Anda di halaman 1dari 9

NAMA: Wiwi Rahayu Ningsi

NIM: A.18.10.066

KELAS: B/S1 KEPERAWATAN

KASUS 1

Perawat komunitas melakukan pengkajian dan diperoleh data dari masyarakat penyakit TB Paru 25%,
ISPA 10%, Asma 5 % dan 30% penduduk perokok,50 % masyarakat belum pernah ada kegiatan
penyuluhan kesehatan tentang bahaya dan akibat dari perilaku merokok. Perawat komunitas sedang
merancang program kesehatan untuk meningkatkan kesehatan pada masyarakat tersebut

 DATA FOKUS

DO: -Diketahu TB paru 25%

-ISPA 10%

-ASMA 5%

-30% penduduk perokok

-50% masyarakat belum pernah ada kegiatan penyuluhan

DS: -Perawat komunitas sedang merancang kesehatan untuk meningkatkan kesehatan

Pada masyarakat tersebut

 DIAGNOSA: DEFISIT KESEHATAN KOMUNITAS

 INTERVENSI: PENGEMBANGAN KESEHATAN MASYARAKAT

Pengembangan Kesehatan Masyarakat

Definisi

Memfasilitasi anggota kelompok atau masyarakat untuk mengidentifikasi isu kesehatan

komunitas dan mengimplementasikan solusi yang ada.

Tindakan

Observasi

-Identifikasi masalah atau isu kesehatan dan prioritasnya

-Identifikasi potensi atau aset dalam masyarakat terkait isu yang dihadapi

-Identifikasi kekuatan dan partner dalam pengembangan kesehatan


-ldentifikasi pemimpin/tokoh dalam masyarakat

-Berikan kesempatan dimilik kepada setiap anggota masyarakat untuk berpartisipasi

sesuai aset yang dimiliki

-Libatkan anggota masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu dan

masalah kesehatan dan mengembangkan rencana kerja

-Libatkan masyarakat dalam musyawarah untuk mendefinisikan isu kesehatan dan

mengembangkan rencana kerja

-Libatka masyarakat dalam proses perencanaan dan implementasi serta revisinya

-Libatkan anggota masyarakat dalam mengembangkan jaringan kesehatan

-Pertahankan komunikasi yang terbuka dengan anggota masyarakat dan pihak-pihak

yang terlibat

-perkuat komunikasi antara individu dan kelompok untuk bemusyawarah terkait daya

tarik yang sama

-Fasilitasi struktur organisasi untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan

bernegosiasi

-kembangkan strategi dalam manajemen konflik

-Persatukan anggota masyarakat dengan cita-cita komunitas yang sama

-Bangun komitmen antar anggota masyarakat

-Kembangan mekanisme keteribatan tatanan lokal, regional bahkan nasional terkait isu

kesehatan komunitas

 STRATEGI: PENDIDIKAN KESEHATAN (karena masyarakat belum pernah mendapatkan kegiatan


penyuluhan kesehatan tentang bahaya dan akibat dari perilaku merokok)

 EVALUASI: KETAHANAN KOMUNITAS


KASUS 2

Perawat komunitas melakukan survei ke salah satu desa. Diperoleh data terdapat 256 rumah,

56 rumah tergolong tidak bersih, 20 rumah terdapat jentik nyamuk dan lalat, 42 buang air

besar di selokan dan disekitar rumah air tergenang. Diketahui 20 anak memiliki riwayat

demam, dan 24 anak riwayat gatal-gatal. Warga sudah terbiasa dengan keadaan itu, jika ada

yang sakit, membeli obat di warung.

 DATA FOKUS

DO: -Terdapat 256 Rumah

-56 rumah tergoling tidak bersih

-20 rumah terdapat jentik nyamuk dan lalat

-42 BAB diselokan dan sekitar rumah air tergenang

-20 anak riwayat demam

-24 anak riwayat gatal-gatal

DS: - Diketahui warga sudah terbias dengan keadaan itu

- Diketahui jika ada yang sakit, membeli obat di warung

 DIAGNOSA: PEMELIHARAAN KESEHATAN TIDAK EFEKTIF

 INTERVENSI: EDUKASI KESEHATAN

Edukasi Kesehatan

Definisi

Mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih serta sehat.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


-ldentifkasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku
hidupbersih dan sehat

Terapeutik

-Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

-Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

-Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

-Jekaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

-Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

-Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

 STRATEGI: KERJASAMA ATAU KEMITRAAN ( Karena masyarakat di desa tersebut

kurang mengetahui atau kurang mendapatkan informasi mengenai pentingnya

pemeliharaan kesehatan)

 EVALUASI: PERILAKU KESEHATAN MEMBAIK

KASUS 3

Hasil pengkajian komunitas: 52, 2 % rumah memiliki jentik,lingkungan rumah yang kotor, 36 %

KK BAB di sungai, banyak warga yang menderita penyakit, ditemukan ada warga yang

menderita diare dan kerja bakti tidak pernah dilakukan serta petugas puskesmas tidak pernah

melakukan penyuluhan tentang pentingnya kesehatan lingkungan

 DATA FOKUS

DO: -Didapatkan 52,2% rumah memiliki jentik

-terdapat lingkungan rumah yang kotor

-36% KK BAB di sungai

-terdapat banyak warga yang menderita penyakit

-ditemukan ada warga yang menderita diare

-dan kerja bakti tidak pernah dilakukan


DS: -Petugas puskesmas tidak pernah melakukan penyuluhan

 DIAGNOSA: MANAJEMEN KESEHATAN TIDAK EFEKTIF

 INTERVENSI: EDUKASI KESEHATAN

Edukasi Kesehatan

Definisi

Mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih serta sehat.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

-ldentifkasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku


hidupbersih dan sehat

Terapeutik

-Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

-Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

-Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

-Jekaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

-Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

-Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

 STRATEGI: PEMBERDAYAAN KASUS3 ( karena masyarakat tersebut kurang mengetahui

dan mendapatkan informasi tentang pentingnya menjaga kesehatan)

 EVALUASI: MANAJEMEN KESEHATAN MENINGKAT

KASUS 4

Hasil pengkajian komunitas menunjukan tidak ada wadah dan pembinaan serta identifikasi

kesehatan masyarakat. Adapun penyakit yang diderita antara lain: rematik 32,7%, hipertensi
21,1%, diabetes melitus 38%, dan penyakit lain 3,5%. Dari hasil observasi tidak terdapat

posbindu, kader yang aktif hanya 3 orang.

 DATA FOKUS

DO: -Ditemukan Penderita rematik 32,7%

-Hipertensi 21,1%

-Diabetes Melitus 38%

-dan penyakit laun 3,5%

DS: - Tidak terdapat wadah dan pembinaan serta identifikasi kesehatan masyarakat

-Tidak terdapat posbindu

 DIAGNOSA: KOPING KOMUNITAS TIDAK EFEKTIF

 INTERVENSI: PENGEMBANGAN KESEHATAN MASYARAKAT

Pengembangan Kesehatan Masyarakat

Definisi

Memfasilitasi anggota kelompok atau masyarakat untuk mengidentifikasi isu kesehatan

komunitas dan mengimplementasikan solusi yang ada.

Tindakan

Observasi

-Identifikasi masalah atau isu kesehatan dan prioritasnya

-Identifikasi potensi atau aset dalam masyarakat terkait isu yang dihadapi

-Identifikasi kekuatan dan partner dalam pengembangan kesehatan

-ldentifikasi pemimpin/tokoh dalam masyarakat

-Berikan kesempatan dimilik kepada setiap anggota masyarakat untuk berpartisipasi

sesuai aset yang dimiliki

-Libatkan anggota masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu dan


masalah kesehatan dan mengembangkan rencana kerja

-Libatkan masyarakat dalam musyawarah untuk mendefinisikan isu kesehatan dan

mengembangkan rencana kerja

-Libatka masyarakat dalam proses perencanaan dan implementasi serta revisinya

-Libatkan anggota masyarakat dalam mengembangkan jaringan kesehatan

-Pertahankan komunikasi yang terbuka dengan anggota masyarakat dan pihak-pihak

yang terlibat

-perkuat komunikasi antara individu dan kelompok untuk bemusyawarah terkait daya

tarik yang sama

-Fasilitasi struktur organisasi untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan

bernegosiasi

-kembangkan strategi dalam manajemen konflik

-Persatukan anggota masyarakat dengan cita-cita komunitas yang sama

-Bangun komitmen antar anggota masyarakat

-Kembangan mekanisme keteribatan tatanan lokal, regional bahkan nasional terkait isu

kesehatan komunitas

 STRATEGI: INTERVENSI PROFESIONAL (karena masyarakat tersebut kurang yang

merasakan pemeriksaan kesehatan dan terbatasnya pembinaan mengenai kesehatan

masyarakat)

 EVALUASI: STATUS KOPING KOMUNITAS MENINGKAT

KASUS 5

Didapatkan data kasus pengguna Narkoba di suatu wilayah: 25% pengguna ganja; 10%

pengguna sabu-sabu dan 10% pengguna heroin; 30% dari yang di rehabilitasi menggunakan
jarum suntik dan positif HiV. 10 remaja dilaporkan telah mengikuti rehabilitasi di pusat

rehabilitasi yang di kelola Pemerintah

 DATA FOKUS

DO: -Terdapat 25% pengguna ganja

-Terdapat 10% pengguna sabu-sabu

-Terdapat 10% pengguna heroin

-dan 30% dari yang di rehabilitasi menggunakan jarum suntik dan positif HiV

DS: - 10 remaja dilaporkan telah mengikuti rehabilitasi di pusat rehabilitasi yang di kelola

Pemerintah

 DIAGNOSA: PERILAKU KESEHATAN CENDERUNG BERESIKO

 INTERVENSI: PROMOSI PERILAKU UPAYA KESEHATAN

Promosi Perilaku Upaya Kesehatan

Definisi

Meningkatkan perubahan perilaku penderita/klien agar memiliki kemauan dan kemampuan


yang

kondusif bagi kesehatan secara menyeluruh baik bagi lingkungan maupun masyarakat
sekitamya.

Tindakan

Observasi

-Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan

Terapeutik

-Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan

-Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan

Edukasi

-Anjurkan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

-Anjurkan memberi bayi ASI Ekslusif


-Anjurkan menimbang balita setiap bulan

-Anjurkan mnggunakan air bersih

-Anjurkan mencucI tangan dengan air bersih dan sabun

-Anjurkan menggunakan jamban sehat

-Anjurkan memberantas jentik di rumah seminggu sekali

-Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari

-Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari

-Anjurkan tidak merokok di dalam rumah

 STRATEGI: PROSES KELOMPOK ( karena masyarakat kurang menyadari perilaku sehat)

 EVALUASI: STATUS KESEHATAN KOMUNITAS MENINGKAT

Anda mungkin juga menyukai