DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
NAMA NIM
Stepanus Efendi SNR22226003
Jamsir SNR22226022
Febrianti Ningsih SNR22226023
Yiska Reama SNR22226024
Regita Monalisa Misire SNR22226025
Novania SNR22226026
Resti Istiqomah SNR22226027
Yuni Astini SNR22226028
Marni SNR22226029
B. Etiologi
Faktor-faktor penyebab kejahatan sehingga sesorang menjadi narapidana adalah:
a. Faktor ekonomi
1. Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi baru dengan produksi besar-besaran, persaingan
bebas, menghidupkan konsumsi dengan jalan periklanan, cara
penjualan modern dan lain-lain, yaitu menimbulkan keinginan untuk
memiliki barang dan sekaligus mempersiapkan suatu dasar untuk
kesempatan melakukan penipuan-penipuan.
2. Pendapatan
Dalam keadaan krisis dengan banyak pengangguran dan gangguan
ekonomi nasional, upah para pekerja bukan lagi merupakan indeks
keadaan ekonomi pada umumnya. Maka dari itu perubahan-perubahan
harga pasar (market fluctuations) harus diperhatikan.
3. Pengangguran
Di antara faktor-faktor baik secara langsung atau tidak, mempengaruhi
terjadinya kriminalitas, terutama dalam waktu- waktu krisis,
pengangguran dianggap paling penting. Bekerja terlalu muda, tak ada
pengharapan maju, pengangguran berkala yang tetap, pengangguran
biasa, berpindahnya pekerjaan dari satu tempat ke tempat yang lain,
perubahan gaji sehingga tidak mungkin membuat anggaran belanja,
kurangnya libur, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengangguran
adalah faktor yang paling penting.
b. Faktor Mental
1. Agama
Kepercayaan hanya dapat berlaku sebagai suatu anti krimogemis bila
dihubungkan dengan pengertian dan perasaan moral yang telah
meresap secara menyeluruh. Meskipun adanya faktor-faktor negatif ,
memang merupakan fakta bahwa norma- norma etis yang secara teratur
diajarkan oleh bimbingan agama dan khususnya bersambung pada
keyakinan keagamaan yang sungguh, membangunkan secara khusus
dorongan-dorongan yang kuat untuk melawan kecenderungan-
kecenderungan kriminal.
2. Bacaan dan film
Sering orang beranggapan bahwa bacaan jelek merupakan faktor
krimogenik yang kuat, mulai dengan roman-roman dari abad ke-18,
lalu dengan cerita-cerita dan gambar-gambar erotis dan pornografi,
buku-buku picisan lain dan akhirnya cerita- cerita detektif dengan
penjahat sebagai pahlawannya, penuh dengan kejadian berdarah.
Pengaruh crimogenis yang lebih langsung dari bacaan demikian ialah
gambaran suatu kejahatan tertentu dapat berpengaruh langsung dan
suatu cara teknis tertentu kemudian dapat dipraktekkan oleh si
pembaca. Harian- harian yang mengenai bacaan dan kejahatan pada
umumnya juga dapat berasal dari koran-koran. Di samping bacaan-
bacaan tersebut di atas, film (termasuk TV) dianggap menyebabkan
pertumbuhan kriminalitas tertutama kenakalan remaja akhir- akhir ini.
c. Faktor Pribadi
1. Umur
Meskipun umur penting sebagai faktor penyebab kejahatan, baik secara
yuridis maupun kriminal dan sampai suatu batas tertentu berhubungan
dengan faktor-faktor seks/kelamin dan bangsa, tapi faktor-faktor
tersebut pada akhirnya merupakan pengertian- pengertian netral bagi
kriminologi. Artinya hanya dalam kerjasamanya dengan faktor-faktor
lingkungan mereka baru memperoleh arti bagi kriminologi.
Kecenderungan untuk berbuat antisocial bertambah selama masih
sekolah dan memuncak antara umur 20 dan 25, menurun perlahan-
lahan sampai umur 40, lalu meluncur dengan cepat untuk berhenti
sama sekali pada hari tua. Kurve/garisnya tidak berbeda pada garis
aktivitas lain yang tergantung dari irama kehidupan manusia.
2. Alkohol
Dianggap faktor penting dalam mengakibatkan kriminalitas, seperti
pelanggaran lalu lintas, kejahatan dilakukan dengan kekerasan,
pengemisan, kejahatan seks, dan penimbulan pembakaran, walaupun
alcohol merupakan faktor yang kuat, masih juga merupakan tanda
tanya, sampai berapa jauh pengaruhnya.
3. Perang
Memang sebagai akibat perang dan karena keadaan lingkungan,
seringkali terjadi bahwa orang yang tadinya patuh terhadap hukum,
melakukan kriminalitas. Kesimpulannya yaitu sesudah perang, ada
krisis-krisis, perpindahan rakyat ke lain lingkungan, terjadi inflasi dan
revolusi ekonomi. Di samping kemungkinan orang jadi kasar karena
perang, kepemilikan senjata api menambah bahaya akan terjadinya
perbuatan-perbuatan kriminal.
a. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 24 Tahun
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu / Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak ada
Penanggung Jawab
Nama : Ny. P
Hubungan dengan Klien : Ibu Kandung
2. Alasan Masuk
Dua bulan sebelum masuk lapas klien melakukan tindakan pencurian. Sudah 1
minggu klien berbica sendiri, berkelakukan aneh, tadak mau bergaul, dan
selalu menundukan kepalanya, tidak bisa tidur, gelisah, bingung, klien merasa
malu karena karena masuk lapas, ditinggal tunangannya, dan menyesal dengan
perbuatannya yang telah merugikannya
3. Faktor Predisposisi
1) Klien belum pernah melakukan kejahatan sebelumnya.
2) Klien dan keluarga memiliki ekonomi yang susah
3) Klien mempunyai pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu
ketika sekolah selalu di bully.
4. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda – tanda vital
1.1 Tekanan darah : 130/80 mmHg
1.2 Nadi : 84 x/menit
1.3 Suhu : 36,5 ºC
1.4 Pernafasan : 26 x/menit
2) Ukuran
2.1 Tinggi badan : 169 cm
2.2 Berat badan : 62 Kg
3) Kondisi Fisik
Klien tidak mengeluh sakit apa – apa, tidak ada kelainan fisik.
5. Psikososial
1) Konsep Diri
a. Citra Tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai
adalah mata karena bisa melihat.
b. Identitas : Klien mengatakan anak ke-2 dari 3 bersaudara.
c. Peran : Klien mengatakan di dalam keluarganya atau dirumah sebagai
anak.
d. Ideal diri : Klien mengatakan merasa takut jika keluar dari lapas
e. Harga diri : Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan
orang lain selain ibu dan adiknya,klien merasa tidak pantas jika
berada diantara orang lain, kurang interaksi social karena statusnya
sebagai narapidana.
7. Mekanisme Koping
1) Klien mampu berbicara dengan orang lain,terlihat malu
2) Klien mampu menjaga kebersihan diri sendiri
3) Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang lain,lebih
suka diam.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif.
9. Aspek Medik
1) Diagnosa Medis : Schizofrenia
2) Terapi
Haloperidol 2x5 mg
Trihexiperidine 2x2 mg
3) Masalah Keperawatan
a. Harga Diri Rendah
b. Menarik Diri
c. Perubahan peran sosial
4) Pohon Masalah
Menarik Diri
b. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1. Ds : Perubahan Peran Harga Diri Rendah
o Klien mengatakan di Sosial Situasional
tinggal tunangannya
o Klien malu dengan
teman karena klien
merasa tidak pantas
diantara mereka
o Klien mengatakan
malu untuk jika keluar
dari lapas karena
statusnya sebagai napi
Do :
o Klien tampak malu
saat berbicara
c. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah Situasional ( D.0087)
2. Ketidak efektifan performa peran
3. Isolasi sosial
d. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi
. hasil
1. Harga diri rendah Setelah dilakukan Menejemen Prilaku
Situasional berhubungan
tindakan keperawatan (I.12453)
dengan Perubahan Peran
Sosial (D.0087) diharapkan kemampuan Observasi :
komunikasi verbal Identifikasi
Harapan Untuk
meningkat dengan
mengendalikan
kriteria hasil: prilaku
1. Menilai diri Positif Terapeutik :
2. Penerimaan penilaian 1. Jadwalkan kegiatan
positif terhadap diri Terstuktur
sendiri 2. Beri pengutan
positif terhadap
keberhasilan
mengendalikan
prilaku
3. Hindari bersikap
menyudutkan dan
menghentikan
pembicaraan
15
DAFTAR PUSTAKA