Solihin Skripsi
Solihin Skripsi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pondok pesantren yang telah hadir jauh sebelum berdirinya sekolah-sekolah umum,
lembaga ini telah banyak memberikan kontribusi besar bagi dunia pendidikan
terutama pendidikan agama Islam dan pembentukan sumber daya manusia yang
hanya sebagai lembaga pendidikan saja, namun pondok pesantren juga sebagai
Sebagai lembaga sosial pondok pesantren juga ikut serta dalam menangani
berbagai harapan dan predikat yang dilekatkan padanya, sesungguhnya berujung pada
tiga fungsi utama yang senantiasa diemban, yaitu: pertama, sebagai pusat
1
Iwan Kuswandi & Ihwan Amali “Sang Konseptor Pesantren”( yogyakara: lembaga ladang kata, 2015), hlm.99
2
Muhammad Nadzir, “Membangun pemberdayaan ekonomi pesantren” volume 6, edisi 1, 2015.hlm.37
1
Pondok pesantren merupakan komonitas tersendiri, dimana ada kiyai, ustadz,
dan santri dan pegurus pesantren yang hidup bersama dalam lingkungan yang
sebanyak 3.642.738 0rang santri, terdiri dari 1.880.748 orang santri laki-laki (50,19%)
dan 1.872.450 orang santri perempuan (49,81%). Ada populasi pondok pesantren
terbesar berada di provinsi jawa barat sebanyak 7.624 pondok (28%) jawa timur
sebanyak 6.003 pondok pesantren (22,05%) jawa tengah sebanyak 4.276 (15,70%)
banten sebanyak 3.500 pondok (12,85%) dan sisanya sebesar 21,4% atau setara
dalam bidang ekonomi. Peran ini memang tidak mudah bagi pondok pesantren yang
selama ini lebih berkonsentrasi pada bidang keagamaan dari pada bidang sosial
sangat besar yang harus dilakukan oleh pondok pesantren untuk mengubah pola pikir
barang tersebut kemungkinan bisa jadi diakibatkan karena keteledoran dari para santri
itu sendiri.
3
Riana, “sistem pendidikan pondok pesantren dalam membetuk kepribadian santri di pondok tarbiatul islamal
falah salatiga. Salatiga. 2015
4
Departemen Kementrian Agama. 2019
5
Nadzir, Membangun pemberdayaan ekonomi di pesantren…, 38
2
Manajemen pondok pesantren yang kurang bagus juga merupakan
adalah suatu ilmu atau seni yang dimiliki oleh seorang pemimpin (Leader) dalam
rangka untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Disebuah lembaga
mengembangkan dan memimpin suatu tim kerja sama dalam suatu kelompok untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.6
sistem yang bisa memaksimalkan kinerja dan pelayanan pondok pesantren atau
organisasi. Sistem ini bisa berjalan dengan adanya orang yang menjalankan, salah
satunya adanya karyawan yang profesional yang bekerja sama dengan civitas
Bank Indonesia hadir untuk pondok pesantren hususnya yang ada di Jawa
memaksimalkan sistem kinerja yang ada di pondok pesantren, dengan tujuan agar
pesantren. Bank Indonesai sangat percaya bahwa setiap pesantren mempunyai nilai
modal bisnis yang sesuai dengan kebutuhan pondok pesantren. Hadirnya sistem
6
A, Halim dkk, Manajemen pesantren, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005.hlm.67
3
harapkan mampu mempertegas peran sentral pondok pesantren sebagai layaknya
mercusuar yang memberikan tuntunan bagi masyarakat sekitarnya. Kerja sama yang
pesantren memiliki jaringan yang kuat dan juga memiliki pengaruh besar hingga
kalangan alumni-alumni santrinya dan masyarakat sekitar. Selain itu, pesantren juga
memiliki unit usaha yang memiliki legalitas, yang telah berpengalaman melayani
transaksi keuangan bagi masyarakat luar. Dukungan semua pihak juga diperlukan
Pondok pesantren Nurul Amanah salah satu pondok pesantren di Desa Basah
Nurul Amanah KH Jazuli Nur, Lc. Menyambut baik dengan adanya sistem
7
Depertemen Komunikasi BI: 2015
4
“sistem ini baik ya, terutama bagi para santri. Bisa mencegah
peredaran uang palsu, pencurian uang, pemborosan bagi santri. Kami optimis
Ujarnya.
harapkan mampu mendorong aktifitas ekonomi yang lebih baik dari sebelum-
tidak bisa terpisahkan dalam kegiatan sehari-hari santri di pondok pesantren Nurul
Amanah. Interaksi yang terjadi di pondok pesantren Nurul Amanah dengan berbagai
elemen masyarakat yang merupakan peluang pembukaan akses bagi masyarakat luar
pembayaran. Kiriman uang sekolah untuk santri dapat diterima lebih cepat melalui
sistem tersebut. Sistem ini juga mendorong pertumbuhan ekonomi di pesantren karena
pesantren sebagai instansi yang memiliki jaringan yang kuat dan di percaya oleh
5
B. Rumusan Masalah
Amanah
1. Tujuan Penelitian
Nurul Amanah
2. Manfaat Penelitian
6
yang ditawarkan untuk menjawab problematika yang terjadi pada unit
usaha pesantren.
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka pada penelitian ini pada dasarnya mendapatkan gambaran topik
permasalahan yang akan diteliti dengan penelitian sejenis yang mungkin dilakukan
oleh penelitian yang lain sebelumnya, kajian mengenai manajemen bisnis berbasis
akan tetapi sudah ada peneliti yang sebelumnya menulis skripsi mengenai praktek jual
beli anataranya:
1. Widyastuti, K., Handayani, P. W., & Wilarso, I. (2017) dalam jurnal “Tantangan
dari tahun 2012 hingga tahun 2014. Pengukuran dari hasil wawancara survei,
kepuasan dan penerimaan terhadap uang elektronik sudah berjalan dengan baik.
dibandingkan produk uang elektronik lainnya masih cukup baik. Dalam jurnal ini,
7
channel transaksi, biaya transaksi, kompetitor produk sejenis, serta pengaruh
penelitian ini mencoba memberi masukan dan pertimbangan teknis pada anggota
E. Sistematika Pembahassan
Urutan serta sistematika pembahasan yang telah ditentukan oleh peneliti dalam
BAB I Pendahuluan
investasi.
8
Berisi tentang Metodelogi Penelitian yang meliputi tempat penelitian,
BAB V Penutup
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pondok Pesantren
pondok pesantren8.
Pondok Pesantren di angkat dari kata santri yang berarti murid. Sedangkan
Pondok Pesantren berasal dari kata fanduk (dalam mbahasa arab) yang berarti rumah
penginapan atau hotel. Akan tetapi pondok di indonesia ialah perumahan sederhana
yang di petak-petak dalam bentuk kamar yang merupakan asrama bagi santri. 9
Pesantren dan juga dapat di pahami sebagai lebaga pendidikan dan pengajaran agama,
agama islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang di tulis dalam bahasa
arab yang di tulis dalam abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal dalam
Terdapat lima elemen dasar yang menjadi unsur pesantren, yaitu : pondok,
masjid, santri, pengajaran kitab–kitab klasik, dan kiyai.11 Adapun fungsi dari
8
Sulthon Masyhud dan Khusnurridlo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2002), Hal. 17.
9
Kuswandi & Amalih, “Sang konsektor pesantren”, (Yokyakarta, Lembaga ladang kata 2015), hlm,109
10
Azizah. S.N, “Manajemen Unit Usaha Berbasis Ekotroteksi (Stady Kasusn Di Pondok Prsantren Al-Ihya
Ulumuddin Kesugihan Cilacap)”, (Volume.02, No.01.2016).
11
Rasyid, “Manajemen Bisnis Makanan Bakso Kolbu Berbasis Syariah Islam Dalam Perspektif Dakwah Di
Pasar Segar Kota Makasar”, (UIN Alauddin Makasar,2016).
10
pesantren tidak hanya pusat pengkaderan pikiran-pikiran agama (center of exellence)
sembagai lembaga yang mencetak sumber daya manusia (human resaoce), tetapi juga
di harapkan juga menjadi lembaga yang dapat pemberdayaan pada masyarakat (agen
Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga yang masih lemah dalam
bidang ekonominya. Oleh karena itu Pesantren memerlukan konsep menejemen yang
umat. Sebagai dampak dari implentasi menejemen unit Pondok Pesantren yang
berhasil, maka akan terbentuk karakteristik secara umum, seperti pelaksaan kegiatan
Pondok modern di era yang modern ini harus memusatkan pada tiga variabel
tantangan yang berat akibat dari perubahan global tersebut pondok modern dituntut
memiliki tiga kemampuan: (1) kemampuan untuk survive (bertahan hidup) di tengah-
tengah perubahan dan persaingan yang terus bergulir; (2) kemampuan untuk
untuk berkembang dan beradaptasi dengan tuntutan zaman yang terus berubah.
Sementara itu, pondok modern cenderung dapat mengembangkan diri, dan bahkan
12
Nadzir, “Membangun pemberdayaan ekonomi di pesantren…,hlm.41
13
Suwito NS, “Model pengembangan ekonomi pondok pesantren”, (STAIN Porwokerto, Volume 6 No, 3 2008)
11
kembali menempatkan diri pada posisi yang penting dalam sistem pendidikan nasional
Indonesia secara keseluruhan. Lebih dari itu, pondok modern dipercaya mampu
pendidikan lain (formal) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu,
dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi
14
Abdul Munir Mulkan, Pesantren Perlu Berbenah, Santri, No. 01, Jakarta, 1997, hlm. 83
15
Hasan Basri, “Pesantren: Karakteristik Dan Unsure-Unsur Kelembagaan”, dalam Abuddin Nata (eds), Sejarah
Pertumbuhan Dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia, (Jakarta: Grasindo,
2001), hlm. 124
12
sepenuhnya berada pada seorang kyai, dan kyai sebagai satu-satunya sumber
pesantrennya
Kedua, pesantren transisional, pesantren ini ditandai dengan adanya porsi ada
ptasi pada nilai-nilai baru (sistem pendidikan modern). Dalam manajemen dan
dan kebijakan dipegang oleh kyai karismatik dan lain sebagainya. Dari segi
kelembagaan sudah mulai ada yang mengelola atau mengurus melalui kesepakatan
bersama dan kyai sudah membebaskan santri untuk memberikan pendapat. Pada
yang sangat rapi dan sistem pengajarannya dilaksanakan dengan porsi yang sama
antara pendidikan agama dan pendidikan umum, dan penguasaan bahasa Inggris dan
bahasa Arab. Sejak pertengahan tahun 1970-an pesantren telah berkembang dan
memiliki pendidikan formal yang merupakan bagian dari pesantren tersebut mulai
B. Menejemen
16
Imam Barnawi, Tradisionalisme Dalam Pendidikan Islam, (Surabaya: Al Ikhlas,1993), hlm. 108
17
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian Tentang Unsur dan Nilai Sisten Pendidikan
Pesantren, ( Jakarta: INIS, 1994) hlm. 146
13
1. Pengertian
dapat juga berarti bahwa manajemen sebagai ilmu kiat dan profesi. Sedangkan
pengertian manajemen dalam perspektif para pakar, antara lain sebagai berikut:
proses penggunaan sumber daya secara efektif dan efesien untuk mencapai
suatu ilmu atau seni yamg dimiliki oleh seorang pemimpin (Leader) dalam upaya
masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
18
Yahya. F.A,” Problem Manajemen Pesantren, Sekolah, Madrasah: Problem Moto Dan Kualitas Input-
Proses-Output”, (Ponorogo, 2015)
14
Manajemen secara umum, manajemen adalah kegiatan untuk mencapai
tujuan atau sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan menggunakan
orang-orang lain (getting things done thrugh the effert of other people). Dari
tujuan yang dicapai dan kerja sama dalam mencapai tujuan tersebut.
(controlling).
daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi yang telah di tentukan.
Dalam kegiatan mengatur ini kemudian timbul beberapa masalah. Siapa yang
mengatur, mengapa harus di atur, dan apa tujuan dari pengaturan tersebut. Dari
menejemen secara baik sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik.
Karena sifat pengaturan melekat pada manajemen, maka banyak orang yang
mengartikan manajemen sebagai tata cara atau tata laksana yaitu, mengatur suatu
2. Prinsip-prinsip Manajemen
Prinsip manajemen adalah dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok
yang tidak boleh diabaikan oleh setiap manajer atau pemimpin. Dalam prakter
15
baku, melainkan harus luwes, yaitu bisa diubah sesuai dengan kebutuhan. Prinsip-
a. Pembagian kerja yang berimbang; dalam membagi tugas dan jenisnya kepada
semua kerabat kerja seorang manajer hendak bersifat adil (bersifat sama baik
b. Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas setiap
atasan.
sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya)
ditetapkan.
satu jenis perintah dari seorang atasan langsung, bukan dari beberapa orang
dipimpim oleh seorang atasan langsung serta didasrkan pada rencana kerja
3. Fungsi Manajemen
dikalangan para ahli relatif bervariasi. Namun demikian, fungsi manajemen dapat
dipandang dalamk dua klasifikasi utama, yaitu fungsi organik dan fungsi
19
Septiana, “Pengantar Bisnis Dan Manajemen”, (Pemekasan Duta media publishing, 2016) hlm, 93-94
16
pelengkap. Fungsi organik adalah semua fungsi yang mutlak yang dijalankan oleh
sebagai berikut:
a) Perencanaan
dengan beberapa pekerjaan yang dilakukan, tugas, pokok, atau jasa yang
b) Pengorganisasian
daya (resources) meliputi manusia, perlatan, bahan, uang, dan waktu. Proses
hubungan, dan struktur. Fungsi berupa tugas-tugas yang dibagi dalam bentuk
20
Alma & Priansa, “Manajemen Bisnis Syariah menanamkan nilai dan praktek syariah dalam bisnis
kontemporer”, (Bandung, Alfabeta, 2014), hlm.116
21
Bateman & Snell, “Manajemen kepemimpinan dan kerja sama dalam dunia yang kopetitif”, (Jakarta,
Salembang 4, 2014), hlm, 15.
17
garis, staf, dan fungsional. Hubungan meliputi tanggung jawab dan
horizontal.22
c) Menggerakkan
tertentu.
d) Pengendalian
digunakan sedapat mungkin dengan cara yang paling efektif dan efisien guna
22
Wijaksono, “Manajemen keuangan syariah Depot ayam bakar pak “D” surabaya, (study kasus pada depot
ayam bakar pak “D” surabaya)”, (Universitas trunojo madura, 2017), hlm.47
23
Alma & Priansa. Manajemen Bisnis Syariah menanamkan nilai dan praktek syariah dalam bisnis
kontemporer.., hlm.123
18
memastikan hasil kegiatan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
pelaksanaan perencanaan.
menghadapi permasalahan-permasalahan.
mungkin.24
namu lebih jauh dari itu, kebutuhan terhadap manajemen ialah kebutuhan untuk
24
Ibid, 121-122.
19
2) Manajemen merupakan sistem kerja yang rasional dalam rangka pencapayan
organisasi.
C. Elektronifikasi
25
Ibid, 113-114.
20
Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, pola dan instrument
sebagai alat pembayaran ke dalam bentuk pembayaran non tunai yang lebih efisien
Non Tunai (GNNT) yaitu pembayaran menggunakan kartu (based-card) berupa kartu
ATM, debit, kredit dan e-money yang bertujuan mengajak masyarakat untuk terbiasa
menggunakan alat pembayaran non tunai. Pembayaran non tunai umumnya dilakukan
dengan cara mentransfer antar bank maupun transfer intra bank melalui jaringan
lingkungan pesantren yang semula dilakukan secara manual menjadi elektronik, dari
metode pembayaran tunai menjadi pembayaran non tunai, serta pelaku transaksi
transaksi non tunai di masyarakat khususnya di pesantren yang saat ini masih
inklusif karena dapat membuka akses pondok pesantren untuk terhubung dengan
layanan keuangan serta mendekatkan lembaga keuangan kepada santri. Agar para
e-money yang dapat digunakan untuk transaksi seperti belanja di kanti, laudry maupun
26
Kusumastuti, “Penerapan Sistem GPN (Gerbang Pembayaran Nasional) Dalam
Menunjang Transaksi Daring”, Jurnal, Universitas Merdeka Malang, 2019.
21
Elektronifikasi memberikan manfaat secara luas baik bagi masyarakat
pesantren sebagai lembaga yang ortodok, kuno dan jauh dari kata moderen. Mengikuti
perkembangan zaman yang memasuki era serba digital, enam pondokpesantren telah
Tuntutan transaksi yang semakin efesien, aman dan lancar menjadi latar
merasa admistrasi keungan berlangsung menjadi semakin tertib dan lebih efisien
abdurrohman yang merupakan cicit dari sunan gunung jati cirebon, ini yang
22
sidogiri adalah salah satu lembaga komersial yang dimiliki dan merupakan badan
usaha yang bergerak di bidang usaha ritel dan sualayan dengan nama toko
basmalah. Selain itu, kapotren sidogiri juga sukses memproduksi air minum
dalam kemasan dengan merek dagang “santri” yang sudah terdistribusi keseluruh
Berbasis close loop dengan nama “E-Maal” dengan teglen one step be better yang
2. Pesantre tebuireng
Pesantren tebuireng yang didirikan leh KH. Hasyim Asy’ari pondok ini
Brizzi dari BRI untuk kemudahan untuk bertrans saksi. Dengan pembayaran
untuk apa, dan dimana saja santri melakukan transaksi. Terutama orang tua para
santri yang juga bisa mengontrol ke uangan putra putrinya yang menempuh
Pondok Pesantren Al-Amin yang di dirikan oleh kiyai khotib (kekek para
pengasuh pondok pesantren yang sekarang ini ) Pondok Pesantren Al-Amin yang
23
menerapkan sistem elektronifikasi pembayaran di lingkungan pondok perlu di
lakukan seiring bertambahnya jumlah santri agar proses transaksi ke uangan agar
dua cara pertama, bekerja sama dengan lembaga ke uangan yaitu dengan BNI
yaitu dengan membuat sistem pembayaran melalui sidik jari (fingert print) adalah
program yang megharuskan santri menggunakan sidik jarinya seabagai midia alat
KH. Zaini mun’in (1950-1976) yang juga memimpin dan mengasuh langsung
pesantren ini. Pondok Pesantren Nurul Jadid juga menerapkan sistem pembayaran
bekerja sama dengan perbankan. Untuk pebelanjaan dengan pihak ketiga, pondok
didirikan pada tanggal 19 juli 1994, oleh Drs. KH. Jazuli nur, Lc dan nyai Hj. Siti
Makriah makki. Pondok pesantren nurul amanah skrng ini juga menerapkan
24
Amanah yang di luncurkan pada 12 november 2018, dan sekarang sudah di
terapkan di unit pendidikan, toko dan kantin. Uang elektronik (UE) berbasis cloes
loop yang di kelola secara mandiri serta hanya dapat di gunakan di lingkungan
berdiri pada tahun 1670. Di pondok ini juga menerapkan sistem pembayaran
elektronifikasi yang bekerja sama dengan BRI sejak tahun ajaran 2018/2019.
Kerja sama tersebut akhirnya mewajibkan santri untuk memiliki rekening dan
ATM, serta melakukan sistem pembayaran non tunai atau less cash dalam setiap
transaksi jual koperasi maupun kantin. Progra ini sangat membantu orang
tua/wali santri dalam mengontrol pengeluaran dan ke uangan anak. Selain itu,
progra ini dapat menimalisir adanya kehilangan uang, karena siap santri tidak bisa
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatif atau sebagai metode
27
Bank Indonesia, Sukses Implementasi Elektronifikasi Pembayaran Pondok Pesantren lingkungan pond
ok pesantren provinsi jawa timur, Nulisbuku.com: Jawa Timur,2019. Hlm 7-9.
25
untuk mengumpulkan data kualitatif. Ide pentingnya adalah bahwa peneliti berangkat
keadaan alamiah. Dalam hal demikian maka pendekatan ini terkait erat dengan
secara ekstensif yang kemudian dibuat kodenya dan dianalisis dalam berbagai cara.28
1. Sumber Data
a. Data Primer
yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui
wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.29 Di mana data primer ini di
b. Data Sekunder
data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumentasi.30 Di mana data ini
judul.
1. Pengumpulan Data
28
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2013), 26.
29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakti, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), 172.
30
Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), 137.
26
Metode pengumpulan data ialah tehnik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau tehnik)
menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi
ujian (tes), dokumentasi dan lainnya.31 Akan tetapi peneliti disini menggunakan
a) Metode Observasi
Blauran surabaya penelitian untuk melihat dari dekat fenomene atau kegiatan
dapat disebut obeservasi jika tidak memiliki tujuan. Dalam hal ini peneliti
b) Metode Wawancara
31
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Semula, (Bandung: Alfabeta, 2011),
69.
32
Ibid, 76.
27
pihak yang bersangkutan dalam praktek bisnis electronifikasi dan manajemen
berguna untuk melengkapi data yang telah diperoleh dari hasil observasi agar
lebeih maksimal.33
c) Dokumentasi
1. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh terutama dari
segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan antara data yang ada dan
2. Organizing, yaitu menyusun kembali data yang telah didapat dalam penelitian
33
Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D..., 138.
34
Ibid, 139
35
Sugiyono..., 243.
36
Ibid, 245.
28
3. Penemuan Hasil, yaitu dengan menganalisis data yang telah diperoleh dari
deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan metode
ini yaitu bersifat kualitatif. Dimana yang di maksud dengan kualitatif ini adalah
meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
fenomena yang apa adanya (alamiah). Kemudian hasil yang sudah sesuai dengan
peristiwa yang sebenarnya akan diolah dan dianalisis dengan pola pikir induktif yang
berarti pola pikir yang berpedoman pada fakta bersifat khusus kemudian diteliti,
37
Ibid, 246
38
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial Format-format Kuantitatif dan Kualitatif ,(Surabaya:Airlangga
University Press, 2001), 143.
39
Sugiono., METODE PENELITIAN & PENGEMBANGAN, (Bandung: ALFABETA, 2015), 15.
29
dianalisa dan disimpulkan sehingga pemecahan persoalan atau solusi tersebut dapat
Yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus
memenuhi:
BAB IV
40
Lexy J. Moleong Metodelogi Penelitian Kualitatif ...., 320-321.
30
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
diprakarsi oleh KH. Jazuli, yang dari awal memang berkeinginan untuk
mendirikan pondok pesantren dan turut serta didukung oleh sang ayah yakni H.
mendapat restu dari kedua orang tua serta pengasuh PP. Asshomadiyah, KH.
Syarbini Makky.
pondok impiannya, hingga KH. Jazuli menemukan sebuah lokasi yang dianggap
cocok, yakni di Desa Basanah Tanah Merah Bangkalan. Pondok Pesantren Nurul
Amanah Al Makky adalah yayasan yang bergerak dibidang pendidikan dan sosial
yayasan ini bertujuan ingin mencetak kader bangsa yang berakhlakul karimah dan
berwawasan global.
31
Untuk menunjang eksistensi pesantren sebagai mengujudkan pengabdian
Nurul Amanah dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nurul Amanah. Selain
Non Formal, yaitu Madrasah Dinia, Taman Pendidikan Al Qur’an, kajian kitab
Amanah pada 12 November 2018. Merutut Gus Didik sebagai kopseptor e-nura.
Merah, Desa Pamorah, dan Desa Basanah serta hanya berjarak 300 M dari jalan
Jembatan Suramadu arah ke Kota Sampang dan 500 M dari kantor kelurahan
sangatlah mudah Desa Basanah adalah sebuah desa di Kecamatan Tanah Merah,
Kota Bangkalan, yang masih berada di wilayah Provinsi Jawa Timur meskipun
berada di Pulau Madura. Luas Desa Basanah 0.7 Km, jarak dari pusat
Bangkalan adalah 9 Km. Berikut dena lokasi Yayasan Nurul Amanah Al Makky :
32
Jembatan Suramadu
JL Tragah
JL Bangakalan Sampang
Desa Poter
Desa Basanah
Desa pamora
h
Yayasan Nurul Amanah Al Makky
Adapun w ilayah -wilayah yang membatasi Desa Basanah antara lain
seba
gai
33
1) Mendirikan dan mengelola pendidikan formal atau informal.
unit pendidikan dan bisnis dengan pembayaran digital yang berupa kartu pada
semua traksasaksi pembayaran baik pada sistem kasir toko/ kantin atau
41
Yayasan Pondok Pesantren Nurul Amanah
34
Sistem ini diusulkan untuk menjawab persoalan-persoalan yang terjadi di
Pondok Pesantren Nurul Amanah seperti halnya: kasus kehilangan uang, kasus
kantin/toko itu sendiri, kasus anak santri belanja di luar pondok, kasus sakitnya
Kartu e-Nura di rancang dengan sebuah sistem yang mana katu itu juga
sebagai identitas santri, kertu e-Nura di proteksi dengan PIN, sehingga setiap
transaksi pembelian di unit bisnis pondok pesantren, di butuhkan PIN. PIN ini
berfungsi sebagai proteksi kartu e-nura tidak bisa digunakan oleh orang lain
ketika kartunya hilang, dan sisitem ini juga dapat di mengatur limit belanja setiap
a. Fungsi efesiensinya bisa mengatur belanja santri setiap hari agar tidak boros,
b. Fungsi menimalisir untuk kehilangan uang santri dalam jumlah besar karena
kartu ini di gumakan oleh santri lain yang bukan pemiliknya, maka iya hanya
jumlah banyak.
Dari gambar diatas, dapat diketahui bahwa proses pertama yang dilakukan
dalam penerapan sistem pembayaran berbasis elektronik adalah para santri, guru
dan pengasuh harus terlebih dahulu menabung di bank mini. Uang tabungan
tersebut tersimpan pada database yang dapat diakses oleh sistem pembaca yang
melekat pada kartu. Dengan demikian uang santri terkumpul di Bank Mini yang
tidak perlu khawatir dalam pendistribusian dana tersebut, karena santri tidak
dapat menggunakan kartu untuk belanja di tempat lain selain usaha bisnis pondok
pesantren. Dengan demikian dana tersebut dapat dijadikan modal pembelian stock
barang. Kelengkapan stock barang di koperasi akan menarik minat santri untuk
setiap pengurangan belanja santri dari tabungan secara otomatis mentransfer dana
hasil dari belanja tersebut, uang pokok dikembalikan kepada dana tabungan,
ini, yaitu penggunaan modal dari tabungan santri tapi hasil keuntungannya untuk
42 Santri Menabung
Hasil wawacara ke jawab E-nura di pindok pesantren nurul amanah.
ke penanaggung
Sjumlah Nominal
Bank Mini Tabungan Santri Bank 36
Mini
1. BANK MINI NURA 2.
4, 5.
Setiap Transaksi Santri
Secara Otomatis E-Nura Transaksi Di
Mengurangi Saldo Santri Bisnis
Sesuai Nominal
Dari gambar diatas, dapat diketahui bahwa proses pertama yang dilakukan
dalam penerapan sistem pembayaran berbasis elektronik adalah para santri, guru dan
pengasuh harus terlebih dahulu menabung di bank mini. Uang tabungan tersebut
tersimpan pada database yang dapat diakses oleh sistem pembaca yang melekat pada
kartu. Dengan demikian uang santri terkumpul di Bank Mini yang disediakan oleh
Pondok Pesantren43
Bagi pihak koperasi pondok pesantren, dana yang terkumpul adalah dana yang
dapat dimanfaatkan untuk tambahan permodalan koperasi. Pihak koperasi tidak perlu
khawatir dalam pendistribusian dana tersebut, karena santri tidak dapat menggunakan
kartu untuk belanja di tempat lain selain usaha bisnis pondok pesantren. Dengan
demikian dana tersebut dapat dijadikan modal pembelian stock barang. Kelengkapan
stock barang di koperasi akan menarik minat santri untuk belanja di koperasi,
43
Dzikrullah, “Optimalisasi Bisnis Pondok Pesantren Dengan Elektronisasi Sistem Pembayaran Studi Kasus
Pondok Pesantren Nurul Amanah Bangkalan” jurnal, Universitas Trunojoyo Madura.
37
sehingga santri membelanjakan dananya di koperasi pondok pesantren dengan
Distribusi belanja santri secara otomatis mengurangi dana tabungan santri, setiap
pengurangan belanja santri dari tabungan secara otomatis mentransfer dana belanja dari
tabungannya ke akun tabungan koperasi pondok pesantren. Uang hasil dari belanja
tersebut, uang pokok dikembalikan kepada dana tabungan, keuntungan menjadi milik
diuntungkan dengan sistem pembayaran elektronisasi ini, yaitu penggunaan modal dari
BANK MINI
SANTRI
KOPERASI PONDOK
PESANTREN
pesantren untuk memfasilitasi segala kebutuhan santri agar mereka tidak berbelanja ke
luar pondok pesantren. Fasilitas tersebut termasuk bagaimana mengelola stock barang,
sistem toko dan tabungan. Dengan demikian, pada penerapan elektronisasi ini
f) Tata cara karyawan toko dan bank mini dalam mengoperasionalkan bisnis berbasis
kartu elektronik.
diwajibkan untuk mengikuti aturan yang berlaku. Penerapan SOP ini mendorong
mengarah pada tata cara bisnis monopoli, dimana santri tidak boleh berbelanja kecuali
keuntungan bukan hanya pada santri, orang tua dan pondok pesantren. Lebih dari itu,
90:10, 90% untuk pedagang, 10% untuk koperasi pondok pesantren. Dengan
berjalan optimal.
pada dua hal, yaitu konsumen yang pasti (santri, para guru dan pengasuh) dan
b) Bergantung Listrik.
40
d) Tempat Unit Bisnis yang Saling Berjauhan, menjadikan potensi error
kerusakan.
Saat melakukan tutup buku, akan dapat memprediksi barang hilang atau
f) Laporan setiap transasksi, dapat dicetak setiap hari, minggu dan atau bulan.
b) Terdapat laporan yang santri/ siswa yang sudah membayar, yang belum
44
Hasil wawancara dengan karyawan koperasi pondok pesantren nurul amanah
41
a. Memberi “KEAMANAN” pada uang santri jika terjadi pencurian, keteledoran,
dll.
b. Orang tua dapat memberi batasan limit belanja, contoh: setiap hari dibatasi
10.000 rupiah, maka santri tidak dapat belanja diatas 10.000 rupiah.
c. Kartu diproteksi dengan PIN, sehingga orang lain tidak dapat mempergunakan
Orang tua dapat melihat data belanja dan pembayaran santri jika
karena semua transasksi yang sudah dilakukan terekam pada database server.
Pondok Pesantren Nurul Amnah, untuk menjadi lebih efisiens dan resiliensi sistem
yang meliputi kartu debit, kartu kredit serta uang elektronik sehingga para santri dapat
42
melakukan transaksi non tunai domestic dari Bank mini Pondok Pesantren Nurul
a) Perencanaan
dan memutuskan tindakan tepat yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
terlibat, memilih strategi korporat, dan menentukan sumber daya yang dibutuhkan
moneter yang dikaitkan dengan beberapa pekerjaan yang dilakukan, tugas, pokok,
e) Pengorganisasian
daya (resources) meliputi manusia, perlatan, bahan, uang, dan waktu. Proses
hubungan, dan struktur. Fungsi berupa tugas-tugas yang dibagi dalam bentuk
horizontal.47
f) Menggerakkan
tertentu.
g) Pengendalian
digunakan sedapat mungkin dengan cara yang paling efektif dan efisien guna
pelaksanaan perencanaan.
48
Alma & Priansa. Manajemen Bisnis Syariah menanamkan nilai dan praktek syariah dalam bisnis
kontemporer.., hlm.123
44
8. Dapat menentukan tindakan pencegahan apa yang diperlukan untuk
menghadapi permasalahan-permasalahan.
mungkin.49
Amanah bukan hanya memberikan ke untungan ke pada santri saja tapi juga
memberikan ke untungan ke pada orang tua dan pondok pesantren, lebih dari
49
Ibid, 121-122.
50
Hasil wawancara dengan pengelola Bank Mini Pondok Pesantren Nurul Amanah
45
BAB V
A. Kesimpulan
pesantren nurul amanah yang telah di paparkan secara keseluruhan, maka dapat di
kegiatan pesantren saat ini dan dengan adaanya sistem elektronifikasi ini bisa
modern. Dan kelebihan dari sistem ini setiap kali santri bertransi
tercatat di sistem ini jadi santri lebih aman tidak takut kehilangan
uangnya
c. Obtimalisasi ke untungan
pesantrenan yang kukuh, bisa menjadi basis perubahan sosial, kondisi sosial ekonomi
pesantren yang masih dalam tahap berkembang. Hal tersebut juga selaras dengan tiga
pilar pengembangan unit usaha ekonomi pondok pesantren, yaitu menciptakan iklim
46
yang memungkinkan potensi santri untuk berkembang, memperkuat potensi yang
dimiliki pondok pesantren dan melindungi unit usaha ekonominya pesantren. Proses
a) terciptanya pola kader umat (santri dan masyarakat) yang mandiri dalam
bidang ekonomi,
B. Saran
Kesimpulan diatas merupakan hasil dari rumusan masalah yang telah dibuat oleh
penulis yang mana kesimpulan diatas adalah inti dari penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Namun dalam penelitian ini hanya mengambil sebagian dari sistem
lanjutan. Dalam penelitian lanjutan tersebut diharapkan tidak hanya membahas dari
konsep elektronifikasi saja, namun pada penelitian selanjutnya lebih luas lagi
konsumen disana sehingga akan terjawab dengan pasti kenapa sistem elektronifikasi
DAFTAR PUSTAKA
47
BUKU
Abdullah & Saebani. Metode penelitian ekonomi islam. Jawa barat. Cv. Pustaka setia
2014.
Alma & Priansa. Manajemen Bisnis Syariah menanamkan nilai dan praktek syariah
Bateman & Snell. Manajemen kepemimpinan dan kerja sama dalam dunia yang kopetitif.
Kuswandi & Amalih. Sang konsektor pesantren. Yokyakarta. Lembaga ladang kata 2015.
Cipta, 2013),
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,
2013).
48
Sulthon Masyhud dan Khusnurridlo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva
Pustaka, 2002).
Abdul Munir Mulkan, Pesantren Perlu Berbenah, Santri, No. 01, Jakarta, 1997.
JURNAL
Azizah. S.N. Manajemen Unit Usaha Berbasis Ekotroteksi (Stady Kasusn Di Pondok
Widyastuti, K., Handayani, P. W., & Wilarso, I. “Tantangan dan Hambatan Implementasi
SKRIPSI
49
Rasyid. Manajemen Bisnis Makanan Bakso Kolbu Berbasis Syariah Islam Dalam
Wijaksono. Manajemen keuangan syariah Depot ayam bakar pak “D” surabaya. (study
kasus pada depot ayam bakar pak “D” surabaya). Universitas trunojo madura. 2017
Cipta, 2013).
50