Mahrizu Zamani
STAI Ma’had Aly Al-Hikam Malang
Mahrizuzamani@gmail.com
Abstrak
1
A. Pendahuluan
Pondok pesantren merupakan sistem lembaga pendidikan yang sudah ada jauh
sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945 M. Salah satu Pondok Pesantren tertua
yang masih memiliki eksistensi hingga saat ini adalah Pondok Pesantren Sidogiri,
yang berdiri sejak tahun 1718 M. Bahkan sejarah mencatat, lembaga pendidikan
model Pondok Pesantren telah ada sejak masa awal penyebaran agama Islam di
Nusantara sekitar tahun 1400 Masehi.1 Sebagai lembaga pendidikan tertua di
Indonesia, tentunya pondok pesantren memiliki kontribusi yang nyata bagi sejarah
peradaban bangsa. Kontribusi ini tidak hanya dalam ranah kependidikan saja, akan
tetapi juga dalam hal perjuangan kemerdekaan, kemandirian ekonomi serta dalam
beberapa aspek kehidupan yang cukup luas.2
1
Fathul Aminudin Aziz, Manajemen Pesantren “Paradig baru mengembangkan pesantren (Yogyakarta: Mitra
Media, 2014)
2
Efendi Nur, Manajemen Perubahan Di Pondok Pesantren, (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2014)
3
Nur Khannan, model Manajemen Keuangan Pendidikan Di Pondok Pesantren Darussalam Dukuhwaluh
Kembaran Banyumas Tahun 2016, (sekripsi, tidak diterbitkan)
2
daya saing. Dan pada akhirnya eksistensi Pondok Pesantren tergerus oleh lembaga
lembaga pendidikan formal yang dikelola dengan manajemen modern.
B. Pembahasan
1. Hakikat Manajemen Keuangan Pondok Pesantren
3
keuangan pondok pesantren mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan,
pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan pondok pesantren.
Menurut Azyumardi Azra ada empat hal yang harus dilakukan dalam
proses modernisasi sistem pendidikan pondok pesantren, yaitu pembaharuan
substansi pendidikan, pembaruan metodologi; pembaruan kelembagaan; serta
pembaruan fungsi.5 pembaharuan substansi pendidikan salah satunya dengan
mengajarkan beberapa cabang ilmu umum dan ketrampilan. Sedangkan
pembaharuan metodologi mencakup metodologi pengajaran atau menejemen
kurikulum serta metodologi pengelolaan keuangan atau manajemen keuangan.
Adapun pembaharuan lembaga pondok pesantren lebih ditekankan pada
rekontruksi ulang sistem pengorganisasian di dalam pondok pesantren yang pada
mulanya seluruh wewenang terpusat pada pengasuh pondok pesantren menjadi
lebih terstruktur dan terbuka. Dengan adanya pembaharuan dalam berbagai aspek
itu, fungsi pondok pesantren akan semakin luas dan mencakup berbagai aspek
dalam kehidupan masyarakat.
5
Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina 1997), xxii
6
Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
4
1. Pendiri satuan pendidikan,
2. Masyarakat,
3. Bantuan pemerintah pusat,
4. Bantuan pemerintah daerah,
5. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat
6. Hasil usaha satuan pendidikan
7. Sumber lain yang sah.
7
Undang- Undang nomor 20 tahun 2003 pasal 46 tentang Sistem Pendidikan Nasional
8
Peraturan Pemerintah nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
5
pemerintah. Bahkan dana sebesar 20 % dari APBN yang oleh pemerintah
dialokasikan untuk Anggaran pendidikan hampir seluruhnya diberikan kepada
sekolah-sekolah formal utamanya sekolah-sekolah milik pemerintah.9
ِ ِْنفِرُوا ِخفَافًا َوثِقَااًل َو َجا ِه ُدوا بِأ َ ْم َوالِ ُك ْم َوأَ ْنفُ ِس ُك ْم فِي َسب
ٌر لَ ُك ْمJ يل هَّللا ِ َذلِ ُك ْم خَ ْي
َإِ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون
Selain dari pendiri, Pondok pesantren juga mendapatkan aliran dana dari
wali santri, hal seperti ini lazim berlaku di setiap lembaga pendidikan. Setiap
santri akan dikenakan kewajiban syahriyah atau SPP yang besarannya bervariasi
antara satu pondok dengan pondok yang lain. Uang yang bersumber dari SPP
digunakan sebagai biaya oprasional proses belajar mengajar semisal membeli
kapur tulis, membayar listrik dan lain sebagainya.
9
Nur Khannan, model Manajemen Keuangan Pendidikan Di Pondok Pesantren Darussalam Dukuhwaluh
Kembaran Banyumas Tahun 2016, (sekripsi, tidak diterbitkan)
6
Sumber keuangan yang selanjutnya adalah masyarakat sekitar pondok
atau masyarakat yang mempunyai ikatan emosional dengan pondok. Kebanyakan
dari mereka termotivasi oleh sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
10
Kadarman Jusuf, Pengantar Ilmu Manajemen, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992)
7
sumber keuangannya dijamin oleh negara. Pondok pesantren dituntut untuk
mencari cara agar dengan pengeluaran yang sedikit bisa mengoptimalkan
program program yang telah ditetapkan. Untuk itu, diperlu kreatifitas dari seluruh
pemangku kepentingan pondok pesantren, mulai pengasuh, ustad, pengurus, wali
santri dan juga seluruh santri yang ada
11
Masditou, Manajemen Pembiayaan Pendidikan MenujuPendidikan Yang Bermutu Jurnal ANSIRU PAI V o l. 1 N
o. 2. Juli - Des 2017
8
C. Kesimpulan
9
Daftar Rujukan
Jusuf, Kadarman. Pengantar Ilmu Manajemen, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992)
Madjid ,Nurcholis. Bilik-bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina 1997),
xxii
Undang- Undang nomor 20 tahun 2003 pasal 46 tentang Sistem Pendidikan Nasional
10