A1D020091 - Mega Safitri - Laporan Sementara Acara 6
A1D020091 - Mega Safitri - Laporan Sementara Acara 6
ACARA VI
PENGAMATAN DEFISIENSI UNSUR HARA
Mega Safitri
NIM A1D020091
Kelas D
PJ Asisten:
Regina Septiani Zahro
Imarotunnairoh
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. LANDASAN TEORI
1. Hasil
21-03-2023 Kangkung (Bio P) Wick 2,44 4,7 195 30,4 80 Tidak ada
21-03-2023 Kangkung (Bio P) Wick 3,05 4,8 195 30,4 80 Tidak ada
NFT 1 2,26 5,7 246 31,5 74 Tidak ada
21-03-2023 Kangkung (Bio T) Wick 2,3 5,5 195 30,4 80 Tidak ada
21-03-2023 Kangkung (Bio T) Wick 2,38 5,7 195 30,4 80 Tidak ada
21-03-2023 Pakcoy (Kontrol) Wick 1,3 5,3 195 30,4 80 Tidak ada
21-03-2023 Pakcoy (Bio P) Wick 2,63 5,6 195 30,4 80 Tidak ada
21-03-2023 Pakcoy (Bio T) Wick 2,3 6,2 195 30,4 80 Tidak ada
21-03-2023 Pakcoy (Bio T) Wick 2,35 5,3 195 30,4 80 Tidak ada
Diagnosis Gejala
1. Pakcoy kontrol NFT 2
Gejala defisiensi K terjadi pada daun tua. Bagian tepi daun awalnya menguning diikuti dengan munculnya bintik coklat
(nekrotik) yang menandakan sel jaringan mati. Kemudian bintik melebar disepanjang tepi daun yang mengalami
kecoklatan dengan tepi gelap (jaringan daun telah mati) yang dikelilingi oleh warna kuning (lapisan sel daun yang belum
mati). Namun, Bagian pertulangan daun tetap berwarna hijau (Eka dan Anggraini, 2017).
2. Packcoy perlakuan Bio P60 pada sistem NFT 1 dan NFT 2
Gejala kekurangan unsur N pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil, mula-mula daun menguning dan mengering lalu
daun akan rontok dimana daun yang menguning diawali dari daun bagian bawah, lalu disusul daun bagian atas (Munir,
2016).
3. Kangkung perlakuan Bio-P60 pada sistem wick
Gejala kekurangan unsur N menunjukkan gejala klorosis dimulai dari daun yang paling tua dan paling bawah kemudian
berlanjut ke bagian atas tanaman, tanaman yang mengalami kekurangan nitrogen akan berwarna pucat, berwarna hijau
kekuningan, tidak hanya pada daun tetapi juga pada batang tanaman. Untuk gejala defisiensi unsur K ditunjukkan dengan
daun tua yang akan menunjukkan gejala terbakar (nekrosis) di antara urat daun dan tepi daun, semakin parah tingkat
defisiensi akan menyebabkan gejala nekrosis semakin meningkat (Inaya et al., 2021).
4. Kangkung perlakuan Bio-P60 pada NFT 1
Mengalami gejala kekurangan unsur hara N, yang membuat daun mengalami gejala klorosis yang membuat warna daun
tampak kekuningan karena kandungan klorofil nya rendah (Khodijah et al., 2022).
5. Kangkung perlakuan Bio-T10 pada sistem NFT 1
Mengalami defisiensi unsur hara N. Gejala yang tampak, yaitu daun berwarna hijau pucat atau hampir kuning (klorosis),
serta daun tidak berkembang. Gejala ini muncul pada daun bagian bawah atau daun tua. Defisiensi ini menyebabkan daun
tidak dapat berkembang dengan baik sehingga daun berukuran kecil (Sumiati et al., 2023).
6. Pakcoy perlakuan Bio-T10 pada sistem wick dan NFT 1
Mengalami defisiensi unsur hara N. Gejala yang tampak, yaitu daun tua atau daun bagian bawah menguning atau hijau
pucat (hijau tidak sehat) (Rahman et al., 2022).
7. Kangkung perlakuan Bio-P60 sistem wick
Mengalami defisiensi unsur hara K dimana muncul gejala ujung daun dewasa yang berwarna coklat seperti terbakar dan
daun coklat tersebut merupakan jaringan daun yang mati (Armita et al., 2022).
8. Kangkung perlakuan Bio-T10 pada sistem wick dan NFT 1
Mengalami defisiensi unsur hara N dan K dimana pada daun bagian bawah berwarna hijau muda hingga menguning
(klorosis). Hal tersebut sependapat dengan (Armita et al., 2022) dimana tanaman yang mengalami defisiensi unsur N
akan menunjukkan gejala klorosis (daun menguning) pada daun dewasa dengan gejala klorosis yaitu hijau muda hingga
kuning, semakin berat tingkat defisiensi yang terjadi daun tanaman akan semakin menguning dan dalam kasus yang parah
akan menyebabkan daun mengalami nekrosis. Selain itu, muncul bercak kecoklatan dimana daun terlihat kering dan
terbakar pada sisi - sisinya (Ariawan et al., 2016).
9. Pakcoy perlakuan Bio T-10 pada sistem wick, NFT 1, NFT 2
Mengalami defisiensi unsur hara N dan K. Gejala yang tampak yaitu pada daun bagian bawah mengalami klorosis yaitu
daun berwarna hijau muda hingga menguning dan tepi daun menunjukkan gejala terbakar. Hal tersebut sependapat
dengan (Ainun et al., 2017) dimana gejala defisiensi unsur K terjadi di daun tua. Gejala defisiensi unsur K adalah
munculnya bercak transparan pada daun, kemudian daun menjadi kering.
2. Pembahasan
1. Kesimpulan
Ainun, A., Walida, H., Dalimunthe, B. A., & Rizal, K. 2021. Hara Status of
Potassium Absorption In Producing Palm Oil Plant In Perlabian Village,
Kampung Rakyat District, Labuhanbatu Selatan District. Ziraa'ah
Majalah Ilmiah Pertanian, 46(2): 193-197.
Aliyaman. 2021. Pengaruh mineral nutrisi nitrogen dan besi terhadap sifat fisiologis
dan pertumbuhan tanaman terong lokal Buton (Solanum melongena L.).
Sang Pencerah, 7(3): 359-370.
Andriani, V. 2017. Pertumbuhan dan kadar klorofil tanaman pakcoy (Brassica rapa
L.) terhadap cekaman NaCl. Jurnal Stigma, 10(2):58-67.
Ariawan, R., Thaha, A. R., Prahastuti, S. W., & Made, I. 2016. Pemetaan Status
Hara Kalium Pada Tanah Sawah Di Kecamatan Balinggi, Kabupaten
Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah. Doctoral dissertation,
Tadulako University.
Armita, D., Wahdaniyah, H., & Al Amanah, H. 2022. Diagnosis visual masalah
unsur hara esensial pada berbagai jenis tanaman. Teknosains: Media
Informasi Sains dan Teknologi, 16(1): 139-150.
Eka, M. & Anggraini, N. 2017. sistem pakar identifikasi defisiensi unsur hara pada
tanaman kopi menggunakan metode certainty factor berbasis web. Jurnal
Sains & Informasi, 1(2): 223-236.
Herwibowo, K., & Budiana, N.S. 2014. Hidroponik Sayuran. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Hidayanti, L., & Trimin, Ka. 2019. Pengaruh nutrisi ab mix terhadap pertumbuhan
tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) secara hidroponik. Jurnal
Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 16(2).
Inaya, N., Armita, D. and Hafsan, H., 2021. Identifikasi masalah nutrisi berbagai
jenis tanaman di Desa Palajau Kabupaten Jeneponto. Filogeni: Jurnal
Mahasiswa Biologi, 1(3): 94-102.
Istarofah, I. & Salamah, Z. 2017. Pertumbuhan tanaman sawi hijau (brassica juncea
l.) dengan pemberian kompos berbahan dasar daun paitan (Thitonia
diversifolia). Biosite Biologi Sains Terapan, 3: 39-46.
Khodijah, N. S., Arisdandi, R., Saputra, H. M., & Santi R. 2022. Pertumbuhan dan
hasil kangkung akuaponik dengan perlakuan berbagai jenis pupuk foliar
dan padat tebar lele pada sistem budikdamber lele-kangkung. Jurnal
Kultivasi, 21(1): 105-112.
Munir, M. S. 2016. Klasifikasi kekurangan unsur hara N, P, K tanaman kedelai
berdasarkan fitur daun menggunakan jaringan syaraf tiruan. Skripsi.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
National Council of Educational Research and Training. 2021. Biology. In Mineral
Nutrition (Chapter 12, pp. 194-205). New Delhi: NCERT.
Nugraha, R. U. & Susila A. D. 2015. Sumber sebagai hara pengganti AB mix pada
budidaya sayuran daun secara hidroponik. J. Hort. Indonesia, 6(1): 11-19.
Purba, T., Ningsih, H., Purwaningsih, Junaedi, A.S., Gunawan, B., Junairiah,
Firgiyanto, R., & Arsi. 2021. Tanah dan Nutrisi Tanaman. Medan:
Yayasan Kita Menulis.
Qurrohman, B.F.T. 2017. Formulasi Nutrisi Hidroponik AB Mix dengan Aplikasi
MS Excel dan Hydrobuddy. Yogyakarta: Plantaxia.
Rahman, N. A., Umar, M. Z., Putri, R. M. E., & Fevria, R. 2022. Budidaya
hidroponik tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) menggunakan sistem
nutrient films technique (NFT). In Prosiding Seminar Nasional Biologi,
743-750.
Rakesh, S., Pareek, N. K., & Rathore, R. S. 2021. Visual nutrient deficiency
symptoms in plants. Agrospheres: E-Newsletter, 2(4): 42–45.
Suarsana, M., Parmila, I. P., Gunawan, K. A. 2019. Pengaruh konsentrasi nutrisi
AB mix terhadap pertumbuhan dan hasil sawi pakcoy (Brassica rapa L.)
dengan hidroponik sistem sumbu (wick system). Agricultural Journal,
2(2): 98-105.
Sumiati, Salsabila, M. F., & Surur, A. 2023. Determination of chlorophyll levels of
water kale plants (ipomoea aquatica forkss) experiencing nutrient
deficiencies. Jurnal Biologi Tropis, 23(1): 186-191.
Wiraatmaja, I. W. 2017. Defisiensi dan Toksisitas Hara Mineral Serta Responnya
Terhadap Hasil. Bahan Ajar. Fakultas Pertanian, Universitas Udayana,
Denpasar.
LAMPIRAN
Lampiran 1. ACC
Lampiran 2. Dokumentasi