Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

PENGERTIAN PASAR MONOPOLISTIK

oleh

DIGA PRATAMA PUTRA NPM . 21110313

KHAIRUN NISA

NPM . 21110329
Pasar Monopolistik

Pengertian Pasar Monopolistik

Pasar Monopolistik adalah sebuah bentuk pasar dimana ada banyak produsen yang saling
berkompetisi dengan produk yang hampir serupa namun memiliki beberapa perbedaan.
Perbedaan ini yang menjadi ciri khas dari produk yang dijual oleh masing-masing produsen.
Kegiatan produksi barang tersebut dikenal sebagai product differentiation atau diferensiasi
produk. Karena produk yang diproduksi hampir serupa, masing-masing produsen akan
bersaing dari segi kualitas, harga, serta cara pemasaran produk mereka.

Ciri-ciri Pasar Monopolistik

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, ciri-ciri Pasar Monopolistik adalah sebagai berikut:

1. Memiliki jumlah produsen yang sangat banyak

Seperti pada pasar persaingan sempurna, pasar monopolistik memiliki jumlah produsen yang
sangat banyak. Karena banyaknya produsen, maka tiap-tiap produsen memiliki pangsa pasar
(market share) yang cenderung kecil. Hal ini membuat produsen memiliki kekuatan yang
terbatas untuk menentukan harga mereka karena harga yang ditentukan dalam pasar ini
adalah harga rata-rata dari produk dari produsen lain. Selain itu, karena banyaknya produsen
dalam pasar monopolisitik maka praktik kolusi (beberapa produsen melakukan kesepakatan
untuk menaikan harga pasar) akan sulit dilakukan karena sulitnya koordinasi antar produsen.

2. Adanya diferensiasi produk

Diferensiasi produk adalah ketika produsen memproduksi produk yang sedikit berbeda
namun serupa dengan produk pesaingnya. Sebagai contoh; Adidas, Nike, Skechers, Fila, dan
Puma sama-sama memproduksi running shoes, namun tiap produk mereka memiliki ciri khas
tersendiri. Dalam pasar monopolistik, ketika harga dari salah satu produsen naik sedangkan
harga produk dari produsen lain tetap konstan, maka permintaan akan produk tersebut akan
turun. Contoh ketika Adidas menaikan harga running shoesnya namun Nike, Skechers, Fila,
dan Puma tidak, maka konsumer akan beralih untuk membeli produk substitusinya.

Diferensiasi produk sendiri dapat dilakukan dari segi karakteristik produk maupun dari segi
kualitas produk.

3. Masing-masing produsen bersaing dari segi kualitas, harga, serta cara pemasaran produk
mereka

Karena produk yang ada pada pasar monopolistik cenderung serupa, maka produsen akan
bersaing dari segi kualitas, harga, serta cara pemasaran produk mereka masing-masing.
Produsen akan berlomba-lomba memperbaiki kualitas produknya seperti melalui desain
produk mereka ataupun servis yang diberikan kepada konsumen. Dari kualitas produk
tersebut, produsen dapat mengatur harga produknya. Ketika produk yang diproduksi memiliki
kualitas yang tinggi, maka produsen dapat memberikan harga yang tinggi pada produk
tersebut. Namun, produsen harus meyakinkan konsumen bahwa produk mereka adalah
produk dengan harga yang tinggi tersebut juga memiliki high quality. Oleh sebab itu, untuk
meyakinkan konsumen, produsen harus melakukan trik pemasaran yang tepat seperti
membuat kemasan yang lebih mewah, memberikan insentif seperti bonus produk lain,
ataupun melalui iklan-iklan yang menyatakan bahwa produk mereka lebih baik dibandingkan
produk lain yang serupa.

4. Produsen bebas untuk keluar dan masuk kedalam pasar

Sama seperti Pasar Persaingan Sempurna, dalam Pasar Monopolistik produsen dapat bebas
masuk dan keluar pasar. Bebas masuk dan keluar pasar yang dimaksud adalah tidak ada
halangan bagi produsen baru yang ingin menjual produk mereka dalam pasar atau produsen
lama yang ingin keluar dari pasar.

Sumber gambar: slideshare.net

Kelebihan dan Kekurangan Pasar Monopolistik

Keuntungan Pasar Monopolistik

1. Banyaknya produsen dalam pasar sehingga konsumen memiliki banyak alternatif


produk. Jika produk yang biasa dibeli konsumen tidak tersedia, konsumen dapat dengan
mudah memilih produk serupa dari produsen yang berbeda. Selain itu, konsumen dapat
menentukan pilihan produk sesuai dengan utilitynya (kepuasannya).
2. Produsen dapat bebas keluar dan masuk pasar karena tidak ada hambatan yang berarti
(tidak ada barriers to entry).
3. Banyak inovasi yang dapat dilakukan, mulai dari proses produksi atau mengembangkan
cara baru untuk menarik konsumen.
Kekurangan Pasar Monopolistik

1. Banyaknya produsen dalam pasar membuat persaingan yang ketat. Dalam pasar
monopolistik, beberapa perusahaan besar akan memiliki pangsa pasar yang dominan
(bisa mencapai 30-40%), kemudian sisanya dipegang oleh banyak perusahaan-
perusahaan kecil. Contoh: Pangsa pasar air mineral kemasan di Indonesia didominasi
oleh Aqua (hampir 90% pada tahun 2008), kemudian 10% sisanya dipegang oleh
perusahaan lainnya.
2. Karena produsen harus selalu mengembangkan inovasi agar dapat bersaing, akan muncul
biaya inovasi yang akhirnya akan dibebankan kepada konsumen melalui harga produk.
3. Besarnya biaya persaingan yang harus dikeluarkan seperti iklan dan insentif. Terkadang
beberapa iklan justru tidak tepat sasaran sehingga menghabiskan biaya yang cukup
besar. Biaya insentif seperti bonus produk lain juga akan menimbulkan biaya tambahan.
Contoh Pasar Monopolistik

Pasar monopolistik banyak kita temui pada kehidupan sehari-hari, seperti sampo, sabun, TV,
sepatu, air mineral, dan lain-lain. Pada pasar air mineral, ada banyak produsen yang
memproduksi air mineral seperti Aqua, VIT, Le Minerale, Prima, atau Nestle. Masing-masing
produsen memiliki ciri khas tersendiri seperti kemasan, kualitas, atau ukuran yang
membedakan produknya dengan produk saingan. Contoh lain untuk sepatu olahraga, Reebok,
Adidas, Fila, dan Nike sama-sama memproduksi sepatu olahraga, namun masing-masing
merek memiliki desain, keunikan, serta keunggulan yang berbeda-beda. Konsumen pada
akhirnya akan memilih produk sesuai dengan preferensinya.

Anda mungkin juga menyukai