Anda di halaman 1dari 13

MANUAL CSL

PENGUKURAN REQUIRED SPACE


DENGAN METODE MOYERS

Diberikan kepada
Mahasiswa Semester V

Penyusun
TIM BLOK SISTEM STOMATOGNATI I

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga Manual Clinical Skills Laboratory (CSL) ini dapat diselesaikan tepat waktu
untuk menjadi panduan bagi mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah Stomatognatik I
tahun ajaran 2018-2019.

Tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK) yang
disajikan pada setiap modul dimaksudkan agar mahasiswa dan instruktur mengetahui tujuan
pembelajaran dari setiap manual sehingga dapat dicapai kompetensi minimal yang
diharapkan. Setiap manual dilengkapi dengan lembaran kerja sehingga mahasiswa dapat
mencatat kegiatan yang dilakukan selama latihan keterampilan, instruktur diharapkan
mengecek lembaran kerja ini pada akhir kegiatan. Absensi mahasiswa pada latihan
keterampilan akan dilengkapi dengan kolom penilaian. Beberapa hal yang berhubungan
dengan kegiatan keterampilan seperti tata tertib, jadwal kegiatan, pembagian ruangan dan
nama instruktur juga dilampirkan pada kumpulan manual keterampilan ini.

Kami sadar bahwa manual ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga saran
yang membangun sangat kami harapkan dari berbagai pihak, untuk meningkatkan muatan
yang ada dalam manual ini. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu hingga manual ini dapat diterbitkan.

Makassar, Februari 2020

TIM
PENYUSUN

TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN SKILL LAB


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Mahasiswa yang melakukan praktek di Laboratorium Fakultas Kedokteran Gigi UMI, harus
mematuhi tata-tertib laboratorium, seperti di bawah ini :

A. Sebelum pelatihan/ praktikum, mahasiswa di haruskan,

1. Membaca penuntun belajar keterampilan klinik sistem atau penuntun praktikum yang
bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang keterampilan yang akan dilakukan.
2. Menyediakan alat atau barang yang sesuai dengan petunjuk pada buku penuntun yang
bersangkutan.
B. Pada saat pelatihan, setiap mahasiswa:

1. Datang tepat waktu.

2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum/CSL

3. Diharuskan berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan

layaknya seorang dokter. Selama kegiatan pembelajaran, semua mahasiswa tidak

diperkenankan memakai celana jeans, baju kaos (T shirt), dan sandal.

4. Mahasiswa pria yang berambut panjang sampai menyentuh kerah baju, tidak

diperkenankan mengikuti semua kegiatan pembelajaran di Fakultas Kedokteran Gigi

UMI

5. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.

6. Diharuskan mengenekan jas laboratorium yang bersih pada setiap kegiatan di

Laboratorium Fakultas Kedokteran Gigi UMI bagi mahasiswi yang berjilbab,

jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium.

7. Diharuskan memakai papan nama dengan tulisan besar dan jelas yang disertai dengan

No. pokok Mahasiswa. Nama bisa dengan nama pendek aau nama panggilan.

8. Tidak diperkenankan meletakkan di atas meja kerja, tas, buku dan lain-lain barang

yang tidak dibutuhkan dalam kegiatan latihan yang dilakukan.

9. Diharuskan menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan.


10. Diharuskan berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan/praktikum, termasuk

mengikuti kuis.

11. Diharuskan memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian tubuh

manusia.

12. Diharuskan bekerja dengan hati-hati, karena semua kerusakan yang terjadi karena

ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang bersangkutan. Misalnya

model yang rusak harus diganti melalui Dosen pembimbing Fakultas Kedokteran Gigi

UMI, yang dibiayai oleh mahasiswa yang merusak. Dana pengganti sama dengan

harga pembelian barang pengganti

13. Tidak diperkenankan merokok di dalam ruangan belajar di Fakultas Kedokteran Gigi

UMI.

1. PENGANTAR

Dalam menangani setiap kasus ortodonti, para praktisi harus menyususn

rencana perawatan yang didasarkan pada diagnosis. Untuk menetapkan diagnosis,

ada prosedur standar yang mutlak untuk dilakukan. Prosedur standar tersebut
meliputi anamnesis, pemeriksaan klinis intra dan ekstra oral, analisis fungsional,

analisis ronsenologis, analisis fotografi, pemeriksaan radiologis, dan analisis model

studi, yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung pada pasien.

Setiap komponen data tersebut memiliki peran yang sama pentingnya dalam

menentukan diagnosis ortodonti.

Di dalam rencana perawatan ortodontik dilakukan beberapa perhitungan untuk

mengetahui bagaimanakah keadaan pertumbuhan dan perkembangan rahang. Jika

seorang penderita datang ingin merapikan gigi-giginya terlebih dahulu hams diketahui

apakah penderita tersebut berada pada masa periode gigi susu, bercampur atau

permanen. Masingmasing periode metode perhitungan yang dilakukan berbeda.

Model studi sebagai salah satu komponen penting dalam perawatan ortodonti

dibuat dengan beberapa tujuan dan kegunaan, yaitu sebagai titik awal dimulainya

perawatan, untuk kepentingan presentasi, dan sebagai data tambahan untuk

mendukung hasil pemeriksaan klinis. Para praktisi menggunakan model studi bukan

hanya untuk merekam keadaan geligi dan mulut pasien sebelum perawatan tetapi juga

untuk menentukan adanya perbedaan ukuran, bentuk, dan kedudukan gigi geligi pada

masing-masing rahang serta hubungan antar gigi geligi rahang atas dengan rahang

bawah. Data yang lengkap mengenai keadaan tersebut lebih memungkinkan jika

dilakukan analisis pada model studi.

2. DASAR TEORI DAN PENGETAHUAN

2.1 Definisi Available Space


Ruang yang tersedia (available space) adalah ruangan di sebelah mesial molar

pertama permanen kiri sampai mesial molar pertama permanen kanan yang akan

ditempati oleh gigi-gigi permanen pada kedudukan yang benar.

Cara pengukuran available space adalah :

a. Dilakukan dengan mengukur lengkung dari M1 permanen kiri ke M1

permanen kanan, di atas titik kontak gigi posterior dan incisal edges gigi

anterior

b. Terdapat 2 cara dasar :

1) Dengan membagi lengkung gigi menjadi beberapa segmen yang dapat

diukur sebagai garis lurus pada rahang

2) Dengan memakai brass wire membentuk lengkung yang ideal

Metode pertama lebih disukai untuk perhitungan manual karena reabilitasnya

lebih besar

2.2 Definisi Required Space

Ruang yang dibutuhkan (required space) adalah jumlah lebar mesiodistal gigi-

gigi yang terletak di sebelah mesial molar pertama permanen kanan sampai dengan

kiri.

Cara pengukuran required space adalah :

a. Dilakukan dengan mengukur lebar mesiodistal dari setiap gigi, dari titik

kontak ke titik kontak lainnya, dan kemudian menjumlahkan ukuran setiap

gigi

b. Σ Lebar M-D ke4 gigi insisiv (tabel probabilitas, Rumus)  pada masa gigi

pergantian

c. Σ Lebar M-D Gigi 5 – 5 (tabel probabilitas, Rumus, RO)

d. Σ Lebar M-D Gigi 6-6 (permanent dentition)


e. Lebar lengkung

f. Perimeter lengkung

g. PMBAW (Premolar Basal Arch Width)

2.3 Definisi Analisis Moyers

Moyers memperkenalkan suatu analisis dengan dasar pemikiran bahwa

berdasarkan studi yang dilakukan beberapa ahli, terdapat hubungan antara ukuran

kelompok gigi pada satu bagian dengan bagian lainnya. Seseorang dengan ukuran

gigi yang besar pada salah satu bagian dari mulut cenderung mempunyai gigi-gigi

yang besar pula pada tempat lain. Berdasarkan penelitian, ukuran gigi insisif

permanen rahang bawah memiliki hubungan dengan ukuran kaninus dan premolar

yang belum tumbuh baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Gigi insisif

rahang bawah telah dipilih untuk pengukuran pada analisis Moyers karena gigi ini

muncul lebih dulu di dalam rongga mulut pada masa geligi campuran, mudah

diukur secara akurat, dan secara langsung seringkali terlibat dalam masalah

penanganan ruangan.

Analisis Moyers menggunakan jumlah lebar mesiodistal insisivus mandibula

dalam memprediksi jumlah lebar kaninus dan premolar maksila dan mandibula

pada berbagai tingkat kepercayaan yaitu 5% - 95% dan membentuk tabel

probabilitas menggunakan perhitungan regresi. Pada awalnya tabel prediksi

tersebut digunakan untuk laki-laki dan perempuan secara bersamaan (1973).

Namun kemudian tabel tersebut disempurnakan dengan membedakan antara laki-

laki dan perempuan (1988).

Tujuannya adalah untuk memperkirakan ukuran lebar mesio-distal gigi 3,4,5

yang akan erupsi (pada 1 kuadran), baik pada RA/RB, Alasan pemilihan ke4 gigi I

RB digunakan sebagai dasar penghitungan dalam analisis moyer karna gigi ini
muncul lebih dulu di dalam rongga mulut pada masa geligi campuran, mudah

diukur secara akurat, dan ukurannya tidak bervariasi banyak dibanding RA.

Tabel Moyers

Cara menggunakan analisis moyers adalah sebagai berikut :


1. Lebar mesiodistal keempat gigi insisivus permanen mandibula diukur dan

dijumlahkan.

2. Jika terdapat gigi insisivus yang berjejal, tandai jarak antar insisivus dalam lengkung

gigi tiap kuadran dimulai dari titik kontak gigi insisivus sentralis mandibula.

3. Ukur jarak tanda di bagian anterior (bagian distal gigi insisivus lateralis permanen) ke

tanda di permukaan mesial dari gigi molar pertama permanen (space available). Dapat

dilakukan menggunakan kawat atau dengan kaliper.


4. Jumlah lebar mesiodistal keempat gigi insisivus mandibula dibandingkan dengan nilai

pada tabel proporsional dengan tingkat kepercayaan 75% untuk memprediksi lebar

gigi kaninus dan premolar maksila dan mandibula yang akan erupsi pada satu

kuadran.

5. Bandingkan jumlah ruang yang tersedia dengan ruang yang diprediksi (dari tabel)

pada kedua rahang. Jika diperoleh nilai negatif, maka dapat disimpulkan adanya

kekurangan ruang.

Keuntungannya menggunakan metode ini adalah :

1) Kesalahan minimal dan kesalahan yang mungkin terjadi telah diketahui

2)  Mudah dilakukan oleh pemula ataupun ahli

3)  Waktu relatif singkat

4)   Tidak butuh alat khusus

5) Dapat digunakan pada kedua lengkung rahang

6)  GIGI-GIGI  INSISIVI  RB, Merupakan gigi anterior yang erupsi pertama dan

memberikan kesempatan pengukuran secara dini dan tidak terlalu bervariasi dan

lebih dapat diandalkan daripada gigi-gigi insisivi RA.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah mengikuti CSL ini mahasiswa mampu melakukan pengukuran

required space dengan metode Moyers

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah melakukan CSL ini mahasiswa:


1. Mengetahui tentang alat dan bahan pengukuran required space dengan

metode Moyers

2. Mengetahui prosedur kerja pengukuran required space dengan metode

Moyers

Alat-alat Yang Digunakan :

1. Model study

2. Jangka berujung runcing

3. Mistar

4. Alat tulis

5. Tabel Moyers

DESKRIPSI KEGIATAN CLINICAL SKILLS LABORATORY

Kegiatan Waktu Deskripsi


1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Simulasi pengukuran 20 menit 1. Mengatur mahasiswa
required space dengan 2. Dosen memberikan contoh bagaimana
metode moyers cara melakukan pengukuran
menggunakan metode moyers
3. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya
3. Melakukan pengukuran 90 menit 1. Mahasiswa dibagi dalam beberapa
required space dengan kelompok sesuai dengan ketentuan
metode moyers 2. Setiap orang melakukan pengukuran
required space dengan metode moyers
3. Dosen mengawasi sampai memberikan
perintah bila ada hal-hal yang
diperlukan
4. Diskusi 15 menit Apa yang dirasakan oleh mahasiswa dan
kendala/kesulitan yang dialami selama
melakukan kegiatan
Dosen menyimpulkan apa yang dilakukan
mahasiswa
Total Waktu 150 menit

DAFTAR TILIK
CSL PENGUKURAN REQUIRED SPACE (MENGUKUR TEMPAT YANG DIBUTUHKAN)
DENGAN METODE MOYERS
BLOK SISTEM STOMATOGNATI I

Nama Mahasiswa :
Stambuk :

No. Kegiatan Skor


1 Salam dan Memperkenalkan diri 1 2 3
Peserta memberikan salam dan menyebut nama serta stambuk
2 Menyiapkan alat dan bahan
a. Model study
b. Jangka berujung runcing
c. Mistar
d. Alat tulis
e. Tabel Moyers
4 Menjelaskan metode moyers
Metode moyers menggunakan jumlah mesiodistal keempat gigi
insisivus permanen rahang bawah untuk memprediksi jumlah
mesiodistal gigi kaninus dan premolar yang belum erupsi baik pada
rahang atas maupun rahang bawah dengan menggunakan tabel
moyers
5 Ukur dan catat jumlah keempat gigi I RA dan RB
Gunakan jangka berujung runcing untuk mengukur lebar mesio-distal masing-masing gigi I
RB dan RA lalu pindahkan ke mistar besi dan catat ukuran masing-masing gigi.
6 Menggunakan tabel moyers
RA = Mencocokkan hasil perhitungan lebar M-D keempat I RB dengan tabel moyers RA.
sehingga dapat diramalkan lebar M-D gigi 3,4,5 permanen RA.
RB = Mencocokkan hasil perhitungan lebar M-D keempat I RB dengan tabel moyers RB.
sehingga dapat diramalkan lebar M-D gigi 3,4,5 permanen RB.
7 Hitung requires space
RA = Jumlah ke empat M-D gigi I RA + (2x (hasil perhitungan tabel moyers berdasarkan
jumlah M-D gigi I RB yang dilihat pada tabel moyers RA))
RB = Jumlah ke empat M-D gigi I RB + (2x (hasil perhitungan tabel moyers berdasarkan
jumlah M-D gigi I RB yang dilihat pada tabel moyers RB))
8 DISKREPANSI
Diskrepansi = available space(tempat yang tersedia) – required space (tempat yang
dibutuhkan)
Tabel moyers

Anda mungkin juga menyukai