Dina Oktavia,+##Default - Groups.name - Manager##,+5242 99Z Artikel 36278 1-2-20190506
Dina Oktavia,+##Default - Groups.name - Manager##,+5242 99Z Artikel 36278 1-2-20190506
Abstrak
Mobile Ad Hoc Network (MANET) merupakan tipe jaringan ad hoc yang mempunyai topologi dinamis
dan cepat berubah yang mana node pada MANET terhubung secara dinamis dengan cara yang teratur.
Pada penelitian ini Fisheye State Routing(FSR) yakni sebuah protokol routing yang dipakai
menggunakan optimasi algoritma link state dengan memakai pendekatan fisheye. Dari penggunaan
teknik tersebut, masing-masing node akan dikelompokkan sesuai dengan jarak atau hopnya. Dalam hal
ini penggunaan energi menjadi hal yang perlu diperhatikan pada konsumsi energi yang dipakai pada
saat simulasi menggunakan NS-2.35. Dengan menggunakan model energi, simulasi yang diuji dapat
menghasilkan presentasi konsumsi energi pada node dengan mobilitas berbeda. skenario total konsumsi
dengan jumlah node 20,30 dan 50 pada masing-masing mobilitas terlihat bahwa mobilitas static
memiliki total konsumsi energi terbesar pada 2 skenario node yakni 20 dan 30 node yakni 19997,969
dan 29995,565 joule akan tetapi mobilitas static mengalami penurunan pada total konsumsi energi
dibanding dengan 2 mobilitas lainnya dengan penggunaan 50 node yakni 499973,065 Joule, Pada
skenario rata-rata konsumsi energi memilki hasil yang sama dengan skenario total konsumsi energi.
Peningkatan dan penurunan konsumsi energi pada mobilitas-mobilitas yang dipakai dengan node yang
berbeda dapat dipengaruhi dari perubahan jumlah node dan perubahan mobilitas tiap node.
Kata kunci: MANET, NS-2, FSR, Konsumsi Energi, Model Energi, Mobilitas, Random waypoint
Abstract
Mobile Ad Hoc Network (MANET) is a type of ad hoc network that has a dynamic and fast-changing
topology in which nodes on MANET are dynamically connected in an orderly manner. In this study
Fisheye State Routing (FSR), a routing protocol uses a link state algorithm optimization using the
fisheye approach. From the use of these techniques, each node will be grouped according to the distance
or hop. In this case the use of energy becomes a matter that needs to be considered in the consumption
of energy used in the simulation using NS-2.35. By using energy models, the simulations can produce
presentations of energy consumption at nodes with different mobility. the total consumption scenario
with the number of nodes 20,30 and 50 in each mobility shows that static mobility has the largest total
energy consumption in 2 node scenarios namely 20 and 30 nodes namely 19997,969 and 29995,565
joules but static mobility has less in total energy consumption compared to the other 2 mobility with the
use of 50 nodes, which is 499973,065 Joules. In the scenario the average energy consumption has the
same results as the total energy consumption scenario. Increasing and decreasing energy consumption
in mobility used by different nodes can be influenced by changes in the number of nodes and changes in
mobility of each node.
Keywords: MANET, NS-2, FSR, Energy Consumption, Energy Model, Mobility, Random waypoint
Routing menjadi hal yang sangat penting komunikasi berjalan aktif pada MANET. Oleh
yakni melakukan proses pemindahan informasi karena itu diperlukan adanya analisis konsumsi
dalam fungsi mencari jalur terbaik dari node energi agar dapat mengetahui bagaimana
source/sumber ke node destination/tujuan akhir hubungan konsumsi energi dengan penerapan
melalui sebuah jaringan yang telah dibuat. Di protokol energi tersebut.
sisi lain protokol adalah seperangkat aturan Protokol routing FSR yang diterapkan
antara perangkat komputer berfungsi sebagai mempunyai beberapa macam skenario untuk
pertukaran informasi melalui media jaringan. menjadi pembanding pada kebutuhan energi satu
Sehingga protokol routing dibutuhkan oleh dengan lainnya dengan protokol routing yang
router dalam hal berkomunikasi antara satu node sama, protokol routing FSR akan disimulasikan
dengan lainnya dalam proses penyebaran dengan menggunakan Network Simulator versi
informasi. MANET mempunyai beberapa 2.35. Hasil simulasi yang telah diuji akan
protokol yang dibagi menjadi 3 kategori yakni dijadikan gambaran untuk mengetahui
proactive, reactive, dan campuran bagaimana kaitan konsumsi energi dengan
keduanya(hybrid). Dari ketiganya memiliki protokol FSR.
kelebihan serta karakteristik dan kekurangannya
masing – masing. Kelebihan pada protokol- 2. DASAR TEORI
protokol yang telah disebutkan tadi salah
satunya pada protokol reactive adalah pada saat 2.1. Mobile Ad Hoc Network (MANET)
pencarian rute yang mana jika terdapat
permintaan dari source node menuju kepada Mobile Ad Hoc Network (MANET) adalah
node destination pada saat berkomunikasi. sebuah jaringan yang bersifat sementara, tidak
Berbeda dengan reactive, protokol proactive mempunyai infrastruktur ataupun administrasi
disini tidak membutuhkan pencarian rute, secara terpusat. dimana nodes pada MANET
dikarenakan penyimpanan rote tujuan sudah bersifat bebas dan autonomous yang mana dapat
disimpan. Protokol proactive pada mengatur diri mereka sendiri dalam berbagai hal,
implementasinya di kondisi real time sangat dan memiliki fungsi sebagai penghubung antara
tidak cocok(Pradana, 2017), pada setiap node satu node dengan node yang lain.(Bodhy
menyimpan tabel-tabel yang berisi informasi Krishna, 2017) :
berkaitan dengan rute pada setiap node yang Penyangga infrastruktur seperti backbone
diketahuinya, infomasi rute akan selalu tidak diperlukan, maka dari itu implementasi
diperbaharui secara berkala jika terjadi sangat mudah dan manfaat yang didapat
perubahan link (Irawan dan Roestam, 2011). adalah ketika tidak ada infrastuktur yang
Salah satu routing protocol proaktif yang tersedia maupun infrastruktur tersebut tidak
dikembangkan adalah Fisheye State Routing berfungsi.
(FSR). Node yang bergerak secara dinamis
Tak jauh dari kekurangan, MANET sehingga pengaksesan informasi ketika
memiliki beberapa isu dalam pelaksanaannya terhubung dengan node lain yang bergerak
termasuk pada keterbatasan energi yang dimiliki juga dapat dilakukan secara real time,
pada setiap node, karena setiap node selalu pemanfaatan dari hal ini yakni pengambilan
bergantung kepada energi yang terbatas yang keputusan dan pertukaran data dapat
dimilikinya dalam rangka menyelesaikan tugas dilakukan sesegera mungkin.
utamanya. masalah yang dapat dilihat yakni Jaringan sangat dinamis pada
skalabilitas dalam kebijakan overhead dan, penggunaannya dikarenakan sifatnya yang
berimbas dari jumlah node yang beroperasi di berupa sementara.
jaringan, juga terkait erat dengan konsumsi Atur ulang pada konfigurasi macam-macam
energi karena jumlah paket kontrol yang lebih topologi, baik untuk instalasi (scalability)
tinggi berarti lebih banyak konsumsi energi yang dari jumlah user yang kecil sampai besar
dihabiskan dalam transmisi, penerimaan sesuai dengan kebutuhan aplikasi tersebut.
(reception) dan mendengar (overhearing).
(Fotino Marco dan Rango De Floriano, 2011) 2.2. Fisheye State Routing (FSR)
Permasalahan ini sangat menarik perhatian
untuk diteliti lebih sehingga dengan tujuan Sebagai protokol proactive yang dipakai
utamanya mencari bagaimana konsumsi energi pada penelitian ini adalah protkol FSR yang
saat menerima dan mengirim paket disaat menggunakan fungsi pendekatan link state,
dimana algoritmanya memakai pendekatan mewakili tingkat konsumsi energi yang berbeda.
berupa fisheye. Dari Teknik ini, node akan
dikelompokan berdasarkan jarak atau hopnya. • Transmit: node mentransmisikan frame
Tabel routing pada FSR selalu menggunakan dengan power transmisi Ptx;
informasi berdasarkan topologi terbaru, oleh • Receive: node menerima frame dengan
karena itu pada saat melakukan pembaharuan, daya penerimaan Prx. Energi itu dikonsumsi
protokol FSR akan selalu mencari rute pada bahkan jika frame dibuang oleh node
jarak berdasarkan ruang lingkupnya yakni (karena itu ditujukan untuk tujuan lain, atau
fisheye jika node yang berada pada jarak ruang tidak di-decode dengan benar);
lingkup jauh bahkan sangat jauh maka FSR akan • Idle (mendengarkan): meskipun tidak ada
selalu menjaga untuk tidak kehilangan pesan yang dikirim melalui media, maka
akurasinya, dari sini pembaharuan node terdekat node tetap diam dan terus mendengarkan
akan dikendalikan oleh parameter scope dan medium dengan Pidle;
node yang jauh diluar dalam jangkauan scope • Sleep: ketika radio dimatikan dan nodus
akan dikendalikan oleh parameter berupa tidak mampu mendeteksi sinyal. Tidak
parameter yakni Time Periode of Update (TPU). komunikasi adalah mungkin. Node
Penyesuaian rute pada tiap paket data menggunakan Psleep yang sebagian besar
disesuaikan dengan tabel routing (Alimi, Sabri, lebih kecil dari energi yang lainnya.
2013). Dalam hal pembaharuan pesan
bergantung dari jumlah node yang ada, semakin
besar jumlah node maka pemakaian bandwith
akan bertambah besar dan juga dipengaruhi oleh
faktor periode updatenya. Scope dapat diartikan
sebagaimana sebuah himpunan yang didalamnya
terdiri dari node-node yang dilalui oleh jumlah
hop tertentu (Gambar 1).
mana meliputi studi literatur, analisis kebutuhan sesuai dengan scenario uji, jumlah node, jenis
serta perancangan, hasil dan analisis dan terakhir mobilitas node dan lama waktu uji yang telah
adalah kesimpulan dan saran (Gambar 4) ditentukan serta menganalisis hasil dari
konsumsi energi yang dipakai selama waktu
Studi Literatur simulasi berlangsung.
5.5. Kesimpulan
Mendasari pengambilan kesimpulan pada
bab ini adalah pada hasil yang telah didapat dari
Analisis Kebutuhan perancangan lalu analisis sistem yang telah
dirancang sebelumnya. Sehingga proses atau
tahap akhir pada penelitian ini adalah saran-
saran yang dapat diapakai menjadi sebuah
Perancangan
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
4. PERANCANGAN
Hasil dan Analisis
4.1. Perancangan Penelitian
Perancangan ini dibuat untuk
mengimplementasikan protokol routing Fisheye
Kesimpulan dan Saran
State Routing (FSR) pada MANET yang mana
analisis berkaitan dengan konsumsi energi yang
Gambar 3. Flowchart Protokol FSR dipakai pada komunikasi mobile menggunakan
5.1. Studi Literatur simulator NS-2.35. (Gambar 5).
Penjelasan studi literatur terkait tentang
dasar teori yang digunakan pada penelitian
skripsi yang mana meliputi :
1. Mobile Ad Hoc Network (MANET)
2. Fisheye State Routing (FSR)
3. Network Simulator 2(NS2)
4. Model Energi
2. Melakukan inisialisasi
Inisialisasi variable pada saat
mengkonfigurasi pada setiap node
digunakan untuk menambahkan apa saja
yang dibutuhkan pada saat simulasi di
laksanakan.
3. Melakukan setting trace file dan NAM
Setting trace file digunakan untuk
melakukan sebuah analisa numerik pada
hasil simulasi yang telah dilakukan dan
NAM yakni digunakan untuk memberi
gambaran atau sebuah visualisasi pada
Gambar 5. Flowchart Perancangan Protokol keluaran simulasi berupa tampilan grafis
FSR animasi. Trace file dan NAM mempunyai
keluaran yakni file berupa file.tr dan
4.3. Perancangan Simulasi pada Network file.nam.
Simulator (NS-2)
4. Mengakhiri simulasi
Parameter simulasi digunakan dalam
simulasi untuk mendefinisikan nilai-nilai dari Pada pembuatan simulasi, dilakukan
parameter yang akan dipakai sebagai pengaturan jadwal untuk dapat mengakhiri
karakteristik yang akan digunakan pada Mobile simulasi. Pengaturan pada jadwal dilakukan
Ad Hoc Network (MANET) dengan penetapan waktu henti pada saat
mulai simulasi dan reset pada node untuk
1. Melakukan pengaturan pada parameter mengakhiri program.
untuk simulasi
4.4. Perancangan Model Energi
Tabel 1. Parameter Simulasi
Model energi yang dimasukkan
No Parameter Spesifikasi diperuntukan untuk setiap node yang
Network disimulasikan pada NS-2, berguna untuk
1 Simulator mengakses energi selama simulasi berjalan.
Simulator(NS-2)
2 Protokol FSR Tabel 2. Parameter Model Energi
3 Lama waktu uji 1000 s No. Parameter
1 energyModel "EnergyModel" \
Besar area
4 1000 x 1000m 2 -initialEnergy 1000 \
simulasi
3 -idlePower 1.0 \
5 Jumlah node 20, 30, dan 50 4 -rxPower 1.0 \
5 -txPower 1.0 \
6 -sleepPower 0.001 \
pada mobilitas static sebanyak 999,98 Joule energi pada node yakni 0.598854 dan 0.601734
dengan sisa energi 0,029 Joule dan konsumsi Joule. Pada mobilitas Random Waypoint dengan
terendah yakni pada mobilitas Random presentasi tertinggi 94% terdapat sisa energi
Waypoint sebanyak 995.6 Joule dengan sisa pada node yakni 0.232146 - 0.236826 Joule,
energi 4.479 Joule.. presentasi terendah 6% terdapat sisa energi pada
node yakni 0.515326 - 0.516028Joule.
5.1.3. Sisa Energi 50 Node Pada 3 Mobilitas Penggunaan konsumsi tertinggi pada
mobilitas dengan masing-masing node
berjumlah 50 yakni ada pada mobilitas static
sebanyak 999,993 Joule dengan sisa energi
0.006608 Joule dan konsumsi terendah yakni
pada mobilitas Random Waypoint sebanyak 996
Joule dengan sisa energi 4.559487Joule..
5. KESIMPULAN
pada mobilitas static dengan presentasi sehingga menghasilkan informasi lebih pada
2% sebanyak 999,98 Joule dengan sisa penggunaan konsumsi energi Dan
energi 0,02 Joule dan konsumsi terendah mengimplementasikan efesiensi energi pada
yakni pada mobilitas Random waypoint protokol FSR untuk mendapatkan konsumsi
dengan presentasi 7% sebanyak 995.6 energi yang jauh lebih efisien.
Joule dengan sisa energi 4.4 Joule. Pada
node berjumlah 30 yakni ada pada 5. DAFTAR PUSTAKA
mobilitas static dengan presentasi 2%
sebanyak 999,98 Joule dengan sisa
energi 0,02 Joule dan konsumsi terendah Alimi, Sabri,. Sukiswo,. Santoso Imam. 2013.
yakni pada mobilitas Random waypoint Kinerja Routing Fisheye State Routing
dengan presentasi 7% sebanyak 995.6 (Fsr) Pada Jaringan Wpan 802.15.4
Joule dengan sisa energi 4.4 Joule. Pada (Zigbee) Topologi Mesh. Universitas
node berjumlah 50 yakni ada pada Diponegoro. TRANSIENT, VOL.2,
mobilitas static dengan presentasi 4% NO. 1, ISSN: 2302-9927, 88. Tersedia
sebanyak 999,994 Joule dengan sisa dihttps://ejournal3.undip.ac.id/index.ph
energi 0,006 Joule dan konsumsi p/transient/article/view/2143/2161
terendah yakni pada mobilitas Random [Diakses 2 September 2018]
waypoint dengan presentasi 2% Bodhy Krishna.S. 2017. Study of Ad hoc
sebanyak 996 Joule dengan sisa energi 4 Networks with Reference to MANET,
Joule. VANET, FANET. Research Scholar,
5. Dari hasil simulasi, dengan Department of Computer Science,
menggunakan skenario total konsumsi Farook College. ISSN: 2277-128X
dengan jumlah node 20,30 dan 50 pada (Volume-7, Issue-7)
masing-masing mobilitas terlihat bahwa Chaudhary, R., 2012. A Study of Comparison of
mobilitas static memiliki total konsumsi Network Simulator – 3 and Network
energi terbesar pada 2 skenario node Simulator – 2. International Journal of
yakni 20 dan 30 node yakni 19997,969 Computer Science and Information
dan 29995,565 joule akan tetapi Technologies, pp.3085 - 3092
mobilitas static mengalami penurunan Fitri Amilia, Marzuki, & Agustina, 2014.
pada total konsumsi energi di banding Analisis Perbandingan Kinerja Protokol
dengan 2 mobilitas lainnya dengan Dynamic Source Routing (DSR) dan
penggunaan 50 node yakni 499973,065 Geographic Routing Protocol (GRP)
Joule, berbanding terbalik dengan pada Mobile Ad Hoc Network
mobilitas zona yang memiliki total (MANET). J. Sains, Teknol. Dan Ind.,
konsumsi energi terendah pada skenario vol.12, no.1, pp. 9-15
20 dan 30 node yakni 19719,865 dan
29982,652 Joule, akan tetapi pada Irawan, D. dan Roestam, R., 2011. “Simulasi
skenario 50 node memiliki total Model Jaringan Mobile Ad-Hoc
konsumsi energi terbesar yakni (MANET) Dengan Ns-3”, Badan
49991,420 Joule. Pada skenario rata-rata Pengkajian dan Penerapan Teknologi
konsumsi energi memilki hasil yang Jakarta
sama dengan skenario total konsumsi Marco Fotino and Floriano De Rango (2011).
energi. Peningkatan dan penurunan Energy Issues and Energy Aware
konsumsi energi pada mobilitas- Routing in Wireless Ad Hoc Networks,
mobilitas yang dipakai dengan node Mobile Ad-Hoc Networks: Protocol
yang berbeda dapat dipengaruhi dari Design, Prof. Xin Wang (Ed.), ISBN:
perubahan jumlah node dan perubahan 978-953-307-402-3, InTech.
mobilitas tiap node. Pradana, P.D., R.M.Negara, F. Dewanta. (2017).
“Evaluasi Performnsi Protokol Routing
5. SARAN DSR dan AODV pada Simulasi Jaringan
Dibutuhkan pengembangan pada VANET untuk Keselamatan
penelitian selanjutnya dengan menerapkan Transportasi dengan Studi Kasus Mobil
skenario yang lebih bervariatif dengan Perkotaan.” E-Proceeding of
pembanding protokol routing lainnya Engineering, Vol. 4, No.2, Agustus
2017: 1996-2004
Said EL KAFHALI, Abdelkrim HAQIQ. 2013
Effect of Mobility and Traffic Models
on the Energy Consumption in MANET
Routing Protocols. International Journal
of Soft Computing and Engineering
(IJSCE). ISSN: 2231-2307, Volume-3,
Issue-1.
Sugianto, Dionisius Reinard (2013)
Perbandingan kecepatan konvergensi
tabel routing protokol dymo dan AODV
pada mobile Ad Hoc Network dengan
simulator NS2.S1. Sanata Dharma
University
Ulina Purba, Desy., Primananda,
Rakhmadhany., Amron, Kasyful. 2017.
Analisis Kinerja Protokol Ad Hoc On-
Demand Distance Vector (AODV) dan
Fisheye State Routing (FSR) pada
Mobile Ad Hoc Network. Fakultas Ilmu
Komputer,Universitas Brawijaya. Vol.
2, No. 7, Juli 2018, hlm. 2626-2636.
Tersedia di
<http://ptiik.ub.ac.id/skripsi> [Diakses
2 September 2018]