Anda di halaman 1dari 4

Pasar Monopolistik adalah suatu pasar di mana terdapat banyak produsen yang banyak menghasilkan

produk berbeda corak (differentiated product), merupakan definisi dari pasar persaingan monopolistik
(Sukirno, 1997:294). Barangnya dijual dengan harga yang berbeda (price maker) dengan barang lain
yang ada di pasar karena terdeferensiasinya produk yang dijual memberikan peluang untuk penjual lain
(Karim, 2007:170)

Elastisitas Pasar Monopolistik

Sifat permintaan pasar monopolistik adalah elastis, lebih elastis dari pada pasar persaingan sempurna
maupun pasar monopoli. Namun, ke elastisitas pasar monopolistik tidak pernah mencapai garis
sempurna.

Kurva permintaan pasar monopolistik memiliki makna : Suatu perusahaan akan menaikan harga, namun
akan berdampak pada jumlah produk yang dikeluarkan akan sedikit Namun, sebaliknya jika perusahaan
ingin menurunkan harga maka barang yang keluarkan lebih banyak.

Hal tersebut, yang membuktikan bahwa pasar monopolistik tidak pernah mencapai sifat ke elastisitas
sempurna.

Gambar kurva

GAMBAR DI NEXT TAB

Keterangan : Perusahaan dalam persaingan sempurna dipanel (a) menghadapi kurva yang horizontal
pada harga pasar. Ekuilibrium jangka panjang terjadi pada tingkat output q, yaitu saat kurva permintaan
(penerimaan rata-rata) bersinggung dengan titik terendah kurva biaya total ratarata. Perusahaan dalam
persaingan monopolistic dipanel (b) berada pada output ekuillibrium jangka panjang q’, yaitu saat
permintaan minyinggung biaya total rata-rata. Mengingat kurva permintaan berslope negative,
persinggungan tidak terjadi pada titik terendah biaya total ratarata. Jadi, perusahaan dalam persaingan
monopolistic memproduksi output yang lebih kecil dan menetapkan harga yang lebih tinggi dari pada
perusahaan dalam persaingan sempurna (dengan keadaan kurva biaya yang sama).

Contoh dari pasar monopolistik adalah pasta gigi, shampoo, sabun mandi, perabotan rumah tangga, dan
lain- lain. Namun, setiap perusahaan memiliki perbedaan baik dari bentuk, aroma,harga, dan lain lain.

Sadono Sukirno (1997:294) mengungkapkan ciri-ciri pasar persaingan monopolistik seperti yang
dikemukakan adalah sebagai berikut:

a. Terdapat banyak penjual: terdapat panyak penjual tapi tidak sebanyak seperti dalam pasar
persaingan sempurna. Jika dibandingkan keseluruhan pasar dengan selruh produksinnya,
produksi sesuatu perusahan adalah sedikit, karena perusahaan dalam pasar monopolistis
mempunyai ukuran yang relatif sama besarnya.
Contoh : disuatu daerah metropolitan, masing-masing
restorant, pompa bensin, took obat, took persewaaan, video, binato, atau toko
grosir mini cenderung untuk bertindak secara sendiri-sendiri atau independen.
Pada struktur pasar yang lain, mungkin hanya terdapat dua atau tiga penjual pada
setiap pasar, sehingga mereka saling mengamati; tindakan mereka menjadi
saling tergantung atau interdependent.
b. Barangnya bersifat berbeda corak: ciri ini adalah sifat yang penting untuk membedakan di
antara pasar persaingan monopolistis dan persaingan sempurna. Produksi dalam persaingan
pasar ini berbeda corak dan secara fisik mudah untuk dibedakan.
Perbedaan Fisik, Contoh: shampoo berbeda dalam warna, bau, kekentalan, kuantitas busa, dan
desain tombol. Mereka tertentu diarahkan bagi konsumen dengan ketombe, ada yang untuk
rambut normal, atau ada juga yang untuk rambut berminyak. Kemasan juga dirancang agar
produk tampak menonjol bila didekatkan dengan produk lain, seperti misalnya celana ketat
dikemas dalam karton berbentuk telur (L’eggs), sop instan dalam cangkir (Cup O’Soup),
dan kartu baseball dalam kaleng (Pinnacle).
Lokasi, contoh: banyak penjual pizza (seperti Domino’s) dan banyak penjual buku (seperti
Amazon) memberikan layanan pengiriman; sementara penjual yang lain tidak memberikan
layanan tersebut. Beberapa toko eceran memberikan layanan demo produk oleh tenanga
penjual yang terlatih; sementara toko yang lain hanya self-service saja. Beberapa produk
didukung layanan on-line dan nomor bebeas pulsa; sementara produk lain membiarkan anda
mencari sendiri. Beberapa produk memberikan layanan pengembalian uang; sementara yang
lain tidak.
Citra produk, contoh: produsen alas kaki dan pakaian sering kali mengandalkan tendangan atlit
dan selebritas yang lain. Beberapa produsen berusaha menunjukkan kualitas yang tinggi atas
dasar tempat produk tersebut dijual, seperti shampoo yang hanya dijual disalon kecantikan.
Beberapa produk meencoba untuk member citra ramah lingkungan dengan cara menekankan
penggunaan bahan kemasan yang dapat didaur ulang.

c. Perusahaan memiliki sedikit kekuasaan mempengaruhi harga: namun demikian pengaruhnya


relatif kecil jika dibandingkan dengan pasar oligopoly atau monopoli. Kekuatan mempengaharui
harga oleh perusahaan monopolistis bersumber dari sifat barang yang dihasilkan, yaitu bersifat
berbeda corak. Perbedaan ini yang membuat pembeli bersifat memilih, yaitu lebih menyukai
barang sesuatu perusahaan dan kurang menyukai barang yang dihasilkan perusahaan lainnya.
Maka jika suatu perusahaan menaikkan harga barangnya, ia masih bisa menarik pembeli
meskipun jumlah pembelinya tidak sebanyak seperti sebelumnya. Sebaliknya, apabila
perusahaan menurunkan harga, tidaklah mudah menjual semua barang yang diproduksinya.
Contoh: meliputi berbagai toko grosir mini yang tersebar diseluruh daerah metropolitan atau
puluhan stasiun radio yang berebut pendengar. Karena produk dari berbagai produsen sedikit
berbeda (sebagai contoh, toko tertentu lebih dekat dengan anda dibandingkan yang lain), kurva
permintaan yang dihadapi masing-masing tidaklah horizontal tetapi berslope negative. Masing-
masing produsen dengan demikian dapat mengendalikan harga yang ditetapkannya. Jadi,
produsen dalam pasar ini bukanlah sebagai price taker (seperti dalam persaingan sempurna),
tetapi mereka sebagai price searcher.
d. Relatif mudah untuk masuk ke dalam industri/pasar: masuk kedalam pasar persaingan
monopolistis tidak sesulit masuk ke pasar monopoli dan oligopoly tetapi tidak segampang untuk
masuk pasar persaingan sempurna. Hal ini disebabkan
(1) modal yang diperlukan relatif besar jika dibandingkan dengan perusahaan pada pasar
persaingan sempurna; dan
(2) harus menghasilkan produk yang berbeda dengan barang yang telah ada di pasar.
e. Sangat aktifnya persaingan promosi penjualan: harga tidak menjadi penentu besarnya pasar,
suatu perusahaan mungkin mejual suatu produknya dengan harga yang cukup tinggi tetapi
masih bias menarik banyak pelanggan untuk membeli produknya. Sebaliknya, suatu perusahaan
mungkin menjual pruduknya dengan harga murah tetapi tidak bisa menarik pelanggan. Oleh
karena itu untuk menarik pelanggan, perusahaan harus selalu aktif untuk melakukan promosi,
memperbaiki pelayanan, mengembangkan desain produk dan mutu suatu produk.
Contoh : pengusaha melakukan persaingan bukan-harga (non price competition). Persaingan
yang demikian itu antara lain adalah dalam memperbaiki mutu dan desain barang, melakukan
kegiatan iklan yang terus menerus, memberikan syarat penjualan yang menarik, dan
sebagainya.Jika dipikirkan sejenak, ternyata banyak sekali pasar dengan sifat-sifat tersebut: CD,
film, permaianan computer, restoran, les piano, kue, furniture, dan sebagainya.
Contoh Pasar Monopolistik di Indonesia :
 Pasar Kosmetik
Di Indonesia, terdapat beberapa perusahaan kosmetik seperti Mustika Ratu, Wardah, Sariayu
dan lain-lain. Meskipun semuanya memproduksi kosmetik, setiap perusahaan memiliki produk
yang unik dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Contoh : Mustika Ratu terkenal dengan kosmetik yang bahan-bahannya terbuat dari bahan
alami. Sementara untuk brand lain yaitu Wardah terkenal dengan kosmetik yang aman untuk
kulit dan terbuat dari bahan-bahan yang halal.
 Pabrik Rokok

Pabrik rokok seperti Djarum, Gudang Garam, Dji Sam Soe, dan lainnya, sama-sama memproduksi rokok.
Tapi setiap perusahaan mempunyai ciri khasnya masing-masing. Bahkan, harga yang dipatok oleh
masing-masing perusahaan juga berbeda-beda. Tidak ada standar yang bisa menentukan bahwa harga
dari produk tersebut harus sama atau seragam.

 Pasar Telekomunikasi

Terdapat beberapa perusahaan penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia yang sudah dikenal oleh
masyarakat. Misalnya Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL Axiata, dan lain-lain. Masing-masing brand
memiliki ciri khas layanan, jangkauan sinyal, paket data, dan harga yang berbeda-beda.

Referensi :

 Muhammad Taufiqurrahman, “Struktur Pasar Monopolistik,” Naskah Publikasi -


Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (2020): 1–18.
http://eprints.umsida.ac.id/6964/1/M.Taufiqurrahman
%20191020700040%20STRUKTUR%20PASAR%20MONOPOLISTIK.pdf
 Sigit Triandaru, S.E. Ekonomi Mikro. PT. Salemba Empat, Jakarta 2001. Hlm. 158-160
 Sadono Sukirno. Mikro Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada, 2005. h. 297
 Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Pasar Monopolistik dan
Elastisitas Permintaannya", by Nur Afifah.2021
https://www.kompasiana.com/nurafifah6608/60b2cb7bd541df0ebc678764/pasar-
monopolistik-dan-elastisitas-permintaannya
 Pasar Persaingan Monopolistik: Definisi, Ciri dan Contoh.2022.
https://bigevo.com/blog/detail/pasar-persaingan-monopolistik

Anda mungkin juga menyukai