Anda di halaman 1dari 20

1

TUGAS FINAL

MAKALAH PROTOKOL ROUTING
(Dosen Pengajar : Feliks Eldad Larobu, ST., MT)





OLEH:


PADLI ACHMAD DJAMIL
E1D 213 009






PROGRAM STUDI KELAS SORE S-I ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014


2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan kesehatan yang diberikan sehingga penyusun dapat meluangkan waktu di tengah-tengah
kesibukan sehari-hari untuk menyusun sebuah makalah yang berjudul makalah protokol
routing dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini, penyusun akan membahas tentang makalah protokol routing
Penyusun menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan agar penyusunan makalah
selanjutnya bisa lebih baik.
Tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak, baik yang secara
langsung maupun tidak langsung telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah tentang protokol routing, dapat bermanfaat bagi para pembaca.


Kendari, desember 2014


Penyusun,









3

ABSTRAK

Router merupakan sebuah alat yang berfungsi menghubungkan jaringan yang
berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan tersebut. Router
bekerja dengan cara menentukan jalur yang akan dipilih untuk mengirim paket-paket data
dari sumber ke tujuan. Proses pencarian dan penentuan jalur inilah yang disebut routing
sedangkan sekumpulan aturan yang berkerja untuk menentukan dan menjalankan proses
routing disebut routing protokol.

Routing protokol ada banyak jenisnya, mulai dari yang sederhana yaitu static routing
protokol hingga yang lebih kompleks seperti dynamic routing protokol. Static routing
protokol merupakan suatu metode routing yang jalur pengiriman paketnya di-input secara
manual sehingga tidak dapat bekerja bila terjadi perubahan di dalam jaringan. Jenis ini juga
kurang baik bila diterapkan pada jaringan yang besar karena tidak dapat menangani
kegagalan koneksi dengan baik. Namun dibalik kekurang tersebut, static routing memiliki
nilai administrative distance 1 yang berarti sambungan ini merupakan jenis sambungan yang
paling dapat dipercaya untuk lalu lintas data setelah interface yang terhubung langsung
(directly connected). Berbeda dengan static routing protokol, dynamic routing protokol
bersifat dinamis dan mampu melakukan update route dengan cara mendistribusikan
informasi mengenai jalur terbaik ke router lain. Kemampuan inilah yang membuat dynamic
routing protokol mampu beradaptasi terhadap perubahan topologi jaringan secara logical.









4

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2
ABSTRAK ...................................................................................................................... 3
DAFTAR ISI ................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................. 5
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 7
C. Tujuan Makalah ............................................................................................... 7
D. Kegunaan Makalah .......................................................................................... 7
BAB II PEMBAHASAN
A. Jenis-Jenis Protokol Routing .......................................................................... 8
B. Persyaratan Protokol Routing Mesh ............................................................. 10
C. Reactive Protokol Routing ........................................................................... 11
D. Proactive Protokol Routing .......................................................................... 14
E. Hybrid Protokol Routing .............................................................................. 17
F. Comparison Of Protokol Routing................................................................. 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA






5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wireless Mesh Networks (WMNs) telah muncul sebagai teknologi untuk next
generation jaringan nirkabel. Jaringan mesh nirkabel memiliki potensi untuk memainkan
peran penting sebagai teknologi alternatif untuk akses internet broadband. WMNs adalah
kasus khusus mobile ad-hoc jaringan di mana node memiliki posisi tetap yang relatif dan
berkomunikasi ke Internet melalui satu atau lebih gateway.

WMNs terdiri dari router mesh dan mesh client. Router Mesh mengandung fungsi
routing tambahan untuk mendukung jaringan mesh. Untuk meningkatkan fleksibilitas
jaringan mesh, router mesh biasanya dilengkapi dengan interface nirkabel, beberapa
dibangun di kedua teknologi yang sama atau berbeda akses nirkabel. Router Mesh dapat
mencapai cakupan yang sama dengan daya transmisi yang jauh lebih rendah melalui multi-
hop komunikasi. Mesh klien juga memiliki fungsi untuk jaringan mesh, dan juga bekerja
sebagai router. Klien Mesh memiliki berbagai perangkat yang lebih tinggi dibandingkan
untuk mesh router. Mereka bisa menjadi laptop / desktop PC, Pocket PC, PDA, telepon IP,
RFID reader.

Mesh protokol routingdapat dibagi menjadi proaktif routing,reaktif routing dan hybrid
protokol routing. Dalam reaktif routing protokol, jalur routing dicari hanya bila diperlukan.
Sebuah operasi penemuan rute memanggil prosedur route-determination. Prosedur Penemuan
berakhir baik ketika rute telah ditemukan atau tidak ada rute yang tersedia setelah
pemeriksaan untuk semua permutasi rute. Dalam jaringan mobile rute aktif dapat terputus
karena mobilitas node. Dalam mobilitas node WMNs sangat minim, sehingga protokol
routing reaktif memiliki skalabilitas yang lebih baik daripada protokol routing proaktif. Yang
termasuk protokol routing reaktif adalah Dynamic Source Routing (DSR) protocol, Adhoc
On Demand Distance Vector (AODV) protocol, Link Quality Source Routing Algorithm
(LQSR) protocol dan SrcRR Dalam protokol routing proaktif, mobile node terus
mengevaluasi rute ke semua node terjangkau dan upaya untuk mempertahankan konsisten,
up-to-date informasi routing. Oleh karena itu, node sumber bisa mendapatkan jalur routing
6

segera jika perlu. Dalam protokol routing proaktif, semua node harus mempertahankan
tampilan yang konsisten dari topologi jaringan.

Ketika perubahan topologi jaringan terjadi, update bersangkutan harus disebarkan di
seluruh jaringan untuk memberitahukan perubahan. Kehadiran fixed wireless backbone
tampaknya mendukung protokol routing proaktif . Bagian protokol routing proaktif adalah
Destination-Sequenced Distance-Vector Routing (DSDV), Optimized Link State Protokol
routing (OLSR), Wireless Mesh Networks protokol routing (MRP) dan Scalable Routing
using heat Protocols. Dalam routing protokol hybird bertujuan untuk menggabungkan
manfaat dari kedua protokol routing proaktif dan protokol routing reaktif dan mengatasi
kekurangan mereka. Sebuah protokol routing hybird tidak akan mengalami outages node
pada hampir atau frekuensi yang sama seperti di MANETs atau jaringan sensor. Hazy-
Sighted Link State Protokol routing (HSLS) adalah hybrid routing protokol. Routing
merupakan faktor kunci untuk transfer paket dari sumber ke tujuan. Persyaratan routing yang
umum dari setiap protokol routing adalah skalabilitas, kehandalan, throughput, load
balancing, kemacetan kontrol dan efisiensi.

Router merupakan sebuah alat yang berfungsi menghubungkan jaringan yang berbeda
agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan tersebut. Router bekerja
dengan cara menentukan jalur yang akan dipilih untuk mengirim paket-paket data dari
sumber ke tujuan. Proses pencarian dan penentuan jalur inilah yang disebut routing
sedangkan sekumpulan aturan yang berkerja untuk menentukan dan menjalankan proses
routing disebut routing protokol.

Routing protokol ada banyak jenisnya, mulai dari yang sederhana yaitu static routing
protokol hingga yang lebih kompleks seperti dynamic routing protokol. Static routing
protokol merupakan suatu metode routing yang jalur pengiriman paketnya di-input secara
manual sehingga tidak dapat bekerja bila terjadi perubahan di dalam jaringan. Jenis ini juga
kurang baik bila diterapkan pada jaringan yang besar karena tidak dapat menangani
kegagalan koneksi dengan baik. Namun dibalik kekurang tersebut, static routing memiliki
nilai administrative distance 1 yang berarti sambungan ini merupakan jenis sambungan yang
paling dapat dipercaya untuk lalu lintas data setelah interface yang terhubung langsung
(directly connected). Berbeda dengan static routing protokol, dynamic routing protokol
7

bersifat dinamis dan mampu melakukan update route dengan cara mendistribusikan informasi
mengenai jalur terbaik ke router lain. Kemampuan inilah yang membuat dynamic routing
protokol mampu beradaptasi terhadap perubahan topologi jaringan secara logical.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka muncul permasalahan sebagai berikut :
1. sebutkan jenis jenis protokol routing ?
2. jelaskan Persyaratan Protokol Routing Mesh ?
3. jelaskan Reactive Protokol routing ?
4. jelaskan Proactive Protokol routing ?
5. jelaskan Hybrid Protokol routing ?

C. Tujuan Masalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. menegetahui jenis jenis protokol routing
2. mengetahui Persyaratan Protokol Routing Mesh
3. mengetahui Reactive Protokol routings
4. dapat mengerti tentang Proactive Protokol routings
5. mengetahui Hybrid Protokol routings

D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disususn dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun
secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan pengetahuan
tentang protokol routing. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Penulis , sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan tentang
protokol routing
2. Pembaca/dosen, sebagai media informasi tentang protokol routing




8

BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis Jenis Protokol Routing
Protokol Routing adalah komunikasi antara router router. Routing protokol
mengijinkan router router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar
router. router menggunakan infformasi ini untuk membangun dan memperbaiki table
routingnya.
Static Routing
Router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya berdasarkan
yang ditentukan oleh administrator. Rute pada static routing tidak berubah, kecuali jika
diubah secara manual oleh administrator. Berikut ini adalah karakteristik dari static routing:
tidak akan mentolerir jika terjadi kesalahan pada konfigurasi yang ada. Jika terjadi
perubahan pada jaringan atau terjadi kegagalan sambungan antara dua atau
lebih titikyang terhubung secara langsung, arus lalu lintas tidak akan disambungkan
oleh router.
konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam jaringan yang hanya
mempunyai beberapa router, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3.
informasi routingnya diberikan oleh orang (biasa disebut administrator jaringan)
secara manual.
satu router memiliki satu table routing.
Jenis ini biasanya digunakan untuk jaringan kecil dan stabil.






Gambar 1

9

Dynamic Routing
Router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk
meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan
rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan
bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute
pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
Karakteristik dynamic routing:
informasi routingnya tidak lagi diberikan oleh orang (manual), melainkan diberikan
oleh software.
apabila salah satu jalur yang ada mengalami gangguan atau kerusakan peralatan,
maka router akan secara otomatis akan mencari ganti dari jalur yang tidak bisa
dipakai lagi.
menangani jaringan yang lebih kompleks dan luas, atau jaringan yang konfigurasinya
sering berubah ubah (koneksi putus-nyambung)
jaringannya cerdas (sudah menggunakan komputasi)
memerlukan routing protokol untuk membuat tablerouting dan routing protokol ini
bisa memakan sumber daya komputer.










Gambar 2
10

Jenis jenis protokol routing dibedakan menjadi dua yakni :
1. ClassFull protokol routing : Penerapan subnet secara penuh atau default. /24,/16,/8 artinya
penggunaan kelas full dikonsep ini.
contohnya : RIP (Routig Information Protocol) adalah rtokol routing dinamik yang berbasis
distance vector. RIP menggunakan prokol UDP pada port 520 untuk mengirimkan informasi
routing antar router. RIP menghitung routing terbaik berdasarkan HOP. RIP membutuhkan
waktuuntuk melakukan converge, RIP membutuhkan power CPU yang rendah dan memmory
yang kecil dari pada protokol yang lainnya.

2. Classless protokol routing : Metode classless addressing(Pengalamatan tanpa kelas) saat
ini mulai banyak diterapkan yakni dengan pengalokasian IP Address dalam notasi classless
Inter Domain(CIDR). ClassLess protokol memanjangkan standart skema IP Address class
A,B,C dengan menggunakan subnet mask lenght sebagai indikasi bahwa router harus
menerjemahkan IP netrwork.
contohnya : RIP v 2 dimana kemampuan yang di miliki untuk membawa informasi subnet,
sehingga mendukung classless inter-domain routing(CIDR) yang mencari hop terpendek atau
router terbaik.

B. Persyaratan Protokol Routing Mesh
Distributed operasi: Protokol harus terdistribusi. Karena mobilitas node sangat minim,
jadi jaringan mesh menerima protokol routing terdesentralisasi. Sifat dinamis: Sebagai
alternatif untuk asumsi lalu lintas yang merata dengan dalam jaringan dan mempertahankan
routing semua node sepanjang waktu, algoritma harus adaptif terhadap perubahan minimum
dalam topologi disebabkan oleh mobilitas minimum dari node. Loop-Free: Ini merupakan
persyaratan mendasar dari setiap protokol routing untuk menghindari pemborosan bandwidth
yang tidak perlu. Dalam jaringan mesh, loop mungkin dalam pembentukan rute. Jadi protokol
routing harus menghilangkan loop tersebut.

Sebuah Protokol Routing harus loop-free untuk menghindari pemborosan bandwidth.
Konsumsi Daya: Nodes di jaringan mesh tergantung pada pasokan listrik sangat terbatas,
sehingga routing protokol harus mengoptimalkan penggunaan sumber daya listrik.
Keamanan: Protokol routing dalam jaringan mesh harus tahan terhadap ancaman dan
kerentanan. Mekanisme keamanan adalah kebutuhan. Tanpa keamanan, routing protokol
11

rentan terhadap berbagai bentuk serangan seperti peniruan, replay, dan redirect pesan. Untuk
mencegah kerentanan tersebut, skema pengamanan yang diperluka yakni Mekanisme
Kriptografi yaitu membantu untuk memecahkan masalah keamanan dan mencegah serangan
tersebut.

Skalabilitas adalah kemampuan protokol untuk skala baik di jaringan. Hal ini
membutuhkan minimalisasi biaya overhead kontrol dan adaptasi routing protokol untuk
ukuran jaringan. Quality of Service (QoS): Dalam WMNs, penyediaan kualitas layanan
(QoS) jaminan jauh lebih menantang terutama karena mobilitas node dan keterbatasan
sumber daya. Oleh karena itu, penting bahwa protokol routing menggabungkan metrik QoS
dalam temuan rute dan pemeliharaan untuk mendukung end-to-end QoS. QoS terutama
difokuskan pada bandwidth, ujung ke ujung delay, rasio Packet pengiriman, energi dan
overhead mekanisme. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi WMNs memiliki routing
yang efisien da mekanisme QoS untuk mendukung berbagai aplikasi. Routing protokol harus
memastikan tingkat diperlukan kualitas layanan dan juga harus secara real time untuk
mendukung arus lalu lintas.

C. Reactive Protokol routing

1. Dynamic Source Routing Algorithm (DSR)

DSR adalah protokol routing reaktif unicast. Ini menyebarkan source routing, yang
berarti setiap paket data berisi informasi routing yang lengkap. DSR protokol terdiri dari dua
fase: fase penemuan rute dan rute fase pemeliharaan. Tahap pertama adalah rute penemuan
fase, melainkan diprakarsai oleh node sumber. Node sumber broadcast paket data dengan
header. Header termasuk alamat sumber, alamat tujuan dan nomor urut yang unik. Paket ini
disebut Route Request (RREQ). Ketika sebuah node menerima paket RREQ, pertama
memeriksa route, jika bukan node tujuan, menambahkan alamat dengan di header dan
mengirim paket RREQ ke node tetangga sebelah. Ketika paket mencapai ke tujuan, sehingga
header memiliki semua alamat node di jalan. Pada fase kedua, ketika node sumber ingin
mengirim data, periksa dulu cache rute. Jika cache rute yang tersedia, node sumber
meletakkan semua alamat node untuk jalan ketujuan diheader. Dalam DSR, pemutusan link
adalah saat selama transmisi diidentifikasi Route Error (RERR) paket yang dihasilkan dan
dikirim untuk kembali ke sumbernya. Ketika paket mencapai sumber RERR, proses
penemuan rute dimulai lagi.
12








Gambar 3 Konstruksi Route Cache









Gambar 4 Route Reply


2. Ad-hoc On-Demand Distance Vector Routing Algorithm (AODV)


AODV adalah protokol routing reaktif unicast. AODV protokol tidak menyebarkan
flooding. AODV murni pada sistem route request akuisisi, sebagai node yang tidak di jalur
yang dipilih tidak mempertahankan informasi routing atau berpartisipasi dalam routing.
Dalam node sumber AODV ingin mengirim paket data ke node tujuan, jika jalan tidak
tersedia, itu memulai proses penemuan node. Dalam AODV, hello massage digunakan untuk
memberitahu node tetangga yang berdekatan. Dalam proses penemuan node, node sumber
menyiarkan rute request (RREQ) paket. Paket RREQ berisi node alamat sumber, alamat
tujuan node dan id siaran, yang merupakan identifier, dan itu termasuk nomor urut terbaru
tujuan dan sumber jumlah node urutan. Keuntungan urutan no ini adalah loop-free.

13


Gambar 5 Broadcasting RREQ Packets


Gambar 6 Route Reply

Tautan Kualitas Sumber Algoritma Routing diusulkan oleh Research Group Microsoft.
Hal ini didasarkan pada algoritma DSR dengan meningkatkan metrik kualitas link dan metrik
terkait lainnya. Metriknya adalah hop count, round trip latency (RTT), latency paket
pasangan dan Expected Transmission Count (ETX) Untuk meningkatkan kualitas link, LQSR
menggunakan hubungan cache daripada route cache. Dalam LQSR, ketika node menerima
route request (RREQ) paket, maka akan menambah kualitas link metrik. Ketika sebuah node
Sumber menerima route reply (RREP) paket, itu termasuk kualitas link informasi dan
informasi node. Untuk informasi link state, LQSR mengirimkan pesan hello ke node yang
berdekatan. Pesan ini digunakan untuk mengukur kualitas link pada setiap node untuk link
yang pesannya diterima.



14


3. SrcRR Routing Algorithm

SrcRR adalah algoritma routing reaktif, routing ini menyebarkan flooding. SrcRR
berkaitan dengan Expected Transmission Count (ETX) metrik. ETX didefinisikan jumlah
transmisi yang diperlukan untuk berhasil mengirimkan sebuah paket melalui link nirkabel. Ini
adalah ukuran kualitas link dan kualitas route. Dalam SrcRR, setiap node mempertahankan
link Cache, jika ada modifikasi dalam link cache, node yang mengukur jalur terpendek ke
semua node lainnya. Ketika sebuah node ingin mengirim paket data ke node lain, ia akan
mengirimkan rute request (RREQ). Ketika sebuah node menerima paket RREQ, ia
menambahkan ID dan arus metrik ETX dari node dari yang menerima route request dan
kembali menyebarkan paket. Jika node menerima paket RREQ maka ia akan memfoward
paket tersebut. Jika node lagi menerima paket RREQ atas jalan yang berbeda, ai akan
memforward lagi, dan berakhir saat menemukan routingmetric terbaik. Ini adalah cara untuk
mencapai rute terbaik menggunakan ETX metrik ke tujuan.

D. Proactive Protokol routing

1. Destination Sequenced Distance Vector Routing Algorithm (DSDV)
Destination Sequenced Distance Vector Protokol routing adalah protokol routing
proaktif unicast. DSDV didasarkan pada traditional Bellman Ford algorithm. Pada DSDV,
setiap node memelihara tabel routing. Setiap entri dalam tabel routing memiliki semua tujuan
mungkin dalam jaringan dan jumlah hop ketujuan masing-masing. Nomor urut yang
digunakan dalam DSDV untuk menghindari loop. Setiap node secara berkala mengirimkan
update routing table termasuk informasi routing ke node tetangga yang berdekatan. Pada
DSDV, dua jenis updating yang terjadi. Yang pertama adalah Full Dump. Full Dump
membawa semua informasi routing yang tersedia dan dapat tidak memerlukan Network
Protocol Data Unit (NPDU). Pendekatan lain update Incremental Update. Pendekatan ini
hanya berisi entri yang dengan metrik telah berubah sejak update terakhir dikirim.

2. Optimized Link State Protokol routing (OLSR)
Optimized Link State Protokol routing is adalah algoritma proactive routing. Dalam
algoritma ini, setiap node menyiarkan informasi link untuk semua node lainnya dalam
jaringan. Jadi semua node dapat mengetahui node yang bersebelahan. OLSR menggunakan
pesan hello untuk informasi link state. Multi Point Relay (MPR) merupakan aspek penting
15

dari protokol OLSR. Sebuah MPR untuk node N adalah bagian dari tetangga N yang
menyiarkan paket selama proses flooding, bukan setiap tetangga N flooding network. Ketika
sebuah node menyebarkan pesan, semua tetangga yang menerima pesan. MPR Hanya yang
belum melihat pesan sebelum lagi menyebarkan pesan. Oleh karena itu biaya overhead
flooding dapat dikurangi.

OLSR menggunakan dua jenis pesan kontrol yaitu Hello massage dan Topologi Control
(TC). Hello massage yang digunakan untuk mencari informasi tentang link state dan tetangga
host. Pesan TC yang disiarkan secara berkala dan hanya host MPR dapat meneruskan pesan
TC. Keuntungan utama dari OLSR atas Protokol Proaktif lainnya adalah bahwa hal itu
menyiarkan hubungan informasi daripada tabel routing.

3. Mesh Networking Protokol routing (MRP)
Mesh Networking Protokol routing (MRP) adalah protokol proaktif. Dalam protokol ini
setiap klien memiilih gateway untuk terhubung ke internet. Jika gateway gagal atau node
bergerak, node akan memilih gerbang yang berbeda. Semua lalu lintas diasumsikan mengalir
melalui gateway ke internet. Protokol ini tersedia dalam tiga versi. Salah satu versi adalah
MRP on-demand.

MRP on-demand (MRP-O) adalah murni on-demand protokol. Protokol ini
menggunakan pesan seperti RDIS, RADV, RREG, RCHK dan RACK. Nodeyang
dimaksudkan untuk bergabung dengan jaringan akan mengirim pesan route discovery (RDIS)
kenode tetangganya pengguna untuk menemukan jalan ke gateway terdekat. Berikut pesan
hanya diterima oleh satu-hop tetangga dari sumber. Jadi, semua node yang menerima pesan
RDIS akan membalas dengan paket route advertisement (RADV) dengan metrik dari rute
mereka saat ini. Semua node tetangga akan mengirimkan paket RADV dengan beberapa
penundaan acak untuk menghindari tabrakan. Node baru, bergabung dengan jaringan akan
menyimpan semua paket RADV dan setelah menerima semua RADV, ia akan pilih satu atau
lebih rute hulu untuk melakukan routing.





16










Gambar 7 Route Reply

Node dapat mulai mengirim data segera menuju Internet. Ini disebut sebagai setengah
terhubung di mana node memiliki rute ke internet, tapi tidak ada node di Internet dapat
mencapainya. Langkah selanjutnya adalah, node bergabung register dengan gateway.
Pendaftaran memiliki fungsi utama menyediakan reverse path dari Internet kenode
bergabung. Ini disebut sebagai sepenuhnya terhubung state. Pendaftaran memiliki fungsi
utama menyediakan reverse path dari Internet ke node bergabung. Proses pendaftaran
berlangsung dalam dua langkah. Pada langkah pertama, Regristration Request (RREG) yang
unicasted ke gateway. Sebagai perjalanan RREG menuju gateway, node intermediate
mendirikan sebuah entri di tabel routing memungkinkan jalur kembali. Setelah menerima
paket RREG, gateway mengirimkan Regristration acknowledgement (RACK) langsung ke
node yang akan bergabung, dan juga meneruskan pesan RREG ke gateway super. Jika salah
satu pesan RREG atau RACK adalah, node yang akan bergabung beralih ke keadaan terputus.
Metrik yang digunakan dalam protokol ini adalah Hop-count, stabilitas Route, keterlambatan
minimum, bandwidth maksimum dan packet loss minimum.

4. Scalable Routing using heat Protocol
Scalable Routing using heat Protocol adalah Proactive protokol routing tidak
menyebarkan flooding. Pada dasarnya panas adalah untuk memberikan Skalabilitas dan
ketahanan. Skalabilitas dapat dicapai dengan bertukar pesan lokal. Robustness dicapai dengan
pemberian nilai suhu sedemikian rupa sehingga jalur melalui daerah jaringan dengan
17

redundansi tinggi disukai. Dalam protokol ini, gateway dibangun sebagai sumber panas, yang
mengembangkan suhu dalam jaringan. Sebuah node, yang memiliki suhu yang lebih tinggi,
itu adalah lebih dekat untuk mengakses titik, node yang melakukan forwarding paket. Jadi
setiap node mengukur suhu sendiri dengan hanya mengevaluasi suhu tetangganya. Ketika
pernah entri ditambahkan, dihapus atau diubah, suhu kembali dihitung.

E. Hybrid Protokol routing
Hazy-Sighted Link State Protokol routing (HSLS) adalah protokol routing hybrid yang
paling efisien untuk jaringan mesh. HSLS adalah jaringan wireless mesh routing protokol
yang dikembangkan oleh Yayasan CUWiN. HSLS diciptakan oleh para peneliti di BBN
Technologies. HSLS tidak menyebabkan flooding. HSLS didasarkan pada fitur pendekatan
routing yang proaktif, reaktif, dan suboptimal strategi-strategi ini dikombinasikan dengan
membatasi update link state dalam ruang dan waktu. Dalam HSLS, dua algoritma Proaktif
disesuaikan. Algoritma Near-Sighted Link-State Routing dan Discretized Link-State Routing.
Near-Sighted Link-State algoritma Routing digunakan untuk mencari jumlah node-hops
bahwa informasi routing dapat ditransmisikan. Discretized Link-State Routing digunakan
untuk menemukan batas waktu bahwa informasi routing dapat ditularkan. Routing reaktif
diperlukan, jika ada upaya gagal untuk menggunakan link yang berdekatan menyebabkan
timer berikutnya akan berakhir, mengambil informasi untuk menemukan rute alternatif.
Tujuan utama di sini, untuk mengukur pemborosan jaringan global. Ini mencakup transmisi
update rute rute transmisi tidak efisien. Ini berarti " overhead total didefinisikan sebagai
jumlah bandwidth yang digunakan lebih dari jumlah minimum bandwidth yang dibutuhkan
untuk meneruskan paket melalui jarak terpendek dengan asumsi bahwa node memiliki
seketika penuh topologi informasi." Dalam HSLS, optimasi matematika digunakan untuk
mencari waktu untuk mengirimkan update link state, dan juga luasnya node yang update link
state tersebut. Sebuah update routing cache lokal diperlukan setiap kali sambungan terputus.
Ini adalah bagian reaktif dari algoritma. HSLS memberikan sifat skalabilitas yang baik dan
menetapkan rute cukup bagus secara real time. Informasi routing dan transfer data yang
terdesentralisasi, sehingga memberikan keandalan yang baik dan kinerja.
F. Comparison of protokol routings
Untuk jaringan mesh, ide dasar merancang protokol routing adalah untuk membangun
adaptif dan memelihara hubungan dengan redundansi minimal Tabel 1 memberikan
perbandingan protokol routing berbagai jaringan mesh. Metrik yang digunakan untuk
18

perbandingan, bagaimana memperoleh dan memelihara informasi routing dan apakah mereka
loop bebas atau tidak Dan juga menentukan Protokol menyediakan skalabilitas yang lebih
besar, kehandalan dan load balancing.


Tabel 1 komparasi variasi protokol routing























19

BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Router merupakan sebuah alat yang berfungsi menghubungkan jaringan yang
berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan tersebut.
Router bekerja dengan cara menentukan jalur yang akan dipilih untuk mengirim
paket-paket data dari sumber ke tujuan. Proses pencarian dan penentuan jalur
inilah yang disebut routing sedangkan sekumpulan aturan yang berkerja untuk
menentukan dan menjalankan proses routing disebut routing protokol.
Protokol routing adalah komponen penting dari komunikasi dalam Jaringan
Wireless
Mesh. Dalam makalah ini, telah disajikan deskripsi lengkap dari skema routing
dan beberapa persyaratannya serta rincian teoritis protokol routing reaktif seperti
DSR, AODV, LQSR dan SrcRR. Kemudian juga disajikan rincian teoritis
protokol routing DSDV Proaktif seperti, MRP dan Scalable routing protokol dan
protokol hibrida seperti HSLS. Jadi kita bisa memilih protokol yang efektif,
tergantung di atas jaringan dan kondisi lainnya

B. Saran
Karena keterbatasan referensi, maka makalah ini tidak begitu sempurna. Untuk itu,
penyusun harap agar supaya makalah ini bisa di lengkapi lagi, agar kedepannya bisa lebih
baik.









20

DAFTAR PUSTAKA


http://tutorial-mj.blogspot.com/2012/12/pengertian-routing-protocol.html
http://adikurniawanyusro.wordpress.com/2012/10/14/jenis-jenis-protokol-routing-protocol/
http://id.wikipedia.org/wiki/Routing_Information_Protocol
http://www.scribd.com/doc/59399877/Protokol-Routing

Anda mungkin juga menyukai