FKKGIK
SEMESTER 6
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
IDENTITAS MAHASISWA
PAS PHOTO
3X4
Nama : …………………………………………………..
NIM : …………………………………………………..
Pembimbing : …………………………………………………..
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
❖ Rentang Nilai
• A = 80 – 100
• B = 70 – 79,99
• C = 60 – 69,99
• D = 50 – 59,99
• E < 50
❖ Sistem Penilaian
Penilaian Acuan Patokan (PAP)
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
KEGIATAN PRATIKUM
ANALISIS MODEL
Merupakan analisis tiga dimensi baik model secara individu maupun model dalam
keadaan oklusi.
1. Transversal (lateral)
a. Model secara individu
❖ Anterior : mesioversi, distoversi, diastema anterior, disto/mesio
labio/palato torsiversi
❖ Posterior : bukoversi, palatoversi
b. Model dalam keadaan oklusi
❖ Anterior : pergeseran midline
❖ Posterior : crossbite posterior unilateral / bilateral
2. Sagital (anteroposterior)
a. Model secara individu
❖ Anterior : labioversi, palatoversi
❖ Posterior : mesioversi, distoversi
b. Model dalam keadaan oklusi
❖ Anterior : overjet berlebih, anterior cross bite, edge to edge
❖ Posterior : relasi molar klas II, relasi molar klas III
3. Vertikal
a. Model secara individu
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
ANALISIS RUANG
Dalam menganalisa kebutuhan ruang pada perawatan ortodonti, terdapat beberapa
terminologi antara lain:
1. Diskrepansi ruang, merupakan selisih antara ruang yang dibutuhkan dengan
ruang yang tersedia pada lengkung gigi
2. Ruang yang dibutuhkan (required space), merupakan jumlah lebar mesiodistal
gigi kaninus, premolar 1 dan premolar 2 yang belum/sedang/telah erupsi, serta
jumlah keempat gigi insisivus
3. Ruang yang tersedia (available space), merupakan lengkung gigi yang tersedia
yang akan ditempati oleh gigi geligi permanen pada kedudukan yang benar yang
dapat diukur pada model studi
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
B. Metode Segmental
Metode ini digunakan apabila terdapat beberapa gigi yang mengalami malposisi
/ tidak sesuai dengan lengkung gigi, misalnya terdapat gigi geligi yang
mengalami torsi versi. Lengkung rahang gigi geligi permanen dibagi menjadi 6
segmen dengan perincian 3 segmen pada masing – masing regio. Hitung Panjang
masing – masing segmen menggunakan kawat atau caliper. Ilustrasi pembagian
segmen dapat dilihat pada gambar berikut.
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
Untuk gigi geligi bercampur, lengkung rahang dibagi menjadi 4 segmen yang
meliputi mesial M1 permanen kanan – distal I2, I1-I2 kanan, I1-I2 kiri, distal I2
kiri – mesial M1 permanen kiri. Hitung masing – masing segmen dengan
menggunakan kawat atau caliper. Catat hasil pengukuran yang didapat. Ilustrasi
pembagian segmen dapat dilihat pada gambar berikut.
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
kecenderungan nilai lebar mesiodistal yang diprediksi setara atau lebih kecil dari
lebar mesiodistal yang sebenarnya.
1. Lebar mesiodistal masing – masing keempat gigi insisivus permanen
mandibula diukur dan kemudian dijumlahkan kemudian di catat.
2. Apabila terdapat gigi insisivus yang berjejal, tandai jarak antar insisivus dalam
lengkung gigi tiap kuadran dimulai dari titik kontak gigi insisivus sentralis
mandibula.
3. Bandingkan jumlah lebar mesiodistal keempat gigi insisivus mandibula pada
tabel probabilitas Moyers dengan tingkat kepercayaan 75% sesuai dengan jenis
kelamin untuk memprediksi lebar gigi kaninus premolar maksila dan
mandibula yang akan erupsi pada satu kuadran. Angka ini merupakan ruang
yang dibutuhkan (required space)
4. Hitung ruang yang tersedia (available space) pada masing – masing kuadran.
5. Bandingkan jumlah ruang yang tersedia dengan ruang yang diprediksi (dari
tabel) pada kedua rahang. Jika diperoleh nilai negatif, maka dapat disimpulkan
adanya kekurangan ruang.
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
Sebagai contoh, ukuran lebar mesiodistal gigi molar kedua sulung yang terlihat
pada radiografi adalah 10.5 mm. ukuran mesiodistal gigi premolar penggantinya
yang terlihat pada radiografi adalah 7.4 mm. sedangkan ukuran gigi molar kedua
sulung yang diukur pada model studi adalah 10 mm. Maka:
X’ = 7.4 mm, Y = 10 mm, Y’ = 10.5 mm
𝟕, 𝟒 𝒎𝒎 . 𝟏𝟎 𝒎𝒎
= 𝟕, 𝟎 𝒎𝒎
𝟏𝟎, 𝟓 𝒎𝒎
Maka lebar gigi premolar kedua yang sebenarnya adalah 7 mm.
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
II. SEFALOMETRI
Persiapan: Mahasiswa membaca bahan ajar sefalometri.
Bahan dan Alat Praktikum:
a. Kertas Tracing f. Penggaris besi
b. Sefalogram g. Penggaris segitiga siku-siku
c. Tracing box h. Selotip
d. Jangka i. Pensil 2B (mekanik)
e. Busur derajat j. Alas kerja
Jenis Kegiatan:
a. Tracing jaringan lunak dan keras
b. Identifikasi Landmark, garis, dan sudut
c. Pengukuran garis dan sudut
Cara Tracing:
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
Skeletal
SNA Steiner Derajat 82 ±2
SNB Steiner Derajat 80 ±2
ANB Steiner Derajat 2 ±2
NAPog Down Derajat 0 -8.5 s/d 10
MP:SN Steiner Derajat 32 ±2
NSGn / Sumbu Y Down Derajat 65 ±3
Pog:NB Steiner mm 2 ±1
Sgo:Nme Ricketts % 68 ±4
Dental
Interincisal angle Steiner Derajat 130 ±2
I:SN Ricketts Derajat 104 ±2
I:MP Ricketts Derajat 90 ±2
I:APog Downs mm 2.7 -1 s/d 5
I:NB Steiner mm 4 ±2
Jaringan Lunak
Bidang E : Ls Ricketts mm 2-4 mm di belakang E-
Line
Bidang E : Li Ricketts mm 1-2 mm di belakang E-
Line
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
d. Tang Trifus
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
e. Tang bertingkat
f. Tang potong
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
Jenis Kegiatan:
a. Pembuatan klamer Adam’s (2 buah, pada gigi 16 dan 26)
b. Pembuatan klamer triangle (2 buah, pada interproksimal gigi 14-15 dan gigi 24-
25)
c. Pembuatan labial bow (short labial bow dari gigi 13-23 / 33-43 sesuai instruksi
pembimbing)
d. Pembuatan simple spring (pada gigi 11)
e. Pembuatan finger spring (pada gigi 21)
Gambaran Klamer:
1. Klamer Adam’s
2. Klamer triangle
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
3. Labial bow
4. Finger spring
5. Simple spring
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
A. Posisi pegas yang benar, arah pergerakan kaninus sesuai harapan; B. Posisi
pegas yang salah menyebabkan kaninus rotasi
Aktivasi pegas kantilever tunggal dilakukan dengan mengecilkan coil atau menarik
lengan pegas ke arah pergerakan gigi sekitar 1 – 2 mm. Kemudian periksa kontak
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
pegas terhadap gigi. Pegas berkontak dengan tepat pada gigi, terletak dekat dengan
gingival margin.
Pegas Kantilever Ganda (Pegas Z / Z Spring)
Pegas ini digunakan untuk mendorong gigi anterior ke arah labial. Pgas ini biasanya
dibuat dengan menggunakan kawat dengan diameter 0,5 mm. Lengan pegas
disesuaikan dengan lebar mesiodistal gigi insisivus yang akan digerakkan. Apabila
lengan pegas tidak cukup panjang, maka rentang aktivasi akan terbatas. Pegas
diposisikan tegak lurus permukaan palatal gigi yang akan didorong untuk mencegah
intrusi. Lengan bebas diletakkan pada sisi gigi yang akan didorong.
Aktivasi dilakukan pada lengan pegas dimulai dari coil yang jauh dari gigi,
kemudian ujung lainnya yang mengenai gigi dengan mempertahankan posisi lengan
bebas tegak lurus permukaan palatal gigi.
Pegas T (T Spring)
Pegas T digunakan untuk menggerakkan gigi premolar atau kaninus ke arah bukal.
Pegas ini dibuat dengan kawat 0,5 mm dengan prinsip kerja yang serupa dengan
pegas kantilever.
Aktivasi pegas T dilakukan deengan cara menarik pegas menjauhi lempeng akrilik.
Karena kekakuan pegas ini, aktivasi hanya dilakukan sedikit saja, dengan
memastikan posisi pegas yang benar sewaktu pasien memasang piranti.
Pegas Bukal (Buccal Canine Retractor)
Pegas ini digunakan untuk menarik gigi kaninus yang labioversi ke arah distal dan
palatal. Pegas ini dibuat dengan menggunakan kawat 0,7 mm dengan coil tereletak
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
di distal sumbu panjang gigi. Kaki mesial pegas turun melalui midpoint mahkota
kemudian melingkari mahkota, dengan ujung kontak pada daerah mesial gigi
kaninus. Kaki distal pegas masuk ke dalam akrilik melalui titik kontak gigi premolar
pertama dan kedua.
Aktivasi pegas dilakukan sebesar 1 mm dengan cara menarik lengan depan ke arah
distal untuk mendapatkan pergerakan ke distal, menggunakan beak bulat yang
diposisikan pada coil. Pergerakan ke palatal, lengan di depan coil dibengkokkan ke
arah palatal
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
Plat Ekspansi
Jenis – jenis plat ekspansi :
1. Plat ekspansi lateral
a. Paralel simetris
Plat ini merupakan plat sederhana untuk melebarkan lengkung gigi ke arah
lateral secara parallel. Selain itu, alat ini yang dilengkapi dengan busur labial
juga dapat digunakan untuk meretrusi / retraksi gigi anterior yang protrusif.
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
b. Paralel asimetris
Plat ini digunakan untuk mengoreksi gigitan silang posterior satu sisi.
Hambatan akibat cusp gigi antagonis diatasi dengan penambahan dataran
peninggi gigitan posterior. Peningkatan penjangkaran didapat dengan
menambah plat akrilik yang menutup permukaan lingual gigi antagonis pada
sisi yang normal. Retensi diperoleh dengan klamer adam pada gigi molar 1
dan premolar 1 pada kedua sisi.
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
Alat ini juga dapat dipergunakan sebagai space regainer (distalisasi molar)
akibat kehilangan ruang karena pencabutan gigi desidui yang dicabut terlalu
dini.
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
Alat ini dipergunakan untuk merawat anterior crossbite baik untuk satu
ataupun keempat gigi insisivus RA. Sekrup diposisikan di tengah sertaparallel
dengan bidang oklusal.
KOMPONEN RETENTIF
Klamer C
Klamer ini biasanya dipasang pada gigi molar kanan dan kiri. Ukuran kawat yang
dipakai untuk gigi molar 0,8 – 0,9 mm, sedangkan untuk gigi premolar dan gigi
anterior 0,7 mm.
Klamer Adams
Klamer adams merupakan klamer yang paling sering digunakan, biasanya pada gigi
molar kanan dan kiri. Klamer ini dapat juga digunakan pada gigi premolar maupun
gigi anterior. Diameter kawat yang digunakan untuk gigi molar dan premolar 0,7
mm, dan gigi anterior 0,6 mm. Klamer ini terdiri dari cross bar, U loop, pundak dan
basis.
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
Klamer ini dibuat dengan kawat 0,77 dengan bagian yang berbentuk seperti ujung
anak panah yang masuk ke daerah interdental dan membentuk sudut 90 o terhadap
posisi lengannya. Klamer ini dapat dipergunakan untuk memegang lebih dari satu
gigi dan biasanya digunakan pada plat ekspansi.
Klamer Triangular
Klamer ini memiliki bentuk triangular yang menghadap undercut pada proksimal
antara dua gigi. Klamer ini dapat memberikan retensi yang baik, dan dipergunakan
biasanya bila membutuhkan retensi tambahan.
LEMPENG/PLAT AKRILIK
Plat akrilik merupakan rangka dari alat ortodonti lepasan yang berfungsi untuk
mendukung komponen piranti lainnya, meneruskan kekuatan ke gigi penjangkar,
mencegah pergerakan gigi yang tidak diinginkan, melindungi pegas pada daerah
palatal, serta menahan dan meneruskan kekuatan gigitan. Plat akrilik dibuat setipis
mungkin sehingga nyaman bagi pasien, namun cukup tebal dan kuat bila dipakai.
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
Biasanya ketebalan plat adalah setara 1 wax (2 mm). Hal – hal yang harus
diperhatikan:
1. Lebar plat dibuat selebar mungkin sesuai kebutuhan dan tidak mengganggu
fungsi lidah dan kenyamanan pasien. Pada rahang atas hingga mencapai daerah
perbatasan palatum mole dan durum dengan bagian tengah agak melengkung ke
anterior.
2. Plat beradaptasi dengan mukosa mulut, menempel dengan baik tanpa rasa
menekan, dengan tepi plat beradaptasi dengan kontur permukaan servikal di
palatal / lingual gigi geligi pas pada daerah interdental membentuk verkeilung
tanpa adanya celah.
3. Plat pada gigi yang akan digerakkan dibebaskan sehingga tidak tertahan ketika
dilakukan aktivasi.
PENINGGI GIGITAN
Peninggi gigitan adalah penebalan akrilik di bagian palatinal / lingual gigi anterior
ataupun di oklusal gigi posterior sehingga gigi geligi regio lainnya tidak berkontal
selama beroklusi. Menurut posisinya, peninggi gigitan dibedakan atas:
1. Bite Plane Posterior
Perluasan plat yang menebal di permukaan oklusal gigi posterior kanan dan kiri
untuk mencegah kontak gigi anterior sehingga gigi anterior yang malposisi /
crossbite dapat dikoreksi.
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
pegas tetap bebas di bawah plat sehingga dapat diaktivasi untuk mengoreksi gigi
malposisi.
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
Lembar Nilai
SKILLS LAB
ORTODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FKKGIK
DAFTAR PUSTAKA
SKILLS LAB
ORTODONSIA