Anda di halaman 1dari 12

M. Andy Rhudito, dkk.

, Aljabar Max-Plus Bilangan Kabur

ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN KABUR


(Fuzzy Number Max-Plus Algebra)

M. Andy Rudhito1, Sri Wahyuni2, Ari Suparwanto2 dan F. Susilo3


1
Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
rudhito@staff.usd.ac.id
2
Jurusan Matematika FMIPA Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
swahyuni@ugm.ac.id , ari_suparwanto@yahoo.com
3
Jurusan Matematika, Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta
fsusilo@staff.usd.ac.id

INTISARI

Makalah ini membahas suatu aljabar himpunan semua bilangan kabur (fuzzy
number) yang dilengkapi dengan operasi maximum dan penjumlahan. Aljabar ini
merupakan perluasan aljabar max-plus melalui aljabar max-plus interval dan
Teorema Dekomposisi dalam himpunan kabur. Dapat ditunjukkan operasi maximum
dan penjumlahan yang didefinisikan melalui potongan-alfa tertutup dalam himpunan
semua bilangan kabur tersebut. Selanjutnya himpunan semua bilangan kabur yang
dilengkapi dengan operasi maximum dan penjumlahan tersebut merupakan semiring
idempoten komutatif.

Kata-kata kunci: semiring , idempoten, aljabar max-plus, bilangan kabur.

ABSTRACT

This paper discussed an algebra of the set of all fuzzy number that completed by
maximum and addition operation. This algebra is an extension of max-plus algebra
through interval max-plus algebra and Decomposition Theorem in fuzzy set. The
finding show that maximum and addition operation through alpha-cut is closed in this
set of all fuzzy number. Furthermore, the set of all fuzzy number that completed by
maximum and addition operation is a commutative idempotent semiring.

Keywords : semiring, idempotent, max-plus algebra, fuzzy number

153
Berkala MIPA, 18(2), Mei 2008

1. LATAR BELAKANG potongan- suatu bilangan kabur berupa


interval tertutup maka operasi-operasi
aritmatika pada bilangan kabur dapat
Aljabar max-plus (himpunan R {}, dinyatakan menggunakan operasi-operasi
dengan R adalah himpunan semua bilangan aritmatika interval tertutup. Ditegaskan
real, yang dilengkapi dengan operasi juga dalam Susilo, F. (2006) bahwa operasi
maximum dan penjumlahan) telah bilangan kabur dengan menggunakan
digunakan untuk memodelkan dan Prinsip Perluasan dan dengan
menganalisis jaringan untuk waktu aktifitas menggunakan potongan- adalah ekivalen.
deterministik. Dalam masalah pemodelan Pembahasan mengenai semiring telah
dan analisa suatu jaringan di mana waktu dikembangkan ke dalam Analisis Interval
aktifitasnya belum diketahui dengan pasti, Idempoten oleh Litvinov, G.L.,
waktu aktifitas jaringan dimodelkan dalam Sobolevskii, A.N. (2001). Analisis Interval
suatu bilangan kabur (fuzzy number). Idempoten ini membahas semiring dengan
Akhir-akhir ini telah berkembang
elemen-elemennya berupa interval tertutup.
pemodelan jaringan yang melibatkan Dalam literatur di atas dikatakan bahwa
bilangan kabur. Pemodelan dan analisa himpunan semua interval tertutup dalam
suatu sistem jaringan yang melibatkan suatu semiring idempoten juga merupakan
bilangan kabur, sejauh penulis ketahui, semiring idempoten dengan operasi yang
belum ada yang menggunakan pendekatan bersesuaian. Ditunjukkan juga bahwa sifat-
aljabar max-plus. Dengan pendekatan ini sifat yang dimiliki semiring juga dimiliki
maka akan diperlukan pembahasan oleh semiring himpunan semua interval
mengenai suatu aljabar dengan elemen- tertutup tersebut.
elemennya berupa bilangan kabur dengan Dengan memperhatikan hasil-hasil di
operasi maximum dan penjumlahan yang atas, aljabar max-plus dapat diperluas ke
didefinisikan di dalamnya. Aljabar ini dalam aljabar max-plus interval, di mana
diharapkan dapat memberikan landasan elemen-elemennya berupa interval tertutup
analisa jaringan dengan waktu aktifitas dalam aljabar max-plus tersebut.
kabur melalui pendekatan aljabar max-plus Selanjutnya dengan mengambil
. pengoperasian maximum dan penjumlahan
Konsep-konsep dasar aljabar max-plus
bilangan kabur melalui potongan--nya,
secara lengkap telah dibahas dalam Bacelli,
akan dapat dikembangkan struktur aljabar
et al. (2001), di mana aljabar max-plus
max-plus bilangan kabur. Terlebih dahulu
merupakan semifield yaitu semiring
akan ditinjau beberapa konsep dasar dan
komutatif yang setiap elemen taknolnya
hasil dalam aljabar max-plus, himpunan
mempunyai invers terhadap operasi
kabur dan bilangan kabur yang menjadi
perkalian. Operasi-operasi aritmatika
landasan pembahasan aljabar max-plus
seperti +, , , /, max dan min pada bilangan kabur.
bilangan kabur pada umumnya
didefinisikan dengan menggunakan Prinsip
Perluasan (Extension Principle) dan dengan 2. TINJAUAN TEORI
menggunakan potongan- (-cut) yang
didasarkan pada Teorema Dekomposisi. 2.1 Aljabar Max-Plus
Hal ini dapat dilihat dalam Zimmerman, Dalam bagian ini ditinjau konsep dasar
H.J. (1991) Lee, K.H. (2005) dan Susilo, F. aljabar max-plus. Pembahasan selengkap-
(2006). Dalam Susilo, F. (2006) ditegaskan nya dapat dilihat pada Baccelli et.al (2001),
bahwa setiap bilangan kabur dapat Rudhito A (2003) dan Schutter (1996).
dinyatakan secara tunggal dengan Suatu semiring (S, , ) adalah suatu
menggunakan potongan--nya. Karena himpunan tak kosong S yang dilengkapi
154
M. Andy Rhudito, dkk., Aljabar Max-Plus Bilangan Kabur

dengan dua operasi biner  dan , yang (R , , ) merupakan semiring komutatif
memenuhi aksioma berikut: di mana untuk setiap a R terdapat a
i) (S,  ) adalah semigrup komutatif sehingga berlaku a  (a) = 0. Kemudian
dengan elemen netral 0, yaitu a, b, c (R , , ) disebut dengan aljabar max-
 S, (a  b)  c = a  (b  c) , a  b = plus, yang selanjutnya cukup dituliskan
ba,a0 =a. dengan Rmax.
ii) (S, ) adalah semigrup dengan elemen Karena (Rmax , ) merupakan semigrup
satuan 1, yaitu a, b, c  S, (a  b)  c komutatif idempoten, maka relasi “  m ”
= a  (b  c) , a  1 = 1  a = a , yang didefinisikan pada Rmax dengan x  m
iii) Elemen netral 0 merupakan elemen y  x  y = y merupakan urutan parsial
penyerap terhadap operasi , yaitu a pada Rmax. Lebih lanjut relasi ini
 S, a  0 = 0  a = 0. merupakan urutan total pada Rmax. Karena
iv) Operasi  distributif terhadap , yaitu Rmax merupakan semiring idempoten, maka
a, b, c  S, (a  b)  c = (a  c)  (b operasi  dan  konsisten terhadap urutan
 c) , a  (b  c) = (a  b)  (a  c) .  m , yaitu a, b, c  Rmax , jika a  m b ,
Semiring (S, , ) dikatakan idempoten maka a  c  m b  c, dan a  c  m b  c.
jika operasi  bersifat idempoten, yaitu a
Aljabar max-plus Rmax tidak memuat
 S : a  a =a, dan dikatakan komutatif jika
pembagi nol yaitu  x, y  R berlaku: jika
operasi  bersifat komutatif. Suatu semiring
x  y =  maka x =  atau y = .
komutatif (S, , ) disebut semifield jika
setiap elemen tak netralnya mempunyai
2.2 Himpunan dan Bilangan Kabur
invers terhadap operasi . Jika (S, + ) Berikut ditinjau pengertian dan konsep
merupakan semigrup komutatif idempoten dasar himpunan dan bilangan kabur. Uraian
maka relasi “  ” yang didefinisikan pada lebih lengkap dapat dilihat dalam
S dengan x  y  x + y = y merupakan Zimmermann, H.J., (1991), Lee, K.H.
urutan parsial pada S. Operasi  dan  (2005) dan Susilo, F. (2006).
dikatakan konsisten terhadap urutan “  ” Suatu himpunan A dalam semesta X
dapat dinyatakan dengan fungsi
dalam S bhb jika x  y, maka x + z  y + z
karakteristik A : X  {0, 1} yang
dan x  z  y  z ,  x, y, z  S. Dapat didefinisikan dengan aturan
ditunjukkan bahwa dalam semiring 1, jika x  A
idempoten (S, +, ) operasi + dan  A(x) =  untuk setiap x  X.
0, jika x  A
konsisten terhadap urutan  dalam S. ~
Himpunan kabur K dalam semesta X
Semiring (S, , ) dengan elemen netral 0
dinyatakan sebagai himpunan pasangan
dikatakan tidak memuat pembagi nol bhb ~
jika x  y = 0 maka x = 0 atau y = 0 ,  x, terurut K = {(x,  K~ (x)) x  X }, di mana
y  S.  K~ adalah fungsi keanggotaan himpunan
Diberikan R := R { } dengan R ~
kabur K , yang merupakan suatu pemetaan
adalah himpunan semua bilangan real dan  dari semesta X ke interval tertutup [0, 1].
: = . Pada R didefinisikan operasi Pendukung (support) suatu himpunan kabur
berikut: a,b  R, a  b := max(a, b) dan ~ ~
K , dilambangkan dengan pend( K ) adalah
a  b : = a  b. Dapat ditunjukkan bahwa himpunan tegas (crisp) yang memuat
(R, , ) merupakan semiring idempoten semua anggota semesta yang mempunyai
komutatif dengan elemen netral  =  ~
derajat keanggotaan taknol dalam K , yaitu
dan elemen satuan e = 0. Lebih lanjut (R , ~
, ) merupakan semifield, yaitu bahwa pend( K ) = {xX   K~ (x)  0}. Tinggi

155
Berkala MIPA, 18(2), Mei 2008

~ keanggotaan  K~ (x) =   K (x), di mana


(height) suatu himpunan kabur K ,  

~
dilambang-kan dengan tinggi( K ),  K  adalah fungsi karakteristik himpunan
~
didefinisikan sebagai tinggi( K ) = ~ ~
~ K  , maka K = K
sup {  K~ (x)}. Suatu himpunan kabur K  [0, 1]
xX
~
dikatakan normal jika tinggi( K ) = 1. Bukti: Susilo, F. (2006, pp. 74 – 75).
Gabungan dua buah himpunan kabur
~ ~
K dan L adalah himpunan kabur Teorema 2 (Teorema Representasi) Jika
~ ~ { K  },   [0, 1] adalah keluarga
K  L dengan fungsi keanggotaan
 K~  L~ (x) = max{  K~ (x),  L~ (x)} untuk himpunan dalam semesta X yang memenuhi
sifat tersarang (nested), yaitu jika   
setiap x  X. Sedangkan irisan dua buah
~ ~ maka berlaku K   K  ,,   [0, 1],
himpunan kabur K dan L adalah himpunan maka terdapat dengan tunggal himpunan
~ ~ ~
kabur K  L dengan fungsi keanggotaan kabur L dalam semesta X sedemikian
 K~  L~ (x) = min{  K~ (x),  L~ (x)}, untuk hingga L = K  ,   [0, 1].
~ ~
setiap x  X. Jika K1 , ..., K n adalah ~
himpunan-himpunan kabur berturut-turut Bukti: Didefinisikan himpunan kabur L
dalam semesta X1, ..., Xn , maka hasilkali dalam semesta X yang fungsi
~ ~ keanggotaannya yang didefinisikan dengan
Cartesius K1  ...  K n adalah himpunan  L~ (x) = sup  . Ambil sembarang   [0,
kabur dalam X1  ...  Xn dengan fungsi xK 

keanggotaan  K~  ...  K~ (x1, ..., xn ) = 1]. Ambil sembarang x  L akan


1 n
ditunjukkan bahwa x  K  . Karena x 
min{  K~ (x), ... ,  K~ (x)}.
1 n L , maka    L~ (x) = sup  . Karena
Untuk suatu bilangan   [0, 1], xK 

potongan- suatu himpunan kabur K ,
~ sifat tersarang maka K  K dan
~
yang dilambangkan dengan pot( K ) = K  =  K  , dengan  = sup  . Karena 
K  , adalah himpunan crisp (tegas) yang   xK 

memuat semua elemen semesta dengan


~ = sup  , maka x   K  = K  , sehingga x
derajat keanggotaan dalam K lebih besar xK   

atau sama dengan , yang didefinisikan  K . Jadi L  K  untuk setiap   [0,


 

sebagai K  = {xX   K~ (x)  }. Salah 1]. Ambil sembarang   [0, 1]. Ambil
sembarang x  K  akan ditunjukkan
satu sifat potongan- suatu himpunan
~ bahwa x L . Karena x K  dan sifat
kabur K adalah jika 1  2 maka K  2 
tersarang, maka   sup  . Menurut
K 1 ,yang disebut dengan sifat tersarang xK 
~ definisi  L~ diperoleh    L~ (x), sehingga
(nested). Suatu himpunan kabur K
dikatakan konveks jika K  konveks   terbukti x L . Jadi K   L , untuk
[0, 1]. setiap   [0, 1]. Dengan demikan terbukti
bahwa K  = L . Andaikan terdapat
Teorema 1 (Teorema Dekomposisi) Jika ~
himpunan kabur M dalam semesta X
K  adalah potongan- himpunan kabur sedemikian hingga M  = K  ,   [0, 1].
~ ~
K dalam semesta X dan K  adalah Karena K  = L ,   [0, 1], maka
himpunan kabur dalam X dengan fungsi
156
M. Andy Rhudito, dkk., Aljabar Max-Plus Bilangan Kabur

berakibat M  = L ,   [0, 1], sehingga Suatu bilangan kabur titik a~ adalah


~ ~ bilangan kabur dengan fungsi keanggotaan
 L~ =  M~ , yang berarti M = L . Jadi
 1, jika x  a
terbukti terdapat dengan tunggal himpunan  a~ (x) =  .
~
kabur L dalam semesta X sedemikian  0, lainnya
hingga L = K  ,   [0, 1]. ■ Salah satu tipe bilangan kabur yang
sederhana adalah bilangan kabur segitiga.
Berikut ditinjau mengenai Prinsip Bilangan kabur segitiga a~ , yang
Perluasan dalam himpunan kabur. Misalkan dilambangkan dengan BKS(a1, a, a2),
f adalah fungsi dari X1  ...  Xn ke Y, dan adalah suatu bilangan kabur dengan fungsi
~ ~ keanggotaan
K1 , ..., K n adalah himpunan-himpunan
 x  a1
kabur berturut-turut dalam semesta X1, ...,  a  a , a1  x  a
Xn. Fungsi f dapat diperluas menjadi fungsi  1
~  a2  x
bernilai kabur f : F(X1  ...  Xn)  F(Y) ,  a~ (x) =  , a  x  a2
di mana F(X1  ...  Xn ) dan F(Y) berturut-  a2  a
 0, lainnya
turut adalah himpunan kuasa kabur dari 
semesta X1  ...  Xn dan Y, dengan aturan
sebagai berikut. Untuk setiap himpunan di mana a1  a atau a  a2 .
~ ~ Nampak bahwa potongan- a~ di atas
kabur K1  ...  K n  F(X1  ...  Xn),
~ ~ ~
adalah
f ( K1  ...  K n ) adalah himpunan kabur a = [(a  a1) + a1 , (a2  a) + a2] dan
dalam F(Y) dengan fungsi keanggotaan pend( a~ ) = (a1 , a2).
 ~f ( K~  ...K~ ) (y) = ~
1 n
Dua bilangan kabur a~ dan b dikatakan
 sup min{ K~ ( x1 ), ...,  K~ ( xn )} sama jika  a~ =  b~ . Karena  a~ =  b~ maka
 y  f ( x ,...,x ) berlaku a = b ,   [0, 1]. Sebaliknya
1 n
1 n

 jika ( x1 , ..., xn )  X 1  ... X n ,


 menurut Teorema Dekomposisi jika a =
y  f ( x1 ,..., xn ) b ,   [0, 1], maka  a~ =  b~ . Dengan
 .
 0 ~
 jika( x , ..., x )  X  ... X , demikan dapat dikatakan bahwa a~ = b
 1 n 1 n
jika dan hanya jika a = b ,   [0, 1].
 y  f ( x1 ,..., xn ) Operasi-operasi aritmatika bilangan kabur
Bilangan kabur a~ didefinisikan sebagai dapat didefinisikan dengan menggunakan
himpunan kabur dalam semesta R yang prinsip perluasan atau dengan
memenuhi sifat berikut: menggunakan potongan-. Dengan
i) normal, yaitu a1   menggunakan prinsip perluasan
ii)   (0, 1], a adalah interval tertutup didefinisikan operasi-operasi bilangan
~
dalam R, yaitu  a , a  R dengan kabur berikut. Misalkan a~ dan b adalah
bilangan-bilangan kabur.
a  a sedemikian sehingga a = ~
i) Maksimum a~ dan b , yaitu
[ a , a ] = {x  R  a  x  a }. ~ ~
a~  b adalah himpunan kabur dengan
iii) pend( a~ ) terbatas. fungsi keanggotaan: a~ ~ b~ (z) =
Untuk  = 0, didefinisikan bahwa a0 =
sup min{  a~ (x), b~ ( y)}.
[inf(pend( a~ )), sup(pend( a~ ))]. Karena z  x y
setiap interval tertutup dalam R adalah ~ ~ ~
ii) Penjumlahan a~ dan b , yaitu a~  b
konveks maka a konveks   [0, 1], adalah himpunan kabur dengan fungsi
sehingga a~ konveks.
157
Berkala MIPA, 18(2), Mei 2008

keanggotaan: a~~ b~ ) (z) = dalam Litvinov, G.L., Sobolevskii, A.N.


(2001)
sup min{  a~ (x), b~ ( y)}.
z  x y

Sedangkan dengan menggunakan Definisi 1 Misalkan S adalah himpunan


potongan- didefinisikan operasi-operasi terurut parsial dengan relasi  . Suatu
~ interval (tertutup) dalam S adalah
bilangan kabur berikut. Misalkan a~ dan b
himpunan bagian S yang berbentuk x =
adalah bilangan-bilangan kabur. dengan a
[ x , x ] = {xS  x  x  x } dengan x dan
= [ a , a ]dan b = [ b , b ], di mana
x  S berturut-turut disebut batas bawah
a dan a berturut-turut adalah batas dan batas atas interval [ x , x ].
bawah dan batas atas interval a ,
sedangkan untuk b dan b analog, Misalkan x dan y adalah interval dalam
~ S. Perhatikan bahwa interval x  y jika dan
i') Maksimum a~ dan b , yaitu
~ ~ hanya jika y  x  x  y . Secara khusus
a~  b adalah himpunan kabur dengan
x = y jika dan hanya jika x = y dan x = y .
potongan--nya adalah interval [ a 
Sebuah interval dengan x dengan x = x
b , a  b ], untuk setiap   [0, 1].
~ merepresentasi suatu elemen dalam S.
ii') Penjumlahan a~ dan b , yaitu
~ ~
a~  b adalah himpunan kabur Contoh 1 Telah diketahui bahwa Rmax
dengan potongan--nya adalah merupakan himpunan terurut parsial
dengan relasi m . Interval dalam Rmax
interval [ a  b , a  b ], untuk
berbentuk x = [ x , x ] = { x  Rmax  x m
setiap   [0, 1].
x m x }. Bilangan x  Rmax dapat
3. CARA PENELITIAN dinyatakan dengan menggunakan interval x
= [x, x]. Interval dalam Rmax misalnya [2,
Penelitian ini merupakan penelitian 3], [4, 1], [0, 0] = 0, [, ] =  dan
yang didasarkan pada studi literatur yang sebagainya.
meliputi kajian-kajian secara teoritis.
Terlebih dahulu akan dikaji aljabar max- Diberikan (S, +, ) adalah suatu
plus interval, yang merupakan perluasan semiring idempoten dan tidak memuat
aljabar max-plus, di mana elemen- pembagi nol, dengan elemen netral 0.
elemenya berupa interval-interval. Hasil Didefinisikan I(S) = { x = [ x , x ]  x , x 
pembahasan ini akan digunakan sebagai S , 0  x  x } {[0, 0]}.
dasar pembahasan aljabar max-plus Pada I(S) didefinisikan operasi  dan 
bilangan kabur melalui potongan--nya
dengan x  y = [ x + y , x + y ] dan x  y =
yang berupa interval. Selanjutnya dengan
memperhatikan struktur aljabar max-plus [ x  y , x  y ] , x, y  I(S). Dapat
interval, akan dikonstruksikan dan ditunjukkan bahwa operasi yang
diselidiki aljabar max-plus bilangan kabur. didefinisikan di atas terdefinisi dengan baik
(well defined), yaitu memenuhi syarat
4. HASIL DAN PEMBAHASAN tertutup dan bernilai tunggal.

Pembahasan aljabar max-plus ini Teorema 3 Diberikan (S, +, ) adalah


didasarkan pada analisis idempoten interval suatu semiring idempoten dan tidak
memuat pembagi nol, dengan elemen netral
158
M. Andy Rhudito, dkk., Aljabar Max-Plus Bilangan Kabur

0. (I(S),  ,  ) merupakan semiring ii. [ x  y , x  y ] = x  y , di mana


idempoten dengan elemen netral 0I = [0, 0]
x  y = {t  Rmax  t = x  y , x 
dan elemen satuan 1I = [1, 1].
x , y  y} dan x  y = {t  Rmax
Bukti: Bahwa I(S) tertutup terhadap  t = x  y , x  x , y  y}.
operasi  dan  sudah dijelaskan pada
penjelasan setelah pendefinisian operasi Bukti:
interval di atas. Selanjutnya karena operasi- i) Ambil sembarang t  x  y dan
operasi  dan  pada (I(S),) didefinisikan misalkan x  x dan y  y sedemikian
komponen demi komponen dari S, maka hingga t = x  y. Karena x dan y adalah
sifat-sifat pada (I(S),  ,  ) mengikuti interval, maka x  x  x dan y  y
seluruh sifat-sifat pada (S, +,) yang  y . Karena operasi  konsisten
merupakan semiring idempoten, dengan
elemen netral 0 dan elemen satuan 1. terhadap urutan  , maka x  y  x 
Dengan demikian terbukti bahwa y  x  y , sehingga x  y  [ x  y ,
(I(S),  ,  ) merupakan semiring idempoten
komutatif dengan elemen netral 0I = [0, 0]
x  y ]. Jadi x  y  [ x  y , x  y ].
dan elemen satuan 1I = [1, 1]. ■ Ambil sembarang t  [ x  y , x  y ],
maka x  y  t  x  y . Andaikan t
Contoh 2 Telah diketahui (R, , )
merupakan semiring idempoten dan tidak  x  y , maka x  x dan y  y
memuat pembagi nol, dengan elemen netral berlaku t  x  y , karena urutan ”  ”
. Didefinisikan I(R) = {x = dalam Rmax merupakan urutan total,
[ x , x ] x , x R,  m x  m x }{[, ]}. berarti bahwa t  x  y atau t  x  y
Pada I(R) didefinisikan operasi  dan . Karena x  x dan y  y maka t 
 yaitu x  y atau t  x  y , sehingga terjadi
x  y = [ x  y , x  y ] dan x  y =
kontradiksi. Jadi t  x  y, yang
[xy, x  y ] , x, y  I(R). Misalnya berarti [ x  y , x  y ]  x  y .
[1, 1]  [1, 3] = [1, 3] dan [1, 1]  Dengan demikan terbukti [ x  y ,
[1, 3] = [0, 4]. xy] = x  y .
Menurut Teorema 3 di atas (I(R),  ,  ) ii) Analog dengan pembuktian i) di atas. ■
merupakan semiring idempoten dengan
elemen netral  = [, ] dan elemen satuan 0 Berikut diberikan teorema yang
= [0, 0]. Lebih lanjut karena (R , , ) menunjuk-kan bahwa operasi maximum
merupakan semiring idempoten komutatif, bilangan kabur dengan menggunakan
maka (I(R),  ,  ) merupakan semiring prinsip perluasan dan dengan menggunakan
idempoten komutatif. Selanjutnya potongan- adalah ekivalen.
(I(R),  ,  ) disebut dengan aljabar max-
plus interval yang cukup dituliskan dengan Teorema 5 Diberikan dua buah bilangan
~
I(R)max. kabur a~ dan b dengan potongan--nya
Teorema 4  x , y  I(R)max berlaku
bahwa berturut-turut adalah a = [ a , a ] dan
~
i. [ x  y , x  y ] = x  y dan b = [ b , b ]. Maximum a~ dan b , yaitu
~ ~
a~  b adalah himpunan kabur dengan

159
Berkala MIPA, 18(2), Mei 2008

~
fungsi keanggotaan  a~~ b~ (z) = sup min{  a (x),  b (y)}. Misalkan a~ 
 
z  x y
sup min{  a~ (x), b~ (y)} jika dan hanya ~
z  x y b = c~ , maka (a  b) = c.
Selanjutnya menurut Teorema Dekomposisi
jika (a  b) = [ a  b , a  b ].
diperoleh  c~ (z) =  c~ (z) = max  c~ (z)  
 x[ 0 ,1]
 [ 0 ,1 ]

Bukti: () Ambil sembarang bilangan


dengan c~  , adalah himpunan kabur dalam
real z  (a  b) , maka ( a~ ~ b~ ) (z)  R dengan fungsi keanggotaan  ~c (z) = 


. Andaikan z  [ a  b , a  b ],
   
  ( ab ) (z). Karena (a  b)
 = a  b,

maka untuk setiap x dan y dengan x  y = z maka


 
berlaku x  [ a , a ] atau y  [ b , b ].  
 c~ (z) =  sup min{  a~ (x),  b~ (y)}(z) =

z  x y
Hal ini berarti  a~ (x)   atau b~ (y)  
sup min{  a~ (x),   b~ (y)}(z) = sup min
yang berakibat  a~ ~ b~ (z) = sup min{  a~ (x), z  x y z  x y

z  x y
{  a~ (x), b~ (y)}. Sehingga  c~ (z) = max
 

b~ ( y)}  , sehingga terjadi kontradiksi. x[ 0 ,1]

sup min {  a~ (x),


 b~ (y)}
 =
Jadi z  [ a  b , a  b ], yang berarti z  x y

sup min{ max  a~  (x), max b~  (y)} =


(a  b)  [ a  b , a  b ]. z  x y x[ 0 ,1] x[ 0 ,1 ]

Ambil sembarang bilangan real z  [ a  sup min{  (x),  ~ (y)}. Jadi


z  x y  a~
[ 0 ,1 ]

b 
 [ 0 ,1]
b , a  b ]. Karena menurut Teorema
diperoleh bahwa  a~~ b~ (z) =
4, [ a  b , a  b ] = a  b = {z 
sup min{  a~ (x), b~ ( y)}. ■
Rmax  z = x  y , x  a , y  b } maka z  x y

terdapat x  [ a , a ] dan y  [ b , b ]
sedemikian sehingga x + y = z. Hal ini Teorema di atas juga berlaku untuk
operasi penjumlahan, dengan bukti yang
berarti bahwa  a~ (x)   dan b~ ( y)   .
analog. Dalam pembahasan selanjutnya,
Jadi  a~ ~ b~ (z) = sup min{  a~ (x), b~ ( y)} operasi maximum dan penjumlahan
z  x y
bilangan kabur akan didefinisikan melalui
 , yaitu bahwa z  (a  b) , yang berarti potongan--nya.
[ a  b , a  b ]  (a  b) . Dengan
demikian terbukti bahwa (a  b) = [ a  Teorema 6 Untuk bilangan kabur a~ dan
~ ~ ~
b berlaku pend( a~  b ) = pend( a~ ) 
b , a  b ]. ~ ~
pend( b ) di mana pend( a~ )  pend( b ) =
() Andaikan (a  b) = [ a  b , a  ~
{x  y  x  pend( a~ ) dan y  pend( b )}.
b ]. Menurut Teorema 1, [ a  b , a  Bukti: Ambil sembarang bilangan real z 
~ ~
b ] = a  b = {zRmax  z = x  y , x  pend( a~  b ) , maka a~ ~ b~ (z)  0.
a , y  b }. Perhatikan bahwa a dan b ~
Andaikan z  pend( a~ )  pend( b ), maka
dapat dipandang sebagai himpunan kabur untuk setiap x dan y dengan x  y = z
dengan fungsi keanggotaannya berturut- ~
turut adalah fungsi karakteristik berlaku x  pend( a~ ) atau y  pend( b ).
 a dan  b . Kemudian menurut prinsip Hal ini berarti  a~ (x)  0 atau b~ ( y)  0
 

perluasan diperoleh a (z) = yang berakibat a~~ b~ ) (z) =



b

160
M. Andy Rhudito, dkk., Aljabar Max-Plus Bilangan Kabur

sup min{  a~ (x), b~ ( y)}  0, sehingga maka terdapat dengan tunggal bilangan
z  x y kabur a~ sedemikian hingga [a1(), a2()]
terjadi kontradiksi. Jadi z  pend( a~ )  = a ,   [0, 1].
~ ~ ~
pend( b ), yang berarti pend( a~  b ) 
~ Bukti: Dari sifat ii) di atas, menurut
pend( a~ )  pend( b ).
Teorema 2 jelas bahwa terdapat dengan
Ambil sembarang bilangan real z 
~ tunggal himpunan kabur a~ sedemikian
pend( a~ ) end( b ), maka terdapat x 
~ hingga [a1(), a2()] = a ,   [0, 1].
pend( a~ ) dan y  pend( b ) sedemikian Selanjutnya dari sifat i) dan iii) di atas,
sehingga x + y = z. Hal ini berarti bahwa menurut definisi bilangan kabur, jelas
 a~ (x)  0 dan b~ ( y)  0 . Akibatnya bahwa a~ merupakan bilangan kabur. ■
 a~~ b~ ) (z) = sup min{  a~ (x), b~ (y)}  0,
z  x y Untuk memperoleh fungsi keanggotaan
~
yaitu bahwa z  pend( a~ )  pend( b ). Jadi hasil operasi pada bilangan kabur seperti di
~ ~ ~ atas, dapat dengan menggunakan Teorema
pend( a~ )  pend( b )  pend( a~  b ).
Dengan demikian terbukti bahwa Dekomposisi. Potongan-potongan- yang
~ ~ ~ ~ didefinisikan pada operasi di atas
pend( a  b ) = pend( a )  pend( b ). ■
~
memenuhi syarat sebagai keluarga
potongan- dari suatu bilangan kabur,
Teorema di atas juga berlaku untuk yaitu
operasi maksimum, dengan bukti yang
i) Potongan-potongan- hasil operasi di
analog. Selanjutnya diperoleh bahwa (a  atas berupa interval dalam I(R)max. Hal
~ ~
b)0 = [inf(pend ( a~  b )), sup(pend ini dipenuhi, karena a  m a dan
~ ~ ~
( a~  b ))] = [inf (pend( a~ )  pend( b )),
~ b  m b , maka menurut sifat
sup(pend( a~ )  pend( b ))] =
~ kekonsistenan urutan ”  m ” terhadap
[inf(pend( a~ ))  inf(pend( b ), operasi  dan  dapat disimpulkan
~
sup(pend( a~ ))sup(pend( b ))] = ( a  b )  m ( a  b ) dan ( a 
[inf(pend( a~ )),
~ b )  m ( a  b ).
sup(pend( a~ ))]  [inf(pend( b )),sup(pend( ~
~ ii) Karena a~ dan b adalah bilangan
b ))]= a0  b0 . Dengan cara yang analog
dapat juga diperoleh bahwa (a  b)0 = a0 kabur, maka [ a1 , a1 ]   dan [ b1 , b1 ]
 b0 .   sehingga [ a1  b1 , a1  b1 ]  .
Suatu keluarga interval [a1(), a2()] iii) Potongan-potongan- hasil operasi di
dikatakan tersarang (nested) jika untuk   atas berupa keluarga interval tersarang
 maka berlaku [a1(), a2()]  [a1(), dalam I(R)max. Hal ini dapat
a2()] , ,   [0, 1]. Berikut diberikan ditunjukkan sebagai berikut. Karena a~
suatu hasil yang memberikan syarat bahwa ~
dan b merupakan bilangan kabur,
suatu keluarga interval merupakan maka berlaku: jika    maka a  a
potongan- suatu bilangan kabur. dan b  b, yaitu
   
Akibat 7 Jika keluarga interval {[a1(), a  m a  m a  m a dan
a2()]}   [0, 1] memenuhi sifat b  m b   m b   m b  . Karena
i) [a1(1), a2(1)]  , dalam Rmax operasi  dan  konsisten
ii) [a1(), a2()] tersarang dan terhadap urutan ” m ” ,
iii) [a1(0), a2(0)] terbatas,
161
Berkala MIPA, 18(2), Mei 2008

maka a  b  m a   b   m a   b  kemungkinan yang lain dari relasi antara


a , b , a , b diberikan dalam Contoh 4
m a  b dan a   b m
berikut.
a   b   m a   b   m a   b ,
,   [0, 1]. Contoh 4 Misalkan a~ = BKS(2,3, 4) dan
~ ~
iv) Karena a~ dan b adalah bilangan b = BKS(1,4,5), maka a = [(32) + 2 ,
kabur, maka maka [ a0 , a0 ] dan (43) + 4] = [+2 , +4] dan b =
[(41) + 1, (54) + 5] = [3+ 1,  +
[ b0 , b0 ] masing-masing terbatas, 5]. Dengan menggunakan program
sehingga [ a 0  b 0 , a 0  b 0 ] juga MATLAB berikut diberikan grafik fungsi
~
terbatas. keanggotaan dari a~ , b (Gambar 1 bagian
Selanjutnya dengan menggunakan Teorema atas) dan batas-batas potongan- dari
~ ~ ~ ~ ~ ~
Dekomposisi diperoleh bahwa a~  b = a~  b dan a~  b untuk  = 0, 0.1, 0.2,
c~ =  c~  , di mana c~  adalah himpunan ..., 1 (Gambar 1 bagian bawah).
[0,1]

kabur dalam R dengan fungsi keanggotaan


 ~c (x) =   ( ab ) (x) , di mana
 

 ( ab ) adalah
 fungsi karakteristik

himpunan (a  b) . Demikian juga untuk
~
operasi  dapat dilakukan dengan cara
yang analog.

Contoh 3 Diberikan dua buah bilangan


kabur segitiga a~ = BKS(a1, a, a2) dan
~
b =BKS(b1, b, b2), maka a = [ a , a  ] =

[(aa1) + a1, (a2a) +a2] dan b =



[ b , b  ] = [(bb1) + b1, (b2b) + b2].
~ ~
Kemudian potongan- dari a~  b dan
~ ~
a~  b berturut-turut adalah [((aa1) + Gambar 1. Grafik Fungsi Keanggotaan
a1)  ((bb1) + b1), ((a2a) +a2)  Hasil Operasi BKS(2, 3, 4) dan BKS(1, 4,
((b2b) + b2)] dan [((aa1) + a1 )  5).
((bb1) + b1), ((a2a) + a2) 
((b2b) + b2)]. Perhatikan bahwa untuk ~
~ ~ Keterangan Gambar 1 : : a~ , . :b,
potongan- dari a~  b berlaku [((aa1)
+ a1 )  ((bb1) + b1), ((a2a) + a2)  ~ ~
+ : a~  b , * :
((b2b) + b2)] = [(a+b)  (a1+b1) + ~ ~
(a1+b1), ((a2+b2)  (a+b) + (a2+b2)], a~  b .
~ ~
sehingga a~  b = BKS((a1+b1), (a+b), (a2 Dengan memperhatikan gambar di atas dan
+ b2)).
~ bahwa titik potong  a~ (x) = x2 dan  b~ (x)
Sedangkan untuk (a  b)) , jika
~ =
a m b dan a m b , maka (a  b)) x 1
~ ~ ~ adalah (2.5, 0.5), maka diperoleh
= b, yaitu a~  b = b . Salah satu 3
162
M. Andy Rhudito, dkk., Aljabar Max-Plus Bilangan Kabur

 0 , x2 Jadi [ a1  b1 , a1  b1 ] = (a  b)1  


 x  2 , 2  x  2 ,5 ~ ~
 . Jadi a~  b normal.
 x 1 ~
 a~ ~ b~ (x) =  , 2 ,5  x  4 . ii) Karena a~ dan b merupakan bilangan
 3 kabur, maka  (0, 1], a , b
5  x , 4  x  5 merupakan interval tertutup dalam R.
 0 , x5 Menurut sifat ketertutupan operasi pada
~ ~
Sementara itu a~  b = BKS(3, 7, 9). interval, [ a  b , a   b ]
merupakan interval tertutup dalam R ,
Dari Contoh 4 di atas nampak bahwa   (0, 1].
hasil operasi maximum dua buah bilangan ~
kabur segitiga tidak selalu merupakan iii) Karena a~ dan b merupakan bilangan
~
bilangan kabur segitiga. kabur, maka pend( a~ ) dan pend( b )
terbatas, sehingga berlaku pend( a~ ) 
Diberikan F(R) ~ := F(R)  { ~ } a0 = [inf(pend( a~ )), sup(pend( a~ ))] dan
~ ~
dengan F(R) adalah himpunan semua pend( b )  b0 = [inf(pend( b )),
bilangan kabur dan ~ := {}, dengan   ~
sup(pend( b ))]. Dengan demikian
= [,] ,    [0, 1]. Pada (F(R)) ~ menurut penjelasan pada bagian 2.2 di
~ ~
~
didefinisikan operasi maksimum  dan atas, pend( a~  b ) = pend( a~ ) 
~
~
penjumlahan  , seperti pada bagian 2.2. pend( b )  a0  b0 = (a  b)0 =
~
di atas. [inf(pend( a~ )) inf(pend( b ),
~
~ sup(pend( a~ )) sup(pend( b ))]. Jadi
Teorema 8 Struktur aljabar (F(R) ~ ,  , ~ ~
terbukti bahwa pend( a~  b ) terbatas.
~
 ) adalah semiring idempoten komutatif.
Berdasarkan i) , ii) dan iii) di atas dapat
~
Bukti: Operasi yang didefinisikan di atas disimpulkan bahwa operasi  yang
terdefinisi dengan baik, yaitu memenuhi didefinisikan di atas tertutup dalam F(R) .
syarat tertutup dan bernilai tunggal. Akan Ketunggalan hasil operasi di atas dapat
~
ditunjukkan untuk operasi  , sedangkan dijelaskan sebagai berikut. Akan
~ ~
untuk operasi  dapat dilakukan dengan ditunjukkan ketunggalan untuk operasi  ,
~
cara yang analog. Untuk syarat sedangkan untuk operasi  analog. Ambil
ketertutupan dijelaskan sebagai berikut. ~
sembarang bilangan kabur a~ , b , c~ dan
Ambil sembarang bilangan kabur a~ dan ~
~ d  F(R) sedemikian hingga a~ = c~ dan
b  F(R) ~ . ~ ~ ~ ~
~ b = d . Karena a~ = c~ dan b = d , maka
i) Karena a~ dan b merupakan bilangan a = c dan b = d ,   [0, 1] yang
~
kabur, maka a~ dan b normal, yaitu berarti [ a , a ] = [ c , c ] dan [ b , b ] =
bahwa a   dan b   . Hal ini
1 1

berarti  xa, xb  R sedemikian hingga [ d  , d  ] atau a = c , a = c , b =


berlaku a1  xa  a1 dan b1  xb  b1 . d  , b = d  . Hal ini berakibat bahwa
Karena sifat kekonsistenan urutan a   b = c  d  dan a  b =
”  m ” terhadap operasi  maka berlaku      
c d yaitu bahwa [ a  b , a  b ]
( a1  b1 )  m (xa  xb)  m ( a1  b1 ).
= [ c  d  , c  d  ] ,   [0, 1]. Jadi

163
Berkala MIPA, 18(2), Mei 2008

~ ~ ~ ~
a~  b = c~  d , yang berarti hasil operasi DAFTAR PUSTAKA
tersebut tunggal.
Selanjutnya karena potongan- suatu Bacelli, F., et al. 2001. Synchronization
bilangan kabur berupa interval dalam I(R), and Linearity. John Wiley & Sons.
New York.
dan menurut Contoh 2, (I(R),  ,  )
Lee, K.H. 2005. First Course on Fuzzy
merupakan semiring idempoten komutatif, Theory and Applications. Spinger-
~ ~
maka (F(R) ~ ,  ,  ) merupakan semiring Verlag. Berlin.
idempoten komutatif, dengan elemen netral Litvinov, G.L., Sobolevskii, A.N. 2001.
~ = {} dan elemen satuan e~ = {0}, Idempotent Interval Anaysis and
dengan e = [0, 0] ,    [0, 1]). ■ Optimization Problems. Reliab.
Comput., 7, 353 – 377 (2001); arXiv:
Semiring idempoten komutatif F(R)max math.SC/ 010180.
~ ~ Rudhito, Andy. 2003. Sistem Linear Max-
:= (F(R) ,  ,  ) di atas disebut aljabar Plus Waktu-Invariant. Tesis:
max-plus bilangan kabur, atau secara Program Pascasarjana Universitas
singkat cukup dituliskan dengan F(R)max . Gadjah Mada. Yogyakarta.
Schutter, B. De., 1996, Max-Algebraic
System Theory for Discrete Event
5. KESIMPULAN DAN SARAN Systems, PhD thesis Departement of
Electrical Enginering Katholieke
Dari pembahasan di atas dapat Universiteit Leuven, Leuven.
disimpulkan bahwa operasi maximum dan Susilo, F. 2006. Himpunan dan Logika
penjumlahan yang didefinisikan melalui Kabur serta Aplikasinya. Edisi
potongan- tertutup dalam himpunan kedua. Graha Ilmu. Yogyakarta.
semua bilangan kabur tersebut. Selanjutnya Zimmermann, H.J., 1991. Fuzzy Set Theory
himpunan semua bilangan kabur yang and Its Applications. Kluwer
dilengkapi dengan operasi maximum dan Academic Publishers. Boston.
penjumlahan tersebut merupakan semiring
idempoten komutatif.
Untuk penelitian selanjutnya dapat
dilakukan pembahasan perluasan operasi-
operasi di atas ke dalam operasi maximum
dan penjumlahan untuk matriks atas
bilangan kabur beserta struktur-struktur
aljabar yang menyertainya.

164

Anda mungkin juga menyukai