Anda di halaman 1dari 8

TUGAS UAS

PEMBINAAN MINAT BACA

OLEH:

LA ODE IRSAN KURNIAWAN

C1F119033

JURUSAN PERPUSTAKAAN DAN ILMU INFORMASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
DEFINISI TBM DAN LITERASI SERTA KONSEP-KONSEP YANG
MENDUKUNG

MINAT MEMBACA

Minat membaca merupakan kemampuan seseorang berkomunikasi dengan diri sendiri


untuk menangkap makna yang terkandung dalam tulisan sehingga memberikan
pengalaman emosi yang didapat akibat dari bentuk perhatian yang mendalam terhadap
makna bacaan.

DEFINISI MINAT MEMBACA

Sinambela (2005) mengartikan minat membaca adalah sikap positif dan adanya rasa
keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku
bacaan. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan
kesadaran akan manfaat membaca Kamah (2002: 5) menyatakan, bahwa minat baca
berarti adanya perhatian atau kesukaan (kecenderungan hati) untuk membaca.

Secara operasional, Lilawati (2005) mengartikan minat membaca adalah suatu perhatian
yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca
sehingga mengarahkan individu untuk membaca dengan kemauannya sendiri.

DEFINISI PEMBINAAN MINAT BACA

Pembinaan minat baca adalah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan minat dan
kebiasaan membaca masyarakat dengan cara memperbanyak dan menyebarluaskan
secara merata jenis-jenis koleksi yang dipandang dapat meningkatkan minat dan
kebiasaan membaca serta mendorong masyarakat untuk mendapatkan koleksi yang ada.

LITERASI

Definisi baru dari literasi menunjukkan paradigma baru dalam upaya memaknai literasi
dan pembelajaran nya. Kini ungkapan literasi memiliki banyak variasi, seperti Literasi
media, literasi komputer, literasi sains, literasi sekolah, dan lain sebagainya. Hakikat
ber-literasi secara kritis dalam masyarakat demokratis diringkas dalam lima verba:
memahami, melibatkan, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks. Ke
semuanya merujuk pada kompetensi atau kemampuan yang lebih dari sekedar
kemampuan membaca dan menulis.

Dan secara etimologis istilah literasi sendiri berasal dari bahasa Latin “literatus” yang
dimana artinya adalah orang yang belajar. Dalam hal ini, literasi sangat berhubungan
dengan proses membaca dan menulis.

Pengertian Literasi Menurut Para Ahli

Nah agar lebih dapat memahami apa itu literasi, maka kita dapat merujuk pada pendapat
dari beberapa sumber berikut ini:

1. Menurut Elizabeth Sulzby

Menurut Elizabeth Sulzby “1986”, Literasi ialah kemampuan berbahasa yang dimiliki
oleh seseorang dalam berkomunikasi “membaca, berbicara, menyimak dan menulis”
dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Jika didefinisikan secara singkat,
definisi literasi yaitu kemampuan menulis dan membaca.

2. Menurut Harvey J. Graff

Menurut Harvey J. Graff “2006”, Literasi ialah suatu kemampuan dalam diri seseorang
untuk menulis dan membaca.

3. Menurut Jack Goody

Menurut Jack Goody, Literasi ialah suatu kemampuan seseorang dalam membaca dan
juga menulis.
PROGRAM TBM BOMBANA YANG BERUPAYA UNTUK MENDUKUNG
LITERASI

Kemunculan ide untuk membuat sebuah gerakan literasi yang diberi nama, Berbagi
Buku Bombana ini, berawal dari keprihatinannya melihat kondisi serta pergaulan anak-
anak usia sekolah di lingkungannya. Di mana saat ini ia ditempatkan sebagai seorang
abdi negara (PNS) Adalah Misra Lena. Seorang alumnus dari salah satu perguruan
tinggi negeri di Makassar yang kini tengah mengabdikan dirinya di salah satu instansi
milik pemerintah di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Baginya, berstatus
sebagai perantauan tidak hanya memiliki beban tanggung jawab terhadap pekerjaan.
Tetapi ada juga beban sosial kepada lingkungan dan masyarakat setempat. “Ini serius
loh. Kadang ada stigma yang beredar di masyarakat kalau perantau itu cuma ingin
mengambil ‘kekayaan’ di tanah mereka, ”ceritanya.

Oleh karena itu, melihat kondisi anak-anak usia sekolah yang minatnya bacanya masih
kurang dengan berbagai faktor penyebab. Salah satunya adalah sulitnya mendapatkan
bahan baca yang layak dibaca. Misra, begitu sapaan akrabnya. Kemudian mengajak
rekan sekerjanya di kantor untuk mendirikan gerakan Berbagi Buku Bombana.

“Ini jarak sekolahnya cuma sejam dari Ibu kota kabupaten. Sebegitu sulitnya akses buku
di Bombana,” jelasnya sambil memperlihatkan beberapa foto yang menggambarkan
suasana perpustakaan di salah satu SD.

“Tadinya mau bikin rumah baca tapi terkendala di dana. Terus di ibu kota kabupaten
juga belum ada perpustakaan umum begitu,” bebernya.

Awalnya, cerita Misra, saya bandingkan buku-bukunya keponakanku di sini (Makassar),


dengan anak-anak di sana (Bombana). “Di sini, dari dongeng tidur, bukunya
keponakanku lumayan. Sampai pengetahuan-pengetahuan umum. Kayak buku pintar
begitu, ada. Sedangkan kalau di pelosok belum tentu ada buku pelajarannya tiap anak
(ini masih dugaan),” tuturnya.

Kata perempuan berhijab ini, gerakan ini juga bagian dari bentuk sedekah kepada
masyarakat setempat. “Iya ‘kan biasanya, sedekah uang atau pakaian yang biasanya
disumbangkan ke panti-panti atau ke orang-orang tak mampu begitu. Kita maunya
sedekah yang jarang terpikirkan padahal sama pentingnya. Karena membangun
imajinasi anak lewat buku itu penting,” ungkapnya.

PENERAPAN PROGRAM TBM

Lebih lanjut, ia menceritakan bahwa saat ini, Gerakan Berbagi Buku Bombana masih
memfokuskan kepada penggalangan buku yang akan didonasikan. “Fokus kesitu dulu.
Karena gerakan ini juga baru terbentuk pertengahan bulan September kemarin. Setelah
itu kami akan mencoba membuka kelas dongeng dan kelas inspirasi. Jadi kegiatannya
bertahap,” jelasnya.

Diceritakannya bahwa, minat baca anak-anak di Bombana masih tergolong kurang.


“Banyak nontontv anak-anak di sana. Apalagi sinetron,” bebernya. “Makanya mau bikin
kelas mendongeng. Biar mereka ada motivasi buat rajin membaca,” sambungnya.
Terlepas dari itu, ia juga menceritakan sisi lain dari kehidupan masyarakat di sana.
“Walau pun daerah terpencil, tapi jangan salah. Pergaulan anak-anak di sana cukup
memprihatinkan. Makanya banyak anak-anak yang masih di bawah umur, tapi sudah
dinikahkan,” katanya.

Mungkin, sambungnya, mereka cuma lihat kehidupan yang dipertontonkan di sinetron-


sinetron begitu (pacaran di sekolah). Padahal ‘kan, banyak kehidupan di luar sana yang
menarik untuk di lihat dari berbagai macam sudut.

“Sulit, pasti. Untuk mengubah kebiasaan mereka. Tapi usaha saja dulu. Bangun
imajinasi mereka kalau mereka bisa melihat perspektif dunia luar sana dengan sebuah
buku. Tidak menutup kemungkinan kalau suatu saat nanti mereka juga bisa menjadi
seperti B. J. Habibie yang bisa bikin pesawat. Makanya butuh bacaan yang variatif
untuk dukung semua imajinasi mereka yang positif,” ujarnya.

Bagi yang ingin menyumbangkan buku yang ingin didonasikan bisa dikirim langsung
ke Bombana. Dengan alamat Berbagi Buku Bombana a.n. Naafia, BTN Pasir Putih Blok
B3 No. 7, Kel. Kasipute, Kec. Rumbia, Kab. Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara,
Kode Pos 93771. “Tapi kalau ingin menyumbang tapi tidak punya buku, bisa donasinya
berupa dana, nanti kami yang belanjakan bukunya,” jelasnya.
Jenis buku yang didonasikan adalah buku bacaan anak yang layak baca, seperti: buku
pengetahuan umum untuk SD, buku cerita Inspiratif (biografi dan autobiografi), buku
bergambar tematik, buku dongeng anak, kamus, ensiklopedia, atlas, dan lain
sebagainya.

OPTIMALISASI PROGRAM TBM

KOMUNITAS BACA ORGANISASI IMMPERMOL

Komunitas baca yang kami temui adalah komunitas yang berasal dari Bombana, yaitu
komunitas IMMPERMOL (IKATAN MAHASISWA PEMUDA PELAJAR
MATAOLEO), setiap minggu mereka mengadakan lapak baca sembari berkumpul dan
menukar pikiran tentang organisasi mereka. Mereka sebenarnya bukan termasuk
komunitas baca namun menurut mereka waktu itu tidak akan berguna jika terbuang sia-
sia, maka dari itu mereka mengadakan lapak baca bagi para anggota dan tentu pula
lapak baca ini terbuka juga untuk semua orang yang berminat membaca buku walaupun
bukan anggota dari organisasi mereka. Hal ini dilakukan agar silaturahmi akan lebih
erat lagi antar semua anggota organisasi. Mereka juga mengetahui bahwa saat ini
mahasiswa kekurangan minat dalam membaca, maka dari itu mereka memiliki ide untuk
mengadakan lapak baca gratis tersebut. Organisasi ini berdiri pada tahun 2008 tanggal
25 Maret bertepat di kota Kendari, anggota komunitas ini berasal dari Bombana
kecamatan mataoleo yang melanjutkan studi perguruan tinggi yang ada di Sulawesi
tenggara. Tetapi mereka juga tidak membatasi apabila ada salah satu mahasiswa yang
bukan masyarakat Bombana untuk ikut bergabung di komunitas mereka, organisasi
mereka bersifat terbuka, namun lebih dikhususkan untuk mahasiswa Bombana
kecamatan mataoleo. Jadwal pengadaan lapak baca pun mungkin diadakan sekali
seminggu jika diadakan rapat organisasi sembari membuka lapak baca.

KENDALA YANG DIHADAPI

Kendala yang dihadapi saat ini menurut Misra Lena yaitu kendala dana, Tadinya mau
bikin rumah baca tapi terkendala di dana. Terus di ibu kota kabupaten juga belum ada
perpustakaan umum begitu, tuturnya.

ANIMO MASYARAKAT TENTANG PROGRAM TBM


Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, meresmikan Gedung Fasilitas
Layanan Perpustakaan Kabupaten Bombana, Rabu (16/12/2020). Gedung yang berada
di dalam kompleks pemerintahan Kabupaten Bombana itu diharapkan menjadi lentera
ilmu pengetahuan, menumbuhkan literasi dan kualitas sumber daya manusia yang
unggul, cerdas, dan bermartabat.

Bupati Bombana Tafdil mengatakan, gedung tersebut sengaja dibangun di bagian depan
kompleks pemerintahan Kabupaten Bombana agar masyarakat dapat melihat secara
langsung. Gedung perpustakaan itu sendiri baru tuntas dikerjakan pada Desember 2020,
dan dibangun melalui dana alokasi khusus (DAK) senilai Rp10 miliar.

"Gedung perpustakaan yang baru merupakan gedung top di Kabupaten Bombana,"


ungkap Tafdil.

Gedung itu diharapkan Tafdil bisa menjadi wadah peradaban, tempat yang nyaman bagi
masyarakat untuk menumbuhkembangkan budaya literasi dan gemar membaca.

Dirinya mengatakan, masyarakat kini lebih banyak menghabiskan waktunya, sekitar 8


jam dalam sehari, bersama gawai. Namun bukan untuk menambah pengetahuan
melainkan lebih banyak melihat situs media sosial.

Hadirnya perpustakaan di Kabupaten Bombana diharapkan mampu mengurangi


penggunaan ponsel yang tidak perlu.

"Karena akan lebih bermanfaat jika waktu yang delapan jam lebih dimaksimalkan untuk
membaca di perpustakaan," katanya.

Dirinya mengimbau masyarakat untuk bisa memanfaatkan perpustakaan. Membaca


merupakan hal yang penting untuk membentuk SDM unggul.

"Kalau mengandalkan kurikulum saat ini tidak akan maju. Maka itu, perpustakaan telah
menyediakan berbagai fasilitas pengetahuan dan pengembangan keliterasian masyarakat
sehinga ada kenyamanan bagi siapapun di perpustakaan," ungkap Tafdil.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando
mengatakan, pemimpin daerah di sini karena memiliki kepedulian pada Perpustakaan.
Langkah ini mencerminkan visi pemimpin yang sadar bahwa tugasnya bagaimana
mencerdaskan anak bangsa agar cita-cita mewujudkan masyarakat adil dan makmur
tercapai.

"Jangan lagi membuat kebijakan yang temporer karena yang dibutuhkan saat ini adalah
serangkaian program, inovasi ataupun gerakan baru untuk membangkitkan literasi di
Indonesia," ungkap Syarif.

Syarif Bando berpesan, di saat pandemi ini memperbanyak membaca dengan buku
elektronik akan memudahkan para siswa membuat karya tulis atau jurnal. Kemampuan
literasi yang diperoleh dari kebiasaan membaca dan keaktifan menulis hakikatnya
mampu mengubah keadaan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Syarif menegaskan, tidak relevan jika sejumlah pihak menyebut jika tingkat kegemaran
membaca masyarakat Indonesia rendah.

REFERENSI

https://komunita.id/2017/10/26/komunitas-berbagi-buku-bombana-bangun-
imajinasi-anak-melalui-buku/

Anda mungkin juga menyukai