Anda di halaman 1dari 15

Sistem Pendidikan Di Pondok Pesantren Moderen

Jurnal ini disusun guna memenuhi tugas UTS Mata Kuliah Psikologi Pendidikan,
dengan dosen pengampu : Musripah, Dr., M.A.

Disusun Oleh :
Ripka Ananta (20323123)

Kelas :
Psikologi Pendidikan D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN
2023
2

Sistem Pendidikan Di Pondok Pesantren Moderen


Ripka Ananta
UIN Abdurrahman Wahid Pekalongan
Email: ripkaananta2609@gmil.com

Abstrak

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua, terlama dan asli Indonesia
telah menyajikan sebuah sistem pendidikan yang tradisional. Namun, sejalan
dengan perkembangan zaman, sebagian besar pondok pesantren
mengembangkan berbagai perbaikan dan pembenahan sebagai upaya
modernisasi pendidikan yang sedang berlangsung pada saat ini. Modernisasi
pendidikan pesantren, diyakini sebagai suatu upaya dan usaha pesantren untuk
tetap bertahan dan eksis di tengah persaingannya dengan lembaga pendidikan
modern yang menawarkan sistem pendidikan sekuler melalui sistem pendidikan
sekolah. Modernisasi pesantren dilakukan sebagai respon terhadap penjajah
Belanda yang memperkenalkan sistem pendidikan modern. Modernisasi
pesantren dilakukan dengan mengembangkan kurikulum pesantren dengan
memasukkan mata pelajaran umum. Pesantren Modern memiliki program
pendidikan yang disusun mandiri. Program ini mengandung proses pendidikan
formal, non formal, dan informal.Pondok pesantren secara institusi atau
kelembagaan dikembangakan untuk mengefektifkan dampaknya. Selain sebagai
tempat belajar pondok pesantren juga sebagai proses kehidupan yang lebih
mandiri ,pembentukan watak dan pengembangan sumber daya ilmu yang dapat
dipelajari diambil dan diamalkan.Umat IslamIndonesia, sekarang sudah saatnya
untuk memikirkan bagaimana upaya untukmengantisipasi dan mengakomodasi
perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi di era pasca-modern ini yang
semakin hari semakin mencuat, yangterkadang manusia sendiri confuse
dibuatnya. Hal ini jelas berdampak kepadaperspektif paradigma berpikir
manusia dalam kehidupannya, baik pada levelmenengah ke atas maupun ke
bawah, lebih-lebih kepada kelompok manusia yangtingkat pendidikannya masih
relatif rendah, termasuk juga kalangan terpelajaratau generasi mudanya. Dalam
konteks lingkungan seperti lingkungan sekitarpesantren, atau lembaga
pendidikan, tidak hanya dinilaidari konsep keilmuan yang dikembangkan atau
beberapaaspek yang telah disebutkan di atas saja, akan tetapipesantren atau
lembaga tersebut berpengaruh terhadappemahaman keagamaan masyarakat
pesantren, atau sejauhmana pesantren dapat mewarnai masyarakat
sekitarpesantren yang sangat dinamis di tengah kemajuan modernitas.
3

Pendahuluan
Pendidikan sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas hidup manusia
baik secara lahiriyah maupun bathiniyah, individu maupun sosial yang
dilandaskan pada sistem yang terencana dengan baik dan diikuti dengan
penerapan kurikulum yang tepat dan benar. Agar tercapai tujuan pendidikan yang
diinginkan dan sesuai dengan perkembangan zaman. setiap lembaga pendidikan
harus mampu menerapkan serta mensistematikan suatu bentuk kurikulum yang
dinilai mampu membawa kepada suatu kondisi pendidikan yang ideal.
Pondok pesantren hadir dalam berbagai situasi dan kondisi, meskipun
dalam keadaan yang sangat sederhana dan karakteristik beragam, tidak pernah
mati.Semua komponen yang ada didalamnya seperti kyai atau ustad atau ustazah
serta para santri senantiasa mengabdikan diri mereka pada pondok pesantren.
Prinsip pendidikan modern muncul dikarenakan model pendidikan pesantren yang
mengikuti perkembangan zaman, sehingga diharapkan pesantren-pesantren dapat
beradaptasi dengan kondisi masa sekarang.
Pondok Pesantren yaitu lembaga pendidikan tradisional yang sudah ada
dan tumbuh bersama dengan datangnya Islam ke tanah Jawa. Pondok pesantren
juga merupakan lembaga pendidikan tertua dan asli di masyarakat Indonesia.
Pendidikan Islam harus didasarkan pada konsep dasar, filsafat dan teori
pendidikan yang mantap, melalui perumusan asumsi-asumsi dasar yang kokoh
dan jelas tentang manusia, yaitu hakekat kejadiannya, potensi-potensi
bawaannya, tujuan hidup dan misinya di dunia ini baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat.
Modernisasi pesantren dilakukan dengan mengembangkan kurikulum
pesantren dengan memasukkan mata pelajaran umum, yang selanjutnya
berimplikasi terhadap diversifikasi lembaga pendidikan pesantren, sistem
penjenjangan, kepemimpinan dan manajemen pendidikan pesantren.
Menurut pendapat al nahwawi, pendidikan memuat beberapa unsur yang
ada 4 bagian unsur yaitu; 1) menjaga danmemelihara fitrah anak menjelang
baligh; 2) mengembangkan seluruhpotensi dan kesiapan yang beragam; 3)
4

mengarahkan seluruh fitrah danpotensi menuju kepada kelayakan dan kebaikan


yang layak baginya; 4)proses dilaksanakan secara bertahap.
Kurikulum yang berada didalam lingkup pondok pesantren menekankan
kepada aspek fungsional yang mengarah terhadap relevansi kurikulum
pembelajaran dengan kebutuhan di masyarakat. Kurikulum pendidikan di
pesantren mulai dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah sampai sekolah tingkat
Madrasah Aliyah, merupakan satu paket pembelajaran yang berada dalam pondok
pesantren.
Sebagai lembaga pendidikan tertua dan asli dari masyarakat Indonesia,
pondok pesantren mempunyai suatu sistem pendidikan tradisional, yang
mempertahankan sistem, materi, metode, evaluasi tradisional dengan tetap
berlandaskan pada nilai-nilai dan ajaran Islam.
Sistem pendidikan dengan tidak mengenal penjenjangan, menggunakan
metode sorogan dan wetonan, materi pembelajaran dengan menggunakan kitab
kitab klasik, telah berlangsung ratusan tahun sejak muncul dan berkembangnya
pondok pesantren di Indonesia. Namun dengan adanya perkembangan dan
perubahan zaman, sebagian besar pondok pesantren mengadakan berbagai
perbaikan dan pembenahan sebagai upaya modernisasi pendidikan yang
diselenggarakannya.

Pembahasan
1. Proses awal terjadinya Pendidikan pondok pesantren moderen
Pondok pesantren terdiri dari dua kata yaitu “Pondok” dan “Pesantren”
kata “Pondok”berasal dari “funduq” yang berarti asrama, tempat tidur, atau
hotel. Sedangkan “pesantren”berasal dari kata “santri” yang mendapat awalan
“pe” dan akhiran “an” menjadi “pesantrian”.Orang jawa mengatakan
”pesantren” yang berarti ”tempat tinggal santri”.
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan di Indonesia,
yang tumbuh dan berkembang sejak ratusan tahun lalu, masih eksis dan
dibutuhkan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat indonesia. Namun,
eksistensi pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia,
5

mendapat berbagai tantangan dan rintangan. Mulai dari masa kolonial


Belanda, masa kemerdekaan, masa Orde Baru hingga masa sekarang. Pondok
pesantren mendapat tekanan yang tidak mudah; seperti marginalisasi peran
pesantren, penciptaan stigma jelek, perluasan pendidikan sekuler bahkan
memvonis bahwa pesantren adalah sarang dan pencetak teroris.
Tantangan yang datang dari sistem pendidikan dilancarkan oleh
pemerintah kolonial Belanda, yang memperkenalkan sistem pendidikan
sekolah bagi anak-anak di Indonesia, dengan mendirikan Sekolah Rakyat
(volkscholen) atau disebut juga sekolah desa (nagari) dengan masa belajar 3
tahun.
Selain dari sistem pendidikan Belanda, pendidikan pondok pesantren
juga datang dari eksponen tokoh sekuler pendidikan Indonesia yang
memberikan stigma jelek terhadap pesantren, dan menginginkan agar
pesantren dibubarkan sebagai bagian dari pendidikan Nasional diindonesia.
Menurut Barnawi, pesantren modern telah mengalami transformasi
yang sangatsignifikan baik dalam sitem pendidikannya maupun unsur-unsur
kelembagaannya.Pesantren ini telah dikelola dengan manajemen dan
administrasi yang sangat rapi dansistem pengajarannya dilaksanakan dengan
porsi yang sama antara pendidikan agama dan pendidikan umum, dan
penguasaan bahasa Inggris dan bahasa Arab. Sejak pertengahan tahun 1970-
an pesantren telah berkembang dan memiliki pendidikan formal yang
merupakan bagian dari pesantren tersebut mulai pendidikan dasar, pendidikan
menengah bahkan sampai pendidikan tinggi, dan pesantren telah menerapkan
prinsip-prinsip manajemen.
Sistem pendidikan pondok pesantren modern, sebenarnya itu
merupakan kelanjutan dari sistem pendidikan pondok pesantren salafiyah,
dimana kemunculannya bertujuan untuk beradaptasi dengan tuntutan zaman
yang sedang berlangsung saat ini. Sistem pendidikan pondok pesantren
modern, berupaya memadukan 2 sisten sekaligus, yautu sistem tradisional
dengan sistem modern yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.
6

Bentuk perubahan pengelolaan pondok pesantren adalah munculnya


pondok pesantren, yang menggabungkan antara unsur-unsur pendidikan Islam
tradisional yang Identik dengan kitab-kitab klasik dengan pendidikan Islam
yang menggunakan sistem dan metode yang modern. Santri diajarkan
berbahasa asing (Arab dan Inggris) yang memungkinkan untuk mengakses
bacaan buku-buku umum yang cukup luas termasuk kepustakaan asing.
Perpaduan dari kedua sistem pendidikan ini melahirkan sistem pendidikan
yang komprehensif, tidak saja hanya menekankan penguasaan terhadap
khazanah keilmuan Islam klasik tetapi juga mempunyai integritas keilmuan.
Ummat Islam telah berhasil membangun peradaban dalam arti yang
sebenarnya yang berdimensi universal.
Keberhasilan ummat Islam dalam mencapai kemajuan dan
kegemilangan memperkokoh nilai-nilai unversalitas Islam yang meliputi
unsur sejarah, filsafat, teologi dan tasawuf, yang merupakan tradisi keilmuan
Islam masa klasik. Penguasaan terhadap warisan keilmuan Islam klasik,
merupakan suatu keharusan dalam memajukan pendidikan Islam dengan
dibarengi penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, kerena
dengan demikian tidak akan terjadi kemiskinan intelektual yang dalam istilah
Nurcholish Madjid disebut “kehilangan jejak riwayat intelektual Islam”.
Dengan cara baru (modern), sesuatu akan lebih efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan. Misalnya, dalam perkembangan transportasi, kuda
lebih modern daripada gerobak yang ditarik orang, mobil lebih modern
daripada kereta kuda, pesawat lebih modern daripada mobil. Dalam
sejarahnya, menurut Eissentadt, modernisasi adalah proses perubahan sistem
sosial, ekonomi, dan politik yang telah berkembang di Eropa Barat dan
Amerika Utara dari abad ke-17 sampai abad ke-19 M, dan kemudian
berkembang pula di berbagai negara di Eropa. Pada abad ke19 dan ke-20 M,
menjalar ke Amerika Selatan, Asia, dan Afrika. Proses per kembangan atau
perubahan itu berlangsung secara bertahap, dan tidak semua masyarakat
berkembang dalam tahap yang sama. Jadi, modernisasi pada dasarnya
merupakan proses perkembangan, yang secara kebetulan Eropa Barat dan
7

Amerika Utara lebih awal berkembang, dan saat ini negara-negara dari dunia
ketiga sedang berjuang untuk mencapai status kehidupan modern. Dengan
kata lain, modernisasi adalah bekerjasama dengan dunia agar dapat
meningkatkan hal-hal yang esensial dalam kehidupan, walaupun mungkin
juga terjadi kekacauan atau perpecahan.

2. Konsepsi Pondok Pesantren Moderen


Proses perkembangan dunia pondok pesantren yang selain menjadi
tanggungjawab internal pesantren, harus didukung oleh perhatian yang serius
terhadap proses pembangunannya. Meningkatkan dan mengembangkan peran
pesantren dalam prosespembangunannya, merupakan langkah strategis dalam
membangun masyarakat,daerah, bangsa, dan negara. Terlebih, dalam kondisi
yang tengah mengalami krisisdegradasi moral. Pesantren sebagai lembaga
pendidikan yang membentuk danmengembangkan nilai-nilai moral, harus
menjadi pelopor sekaligus inspiratorykebangkitan moral bangsa.
Sehingga, pembangunannya tidak sia-sia, melainkan lebih bernilai dan
bermakna.
Pendidikan pondok pesantren mempunyai beberapa bagian penting
dari sistem pendidikan nasional, yang didalamnya memiliki 3 unsur pokok
utama yaitu kiai sebagai pendidik, santri, kurikulum pondok pesantren,
tempat ibadah dan pendidikan, seperti masjid, asrama atau tempat tinggal,
serta segala aspek yang berkaitan dengan pondok pesantren. Di mana hal itu,
terangkum dalam“Tri Dharma Pondok pesantren” yaitu: Keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT,Pengembangan keilmuan yang bermanfaat.
Pengabdian kepada agama, masyarakat,dan negara.
Jika dilihat dari segi kultur pesantren, menurut gus dur terdapat tiga
lapisankultur budaya pesantren meliputi, kultur dunia pesantren yang sangat
hierarkis, penuhdengan etika yang serba formal, dan sangat mengapresiasi
terhadap budaya lokal,budaya timur tengah yang terlihat terbuka dan keras,
lapisan budaya barat yangliberal, rasional dan sekuler. Ketiga lapisan tersebut
menjadikan gus dur sulit difahami. Karena seringkalinya berinteraksi dengan
8

cakap dan dinamis, aliaskontroversi baik dalam pemikiran politik, budaya,


Islam dan pendidikan di pesantren.
Pengembangan kurikulum pondok pesantren, memakai penguat religi,
seperti ilmu ketuhanan, fiqh, muamalah, dan ilmu pengetahuan sosial yang
berpegang teguhan terhadap al-Qur’an, dan al-Sunnah serta kitab kuning yang
berkaitan dengan hukum Islam. Pendidikan akhlak dan keimanan, meliputi
akidah akhlak, memahami isi atau kandungan al-Qur’an dan al-Sunnah.
Penanaman tentang nilai-nilai pesantren melalui doktrin, yang dilakukan oleh
sang kiai, dengan model ceramah dan pengarahannya.
Adapun tipologi pesantren, menurut Dhofier, secara garis besar
terbagi menjadi dua kelompok. Pertama, pesantren salafî yang tetap
mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan
di pesantren tradisional. Sistem madrasah diterapkan untuk memudahkan
sistem sorogan yang dipakai dalam lembaga-lembaga pengajian bentuk lama,
tanpa mengenalkan pengajaran pengetahuan umum. Kedua, pesantren modern
yang telah memasukkan pelajaran-pelajaran umum dalam madrasah-
madrasah yang dikembangkannya, atau membuka tipe-tipe sekolah umum
dalam lingkungan pesantren. Pesantren Gontor, misalnya, tidak mengajarkan
kitab-kitab Islam klasik. Pesantren-pesantren besar, seperti Tebuireng dan
Rejoso di Jombang telah membuka SMP, SMA, dan universitas, tapi tetap
mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.
Secara keseluruhan program pendidikan di pesantren modern terdiri
atas bidang-bidang sebagai berikut: 1). Bidang pengajaran kurikuler yang
merupakan kegiatan pokokdalam rangka membekali para murid dengan
berbagai ilmu pengetahuan, 2). Bidangadministrasi yang berfungsi sebagai
pengelola dan pengendali semua bidang kegiatan dipesantren (penanggung
jawab), 3). Bidang pembinaan santri yang berfungsi memberikanbantuan atau
pelayanan kepada santri.
Agar lebih spesifik untuk mengidentifikasi pesantren modern, penulis
mencobamenyampaikan unsur yang menjadi ciri khas pondok pesantren
modern adalah sebagaiberikut: 1). Penekanan pada bahasa Arab percakapan,
9

2). Memakai buku-buku literaturbahasa Arab kontemporer (bukan


klasik/kitab kuning), 3). Memiliki sekolah formal dibawah kurikulum Diknas
dan/atau Kemenag, 4). Tidak lagi memakai sistem pengajiantradisional
seperti sorogan, wetonan, dan bandongan.Kriteria-kriteria di atas belum tentu
terpenuhi semua pada sebuah pesantren yangmengklaim modern. Pondok
modern Gontor, inventor dari istilah pondok modern,umpamanya, yang ciri
modern-nya terletak pada penggunaan bahasa Arab kontemporer(percakapan)
secara aktif dan cara berpakaian yang meniru Barat. Tapi, tidak
memilikisekolah formal yang kurikulumnya diakui pemerintah.Dari hal-hal
yang ada di atas, pesantren modern banyak melakukan terobosan-terobosan
baru di antaranya:10 a). Adanya pengembangan kurikulum, b).
Pengembangankurikulum agar bisa sesuai atau mampu memperbaiki kondisi-
kondisi yang ada untukmewujudkan generasi yang berkualitas, c).
Melengkapi sarana penunjang prosespembelajaran, seperti perpustakaan,
buku-buku klasik dan kontemporer, majalah, saranaberorganisasi, sarana
olahraga, internet (kalau memungkinkan) dan lain-lain, d).Memberikan
kebebasan kepada santri yang ingin mengembangkan talenta masing-
masing,baik yang berkenaan dengan pemikiran, ilmu pengetahuan, teknologi
maupunkewirausahaan, dan e). Menyediakan wahana aktualisasi diri di
tengah masyarakat

3. Modernisasi Di Pondok pesantren


Modernisasi merupakan proses perubahan dari suatu hal yang
belum maju berubah ke arah yang lebih maju. Modernisasi dapat dikatakan
pula sebagai proses transformasi menuju kemajuan atau peningkatan dalam
berbagai aspek kehidupan yang ada di masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa
modernisasi merupakan perubahan suatu aspek apa pun yang awalnya tidak
maju menjadi maju.
Sehingga, pindok pesntren mempunyai Karakter khusus yaitu isi
kurikulum yang fokus pada ilmu agama seperti hukum Islam, tafsir, hadits,
tasawuf, retorika, tarikh, sistem yurisprudensi Islam, dan juga teknologi
10

Islam. Mengenai mekanisme kerja, pondok pesantren mempunyai keunikan


dibandingkan dengan lembaga pendidikan pada umumnya. Keunikan yang
pertama yaitu masih menggunakan sistem tradisional, yang mana adanya
kebebasan penuh dibanding dengan sekolah modern sehingga terciptanya
hubungan dua arah antara kiyai dan santri. Keunikan yang kedua yaitu sistem
kehidupan di pondok pesantren yang sangat mengutamakan kesederhanaan ,
idealisme, persamaan, persaudaraan ,dan keberanian hidup.
Pada intinya atau pada dasarnya pendidikan pesantren moderen dan
salafi sangatlah berbeda walaupun sebenarnya ada kemiripan diantara
keduanya sama-sama mempelajari tentang ilmu agama Cuma bedanya dengan
pondok pesantren moderen menambahkan pelajaran asing seperti adanya
bahasa inggris dan metode pengajaran dan ajaran berbeda, tempat tinggal atau
asrama yang mereka tempati lebih sederhana pondok salafi dibanding dengan
pondok moderen, pondok pesantren moderen menempati asrama atau tempat
tinggal yang lebih nyaman dan tidak sederhana, makanan yang dikonsumsi
juga lebih enak dan higienis dibanding pondok salaf.
Modernisasi lebih cenderung pada penyederhanaan materimateri
tambahan yang kurang relevan, seperti teologi abad pertengahan,
cabangcabang filsafat tertentu, seperti logika, dan segudang karya tentang
hukum Islam, dengan mengesampingkan sebagian besar karya-karya dalam
disiplin abad pertengahan dan lebih menekankan pada bidang hadis, bahasa
dan kesastraan Arab, dan prinsip-prinsip tafsir al-Qur‟an. Ketiga,
menggabungkan cabang-cabang ilmu pengetahuan baru. Dalam kasus ini,
durasi waktu belajar diperpanjang dan disesuaikan dengan ruang lingkup
kurikulum sekolah-sekolah dan akademiakademi modern. Kasus di
Indonesia, misalnya, pada tingkat akademi telah mulai dilakukan upaya-
upaya yang ditujukan untuk menggabungkan ilmu-ilmu pengetahuan modern
dengan ilmu-ilmu Pengetahuan tradisional.
Menurut Mochtar Buchori, pesantren merupakan bagian struktur
internal pendidikan Islam di Indonesia yang diselenggarakan secara
tradisional, yang telah menjadikan Islam sebagai cara hidup. Sebagai bagian
11

struktur internal pendidikan Islam Indonesia, pesantren mempunyai kekhasan,


terutama dalam fungsinya sebagai institusi pendidikan, di samping sebagai
lembaga dakwah, bimbingan kemasyarakatan, dan bahkan perjuangan.
Lugasnya, sistem pengajaran yang mengikuti sistem madrasah/sekolah
yang ada dalam pesantren adalah sistem pengajaran dan pendidikan agama
Islam terbaik. Selain itu, di antara kelemahan pendidikan Islam adalah krisis
metodologi dan krisis paedagogik. Ali pada awal menjabat sebagai Menteri
Agama RI menyadari betapa lemahnya metodologi pendidikan Islam. Dia
menggugat tiga kelemahan mendasar pendidikan Islam dan menuntut segera
dilakukannya pembaruan
Pendidikan Islam. Pertama, kelemahan menguasai bahasa asing selain
bahasa Arab, terutama bahasa Inggris. Kedua, kelemahan dalam metode
penelitian ilmu agama Islam atau metode pemahaman Islam. Ketiga,
kelemahan dalam minat ilmu.
Berdasarkan penelitian yang terdapat pada masyarakat industrinya
sudah maju,Inkeles mengemukakan secara detail tentang dua belas ciri
manusia modern, yaitu: pertama, bersikap terbuka terhadap pengalaman baru.
Jika menghadapi tawaran atau ajakan hal-hal baru yang lebih menguntungkan
untuk kehidupannya, akan selalu mau memikirkan dan kemudian mau
menerimanya, tidak menutup diri terhadap perubahan. Kedua, selalu siap
menghadapi perubahan sosial. Siap untuk menerima perubahan-perubahan
yang terjadi dalam masyarakat. Misalnya, partisipasi dalam bidang politik,
peningkatan kesempatan kerja bagi wanita, perpindahan penduduk, pergaulan
atau hubungan orang tua dengan pemuda, dan sebagainya. Manusia modern
siap untuk memahami perubahan yang terjadi di sekitarnya. Ketiga,
berpandangan luas. Pendapat-pendapatnya tidak hanya berdasarkan apa yang
ada pada dirinya, tapi mau menerima pendapat yang datang dari luar dirinya
serta dapat memahami adanya perbedaan pandangan dengan orang lain. Dia
dapat memahami sikap orang lain yang berbeda dengannya. Keempat,
mempunyai dorongan ingin tahu yang kuat. Manusia modern akan selalu
berusaha memeroleh informasi tentang apa yang terjadi di lingkungannya dan
12

informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kehidupannya. Kelima,


manusia modern lebih berorientasi pada masa sekarang dan masa yang akan
datang daripada masa lampau. Manusia modern tidak hanya akan mengenang
kejayaan atau kegagalan masa lalu, tapi lebih aktif untuk berpikir bagaimana
masa sekarang dan yang akan datang. Keenam, manusia modern berorientasi
dan percaya pada perencanaan, baik jangka panjang mau pun jangka pendek.
Kehidupan manusia modern selalu direncanakan sebelumnya melalui
perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang. Ketujuh, manusia
modern lebih percaya pada hasil perhitungan manusia dan pemikiran manusia
daripada takdir atau pembawaan. Dia percaya manusia dapat mengontrol
kejadian di sekitarnya. Kedelapan, manusia modern menghargai keterampilan
teknik dan menggunakannya sebagai dasar pemberian imbalan. Kesembilan,
wawasan pendidikan dan pekerjaan. Manusia modern memiliki wawasanyang
lebih maju tentang pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan di sekolah formal
lebih ditekankan untuk menguasai keterampilan membaca, menulis, dan
berhitung daripada untuk melaksanakan pendidikan agama atau moral, karena
ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan dapat dipakai untuk memecahkan
masalah kehidupan. Demikian pula, manusia modern akan memiliki
pekerjaan yang dapat memberi keuntungan walaupun mungkin melanggar
sanksi kepercayaan tradisional. Kesepuluh, mempunyai dorongan ingin tahu
yang kuat. Manusia modern akan selalu berusaha memperoleh informasi
tentang apa yang terjadi di lingkungannya dan informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan kehidupannya. Kesebelas, manusia modern menyadari
dan menghargai kemuliaan orang lain,terutama orang lemah seperti wanita,
anak-anak, dan bawahannya. Keduabelas, memahami perlunya produksi.
Manusia modern dalam mengambil keputusan akan mempertimbangkan
sejauh mana dampak terhadap hasil produksi dari suatu industri.

Kesimpulan
Terlaksananya penyelenggaraan Sekolah Islam (Madrasah) & Sekolah Umum,
merupakan salah satu upaya Pemerintah di Masa Orde Lama untuk mencapai
tujuan pendidikan, sistem persekolahan dan kesempatan belajar yang diberikan
13

kepada rakyat Indonesia. Dengan segala kesungguhannya pemerintah orde lama


memberikan perhatian pada pendidikan Nasional bangsa. Diantaranya dengan
diresmikannya departemen agama yang memiliki peran yang sangat berpengaruh
terhadap perkembangan madrasah di indoneisa. Didirikannya PGA (Pendidikan
Guru Agama dan Hakim Idlam Negri), mengembangkan program-program
perluasan dan meningkatkan mutu madrasah. pemerintah melalui Kementerian
Agama memberikan bantuan-bantuan kepada madrasah dalam bentuk material
dan bimbingan dengan mengeluarkan peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun
1946 dan disempurnakan dengan peraturan Menteri Agama Nomor 7 Tahun
1952Kementrian Agama dibawah Mentri Agama K.H Wahid Hasyim berupaya
mealakukan pengembangan madrasah dengan memperkenalkan model Madrasah
Wajib Belajar (MWB) yang ditempuh selama delapan tahun dengan pertimbangan
bahwa anak pada umur 6 tahun sudah berhak untuk sekolah.
14

Daftar Pustaka

———. “Jpi fia jurusan tarbiyah volume vtahun agustus 1999, Dadan Muttaqien,
Dosen jurusan busya'ariah dan kepala PKBHI HAI UII,
Ismail SM., dkk., Dinamika Pesantren dan Madrasah, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2002, h. 111
Analisa Dampak Perkembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Bidang
Pendidikan/Novi Yona Sidratul Munti) , Dwi Asril Syaifuddin)/

Muh. Asroruddin al Jumhuri Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Amin Gersik,
Kediri, Lombok Barat Modernisasi Pendidikan Pesantren (Studi Analisis di
Pondok Pesantren Nurul Haramain NW Narmada)
Sulthon Masyhud dan M. Khusnurridlo, Manajemen Pondok Pesantren, cet. 1,
(Jakarta: Diva Pustaka,2003), h. 14-15

Nurcholis Madjid dalam Yasmadi, isasi Pesantren (Kritik Nurcholis Terhadap


Pendidikan Islam Tradisional.
Sukron Hidayatullah, “Sistem Pendidikan Pondok Pesantren dalam Meningkatkan
Life Skill Santri(Studi Pondok Pesantren Al-Falah Gunung Kasih
Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus)”,(Skripsi) Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung, 2018), 102.
IFazlur Rahman, Islam, Ter. Ahsin Muhammad (Bandung: Pustaka,1984), hlm.
54,
Dr. Abdul Tolib, pendidikan pesantren moderen, jurnal risalah Desember 2015
Page 1

60Jurnal Risaalah, Vol . 1 , No. 1, Desember 2015.

Risalatuna: Journal of Pesantren Studies January 2020, RJPSPublished by LP3M


Institut Agama Islam Syarifuddin LumajangAvailable Tantangan Sistem
Pendidikan Pesantren di Era ModernAbul Hasan Al AsyariInstitut Agama
Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia
Strategi Pengembangan Pendidikan Islamkaeleni Institut Agama Islam Bunga
Bangsa Cirebon Received: 2020-02-25; Accepted: 2020-03-19; Published:
2020-03-25,
Abul Hasan Al AsyariInstitut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia,
Risalatuna: Journal of Pesantren Studies,
Page 1
Volume 2, Number 1, January 2022, Copyright 2020, RJPSPublished by LP3M
Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang.
Kaelani, Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon,
JournalVolume 2 Nomor 1, Maret 2020 | P-ISSN : 2723-2034, strategi
perkembangan pendidikan islam
15

Anda mungkin juga menyukai