merugikan masyarakat yaitu berupa hilangnya keseimbangan, ketentraman, dan
ketertiban. Beragam kejahatan memberikan akibat yang mengganggu kepentingan hukum
(seperti fisik, psikis, harta benda, harkat maupun martabat, dan sejenis lainnya) dari individu
maupun masyarakat luas. Pengaturan atas kejahatan yang beragam terjadi dalam kehidupan
kita terdapat dalam hukum tertulis yang berlaku di Indonesia (hukum positif) maupun dalam
kaidah norma lain yang berkembang di masyarakat (norma kesopanan, norma kesusilaan, dan
norma lainnya). Sehubungan dengan aparat penegak hukum, di mana salah satunya adalah
Kepolisian (yang menjadi salah satu narasumber) maka penegakan hukumnya terbatas pada
kejahatan yang terdapat dalam hukum tertulis saja (hukum positif). Sedangkan penegakan
atas kejahatan yang diatur dalam kaidah norma yang berkembang di masyarakat (selain
kaidah hukum), maka disesuaikan dengan jenis kaidah norma tersebut. Kejahatan yang
mengalami peningkatan antara lain;
Beragam langkah preventif maupun represif juga telah dilakukan oleh Kepolisian
untuk mendukung program Pemerintah. Diharapkan langkah-langkah tersebut dapat
mengurangi atau bahkan menghilangkan COVID-19 sekaligus dapat memberikan rasa aman
bagi masyarakat di Indonesia. Tampak dari prediksi, data, maupun survey di media massa
yang memungkinkan tingginya kejahatan tertentu di masa pandemi ini. Tingginya kejahatan
4
tersebut dapat terjadi secara signifikan. Faktor penyebab kejahatan secara teori dapat dilihat
berdasarkan teori aktivitas rutin (routine activity theory) dari Marcus Felson dan Lawrence E.
Cohen (1979). Teori ini mensyaratkan adanya pelaku yang termotivasi (motivated offenders),
target yang cocok dan menarik dari korban kejahatan (suitable targets), serta tidak ada
penjagaan yang cakap dan mampu melindungi atas orang atau barang yang menjadi target
(absence of capable guardians). Apabila ketiga hal tersebut dapat dipengaruhi secara baik,
maka peningkatan kejahatan yang ekstrim di masa pandemic (COVID-19) ini dapat dicegah.
Membahas soal hukuman pidana bagi masyarakat maupun korporasi yang dengan
sengaja menimbun bahan kebutuhan pokok masyarakat selama pandemi COVID-19. Hal itu
tertuang pada telegram bernomor ST/1099/IV/HUK.7.1./2020 yang ditandatangani
Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo tertanggal 4 April 2020 yaitu;
Kemudian, praktik penipuan penjualan online alat-alat kesehatan, masker, alat pelindung
diri (APD), antiseptik, obat-obatan dan disinfektan sebagaimana dimaksud;
5
lesunya ekonomi di tengah pandemi COVID-19 dan adanya pembebasan napi besar-besaran.
Pembebasan napi merupakan kebijakan Kemenkumham yang secara nasional membebaskan
sekitar 36 ribu napi dalam program asimilasi untuk mencegah pandemi COVID-19 masuk ke
dalam LP. Para napi akan berada di rumah dengan pengawasan petugas. Persoalannya,
pembebasan napi yang cukup besar di tengah lesunya ekonomi akibat pandemi COVID-19
menimbulkan kekhawatiran meningkatnya kejahatan di tengah masyarakat.
6
i) Meluasnya aktivitas kejahatan terorganisasi, khususnya perdagangan obat
bius dan penadahan barang-barang curian;
j) Dorongan-dorongan (khususnya oleh mass media) mengenai ide-ide dan
sikap-sikap yang mengarah pada tindakan kekerasan, ketidaksamaan (hak),
atau sikap-sikap tidak toleransi.
k) Dalam perspektif kriminologis, pengkajian mengenai kejahatan mengalami
perkembangan pesat yang memunculkan berbagai teori tentang faktor
penyebab kejahatan. Secara tradisional, teori-teori tersebut dibedakan
pada;
- Teori-teori yang mencari sebab kejahatan dari aspek fisik (biologi
kriminal),
- Teori-teori yang mencari sebab kejahatan dari faktor psikologis dan
psikiatris (psikologi kriminal), dan
- Teori-teori yang mencari sebab kejahatan dari faktor sosio kultural
(sosiologi kriminal).
7
jumlah penghuni lapas mencapai 269.846 orang, hal tersebut mengakibatkan overcrowded
hingga 107%! Bahkan Occupancy rate 23 negara di benua Asia pada tahun 2014-2017
menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu dari 8 negara yang mengalami extreme
overcrowding bersama-sama dengan negara Afghanistan, Bangladesh, Kamboja, Iran, Nepal,
Pakistan dan Filipina.
Amiruddin yang menjabat sebagai Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
menyatakan bahwa ketika melakukan survei ke lapas-lapas yang ada, sel-sel yang penuh dan
sempit diisi oleh belasan orang yang merupakan maling-maling kelas teri. Sistem peradilan
pidana di Indonesia pun cenderung ingin menjebloskan pelaku kejatan ke penjara. Hal
tersebut kemudian
embuat penjara penuh dan sesak karena pencuri yang dihukum tiga bulan pun harus
masuk ke rumah tahanan.
Kebijakan ini diberlakukan berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
10 Tahun 2020 dan Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-19.PK.01.04.04
Tahun 2020 tentang Pengeluaran dan Pembebasan Narapidana dan Anak Melalui Asimilasi
dan Integrasi Dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran Corona. Berikut
adalah kriteria mengenai pengeluaran narapidana dan anak melalui asimilasi di rumah yang
ditandangani oleh Plt. Direktur Jenderal Pemasyarakatan:
1. Narapidana yang 2/3 (dua per tiga) masa pidananya jatuh sampai dengan tanggal 31
Desember 2020.
8
2. Anak yang 1/2 (satu per dua) masa pidananya jatuh sampai dengan tanggal 31
Desember 2020.
3. Narapidana dan Anak yang tidak terkait dengan PP 99 Tahun 2012, yang tidak
menjalani subsidaer dan bukan warga negara asing. (PP 99 Tahun 2012 berisikan mengenai
narapidana narkoba dan koruptor).
5. Surat keputusan asimilasi diterbitkan oleh Kepala Lapas, Kepala LPKA dan Kepala
Rutan.
3. Narapidana dan Anak yang tidak terkait dengan PP 99 tahun 2012, yang tidak
Terlepas dari kriteria-kriteria tersebut, sorotan publik adalah tertuju pada para napi
yang berstatus sebagai koruptor, teroris juga pengedar narkoba. Dengan tegas pemerintah
menyatakan tidak mengizinkan pembebasan untuk kategori napi jenis tersebut. Hal ini juga
sempat hangat diperbincangkan dalam berbagai media. Walaupun pada awalnya, Yasonna
Laoly selaku Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sempat menyinggung pembebaskan
para napi yang berstatus koruptor, teroris dan narkotika. Hal tersebut menimbulkan pro dan
kontra di tengah masyarakat. Selain itu pernyataan Yasonna Laoly tersebut juga membuat
sebagian masyarakat bingung karena berbanding terbalik dengan pernyataan Presiden selaku
atasannya. Untuk itu, pemerintah dengan tegas tidak akan membebaskan para napi yang
berstatus koruptor, teroris dan pengedar narkotika
9
Tidak hanya di Indonesia, negara-negara lain juga turut mengkaji dan mulai
memberlakukan pembebasan narapidana terkait dengan penyebaran wabah virus corona.
Contohnya adalah Inggris, pemerintah Inggris menyatakan akan membebaskan narapidana
yang memiliki pelanggaran dengan resiko rendah dan narapidana yang memiliki masa
tahanan selama atau kurang dari dua bulan. Narapidana tersebut dipantau secara elektronik
dan akan dikembalikan ke dalam penjara jika menunjukkan hal-hal yang mengkhawatirkan.
Sedangkan bagi para pelaku pelecehan seksual dan siapa pun yang dianggap berbahaya bagi
anak-anak serta negara tidak akan dibebaskan.
Contoh lainnya di Asia, yaitu Korea Selatan. Negara ini melepaskan dua narapidana
terinfeksi corona dengan jaminan dan memerintahkan narapidana tersebut agar melakukan
karantina diri di rumah. Sedangkan di Amerika Serikat para pengacara, jaksa dan keluarga
dari
narapidana di negara bagian California mendesak agar narapidana yang telah berusia
lanjut dan memiliki masalah kesehatan segera dibebaskan, karena sebanyak 6 narapidana
meninggal dan setidaknya sebanyak 200 narapidana dan 60-an staf lapas dilaporkan positif
corona.
Dua kasus di awal tulisan ini tentang narapidana yang kembali melakukan aksi
kriminal setelah dibebaskan adalah contoh kecil dari sebagian kasus lainnya. Selain dua kasus
tersebut, terdapat beberapa kasus-kasus lain dengan hal serupa, yaitu diantaranya adalah
sebuah kasus penjambretan dengan motif memenuhi kebutuhan hidup di tengah corona.
Narapidana yang melakukan tindakan kriminal tersebut berjumlah dua orang yaitu
berinisial B dan Y, padahal mereka belum genap sepekan menghirup udara bebas. Kedua
10
orang tersebut merupakan warga Surabaya dan mereka ditangkap di Jalan Darmo Surabaya
pada kamis 9 April yang lalu.
Kemudian kasus selanjutnya terjadi di Bali yaitu seorang pelaku yang berinisial I
yang baru saja dibebaskan karena program asimilasi dari pemerintah, dia kedapatan menjadi
kurir ganja dari ekspedisi Pekanbaru ke Bali, dia kembali ditangkap saat akan mengambil
kiriman paket ganja di kantor jasa ekspedisi. Kasus lainnya juga terdapat di Makassar di
mana F (inisial) yang merupakan eks narapidana yang baru saja keluar dari penjara karena
program asimilasi, kembali masuk ke dalam penjara karena kedapatan mencuri empat
bungkus rokok dan uang tunai Rp 150.000,00.
Bukti bahwa narapidana kembali berulah tersebut dapat menjadi tanda bahwa
penilaian perilaku sebelum mereka dibebaskan kembali dan dan dibiarkan berbaur ke
masyarakat kuranglah efektif. Ketika pemerintah tidak dapat menjamin apabila narapidana
tersebut tidak akan melakukan tindakan kriminalnya lagi, maka hal yang dapat dijamin oleh
pemerintah adalah pengawasan dan tindakan petugas yang senantiasa berjaga setelah para
narapidana ini dikembalikan ke dalam masyarakat.
anksi apabila melanggar program asimilasi dan integrasi siap diterima bagi para
narapidana tersebut. Hak asimilasi dan integrasi akan dicabut bagi mereka yang kedapatan
berulah kembali, juga kasus pidana yang baru akan turut serta ditambahkan dalam daftar
kasus napi yang bersangkutan. Selain itu, mereka juga akan dimasukkan ke dalam straft cell
atau sel pengasingan dan tidak diberikan hak remisi sampai waktu tertentu sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Pertanyaan besar di kepala kita adalah, apakah sistem pengawasan seperti yang sudah
mulai dijalankan di beberapa lapas di Indonesia sudah efektif? Fungsi pengawasan menjadi
sangat penting untuk mencegah kasus-kasus kriminal lain yang dapat terjadi karena berbagai
tekanan, seperti pemenuhan kebutuhan hidup. Sudah saatnya, pemerintah harus berpikir lebih
keras, mencari solusi mengenai sistem pengawasan seperti apa yang efektif untuk mencegah
kasus kriminal yang bisa saja kembali dilakukan para napi yang dibebaskan, sekaligus
mencari sistem untuk penekanan mata rantai virus corona.
Untuk menangani wabah tersebut, penegakan hukum menjadi salah satu langkah yang
dipilih pemerintah. Aparat kepolisian pun dikerahkan dalam mengatasi wabah virus corona di
11
Tanah Air. Secara garis besar, polisi bertugas dalam membubarkan kerumunan massa,
menangani penyebar berita bohong atau hoaks, serta penimbun bahan pokok, Polisi juga
menyiapkan ancaman pidana bagi mereka yang melanggar yaitu dengan dibuatnya
- Maklumat Kapolri
Maklumat Kapolri Nomor Mak/2/III/2020 tentang Kepatuhan terhadap
Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Penyebaran Virus Corona (Covid-19).
12
- Polisi mengantisipasi bentuk pelanggaran atau kejahatan yang mungkin terjadi
selama PSBB antara lain kejahatan yang terjadi pada saat arus mudik (street
crime), kerusuhan/penjarahan yaitu pencurian dengan kekerasan, pencurian
dengan pmberatan. Tindak pidana tersebut sebagaimana dimaksud dalam Pasal
362, 363, 365, 406, dan 170 KUHP.
- Bentuk kejahatan lainnya, yakni upaya menghambat kemudahan akses
sebagaimana diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana Pasal 77 juncto Pasal 50 Ayat (1) dan Pasal 79 Ayat (1) dan (2).
- Kemudian, ancaman pidana bagi mereka yang tidak mematuhi atau melanggar
penyelenggaraan kesehatan seperti tertuang Pasal 93 UU Nomor 6 Tahun 2018
tentang Kekarantinaan Kesehatan.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
14
lainnya untuk membantu para medis agar pembebasan para narapidana lebih produktif dan
tidak malah menyebabkan tingkat kriminalitas dijalanan semakin marak terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
http://willdanmunji.blogspot.co.id/2014/03/gugatan-lingkungan-dan-tanggung-gugat.html
(diaksespadaharisenin,26oktober2015)
http://zriefmaronie.blogspot.co.id/2014/05/hukum-lingkungan-keperdataan_17.html ( diakses
pada harisenin26oktober2015)
http://fhukum.unpatti.ac.id/artikel/lingkungan-hidup-pengelolaan-sda-dan-perlindungan-hak-
hak-adat/376-prinsip-tanggunggugat-keperdataan-terhadap-pencemaran-lingkungan-hidup-di-
gunung-botak-pulau-buru. ( diakses pada hari senin, 26 oktober 2015 )
https://bebas.kompas.id/baca/polhuk/2020/04/06/presiden-pembebasan-bersyarat-hanya-
untuk- napi-pidana-umum-bukan- koruptor/?
utm_source=bebasakses_kompasid&utm_medium=whatsapp_shared&utm_content=s
osmed&utm_campaign=sharinglink
http://icjr.or.id/data/wp-content/uploads/2018/04/Overcrowding-Indonesia_Final.pdf
https://kumparan.com/kumparannews/napi-kembali-berulah-usai-bebas-karena-corona-
kemenkumham-dinilai-gagal-1tBl4gZwkKi
https://www.beritasatu.com/nasional/592646-over-kapasitas-lapas-capai-107-persen
15
https://www.liputan6.com/news/read/4216406/syarat-pembebasan-narapidana-dan-anak-
untuk- cegah-corona-covid-19
https://www.indozone.id/news/M7sM65/30-ribu-napi-bebas-demi-cegah-corona-dpr-jangan-
disalahgunakan
https://kumparan.com/kumparannews/napi-yang-bebas-karena-corona-berulah-lagi-
kemenkumham-perketat-pengawasan-1tCHmsaYjo5
https://katadata.co.id/berita/2020/04/09/kebijakan-penjara-penjara-dunia-di-tengah-pandemi-
corona
https://www.era.id/read/y6UJyg-berulah-lagi-hak-asimilasi-dan-integrasi-napi-bisa-dicabut
http://rri.co.id/post/berita/813965/kumham/
ini_penjelasan_permenkumham_soal_asimilasi_dan_ hak_integrasi.html
https://kumparan.com/kumparannews/warga-resah-karena-napi-berulah-usai-bebas-
kemenkumham-didesak-tanggung-jawab-1tBqySZsdnW
https://regional.kompas.com/read/2020/04/12/06100011/sederet-kasus-napi-yang-
dibebaskan- kembali-berulah-dan-ditangkap-polisi?page=1
https://bali.tribunnews.com/2020/04/04/meski-sudah-dibebaskan-pengawasan-157-
narapidana- tetap-dilakukan?page=1
16