ACARA V
STUMP, PUTERAN, DAN PENANAMAN
Oleh:
Nama : Muhammad Fahrozi
NIM : 20/462022/KT/09405
Co-Ass : Waya Santika
Kelompok :2
ABSTRAK
Pemindahan bibit semai yang berasal dari pembiakan generative dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan teknik stump, cabutan, dan puteran. Teknik
stump yaitu dengan melakukan pengambilan semai dari tempat semula, lalu bagian atas
batang dipotong sehingga hanya menyisakan batang bagian bawah dan akar. Teknik
cabutan dilakukan dengan mencabut bibit pada persemaian tanpa disertai media
tanamnya. Sedangkan teknik puteran dilakukan dengan mencabut bibit pada
persemaian yang disertai dengan medaia tanamnya. Ketiga teknik tersebut memiliki
akan menimbulkan dampak yang berbeda bagi semai. Pada teknik stump akar relatif
mudah untuk terkena penyakit karena terdapat luka, pada teknik cabutan, semai
memerlukan penyesuaian dengan media tanam baru yang belum tentu sama dengan
media tanam sebelumnya. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa
teknik puteran menjadi teknik yang paling efektif untuk pemindahan semai, karena
dalam pemindahannya mengharuskan berserta tanah disekitar akar. Dengan tanah yang
masih menempel maka semai dapat beradaptasi dengan lingkungan baru dan tumbuh
lebih cepat.
Kata Kunci: bibit, cabutan, puteran, stump
I. TINJAUAN PUSTAKA
Bibit adalah bahan calon tanaman atau bahan tanaman yang siap
ditanam di lapangan. Transplanting merupakan usaha untuk memindahkan bibit
dari seedbed ke bedeng penyapihan dengan jarak tanam yang lebih longgar.
Transplanting atau penyapihan bertujuan agar semai dapat tumbuh lebih besar
dan kuat dengan perakaran yang lebih baik. Penyapihan atau pemindahan yang
kurang hati-hati akan menyebabkan kematian. Salah satu cara untuk mengatasi
kerusakan atau kematian pada saat transportasi/pemindahan bibit adalah bibit
yang dipindahkan dibungkus jadi satu yang diusahakan akar tertutup rapat dan
bagian atas terbuka. Pemindahan bibit merupakan usaha memindahkan bibit baik
vegetatif maupun generatif dari persemain ke area penanaman. Teknik
pemindahan tanaman yang berasal dari pembiakan generatif dapat dilaukan
dengan cabutan, puteran, dan stump.
Teknik cabutan adalah teknik dimana bibit yang sudah tumbuh
dipindahkan kedalam polybag yang telah disediakan kemudian diukur tinggi tiap
tanaman setelah satu minggu pengamanan dan menghitung jumlah tanaman yang
mati. Kemudian puteran yang merupakan proses pemindahan tanaman yang
dilakukan dengan cara lingkaran disekitar tanaman yang akan dicabut dengan
tujuan agar tanah yang terdapat di sekitar tanah tersebut berikut mempermudah
dalam penanaman. Dan yang terakhir adalah stump. Stump adalah bibit yang
berasal dari semai maupun anakan alami yang telah dihilangkan / dipotong
seluruh daun dan bulu-bulu akarnya sehingga yang tersisa hanya sebagian batang
dan sebagian akar utama (Loux dan Krisantus, 2017). Pemotongan daun
dilakukan dengan tujuan untuk menghindari penguapan yang berlebihan,
sedangkan pemotongan akar dilakukan untuk merangsang pertumbuhan akar
baru yang lebih banyak (Sari, 2015).
Pengadaan bibit dari anakan alam dapat dilakukan dengan cabutan dan
stump. Pada tingkat lokal, khususnya pada tingkatan masyarakat yang masih
belum mengerti teknik budidaya dengan benih, pengadaan bibit dilakukan
dengan melakukan cabutan dari anakan alami. Anakan alami tersebut memang
tumbuh di sekitar pohon induk atau terbawa air atau hewan seperti kelelawar
(Mansur dan Tuheteru, 2010). Keadaan di lapangan sangat penting dalam
menentukan kekuatan tumbuh bibit. Perbedaan kekuatan tumbuh bibit dapat
terlihat nyata pada lingkungan yang kurang menguntungkan. Keadaan
lingkungan yang dimaksudkan dapat berupa kesuburan tanah, jenis tanah, dan
kelembaban. Di samping itu, kecepatan tumbuh bibit juga dapat menjadi
petunjuk perbedaan kekuatan tumbuh (Harjadi, 1992). Bibit yang ditanam di
lapangan, perlu diberi perlakuan pemeliharaan dengan membersihkan tanah di
sekitarnya, dan perlu dijaga pula kelembabannya, misalnya dengan memberikan
mulsa penyemprotan zat kimia yaitu dengan reflactant. Mulsa bermanfaat untuk
meningkatkan aktivitas organisme di sekitar bibit sehingga tanahnya mempunyai
aerasi yang lebih baik (Nursal, dkk. 2010).
II. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa:
1. Mengenal stump sebagai salah satu bibit generatif.
2. Mengetahui teknik pemindahan dan pemeliharaan stump, cabutan, dan
puteran.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan membuat bibit secara cabutan dan
puteran.
4. Mengetahui cara pembuatan lubang tanam dan penanaman yang benar
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Alat tulis
2. Kaliper
3. Penggaris
4. Gunting/gergaji
5. Cetok/cangkul
6. Kamera
7. Acir bambu setinggi 1,25 meter
8. Ember/tas plastic/ pelepah pisang
B. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Anakan permudaan alam dan semai siap tanam
2. Pupuk
IV. METODE
A. Waktu dan Tempat
Waktu Pelaksanaan: Sabtu, 6 November 2021
Lokasi Pelaksanaan: Laboratorium Silvikultur Intensif, Klebengan
B. Cara Kerja
Cara Kerja:
A. Cabutan
Pengamatan semai (anakan alam) di arboretum Fakultas
Kehutanan UGM. Basahi tanah dengan air. Ambil semai yang tanahnya
sudah basah. Semai direndam dalam air dan dilakukan pemotongan
daunnya. Semai ditanam kembali di dalam polybag.
B. Puteran
Pengamatan semai (anakan alam) di arboretum Fakultas
Kehutanan UGM. Lakukan penggalian tanah disekitar semai. Ambil semai
yang tanah sekelilingnya sudah digali. Semai diletakkan di wadah puteran
dan dilakukan pemotongan daunnya. Semai ditanam kembali di dalam
polybag.
C. Stump
Semai didapatkan dari semai yang sudah kadaluarsa (semai yang
sudah layu atau terkena penyakit). Lakukan pembukaan polybag dan juga
pemotongan pada bagian semai (menyisakan batang bagian bawah dan
akarnya saja). Setelah itu dilakukan penanganan dan penanaman.
D. Penanaman
Dilakukan pemasangan acir setinggi 1,25 meter. Buat lubang
tanam dengan ukuran 30cmx30cmx30cm (atau disesuaikan dengan ukuran
semai yang ada). Lapisan tanah bagian atas diletakkan pada bagian bawah.
Polybag dilepas sebelum semai ditanam dan bekas polybag diletakkan
diatas acir sebagai penanda.
V. HASIL
Tabel 5.1 Data pengamatan stump
Jumlah semai yang hidup
Metode/Perlakuan Nomor Nama lokal Tanggal
29-10-21 6-11-2021 13-11-2021 20-11-2021
SA1 Saga 1 1 1 1
Stump 1:1 SA2 Saga 0 0 0 0
SA3 Saga 1 1 1 1
SB1 Saga 0 0 0 0
Stump 1:2 SB2 Saga 1 1 1 0
SB3 Saga 1 1 1 0
SC1 Saga 0 0 0 0
Stump 1:3 SC2 Saga 0 0 0 0
SC3 Saga 1 1 1 0