Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 3, No. 5, Mei 2019, hlm. 4455-4466 http://j-ptiik.ub.ac.id

Analisis Konsumsi Energi Protokol Routing Fisheye State Routing (FSR)


Pada Mobile Ad Hoc Network (MANET)
Wildan Aulia Rachman1, Primantara Hari Trisnawan2, Mochammad Ali Fauzi3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: 1wildanh.wa@gmail.com, 2prima@ub.ac.id, 3moch.ali.fauzi@ub.ac.id

Abstrak
Mobile Ad Hoc Network (MANET) merupakan tipe jaringan ad hoc yang mempunyai topologi dinamis
dan cepat berubah yang mana node pada MANET terhubung secara dinamis dengan cara yang teratur.
Pada penelitian ini Fisheye State Routing(FSR) yakni sebuah protokol routing yang dipakai
menggunakan optimasi algoritma link state dengan memakai pendekatan fisheye. Dari penggunaan
teknik tersebut, masing-masing node akan dikelompokkan sesuai dengan jarak atau hopnya. Dalam hal
ini penggunaan energi menjadi hal yang perlu diperhatikan pada konsumsi energi yang dipakai pada
saat simulasi menggunakan NS-2.35. Dengan menggunakan model energi, simulasi yang diuji dapat
menghasilkan presentasi konsumsi energi pada node dengan mobilitas berbeda. skenario total konsumsi
dengan jumlah node 20,30 dan 50 pada masing-masing mobilitas terlihat bahwa mobilitas static
memiliki total konsumsi energi terbesar pada 2 skenario node yakni 20 dan 30 node yakni 19997,969
dan 29995,565 joule akan tetapi mobilitas static mengalami penurunan pada total konsumsi energi
dibanding dengan 2 mobilitas lainnya dengan penggunaan 50 node yakni 499973,065 Joule, Pada
skenario rata-rata konsumsi energi memilki hasil yang sama dengan skenario total konsumsi energi.
Peningkatan dan penurunan konsumsi energi pada mobilitas-mobilitas yang dipakai dengan node yang
berbeda dapat dipengaruhi dari perubahan jumlah node dan perubahan mobilitas tiap node.
Kata kunci: MANET, NS-2, FSR, Konsumsi Energi, Model Energi, Mobilitas, Random waypoint

Abstract
Mobile Ad Hoc Network (MANET) is a type of ad hoc network that has a dynamic and fast-changing
topology in which nodes on MANET are dynamically connected in an orderly manner. In this study
Fisheye State Routing (FSR), a routing protocol uses a link state algorithm optimization using the
fisheye approach. From the use of these techniques, each node will be grouped according to the distance
or hop. In this case the use of energy becomes a matter that needs to be considered in the consumption
of energy used in the simulation using NS-2.35. By using energy models, the simulations can produce
presentations of energy consumption at nodes with different mobility. the total consumption scenario
with the number of nodes 20,30 and 50 in each mobility shows that static mobility has the largest total
energy consumption in 2 node scenarios namely 20 and 30 nodes namely 19997,969 and 29995,565
joules but static mobility has less in total energy consumption compared to the other 2 mobility with the
use of 50 nodes, which is 499973,065 Joules. In the scenario the average energy consumption has the
same results as the total energy consumption scenario. Increasing and decreasing energy consumption
in mobility used by different nodes can be influenced by changes in the number of nodes and changes in
mobility of each node.
Keywords: MANET, NS-2, FSR, Energy Consumption, Energy Model, Mobility, Random waypoint

Network (MANET) yang merupakan teknologi


1. PENDAHULUAN yang bekerja pada aplikasi mobile dengan
Teknologi selalu menjadi daya Tarik menitik beratkan pada sekumpulan dari node
tersendiri untuk sebagian besar elemen yang dalam penggunaannya memakai antarmuka
masyarakat dunia terlebih pada inovasi dan nirkabel untuk melakukan pertukaran informasi
pembaharuan teknologi yang sudah ada, yakni antara node satu dengan node lainnya (Fitri,
salah satu dari itu adalah Mobile Ad Hoc 2014).

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 4455
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4456

Routing menjadi hal yang sangat penting komunikasi berjalan aktif pada MANET. Oleh
yakni melakukan proses pemindahan informasi karena itu diperlukan adanya analisis konsumsi
dalam fungsi mencari jalur terbaik dari node energi agar dapat mengetahui bagaimana
source/sumber ke node destination/tujuan akhir hubungan konsumsi energi dengan penerapan
melalui sebuah jaringan yang telah dibuat. Di protokol energi tersebut.
sisi lain protokol adalah seperangkat aturan Protokol routing FSR yang diterapkan
antara perangkat komputer berfungsi sebagai mempunyai beberapa macam skenario untuk
pertukaran informasi melalui media jaringan. menjadi pembanding pada kebutuhan energi satu
Sehingga protokol routing dibutuhkan oleh dengan lainnya dengan protokol routing yang
router dalam hal berkomunikasi antara satu node sama, protokol routing FSR akan disimulasikan
dengan lainnya dalam proses penyebaran dengan menggunakan Network Simulator versi
informasi. MANET mempunyai beberapa 2.35. Hasil simulasi yang telah diuji akan
protokol yang dibagi menjadi 3 kategori yakni dijadikan gambaran untuk mengetahui
proactive, reactive, dan campuran bagaimana kaitan konsumsi energi dengan
keduanya(hybrid). Dari ketiganya memiliki protokol FSR.
kelebihan serta karakteristik dan kekurangannya
masing – masing. Kelebihan pada protokol- 2. DASAR TEORI
protokol yang telah disebutkan tadi salah
satunya pada protokol reactive adalah pada saat 2.1. Mobile Ad Hoc Network (MANET)
pencarian rute yang mana jika terdapat
permintaan dari source node menuju kepada Mobile Ad Hoc Network (MANET) adalah
node destination pada saat berkomunikasi. sebuah jaringan yang bersifat sementara, tidak
Berbeda dengan reactive, protokol proactive mempunyai infrastruktur ataupun administrasi
disini tidak membutuhkan pencarian rute, secara terpusat. dimana nodes pada MANET
dikarenakan penyimpanan rote tujuan sudah bersifat bebas dan autonomous yang mana dapat
disimpan. Protokol proactive pada mengatur diri mereka sendiri dalam berbagai hal,
implementasinya di kondisi real time sangat dan memiliki fungsi sebagai penghubung antara
tidak cocok(Pradana, 2017), pada setiap node satu node dengan node yang lain.(Bodhy
menyimpan tabel-tabel yang berisi informasi Krishna, 2017) :
berkaitan dengan rute pada setiap node yang  Penyangga infrastruktur seperti backbone
diketahuinya, infomasi rute akan selalu tidak diperlukan, maka dari itu implementasi
diperbaharui secara berkala jika terjadi sangat mudah dan manfaat yang didapat
perubahan link (Irawan dan Roestam, 2011). adalah ketika tidak ada infrastuktur yang
Salah satu routing protocol proaktif yang tersedia maupun infrastruktur tersebut tidak
dikembangkan adalah Fisheye State Routing berfungsi.
(FSR).  Node yang bergerak secara dinamis
Tak jauh dari kekurangan, MANET sehingga pengaksesan informasi ketika
memiliki beberapa isu dalam pelaksanaannya terhubung dengan node lain yang bergerak
termasuk pada keterbatasan energi yang dimiliki juga dapat dilakukan secara real time,
pada setiap node, karena setiap node selalu pemanfaatan dari hal ini yakni pengambilan
bergantung kepada energi yang terbatas yang keputusan dan pertukaran data dapat
dimilikinya dalam rangka menyelesaikan tugas dilakukan sesegera mungkin.
utamanya. masalah yang dapat dilihat yakni  Jaringan sangat dinamis pada
skalabilitas dalam kebijakan overhead dan, penggunaannya dikarenakan sifatnya yang
berimbas dari jumlah node yang beroperasi di berupa sementara.
jaringan, juga terkait erat dengan konsumsi  Atur ulang pada konfigurasi macam-macam
energi karena jumlah paket kontrol yang lebih topologi, baik untuk instalasi (scalability)
tinggi berarti lebih banyak konsumsi energi yang dari jumlah user yang kecil sampai besar
dihabiskan dalam transmisi, penerimaan sesuai dengan kebutuhan aplikasi tersebut.
(reception) dan mendengar (overhearing).
(Fotino Marco dan Rango De Floriano, 2011) 2.2. Fisheye State Routing (FSR)
Permasalahan ini sangat menarik perhatian
untuk diteliti lebih sehingga dengan tujuan Sebagai protokol proactive yang dipakai
utamanya mencari bagaimana konsumsi energi pada penelitian ini adalah protkol FSR yang
saat menerima dan mengirim paket disaat menggunakan fungsi pendekatan link state,

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4457

dimana algoritmanya memakai pendekatan mewakili tingkat konsumsi energi yang berbeda.
berupa fisheye. Dari Teknik ini, node akan
dikelompokan berdasarkan jarak atau hopnya. • Transmit: node mentransmisikan frame
Tabel routing pada FSR selalu menggunakan dengan power transmisi Ptx;
informasi berdasarkan topologi terbaru, oleh • Receive: node menerima frame dengan
karena itu pada saat melakukan pembaharuan, daya penerimaan Prx. Energi itu dikonsumsi
protokol FSR akan selalu mencari rute pada bahkan jika frame dibuang oleh node
jarak berdasarkan ruang lingkupnya yakni (karena itu ditujukan untuk tujuan lain, atau
fisheye jika node yang berada pada jarak ruang tidak di-decode dengan benar);
lingkup jauh bahkan sangat jauh maka FSR akan • Idle (mendengarkan): meskipun tidak ada
selalu menjaga untuk tidak kehilangan pesan yang dikirim melalui media, maka
akurasinya, dari sini pembaharuan node terdekat node tetap diam dan terus mendengarkan
akan dikendalikan oleh parameter scope dan medium dengan Pidle;
node yang jauh diluar dalam jangkauan scope • Sleep: ketika radio dimatikan dan nodus
akan dikendalikan oleh parameter berupa tidak mampu mendeteksi sinyal. Tidak
parameter yakni Time Periode of Update (TPU). komunikasi adalah mungkin. Node
Penyesuaian rute pada tiap paket data menggunakan Psleep yang sebagian besar
disesuaikan dengan tabel routing (Alimi, Sabri, lebih kecil dari energi yang lainnya.
2013). Dalam hal pembaharuan pesan
bergantung dari jumlah node yang ada, semakin
besar jumlah node maka pemakaian bandwith
akan bertambah besar dan juga dipengaruhi oleh
faktor periode updatenya. Scope dapat diartikan
sebagaimana sebuah himpunan yang didalamnya
terdiri dari node-node yang dilalui oleh jumlah
hop tertentu (Gambar 1).

Gambar 2. Flowchart Metode Penelitian

Ketika pemancar menstransmisikan paket


ke hop berikutnya, karena pada sifat dari
medium nirkabel, semua neighbors menerima
paket ini meskipun hanya ditujukan untuk salah
Gambar 1. Ruang lingkup FSR satu dari mereka. Selain itu, setiap node terletak
Hasil Pendekatan fisheye adalah pembaharuan di situasi antara transmitter range dan
dari node yang dekat dengan tepat akan tetapi interference range menerima paket ini tetapi
latency yang dihasilkan menjadi lebih besar dari tidak dapat melakukan decode. Kedua masalah
asal node yang lebih jauh. Maka dari itu ini menghasilkan konsumsi energi (Marco
pengiriman paket semakin dekat dengan tujuan Fotino and Floriano De Rango, 2011).
rute yang dicapai oleh sebuah node akan 2.4. Random Waypoint
semakin akurat. Random Waypoint adalah mobilitas yang
ditujukan kepada node, yang pergerakannnya
2.3. Model Energi berjalan secara tersebar menuju arah tidak tentu
Energi selalu menjadi sebuah faktor penting (Random). Dalam pola pergerakan dan node-
dalam teknologi, menjadi hal utama dalam node dalam suatu area model ini menyertakan
menjalankan sebuah teknologi termasuk pada pause time, bergerak pada arah yang tidak tentu
implementasi jaringan nirkabel yang tidak lepas munuju tujuannya dengan distribusi kecepatan
dari energi itu sendiri, penggunaan energi pada antara 0 hingga kecepatan maksimum tertentu
antarmuka jaringan nirkabel dapat berada di (m/s).
salah satu dari empat keadaan berikut: Transmit, 3. METODOLOGI PENELITIAN
Receive, Idle atau Sleep seperti yang di tunjukan
pada Gambar 3 yang mana setiap keadaan Penjelasan terkait bab ini adalah menjelaskan
terkait tentang alur penyusunan skripsi yang

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4458

mana meliputi studi literatur, analisis kebutuhan sesuai dengan scenario uji, jumlah node, jenis
serta perancangan, hasil dan analisis dan terakhir mobilitas node dan lama waktu uji yang telah
adalah kesimpulan dan saran (Gambar 4) ditentukan serta menganalisis hasil dari
konsumsi energi yang dipakai selama waktu
Studi Literatur simulasi berlangsung.
5.5. Kesimpulan
Mendasari pengambilan kesimpulan pada
bab ini adalah pada hasil yang telah didapat dari
Analisis Kebutuhan perancangan lalu analisis sistem yang telah
dirancang sebelumnya. Sehingga proses atau
tahap akhir pada penelitian ini adalah saran-
saran yang dapat diapakai menjadi sebuah
Perancangan
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

4. PERANCANGAN
Hasil dan Analisis
4.1. Perancangan Penelitian
Perancangan ini dibuat untuk
mengimplementasikan protokol routing Fisheye
Kesimpulan dan Saran
State Routing (FSR) pada MANET yang mana
analisis berkaitan dengan konsumsi energi yang
Gambar 3. Flowchart Protokol FSR dipakai pada komunikasi mobile menggunakan
5.1. Studi Literatur simulator NS-2.35. (Gambar 5).
Penjelasan studi literatur terkait tentang
dasar teori yang digunakan pada penelitian
skripsi yang mana meliputi :
1. Mobile Ad Hoc Network (MANET)
2. Fisheye State Routing (FSR)
3. Network Simulator 2(NS2)
4. Model Energi

5.2. Analisis Kebutuhan


Analisis kebutuhan bertujuan dalam Gambar 4. Diagram Rancang Simulasi
menganalisa kebutuhan dalam rangka
mengetahui bagaimana kebutuhan sistem dalam
proses simulasi, analisis konsumsi energi dengan
protokol routing FSR pada MANET.
kelengkapan kebutuhan yang diperlukan baik
dari kebutuhan perangkat keras dan perangkat 4.2. Perancangan Protokol Fisheye State
lunak. Routing (FSR)
5.3. Perancangan
Perancangan Alur protokol FSR. Alur
Perancangan protokol FSR, dilakukan
pertama yakni menentukan bagaimana scenario
dengan melakukan implementasi protokol pada
pengujian yang akan dilakukan yakni jumlah
NS-2 dan implementasi model energi. Hasil dari
node, jenis mobilitas node, dan lama waktu uji.
perancangan protokol FSR akan dianalisis
Selanjutnya konfigurasi file di lakukan untuk
berdasarkan scenario uji yaitu, jumlah node,
menentukan bagaimana jalannya implementasi
jenis mobilitas node, dan lama waktu pengujian.
dengan memasukkan penentuan protkol yang
5.4. Pengujian dan Analisis
akan digunakan yakni FSR pada Network
Pengujian dari sistem yang telah di buat,
Simulator. Tahap selanjutnya adalah melakukan
analisis bertujuan untuk mendapatkan sebuah
Run Simulator, jika berhasil maka langkah yang
kesimpulan apakah sistem berjalan dengan baik
akan dilakukan selanjutnya adalah menganalisis
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4459

hasil untuk mendapatkan konsumsi energi pada Agen Constant Bit


6
protokol routing FSR yang telah di Pengiriman Rate(CBR)
implementasikan pada MANET di simulator
Kecepatan dari
NS-2.35, setelahnya dilakukan dengan membuat 7 5 m/s
tiap node
kesimpulan berupa hasil yang sesuai dengan
simulasi yang telah dilakukan (Gambar 6) Static, Zona,
8 Jenis Mobilitas
Random waypoint
9 Energi Awal 1000 Joule
256 dan
10 Besar Paket Data 512
Bytes

2. Melakukan inisialisasi
Inisialisasi variable pada saat
mengkonfigurasi pada setiap node
digunakan untuk menambahkan apa saja
yang dibutuhkan pada saat simulasi di
laksanakan.
3. Melakukan setting trace file dan NAM
Setting trace file digunakan untuk
melakukan sebuah analisa numerik pada
hasil simulasi yang telah dilakukan dan
NAM yakni digunakan untuk memberi
gambaran atau sebuah visualisasi pada
Gambar 5. Flowchart Perancangan Protokol keluaran simulasi berupa tampilan grafis
FSR animasi. Trace file dan NAM mempunyai
keluaran yakni file berupa file.tr dan
4.3. Perancangan Simulasi pada Network file.nam.
Simulator (NS-2)
4. Mengakhiri simulasi
Parameter simulasi digunakan dalam
simulasi untuk mendefinisikan nilai-nilai dari Pada pembuatan simulasi, dilakukan
parameter yang akan dipakai sebagai pengaturan jadwal untuk dapat mengakhiri
karakteristik yang akan digunakan pada Mobile simulasi. Pengaturan pada jadwal dilakukan
Ad Hoc Network (MANET) dengan penetapan waktu henti pada saat
mulai simulasi dan reset pada node untuk
1. Melakukan pengaturan pada parameter mengakhiri program.
untuk simulasi
4.4. Perancangan Model Energi
Tabel 1. Parameter Simulasi
Model energi yang dimasukkan
No Parameter Spesifikasi diperuntukan untuk setiap node yang
Network disimulasikan pada NS-2, berguna untuk
1 Simulator mengakses energi selama simulasi berjalan.
Simulator(NS-2)
2 Protokol FSR Tabel 2. Parameter Model Energi
3 Lama waktu uji 1000 s No. Parameter
1 energyModel "EnergyModel" \
Besar area
4 1000 x 1000m 2 -initialEnergy 1000 \
simulasi
3 -idlePower 1.0 \
5 Jumlah node 20, 30, dan 50 4 -rxPower 1.0 \
5 -txPower 1.0 \
6 -sleepPower 0.001 \

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4460

7 -transitionPower 0.2 \ akan disimulasikan, mobilitas yang diterapkan


8 -transitionTime 0.005 \ terdapat 3 variasi yakni mobilitas static, Random
waypoint, dan Zona. Masing-masing mobilitas
mempunyai karakteristik tersendiri sehingga
Tabel 3. Pengertian Parameter Model Energi
pada saat pengujian dilakukan akan memiliki
Nilai hasil konsumsi energi yang bervariatif.
Pengert
Atribut Nilai Stand
ian
ar
1. Mobilitas static
Tipe
energyMod EnergyM Tidak Mobilitas static adalah mobilitas dengan
model
el odel ada karakter tidak bergerak alias diam sehingga
energi
pada perancangan ini node tidak akan
Daya Power bergerak dari tempat awal yang telah
dari dalam ditentukan sebelumnya.
281.8
rxPower penerim watt
mW 2. Mobilitas Random waypoint
aan satu (contoh.
paket 0.2) Mobilitas Random waypoint adalah mobilitas
Daya yang ditujukan kepada node, yang
Daya pergerakannnya berjalan secara tersebar
dari
dalam menuju arah tidak tentu (Random). Dalam
pengiri 281.8
txPower watt pola pergerakan dan node-node dalam suatu
man mW
(contoh area model ini menyertakan pause time,
satu
1.0) bergerak pada arah yang tidak tentu munuju
paket
tujuannya dengan distribusi kecepatan antara
Energi 0 hingga kecepatan maksimum tertentu (m/s).
Daya
initialEnerg pada
dalam 0 3. Mobilitas Zona
y node di
joule
awal Mobilitas Zona adalah mobilitas yang
Konsum dirancang secara manual oleh penulis,
si daya Daya dimana mobilitas ini bertujuan dan berfokus
sleepPower pada dalam pada konsep Fisheye yang bekerja sesuai
keadaan watt dengan protokol routing FSR (Fisheye State
sleep Routing), menekankan kepada node pada
area-area/zona yang telah ditentukan.
Konsum Mobilitas Zona terbagi menjadi 3 zona yakni
si daya :
pada
saat Daya  zona terdalam yang meliputi node-node
transitionP terdekat dengan node source.
keadaan dalam
ower
transisi watt
 zona transisi atau area hop selanjutnya.
dari
sleep ke  zona node destination atau zona terluar
idle pada hop terakhir.
Waktu Node hanya akan bergerak pada area yang
dalam telah ditentukan dan tidak keluar atau
transitionTi detik menyebrang dari batas area yang telah di
detik
me didapat tentukan sehingga konsep fisheye dapat diamati
dari dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan
transisi (Gambar 7).

4.5. Perancangan Mobilitas


Perancangan mobilitas diterapkan guna
untuk mengatur pergerakan node-node yang

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4461

pengaruh dari skenario lama waktu uji terhadap


parameter ini pada manet. Dalam pengujian lama
waktu uji ini penelitian akan di uji sampai
dengan waktu 1000 s (second/detik). Sehingga
diharapkan pada saat pengujian mendapatkan
hasil banyak nya konsumsi energi dari
penerapan waktu yang berbeda.
4.10. Pengujian Terhadap Kecepatan Nodes
Gambar 6. Perancangan Mobilitas Zona
Pada sub bab ini menjelaskan tentang
4.6. Perancangan Pengujian pengaruh dari scenario kecepatan nodes pada
Pada sub bab ini membahas tentang Manet. dalam pengujian kecepatan nodes akan
pengujian protokol FSR yang akan diuji pada di pakai dengan memakai kecepatan yang sama
lingkungan mobile ad hoc network, pengujian dan bervariasi yakni pada mobilitas static 5 m/s,
pada jumlah node, jenis mobilitas, dan lama Random waypoint yaitu 1 – 5 m/s, dan Zona
waktu uji merupakai pemakaian beberapa yaitu 5 m/s.Perancangan Metriks Analisis.
skenario pengujian. Dilihat dari pengujian akan 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
diperoleh berupa hasil untuk menganalisis sesuai
Penjelasan pada bab ini yakni berkaitan
dengan parameter pengujian pada simulasi yang
dengan hasil dan pembahasan yang berasal dari
akan dilakukan dengan menggunakan variasi
analisis yang dilakukan dengan menggunakan
ukuran kecepatan nodes pada mobilitas Random
protokol FSR pada MANET. Pemakaian
waypoint yakni 1 m/s sampai 5 m/s,dan
skenario uji yakni variasi node dan mobilitas
mobilitas static diberikan kecepatan nodes yang
node yang berbeda akan menghasilkan konsumsi
sama yakni 5 m/s pada 20, 30, 50 nodes yang di
energi yang berbeda-beda dari setiap scenario
implementasikan pada FSR. Jenis trafik yang
yang di implementasikan, kemudian
diberikan adalah (CBR) Constant Bit Rate /
menganalisis dan membandingkan bagaimana
UDP. Diberikannya jenis trafik CBR pada setiap
konsumsi dari hasil implementasi.
sumber trafik yang berada pada suatu jaringan
akan mengiriman data yang terus menerus. 5.1. Analisis Sisa Energi Terhadap Jumlah
Simulasi pada mobilitas static dengan kecepatan Node
nodes dan ukuran data 512 bytes akan dijelaskan
Skenario Pertama yakni pembahasan untuk
pada skenario.
mengetahui berapa jumlah sisa energi yang ada
4.7. Pengujian Terhadap Jumlah Node pada tiap node dengan variasi jumlah node
sebanyak 20, 30, 50 node dengan 3 mobilitas
Penjelasan pada sub bab ini tentang
yakni zona, static dan Random waypoint
bagaimana pengaruh dari skenario jumlah node
menggunakan protokol routing FSR pada luas
terhadap parameter pengujian. Dalam
area simulasi yakni 1000 m x 1000 m dan
pengujian jumlah node ini, Jumlah node untuk
kapasitas energi adalah 1000 Joule.
menentukan banyak nya node yang akan
disimulasikan ada 3 variasi, yaitu 20, 30 , dan 5.1.1. Sisa Energi 20 Node pada 3 Mobilitas
50 node. Hasil yang diharapkan adalah dapat
menentukan protokol yang cocok diterapkan
dalam manet dengan scenario jumlah node. Sisa Energi 20 Node
4.8. Pengujian Terhadap Jenis Mobilitas Mobilitas Zona
Node 5%
15% 0.193292 -
Penjelasan pada sub bab ini tentang 0.32542
bagaimana pengaruh dari skenario jenis 4.745482 -
mobilitas node terhadap parameter uji manet. 4.745483
Dalam pengujian ini jenis yang dipakai
80% 262.531
mempunyai 3 variasi yakni; static, Zona, dan
Random waypoint. Gambar 7(a). Sisa Energi 20 Node Zona
4.9. Pengujian Terhadap Lama Waktu Uji
Penjelasan pada sub bab ini tentang

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4462

Gambar 8(a). Sisa Energi 30 Node Static


Gambar 7(b). Sisa Energi 20 Node
Random waypoint

Gambar 8(b). Sisa Energi 30 Node Zona


Gambar 7(c). Sisa Energi 20 Node Static

Merujuk pada Gambar 7(a), Gambar 7(b)


dan Gambar 7(c) menunjukan bahwa terdapat
variasi presentasi sisa energi pada masing-
masing mobilitas dengan jumlah node yang
sama, pada mobilitas zona dengan presentasi
tertinggi 80% terdapat sisa energi pada node
yakni 0.193292 - 0.32542 Joule, presentasi
terendah 5% terdapat sisa energi pada node
yakni 262,5 Joule. Pada mobilitas static dengan Gambar 8(c). Sisa Energi 30 Node Random
presentasi tertinggi 50% terdapat sisa energi waypoint
pada node yakni 0.111045 - 0.114408 Joule,
presentasi terendah 5% terdapat sisa energi pada Merujuk pada Gambar 8(a), Gambar 8(b)
node yakni 0.143384 Joule. Pada mobilitas dan Gambar 8(c) menunjukan bahwa terdapat
Random Waypoint dengan presentasi tertinggi variasi presentasi sisa energi pada masing-
80% terdapat sisa energi pada node yakni masing mobilitas dengan jumlah node yang
0.093748 - 0.095668 Joule, presentasi terendah sama, pada mobilitas zona dengan presentasi
20% terdapat sisa energi pada node yakni tertinggi 90% terdapat sisa energi pada node
0.655975 - 0.65835 Joule. Penggunaan yakni 0.322631 - 0.324238 Joule, presentasi
konsumsi tertinggi pada mobilitas dengan terendah 3% terdapat sisa energi pada node
masing-masing node berjumlah 20 yakni ada yakni 0.3523 Joule. Pada mobilitas static dengan
pada mobilitas Static sebanyak 999,97 Joule presentasi tertinggi 40% terdapat sisa energi
dengan sisa energi 0.037221 Joule dan konsumsi pada node yakni 0.150184 - 0.154499 Joule,
terendah yakni pada mobilitas zona sebanyak presentasi terendah 7% terdapat sisa energi pada
737.5 Joule dengan sisa energi 262.5 Joule. node yakni 0.189193 - 0.191238 Joule.Pada
mobilitas Random Waypoint dengan presentasi
5.1.2. Sisa Energi 30 Node Pada 3 Mobilitas tertinggi 90% terdapat sisa energi pada node
yakni 0.092605 - 0.094206 Joule, presentasi
terendah 3% terdapat sisa energi pada node
yakni 4.478902 - 4.479222 Joule. Penggunaan
konsumsi tertinggi pada mobilitas dengan
masing-masing node berjumlah 30 yakni ada

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4463

pada mobilitas static sebanyak 999,98 Joule energi pada node yakni 0.598854 dan 0.601734
dengan sisa energi 0,029 Joule dan konsumsi Joule. Pada mobilitas Random Waypoint dengan
terendah yakni pada mobilitas Random presentasi tertinggi 94% terdapat sisa energi
Waypoint sebanyak 995.6 Joule dengan sisa pada node yakni 0.232146 - 0.236826 Joule,
energi 4.479 Joule.. presentasi terendah 6% terdapat sisa energi pada
node yakni 0.515326 - 0.516028Joule.
5.1.3. Sisa Energi 50 Node Pada 3 Mobilitas Penggunaan konsumsi tertinggi pada
mobilitas dengan masing-masing node
berjumlah 50 yakni ada pada mobilitas static
sebanyak 999,993 Joule dengan sisa energi
0.006608 Joule dan konsumsi terendah yakni
pada mobilitas Random Waypoint sebanyak 996
Joule dengan sisa energi 4.559487Joule..

5.2. Analisis Total Konsumsi Energi


Skenario Kedua yakni pembahasan untuk
mengetahui Total Konsumsi Energi yang telah
disimulasikan pada tiap node dengan variasi
Gambar 9(a). Sisa Energi 50 Zona jumlah node sebanyak 20, 30, 50 node dengan 3
mobilitas yakni zona, static dan Random
waypoint menggunakan protokol routing FSR
pada luas area simulasi yakni 1000 m x 1000 m
dan kapasitas energi adalah 1000 Joule.
5.2.1. Total Konsumsi Energi 20,30,50 Node
pada 3 Mobilitas

Gambar 9(b). Sisa Energi 50 Static

Gambar 10(a) Total Konsumsi Energi 20


Node
Dari Gambar 10(a) menunjukan konsumsi
energi pada 20 node di masing-masing mobilitas
terdapat perbedaan yakni konsumsi energi
terbesar dimiliki oleh mobilitas static dengan
total konsumsi 19997,96915 Joule dan terkecil
ada pada mobilitas zona dengan total konsumsi
19719,86551 Joule.
Gambar 9(c). Sisa Energi 50 Random
waypoint
Pada Gambar 9(a), Gambar 9(b) dan
Gambar 9(c) 9 menunjukan bahwa terdapat
variasi presentasi sisa energi pada masing-
masing mobilitas dengan jumlah node yang
sama, pada mobilitas zona dengan presentasi
tertinggi 56% terdapat sisa energi pada node
yakni 0.160085 - 0.161686 Joule, presentasi
terendah 6% terdapat sisa energi pada node Gambar 10(b). Total Konsumsi Energi 30
yakni 0.153562 - 0.159124 Joule. Pada mobilitas Node
static dengan presentasi tertinggi 52 % terdapat Dari Gambar 10(b) menunjukan konsumsi
sisa energi pada node yakni 0.006608 - 0.009588 energi pada 30 node di masing-masing mobilitas
Joule, presentasi terendah 2% terdapat sisa terdapat perbedaan yakni konsumsi energi

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4464

terbesar dimiliki oleh mobilitas static dengan


total konsumsi 29995,56542 Joule dan terkecil
ada pada mobilitas zona dengan total konsumsi
29982,65216 Joule

Gambar 11(b). Rata-rata Mobilitas Static

3. Mobilitas Random waypoint


Gambar 10(c). Total Konsumsi Energi 50 Dari hasil analisis konsumsi energi pada
Node mobilitas Random waypoint mengalami
Dari Gambar 10(c) menunjukan konsumsi energi penurunan dan kembali mengalami kenaikan
pada 50 node di masing-masing mobilitas pada setiap penambahan node nya dari mulai
terdapat perbedaan yakni konsumsi energi node berjumlah 20 yakni pada posisi 999.792,
terbesar dimiliki oleh mobilitas zona dengan mengalami penurunan pada node berjumlah 30
total konsumsi 49991,42057 Joule dan terkecil yakni 999.596, dan mengalami kenaikan
ada pada mobilitas zona dengan total konsumsi kembali pada node berjumalah 50 yakni
49973,06569 Joule 999.747. hasil nya dapat dilihat pada Gambar
5.16
5.3. Analisis Rata-rata Konsumsi pada tiap
Mobilitas
1. Mobilitas Zona
Dari hasil analisis konsumsi energi pada
mobilitas zona mengalami kenaikan pada setiap
penambahan node nya dari mulai node
berjumlah 20 yakni pada posisi 985.993, node
berjumlah 30 yakni 999.421, dan node
berjumalah 50 yakni 999.828. hasil nya dapat
dilihat pada Gambar 5.16 Gambar 11(c). Rata-rata Mobilitas
Random waypoint

5. KESIMPULAN

1. Kesimpulan dari hasil simulasi untuk


mendapatkan hasil analisa konsumsi
energi menggunakan protokol FSR pada
MANET dengan menggunakan
Network Simulator 2.35, penggunaan
bahasa pemrograman c++ pada
Gambar 11(a). Rata-rata Mobilitas
Implementasi dengan skenario mobilitas
Zona
zona, static dan Random waypoint
2. Mobilitas Static dengan banyak jumlah node 20,30 dan
50, pengujian dilakukan dengan luas uji
Dari hasil analisis konsumsi energi pada
sebesar 1000 m x 1000 m dengan
mobilitas static mengalami penurunan pada
kecepatan 5 m/s.
setiap penambahan node nya dari mulai node
berjumlah 20 yakni pada posisi 999.898, node
2. Dari hasil simulasi, menghasilkan
berjumlah 30 yakni 999.852, dan penurunan
tingkat konsumsi yang berbeda-beda
tajam pada node berjumlah 50 yakni 999.461.
dengan skenario sisa energi di dapatkan
hasil nya dapat dilihat pada Gambar 5.17
dengan konsumsi tertinggi dari masing-
masing node berjumlah 20 yakni ada

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4465

pada mobilitas static dengan presentasi sehingga menghasilkan informasi lebih pada
2% sebanyak 999,98 Joule dengan sisa penggunaan konsumsi energi Dan
energi 0,02 Joule dan konsumsi terendah mengimplementasikan efesiensi energi pada
yakni pada mobilitas Random waypoint protokol FSR untuk mendapatkan konsumsi
dengan presentasi 7% sebanyak 995.6 energi yang jauh lebih efisien.
Joule dengan sisa energi 4.4 Joule. Pada
node berjumlah 30 yakni ada pada 5. DAFTAR PUSTAKA
mobilitas static dengan presentasi 2%
sebanyak 999,98 Joule dengan sisa
energi 0,02 Joule dan konsumsi terendah Alimi, Sabri,. Sukiswo,. Santoso Imam. 2013.
yakni pada mobilitas Random waypoint Kinerja Routing Fisheye State Routing
dengan presentasi 7% sebanyak 995.6 (Fsr) Pada Jaringan Wpan 802.15.4
Joule dengan sisa energi 4.4 Joule. Pada (Zigbee) Topologi Mesh. Universitas
node berjumlah 50 yakni ada pada Diponegoro. TRANSIENT, VOL.2,
mobilitas static dengan presentasi 4% NO. 1, ISSN: 2302-9927, 88. Tersedia
sebanyak 999,994 Joule dengan sisa dihttps://ejournal3.undip.ac.id/index.ph
energi 0,006 Joule dan konsumsi p/transient/article/view/2143/2161
terendah yakni pada mobilitas Random [Diakses 2 September 2018]
waypoint dengan presentasi 2% Bodhy Krishna.S. 2017. Study of Ad hoc
sebanyak 996 Joule dengan sisa energi 4 Networks with Reference to MANET,
Joule. VANET, FANET. Research Scholar,
5. Dari hasil simulasi, dengan Department of Computer Science,
menggunakan skenario total konsumsi Farook College. ISSN: 2277-128X
dengan jumlah node 20,30 dan 50 pada (Volume-7, Issue-7)
masing-masing mobilitas terlihat bahwa Chaudhary, R., 2012. A Study of Comparison of
mobilitas static memiliki total konsumsi Network Simulator – 3 and Network
energi terbesar pada 2 skenario node Simulator – 2. International Journal of
yakni 20 dan 30 node yakni 19997,969 Computer Science and Information
dan 29995,565 joule akan tetapi Technologies, pp.3085 - 3092
mobilitas static mengalami penurunan Fitri Amilia, Marzuki, & Agustina, 2014.
pada total konsumsi energi di banding Analisis Perbandingan Kinerja Protokol
dengan 2 mobilitas lainnya dengan Dynamic Source Routing (DSR) dan
penggunaan 50 node yakni 499973,065 Geographic Routing Protocol (GRP)
Joule, berbanding terbalik dengan pada Mobile Ad Hoc Network
mobilitas zona yang memiliki total (MANET). J. Sains, Teknol. Dan Ind.,
konsumsi energi terendah pada skenario vol.12, no.1, pp. 9-15
20 dan 30 node yakni 19719,865 dan
29982,652 Joule, akan tetapi pada Irawan, D. dan Roestam, R., 2011. “Simulasi
skenario 50 node memiliki total Model Jaringan Mobile Ad-Hoc
konsumsi energi terbesar yakni (MANET) Dengan Ns-3”, Badan
49991,420 Joule. Pada skenario rata-rata Pengkajian dan Penerapan Teknologi
konsumsi energi memilki hasil yang Jakarta
sama dengan skenario total konsumsi Marco Fotino and Floriano De Rango (2011).
energi. Peningkatan dan penurunan Energy Issues and Energy Aware
konsumsi energi pada mobilitas- Routing in Wireless Ad Hoc Networks,
mobilitas yang dipakai dengan node Mobile Ad-Hoc Networks: Protocol
yang berbeda dapat dipengaruhi dari Design, Prof. Xin Wang (Ed.), ISBN:
perubahan jumlah node dan perubahan 978-953-307-402-3, InTech.
mobilitas tiap node. Pradana, P.D., R.M.Negara, F. Dewanta. (2017).
“Evaluasi Performnsi Protokol Routing
5. SARAN DSR dan AODV pada Simulasi Jaringan
Dibutuhkan pengembangan pada VANET untuk Keselamatan
penelitian selanjutnya dengan menerapkan Transportasi dengan Studi Kasus Mobil
skenario yang lebih bervariatif dengan Perkotaan.” E-Proceeding of
pembanding protokol routing lainnya Engineering, Vol. 4, No.2, Agustus

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4466

2017: 1996-2004
Said EL KAFHALI, Abdelkrim HAQIQ. 2013
Effect of Mobility and Traffic Models
on the Energy Consumption in MANET
Routing Protocols. International Journal
of Soft Computing and Engineering
(IJSCE). ISSN: 2231-2307, Volume-3,
Issue-1.
Sugianto, Dionisius Reinard (2013)
Perbandingan kecepatan konvergensi
tabel routing protokol dymo dan AODV
pada mobile Ad Hoc Network dengan
simulator NS2.S1. Sanata Dharma
University
Ulina Purba, Desy., Primananda,
Rakhmadhany., Amron, Kasyful. 2017.
Analisis Kinerja Protokol Ad Hoc On-
Demand Distance Vector (AODV) dan
Fisheye State Routing (FSR) pada
Mobile Ad Hoc Network. Fakultas Ilmu
Komputer,Universitas Brawijaya. Vol.
2, No. 7, Juli 2018, hlm. 2626-2636.
Tersedia di
<http://ptiik.ub.ac.id/skripsi> [Diakses
2 September 2018]

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai