NOMOR : 419c/DIR/RSUBJ/VII/2022
TENTANG
i
tentang Praktik Kedokteran;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BALI
JIMBARAN TENTANG KEBIJAKAN PERENCANAAN
KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA DI RUMAH
SAKIT UMUM BALI JIMBARAN
Ditetapkan di : Jimbaran
Pada tanggal : 3 Juli 2022
Direktur,
ii
DAFTAR ISI
iii
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BALI JIMBARAN
TANGGAL : 3 Juli 2022
NOMOR : 419c/DIR/RSUBJ/VII/2022
1. Kebijakan Umum :
a. Perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit Umum Bali Jimbaran
mengacu kepada Visi, Misi, serta Nilai-Nilai Rumah Sakit Umum Bali Jimbaran .
b. Perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) memperhatikan Rencana Strategis
(Renstra) Rumah Sakit Umum Bali Jimbaran .
c. Perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit Umum Bali Jimbaran
memperhatikan dengan baik setiap keputusan PT Jimbaran.
d. Perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM), meliputi tenaga medis, tenaga
keperawatan / bidan, tenaga lainnya
e. Kepala unit telah merencanakan dan menetapkan persyaratan pendidikan, kompetensi dan
pengalaman staf
f. Perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM), staf meliputi penghitungan jumlah,
jenis, dan kualifikasi staf dan menggunakan rumus WINS
g. Perencanaan staf termasuk membahas penugasan dan rotasi/alih fungsi staf.
h. Efektivitas perencanaan staf dipantau secara berkelanjutan dan diperbarui sesuai kebutuhan
i. Setiap staf telah memiliki uraian tugas sesuai dengan tugas yang diberikan.
j. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi: perencanaan, rekruitmen, orientasi,
Evaluasi kinerja awal dan kinerja setiap tahun serta pemberian gajih dan bonus
k. pengembangan dan peningkatan kompetensi SDM dilakukan melalui Pendidikan, pelatihan ,
magang , seminar , wokhsop , dll
l. Pengetahuan dan ketrampilan staf klinis harus sesuai dengan kebutuhan pasien.
1
2. Kebijakan Khusus
a. Staf baru baik klinis maupun non klinis harus melalui proses orientasi yang diberikan baik
melalui pembekalan umum maupun pembekalan khusus oleh unit kerja masing-masing terkait
uraian tugas - tugasnya.
b. Setiap staf memperolah pendidikan dan pelatihan baik in-service maupun di luar rumah sakit
untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuannya.
c. Staf klinis dan staf lain yang diidentifikasi rumah sakit wajib dapat menunjukkan kompetensi
yang layak dalam teknik resusitasi, cuci tangan dan penggunaan alat pemadam api ringan.
d. Rumah sakit menyediakan program kesehatan dan keselamatan bagi staf.
e. Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, memverifikasi,
mengevaluasi kredensial/ bukti-bukti keahlian/ kelulusan (izin/ lisensi, pendidikan, pelatihan,
kompetensi dan pengalaman) dari staf medis yang diizinkan untuk memberikan asuhan pasien.
f. Rumah sakit mempunyai tujuan yang terstandar, prosedur berbasis bukti, untuk memberi
wewenang kepada semua anggota staf medis untuk menerima pasien dan memberikan
pelayanan klinis lainnya konsisten/ sesuai dengan kualifikasi.
g. Rumah sakit menggunakan proses berkelanjutan terstandar untuk mengevaluasi sesuai kualitas
dan keamanan pelayanan pasien yang diberikan oleh setiap staf medis
h. Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, memverifikasi, dan
mengevaluasi kredensial staf keperawatan (izin, pendidikan, pelatihan dan pengalaman).
i. Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk mengidentifikasi tanggung jawab pekerjaan
dan untuk membuat penugasan kerja klinik berdasarkan atas kredensial staf perawat dan
peraturan perundang-undangan.
j. Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk staf keperawatan berpartisipasi dalam
kegiatan peningkatan mutu rumah sakit, termasuk mengevaluasi kinerja individu, bila
dibutuhkan.
k. Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk mengumpulkan, memverifikasi dan
mengevaluasi kredensial staf kesehatan profesional lainnya (izin, pendidikan, pelatihan dan
pengetahuan).
2
l. Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk mengidentifikasi tanggung jawab kerja dan
menyusun penugasan kerja klinis berdasarkan pada kredensial anggota staf profesional
kesehatan lainnya dan setiap ketentuan peraturan perundangan.
m. Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk anggota staf professional kesehatan lainnya
berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan mutu rumah sakit.
n. Rumah sakit mengembangkan penilaian kinerja bagi staf profesional baik klinis maupun non
klinis.
o. File kepegawaian staf distandardisasi, mencakup : pendidikan, kualifikasi, keterampilan, dan
kompetensi staf, bukti orientasi, uraian tugas staf, riwayat pekerjaan staf, penilaian kinerja
staf, salinan sertifikat pelatihan di dalam maupun di luar rumah sakit yang telah diikuti,
informasi kesehatan yang dipersyaratkan, seperti vaksinasi/imunisasi, hasil medical check up
dan dipelihara serta dijaga kerahasiaannya
p. Rumah sakit telah mengidentifikasi kebutuhan pendidikan staf berdasarkan sumber berbagai
informasi, mencakup, hasil kegiatan pengukuran data mutu dan keselamatan pasien, hasil
analisis laporan insiden keselamatan pasien, hasil survei budaya keselamatan pasien, hasil
pemantauan program manajemen fasilitas dan keselamatan, pengenalan teknologi termasuk
penambahan peralatan medis baru, keterampilan dan pengetahuan baru yang diperoleh dari
penilaian kinerja, prosedur klinis baru, rencana untuk menyediakan layanan baru di masa
yang akan datang, kebutuhan dan usulan dari setiap unit.
q. Rumah sakit membuat kebijakan tentang sistem kepegawaian, peraturan dan tata tertib kerja.
Ditetapkan di : Jimbaran
Pada tanggal : 3 Juli 2022
Direktur
3
BAB I
DEFINISI
I. Latar Belakang
Era globalisasi dan pasar bebas membuat terbukanya persaingan antar rumah sakit baik
pemerintah maupun swasta. Masyarakat akan menuntut rumah sakit harus dapat memberikan
pelayanan yang cepat,akurat bermutu dan biaya terjangkau. Disamping itu dengan adanya
undang-undang perlindungan konsumen, demokratisasi semakin meningkat maka supremasi
hukuman akan meningkat pula, maka rumah sakit dalam pengelolaanya harus transparan,
berkualitas dan memperhatikan kepentingan pasien dengan seksama dan hati-hati.
Untuk menghadapi situasi diatas salah satu langkah adalah merencanakan Manajemen
SDM yang sesuai dengan standar kualitas yang yang tinggi dan profesional. Mulai dari
Perencanaan SDM, sarana prasarana, menentukan metode pelayanan di semua unit,
perencanaan/pengelolaan keuangan, dan manajemen mutu pelayanan.
Pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit tersusun dari berbagi multidisiplin tenaga
profesional baik medis, keperawatan dan non medis. Kecukupan jumlah dan jenis komposisi
pemberi pelayanan kesehatan harus terpenuhi dengan baik serta konsisten guna memberikan
pelayanan kesehatan yang prima dan cepat di seluruh unit pelayanan. Selain memperhatikan
kecukupan jenis dan jumlah tenaga pemberi pelayanan maka perlu juga ditetapkan kualifikasi
profesionalitas yang dibutuhkan. Jadi semakin baik kompetensi pemberi pelayanan kesehatan
dan semakin baik kinerja yang ditampilkan maka visi pelayanan di rumah Sakit Umum Bali
jimbaran sebagai pusat layanan area badung selatan.
Berdasarkan hal di atas maka pemenuhan kebutuhan tenaga baik medis maupun non
medis tidak bisa dalam waktu yang singkat, sehingga dalam perencanaanya harus
memperhatikan visi dan misi rumah sakit serta mempelajari faktor-faktor yang berkaitan pada
tingkat makro rumah sakit seperti : landasan hukum, target area, populasi dan data sekunder
(data statistik kesehatan), dan mempelajari hal-hal yang bersifat mikro rumah sakit seperti :
analisis situasi, beban kerja, dan kinerja personal baik medis maupun non medis.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga di Rumah Sakit umum Bali Jimbaran diperlukan
suatu standar, oleh karena itu perlu disusun dan diterbitkan sebuah panduan Standar
Pemenuhan Tenaga medis, profesional dan non medis Rumah Sakit Umum Bali Jimbaran yang
mengacu KMK 81/2004 tentang Pedoman Pola Ketenagaan.
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terpenuhinya kebutuhan tenaga Tenaga medis, profesional dan non medis baik secara
kualitas maupun kuantitas guna menunjang pemberian Pelayanan Prima kepada
konsumen di Rumah Sakit umum Bali Jimbaran.
2. Tujuan Khusus
1) Tercukupinya jumlah kebutuhan tenaga Tenaga medis, proffesional dan non medis.
4
2) Tercukupinya kebutuhan tenaga Tenaga medis, proffesional dan non medis yang
kompeten
3) Tercapainya kepuasan pelayanan kepada pelanggan
4) Sebagai acuan dalam penyusunan Pola Ketenangan berdasarkan kebutuhan dan
distribusinya.
5) Sebagai acuan dalam program rekruitmen Tenaga medis, profesional dan non
medis.
III. Pengertian
1. Pola adalah bentuk atau model (atau, lebih abstrak, suatu set peraturan) yang bisa dipakai
untuk membuat atau untuk menghasilkan suatu atau bagian dari sesuatu, khususnya jika
sesuatu yang ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang sejenis untuk pola dasar yang dapat
ditunjukkan atau terlihat, yang mana sesuatu itu dikatakan memamerkan pola. Deteksi pola
dasar disebut pengenalan pola. Pola yang paling sederhana didasarkan pada repetisi: beberapa
tiruan satu kerangka digabungkan tanpa modifikasi.
2. SDM Kesehatan (Sumber Daya Manusia Kesehatan) adalah seseorang yang bekerja secara
aktif di bidang kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.
3. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan /atau keterampilan melalui pendidikan formal di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.
4. Standar Beban Kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat dilaksanakan oleh
seseorang tenaga kesehatan profesional dalam satu tahun kerja sesuai dengan standar
profesional dan telah memperhitungkan waktu libur, sakit, dll.
5. Daftar Susunan Pegawai adalah jumlah pegawai yang tersusun dalam jabatan dan pangkat
dam kurun waktu tertentu yang diperlukan oleh organisasi untuk melaksanakan fungsinya.
6. Analisa Beban Kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada satuan kerja dengan cara
menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya membagi dengan kapasitas kerja perorangan
persatuan waktu.
7. Beban Kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga kesehatan
profesional dalam satu tahun dalam satu sarana pelayanan kesehatan.
8. Sarana Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
5
9. Pola Tenaga Keperawatan adalah Jenis Kualifikasi, jumlah, komposisi, dan kategori dari
keseluruhan tenaga keperawatan.
10. Tenaga Keperawatan adalah tenaga perawat dan bidan (PP No 32/1996 tentang tenaga
kesehatan pasal 2)
6
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Pedoman Pola Ketenagaan Rumah Sakit Umum Bali Jimbaran
Ruang lingkup dari pedoman pola ketenagaan ini diantaranya meliputi :
7
BAB III
TATA LAKSANA
Model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga yang digunakan di RSU BaliMéd Negara
adalah
Metode Dasar Perhitungan
8
Perhitungan Loss Day :
Jumlah hari minggu dalam satu tahun + Cuti + Hari besar X Jumlah TK
Jumlah Hari Kerja Efektif
= 365 + 12 + 14 x Jml TK
286
1 Pasien Ranap 10 5 50
Jumlah 10 50
Keterangan :
Jadi Jumlah Tenaga Keperawatan yang diperlukan adalah
Jumlah Jam Perawatan
Jam Kerja Efektif pershif
9
Jumlah hari minggu dalam satu tahun + Cuti + Hari besar X Jumlah perawat yang tersedia
Jumlah Hari Kerja Efektif
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas – tugas non keperawatan diperkirakan
25% dari jam pelayanan keperawatan dengan rumus :
Jumlah tenaga keperawatan + lossday X 25
100
8 + 2 X 25 = 2.5 orang = 3 orang
100
Jumlah Tenaga : Tenaga yang tersedia + faktor koreksi
10 + 3 = 13 orang
Catatan : Perhitungan ini berlaku untuk 1 lantai ruang keperawatan.
a. Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I s/d IV=
4jam/pasien
b. Jam Efektif kerja bidan 6 jam /hari
c. Rata – Rata jumlah pasien setiap hari misal 5 pasien
Contoh : Jumlah Bidan yang diperlukan
10
5 ps X 4jam/ps= 20= 3 orang + loss day (78 x 3) = 1 orang, = 3 + 1 = 4 orang
6 jam/hr 6 286
11
Contoh perhitungan dari Rumus di atas adalah :
Analisa Perhitungan Kebutuhan Tenaga Farmasi di RSU Bali Jimbaran:
12
ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA FARMASI DIBUAT BERDASARKAN
KEGIATAN WAKTU YANG DIPERLUKAN DI DEPO FARMASI RSU BALI JIMBARAN
TAHUN 2022
15
16
Rumus Perhitungan Perencanaan tenaga Adalah :
Jumlah waktu yang diperlukan perhari dalam menit secara total / 60 menit / 7 hari
Hasil perhitungan dari rumus sbb :
Kebutuhan tenaga di ruang obat = 2641 : 60 : 7 = 6,28 = 6 orang
Loss day : 78 x 6 orang = 1,6 = 2 orang
286
Jadi total kebutuhan tenaga di ruang obat adalah 6 orang + Loss day = 6 + 2 = 8 orang
Kebutuh
Total
an
No Keterangan Jumlah Waktu
Waktu(
(menit)
menit)
1 Pre Pelayanan 15 3 45
2 Operan shift 30 3 90
3 Pembayaran pasien rawat jalan 5 100 500
4 Administrasi pasien pulang 15 10 150
5 Input Sistem 15 17 255
6 Tutup Buku 30 3 90
7 Post pelayanan 15 3 45
8 Operan shift 15 3 45
Total 140 1220
(Pra Pelayanan)
1. Membersihkan ruangan 10 2 20
17
2. Menyalakan kipasangin, komputerdan printer 5 2 10
4. Mengecekbukupendaftaranbarudan lama 5 2 10
18
1. Menerima pendaftaran pasien dan menjelaskan 5 5 25
fasilitas dan biaya rawat inap(wawancara dengan
pasien)
(Pra analitik)
1. Membersihkan ruangan 10 2 20
20
6. Mengantar hasil pemeriksaan 6 100 600
lab,poli umum(menempelkan
hasil status pasien.
21
3. Melakukan pengarsipan blanko 5 2 10
permintaan pemeriksaan
laboratorium
1. Mencuci peralatan 20 2 40
laboratorium(tabung)
2. Merapikan peralatan 15 1 15
laboratorium
3. Merapikan ruangan 10 1 10
laboratorium
TOTAL 94 8765
22
VII. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga CS & Keamanan
25
BAB IV
DOKUMENTASI
Semua dokumen yang berhubungan dengan perencanaan kebutuhan tenaga di Rumah
Sakit Umum Bali Jimbaran berupa dokumen perhitungan kebutuhan tenaga masing - masing unit
akan di diarsipkan dan disimpan oleh HRD jika sewaktu - waktu dibutuhkan dan untuk
ditindaklanjuti oleh direktur jika diperlukan.
BAB V
PENUTUP
Pola ketenagaan di Rumah Sakit Umum Bali Jimbaran ini disusun dengan harapan bisa
mencapai target kualitas pelayanan kesehatan dengan derajat kualitas pelayanan yang
proffesioal, berpenampilan dan beretik.
Pedoman pola ketenagaan ini bisa direvisi secara berkala atau jika diperlukan. Tim
penyusun revisi pedoman pola ketenagaan adalah komite kredensial rumah sakit yang anggaran
seluruh kegiatan penyusunan perencanaan SDM dan pola ketenagaan dibebankan kepada dana
operasional rumah sakit.
1
DAFTAR PUSTAKA
Naisbit John and Patricia A : Ten New directions for the 1990’s Megatrend 2000.1 st
ed.Megatrend ltd,1990
Departemen Kesehatan RI.2004.Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.81/MENKES/SK/I/2004
tentang Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di tingkat
propinsi.Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat.2005.Laporan Kajian Kebijakan Perencanaan Tenaga
Kesehatan.
-------Purwanto, Ari.2011. Analisis Kebutuhan Tenaga perawat dengan metode Workload Indikator
Staffing Need (WISN).
“Perencanaan SDM”.Wikipedia.10 Oktober 2015.Web.10 Oktober
2015.Web.http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan_Sumber_daya_ manusia.