Anda di halaman 1dari 23

PENGANTAR EKONOMI

MIKRO

13
Modul ke:

• Struktur
pasar persaingan monopolistik.
(CPMK 5). • Ciri – ciri pasar monopolistik
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis

Program Studi
Program
Management

DR.H. Triyanto Ir. MBA


PENDAHULUAN

STRUKTUR PASAR

Keadaan pasar yang memberikan petunjuk tentang aspek&aspek


yang memiliki pengaruh penting terhadap perilaku pelaku usaha
dan kinerja pasar.

STRUKTUR PASAR
Keadaan pasar yang memberikan petunjuk tentang
aspek&aspek yang memiliki pengaruh penting terhadap perilaku
pelaku usaha dan kinerja pasar.
STRUKTUR PASAR
Faktor penentu struktur pasar
Bebas masuk dan keluar
Sifat produk – homogen (identik), terdiferensiasi?
Kontrol terhadap penawaran / output Kontrol terhadap harga
Hambatan untuk masuk
Kadar Persaingan
Pengelompokan pasar
Jumlah perusahaan
Kebebasan untuk masuk ke dalam industri
Sifat produk
Sifat kurva permintaan

Faktor penentu struktur pasar


Bebas masuk dan keluar
Sifat produk – homogen (identik), terdiferensiasi?
Kontrol terhadap penawaran / output Kontrol terhadap harga
Hambatan untuk masuk
Arti pasar monopolistik dan ciri2nya
Pasar Monopolistik adalah sebuah bentuk pasar dimana ada
banyak produsen yang saling berkompetisi dengan produk
yang hampir serupa namun memiliki beberapa perbedaan.
Perbedaan ini yang menjadi ciri khas dari produk yang dijual
oleh masing-masing produsen. Kegiatan produksi barang
tersebut dikenal sebagai product differentiation atau
diferensiasi produk. Karena produk yang diproduksi hampir
serupa, masing-masing produsen akan bersaing dari segi
kualitas, harga, serta cara pemasaran produk mereka.
Ciri-ciri Pasar Monopolistik
1. Memiliki jumlah produsen yang sangat banyak
Seperti pada pasar persaingan sempurna, pasar monopolistik memiliki
jumlah produsen yang sangat banyak. Karena banyaknya produsen,
maka tiap-tiap produsen memiliki pangsa pasar (market share) yang
cenderung kecil. Hal ini membuat produsen memiliki kekuatan yang
terbatas untuk menentukan harga mereka karena harga yang
ditentukan dalam pasar ini adalah harga rata-rata dari produk dari
produsen lain. Selain itu, karena banyaknya produsen dalam pasar
monopolisitik maka praktik kolusi (beberapa produsen melakukan
kesepakatan untuk menaikan harga pasar) akan sulit dilakukan karena
sulitnya koordinasi antar produsen.
2. Adanya diferensiasi produk
Diferensiasi produk adalah ketika produsen memproduksi produk
yang sedikit berbeda namun serupa dengan produk pesaingnya.
Sebagai contoh; Adidas, Nike, Skechers, Fila, dan Puma sama-sama
memproduksi running shoes, namun tiap produk mereka memiliki
ciri khas tersendiri. Dalam pasar monopolistik, ketika harga dari
salah satu produsen naik sedangkan harga produk dari produsen
lain tetap konstan, maka permintaan akan produk tersebut akan
turun. Contoh ketika Adidas menaikan harga running shoesnya
namun Nike, Skechers, Fila, dan Puma tidak, maka konsumer akan
beralih untuk membeli produk substitusinya.

3. Produsen bebas untuk keluar dan masuk kedalam pasar


Sama seperti Pasar Persaingan Sempurna, dalam Pasar
Monopolistik produsen dapat bebas masuk dan keluar pasar.
Bebas masuk dan keluar pasar yang dimaksud adalah tidak ada
halangan bagi produsen baru yang ingin menjual produk mereka
dalam pasar atau produsen lama yang ingin keluar dari pasar.
4 Masing-masing produsen bersaing dari segi kualitas, harga, serta
cara pemasaran produk mereka
Karena produk yang ada pada pasar monopolistik cenderung
serupa, maka produsen akan bersaing dari segi kualitas, harga,
serta cara pemasaran produk mereka masing-masing. Produsen
akan berlomba-lomba memperbaiki kualitas produknya seperti
melalui desain produk mereka ataupun servis yang diberikan
kepada konsumen. Dari kualitas produk tersebut, produsen dapat
mengatur harga produknya. Ketika produk yang diproduksi
memiliki kualitas yang tinggi, maka produsen dapat memberikan
harga yang tinggi pada produk tersebut. Namun, produsen harus
meyakinkan konsumen bahwa produk mereka adalah produk
dengan harga yang tinggi tersebut juga memiliki high quality. Oleh
sebab itu, untuk meyakinkan konsumen, produsen harus
melakukan trik pemasaran yang tepat seperti membuat kemasan
yang lebih mewah, memberikan insentif seperti bonus produk
lain, ataupun melalui iklan-iklan yang menyatakan bahwa produk
mereka lebih baik dibandingkan produk lain yang serupa.
Kelebihan dan Kekurangan Pasar Monopolistik

Keuntungan Pasar Monopolistik

Banyaknya produsen dalam pasar sehingga konsumen


memiliki banyak alternatif produk. Jika produk yang biasa
dibeli konsumen tidak tersedia, konsumen dapat dengan
mudah memilih produk serupa dari produsen yang berbeda.
Selain itu, konsumen dapat menentukan pilihan produk
sesuai dengan utilitynya (kepuasannya).
Produsen dapat bebas keluar dan masuk pasar karena tidak
ada hambatan yang berarti (tidak ada barriers to entry).
Banyak inovasi yang dapat dilakukan, mulai dari proses
produksi atau mengembangkan cara baru untuk menarik
konsumen.
Kekurangan Pasar Monopolistik
Banyaknya produsen dalam pasar membuat persaingan
yang ketat. Dalam pasar monopolistik, beberapa
perusahaan besar akan memiliki pangsa pasar yang
dominan (bisa mencapai 30-40%), kemudian sisanya
dipegang oleh banyak perusahaan-perusahaan kecil.
Contoh: Pangsa pasar air mineral kemasan di Indonesia
didominasi oleh Aqua (hampir 90% pada tahun 2008),
kemudian 10% sisanya dipegang oleh perusahaan
lainnya.Karena produsen harus selalu mengembangkan
inovasi agar dapat bersaing, akan muncul biaya inovasi
yang akhirnya akan dibebankan kepada konsumen
melalui harga produk.
Besarnya biaya persaingan yang harus dikeluarkan
seperti iklan dan insentif. Terkadang beberapa iklan
justru tidak tepat sasaran sehingga menghabiskan biaya
yang cukup besar. Biaya insentif seperti bonus produk
lain juga akan menimbulkan biaya tambahan.
Contoh Pasar Monopolistik
Pasar monopolistik banyak kita temui pada kehidupan
sehari-hari, seperti sampo, sabun, TV, sepatu, air mineral,
dan lain-lain. Pada pasar air mineral, ada banyak produsen
yang memproduksi air mineral seperti Aqua, VIT, Le
Minerale, Prima, atau Nestle. Masing-masing produsen
memiliki ciri khas tersendiri seperti kemasan, kualitas, atau
ukuran yang membedakan produknya dengan produk
saingan. Contoh lain untuk sepatu olahraga, Reebok,
Adidas, Fila, dan Nike sama-sama memproduksi sepatu
olahraga, namun masing-masing merek memiliki desain,
keunikan, serta keunggulan yang berbeda-beda.
Konsumen pada akhirnya akan memilih produk sesuai
dengan preferensinya.
Daftar Pustaka
Farid Wijaya, Pengantar ekonomi makro, BPFE.
UGM, Yogyakarta 2000,
Ferguson, C. E. Dan Gould JP. 1975. Micro
Economic Theory
Kusnadi, Kusdi Raharjo, Rudi Zaedah, Ekonomi
Mikro pendekatan akuntansi, Univ. Brawijaya,
Malang, 1997
Nuraini, I. (2016). Pengantar Ekonomi
Mikro. Malang: UMM Press
Mankiw, Gregory N. (2008). Principles of
Microeconomics, Fifth Edition, South-Western
Cengage Learning.
Sugiarto, Tedy Herlambang,Brastoro, dkk
Ekonomi Mikro sebuah kajian komprehensif
Sukirno, S. (2015). Mikro Ekonomi Teori
Pengantar (Edisi ketiga). Jakarta: PT. Rajawali
Pers..
Sudarman, A. 1980. Teori Ekonomi Mikro. BPFE
– UGM. Yogyakarta.
Soeharno.TS.,Teori Mikro Ekonomi.,(Andi
Yogyakarta : 2007),
Suparmoko, Pengantar ekonomi makro, BPFE

Anda mungkin juga menyukai