Anda di halaman 1dari 12

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Jika 3 buah reaktor (dengan mengabaikan perubahan volume, εA = 0) dipasang seri, maka
v0 akan sama untuk setiap reaktor (v0 = v) dan waktu permukaan sama dengan waktu
tinggal (τ = t*). Walaupun laju aliran konstan (v = v = v = v = v), waktu tinggal setiap
reaktor tidak sama dimana τ ≠ τ ≠ τ .
Untuk reaktor pertama:
, ,
τ = = atau − = (1)
, ,

,
Untuk reaktor ke-i : − = (2)
, ,

Dari persamaan (1) terlihat bahwa − merupakan slope dan digambarkan sebagai garis
LM pada Gambar 2.
Dari titik L yang merupakan nilai CA0, dibuat garis slope yang memotong kurva di titik M
dimana nilai X pada titik M merupakan nilai CA,1. Dari persamaan (2) dibuat lagi slope
− dari titik N hingga memotong kurva di titik P. Demikian seterusnya sampai diperoleh
nilai konversi dari tiap reaktor.
Sebaliknya, dari data konversi atau konsentrasi yang telah diketahui, dapat dihitung
volume setiap reaktor dimana komposisi reaktor yang terbaik adalah susunan dengan
total volume terkecil.
Selain menggunakan grafik seperti Gambar 2, penentuan volume minimum
pada konversi tertentu, dapat menggunakan Grafik seperti contoh pada
Gambar 3.
Untuk menentukan susunan 2 buah MFR yang dipasang seri, dibuat grafik
(Gambar 3) berdasarkan persamaan untuk reaktor 1 : = dan
,
reaktor 2 : =
,

Volume reaktor yang minimum jika luas KLMN pada grafik dibuat maksimum.
Jika sebuah segiempat berada pada grafik x-y (Gambar 4) dan menyentuh
sebuah kurva di titik M (x,y) maka luas segiempat tersebut adalah : A = xy
dan nilai maksimal dari A pada dA = 0 sehingga:
dA = 0 = ydx + xdy (3)
− = (4)
Dari persamaan (4) terlihat bahwa luas KLMN maksimal diperoleh jika slope
titik M pada kurva sama dengan nilai diagonal NL pada segiempat tersebut.
Dengan demikian, rasio ukuran optimum dari 2 MFR dapat ditentukan seperti
pada Gambar 5.

Secara umum, ukuran optimum dari 2 MFR yang disusun seri tergantung dari
kinetika reaksi, yaitu:
 Pada orde 1, ukuran optimum jika kedua MFR berukuran sama
 Pada orde > 1, reaktor berukuran kecil diletakkan di depan
 Pada orde < 1, reaktor berukuran besar diletakkan di depan
Reaksi bolak-balik 2A R + S dengan laju aliran feed 150 ft3/jam. Pada awal
reaksi hanya terdapat konsentrasi dari A = 2 lbmol/ft3. Diketahui konstanta
kesetimbangan sebesar 16 dan konstanta kecepatan reaksi ke kanan sebesar
10 ft3/lbmol jam. Agar diperoleh konversi 80% dari konversi kesetimbangan,
tentukan:
a. Volume reaktor jika digunakan 1 unit MFR
b. Jumlah dari reaktor bila digunakan N buah reaktor yang disusun seri
dengan volume masing-masing 1/5 dari volume reaktor pada point a.
Reaksi : 2A R+S
Laju reaksi peruraian A :
−r = k C −k C C
−r = k (C ) (1 − X ) −k ( C X ) (5)
Pada kondisi kesetimbangan:
k X
=K=
k 4(1 − X )
Diketahui K = 16 sehingga diperoleh XAe = 0,8889
Konversi yang diinginkan 80% dari XAe sehingga XA = 0,71
a. Jika digunakan 1 unit MFR maka:
τ= =

Diketahui v0=150 ft3/jam; CA0=2 lbmol/ft3; XA=0,71; k1=10 ft3/lbmol jam;


k2=k1/K=0,625
Sehingga diperoleh volume MFR sebesar 138,58 ft3
b. Jika digunakan N buah MFR yang disusun seri dengan volume masing-masing sebesar
138,58 ft3/5 = 27,716 ft3, maka jumlah reaktor dapat dianalisa menggunakan
,
persamaan: − =
, ,

Volume masing-masing reaktor sama sehingga nilai slope (− ) sama atau sejajar. Dari
kurva (-rA) { yang dihitung dari persamaan (5)} terhadap CA {=CA0(1-XA)}dapat dibuat kurva
sebagai berikut:

XA 0 0,1 0,2 0,4 0,6 0,8


(-rA) 40 32,394 25,575 14,300 6,175 1,200
CA 2 1,8 1,6 1,2 0,8 0,4

Pada kurva di samping dibuat trial garis AB yang


sejajar dengan CD dan EF dengan slope sebesar
(− ) dari titik A (CA0=2 lbmol/ft3) hingga CA,N

=2(1-0,71)=0,58.
Dari grafik diperoleh jumlah reaktor (N) = 3
dengan volume masing-masing 27,716 ft3.

Anda mungkin juga menyukai