Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Charisuddin Daniyal

NIM : 112022015
Mata kuliah : Komunikasi Data

Artikel tentang WSN (Wireless Sensor Network) dan implementasinya mengginakan


Arduino dan NRF24L01

Wireless Sensor Network (WSN) merupakan teknologi pemantauan yang terdiri atas dua
atau lebih node sensor yang tersebar dan dikoordinasikan oleh sebuah sistem menggunakan
jaringan nirkabel (Sutrisno, 2013). Infrastruktur pada WSN terdiri dari tiga elemen yaitu
pengindraan (sensing), komputasi (process) dan komunikasi. Ketiga elemen tersebut nantinya
memberikan informasi tentang area dan proses yang diminati administrator, untuk memastikan
pengelolaan dan pemantauan area yang luas secara yang berkelanjutan (Chavan, et al., 2017). Tiap-
tiap node minimal terdiri dari transceiver, processor (mikrokontroler), sensor, memori dan sumber
tegangan. Wireless Sensor Network biasanya diaplikasikan pada beberapa kasus yang
mengharuskan pemantauan dan pengambilan data terhadap lingkungan tertentu dengan cakupan
area yang sedang sampai area yang sangat luas, sehingga diharapkan dapat menggantikan kinerja
manusia
Tiap-tiap node minimal terdiri dari transceiver, processor (mikrokontroler), sensor, memori dan
sumber tegangan. kasus yang mengharuskan pemantauan dan pengambilan data terhadap
lingkungan tertentu dengan cakupan area yang sedang sampai area yang sangat luas, sehingga
diharapkan dapat menggantikan kinerja manusia. Protokol routing merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dari jaringan, terutama pada wireless sensor network. Terdapat tiga protokol routing
yang dikenal saat ini yaitu protokol routing proaktif, reaktif dan hybrid (Attri & Shivani, 2015).
Dimana masing-masing jenis protokol routing memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-
beda. Optimized Link State Routing (OLSR) adalah salah satu protokol routing proaktif. Protokol
OLSR memiliki keunggulan dalam hal memperbaiki kekurangan overhead yang besar pada routing
proaktif dan juga kekurangan dari protokol Link State Routing (LSR) yang memiliki kelemahan
dalam hal pengiriman pesan flooding yang banyak terjadi duplikasi. Untuk mengatasi hal tersebut,
protokol OLSR menggunakan flooding Multipath Path Relaying (MPR), dimana hanya node-node
tertentu saja yang dipilih menjadi node MPR. MPR adalah status node, dimana hanya node MPR
saja yang dapat meneruskan paket control yang diterima (Ainurrachman, et al., 2017). Teknik ini
cukup mengurangi overhead yang dihasilkan secara signifikan dengan proses yang relatif mudah.
Jurnal milik Sutrisno merupakan salah satu contoh penelitian mengenai protokol OLSR. Pada
paper tersebut penulis mengimplementasikan protokol OLSR dengan menggunakan perangkat
router wireless 802.11g untuk dapat menghasilkan sebuah jaringan mesh untuk local area network.
Dari penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan berupa performa jaringan seperti throughput,
packet loss, latency, ETX (expected transmission count) dan SNR (signal to noise ratio) (Sutrisno,
2013). Arduino pro mini dan NRF24L01 dipilih karena keduanya memiliki harga yang relatif
terjangkau dan fitur yang mencukupi kebutuhan dalam menjalankan sistem yang akan dibuat.
Sehingga dengan fitur yang demikian diharapkan sistem dapat berjalan dengan pengeluaran yang
minimal. Dengan latar belakang tersebut penulis melakukan penelitian untuk menerapkan protokol
OLSR pada Wireless Sensor Network dengan menggunakan Arduino Pro Mini dan NRF24L01.
OLSR adalah salah satu protokol yang menggunakan teknik routing proaktif, dimana routing jenis
ini akan senantiasa melakukan pengecekan pada jalur routing sebelum dibutuhkan. Hal ini akan
menyebabkan delay pengiriman data menjadi kecil. Namun routing proaktif juga memiliki
kekurangan karena adanya proses flooding untuk mengecek jalur routing yang dilakukan terus
menerus. Proses flooding ini membuat sebuah jaringan memiliki overhead yang cukup besar. Oleh
karena itu muncullah protokol OLSR ini. OLSR memiliki kelebihan untuk mengurangi overhead
pada routing proaktif dengan cara menerapkan flooding Multipath Path Relaying (MPR). OLSR
memiliki aturan dimana hanya node-node tertentu saja yang dipilih menjadi node MPR, yang dapat
meneruskan paket control yang diterima. Teknik ini cukup mengurangi overhead yang dihasilkan
secara signifikan (Sutrisno, 2013). Pada protokol OLSR terdapat dua tipe paket utama yang
digunakan yaitu paket HELLO dan paket MPR, dimana kedua pesan tersebut digunakan untuk
mengetahui dan kemudian menyebarkan informasi link state ke seluruh wireless sensor network
node. Tiap-tiap node Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4752
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya menggunakan informasi topologi ini untuk
menghitung tujuan hop selanjutnya untuk semua node di dalam jaringan menggunakan jalur
forwarding dengan hop terpendek.

Anda mungkin juga menyukai